You are on page 1of 101

PEMBAHASAN SOAL LEVEL I

1-1

Emanuel Kristijadi @ Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.

Peraturan Bank Indonesia yang mengatur prosedur dan praktek dalam mengidentifikasi nasabah dan monitoringya adalah :
a. b. c. d. PBI No. 8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan GCG PBI No. 7/25/PBI/2005 Tentang Sertifikasi Manajemen Risiko PBI No. 3/10/PBI/2001 Tentang Penerapan KYC Jawaban a,b,c salah

1-2

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.7 The Indonesian banking system and regulation

1.7.2 Banking regulation


Regulation Purpose

UU Bank Indonesia Bank Indonesia sebagai bank sentral yang 1999 independen. Juga fungsi tugas dan peran BI. Audit & Compliance Perlunya audit dan kepatuhan dalam 1999 perbankan Commercial Banks 2000 Know Your Customer Principles 2001 Fit and Proper Test 2003
1-3

Aturan tentang perijinan dan operasional bank umum. Mengatur prosedur dan praktek dalam mengidentifikasi nasabah dan monitoringnya Keharusan melakukan fit and proper tests bagi pemegang saham dan manajemen senior.

2.

Penarikan dana secara bersamaan pada suatu bank seringkali menimbulkan permasalahan bagi bank. Jika bank tidak mampu memenuhi penarikan dana ini, maka dikatakan bank mengalami :
a. b. c. d. Insolvency Run on bank Idle fund Jawaban a,b,c salah
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1-4

2.1 Why banks are special and need to be regulated

2.1.1 Insolvency

Kebangkrutan / Insolvency adalah ketidakmampun bank memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Keadaan ini membuat bank mengalami krisis.

1-5

3.

Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia (API) secara bertahap meliputi 6 pilar. Yang tidak termasuk dalam tahapan implementasi tersebut adalah :
a. b. c. d. Implementasi perbaikan struktur perbankan Perbaikan kualitas manajemen dan operasi bank Perlindungan terhadap pemegang saham Perbaikan fungsi sistem pembayaran

1-6

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.7 The Indonesian banking system and regulation

1.7.2 Banking regulation

Implementasi API secara bertahap meliputi: Mengimplementasi perbaikan struktur perbankan Perbaikan pengaturan perbankan Perbaikan fungsi sistem pengawasan Perbaikan kualitas manajemen dan operasi bank Mengembangkan infrastruktur perbankan Perlindungan terhadap konsumen

1-7

4.

Fenomena bahwa suatu bank memberikan kredit secara berlebihan (over lending) pada saat boom atau bank mengurangi penyaluran kredit pada saat resesi disebut sebagai :
a. b. c. d. Credit securitization Procyclicality Unsecured credit Jawaban a,b,c salah
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1-8

1.6 The potential consequences of failing to manage risks in banking

1.6.6 Dampak ekonomi atas terjadinya risiko

Over lending a cyclical phenomenon Bank memberi kredit berlebihan saat boom dan kurang memberikan kredit saat resesi. Ini terjadi karena saat resesi bank terpaksa melakukan penghapusan sehingga modal bank menurun. Sementara modal merupakan syarat untuk ekspansi

Dikenal dengan procyclicality terjadi pada kredit yang nilai jaminannya naik terus. Bank memberikan kredit sangat besar saat boom terutama kredit property dan pembiayaan saham.

1-9

5.

Menyangkut krisis likuiditas, maka yang benar adalah :


a. b. c. d. Sering terjadi pada retail banking Sering terjadi pada wholesale market Jarang terjadi pada retail banking maupun wholesale market Jawaban a,b,c salah

1-10

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.6 The potential consequences of failing to manage risks in banking

1.6.6 Economic impact of a risk event

Krisis likuiditas : Jarang terjadi pada retail banking Sering terjadi pada wholesale banks karena tidak menerima deposito dari nasabah retail. Tergantung pada asetnya untuk jaminan yaitu obligasi pemerintah dan perusahaan. Saat pasar ini mengalami kekurangan likuiditas, krisis dapat timbul.

1-11

6.

Perbedaan utama antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah :
a. b. c. d. Akses terhadap sistem pembayaran Penyaluran pinjaman kepada masyarakat Penghimpunan dana pihak ketiga Jawaban a,b,c salah

1-12

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.7 The Indonesian banking system and regulation

1.7.1 The Indonesian banking system

UU perbankan 1992 dan diamandemen 1998 menggolongkan bank menjadi dua yaitu Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank umum menyediakan layanan lengkap dari valuta asing sampai dalam lalu lintas pembayaran. BPR relatif lebih kecil skop dan operasinya dibanding bank komersial dan hanya menerima simpanan dan memberikan kredit tanpa bisa masuk dalam sistem pembayaran

Di Indonesia masih ada lagi yaitu Badan Kredit Desa seperti BKD dan LDKP.
1-13

7.

Istilah lain dari gearing adalah :


a. b. c. d. Insolvency Highly leveraged Run on bank Jawaban a,b,c salah

1-14

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.1 Why banks are special and need to be regulated

2.1.1 Gearing

Gearing adalah ratio hutang dengan jumlah modal. Jadi bank memiliki jumlah hutang jauh lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki. Di Amerika bank dianggap sebagai highly leveraged.

1-15

8.

Konsep tentang Return on Regulatory Capital adalah memastikan bahwa


a. b. c. d. Setiap aktivitas bisnis baru harus mempertimbangkan ketersediaan modal Setiap penambahan modal harus diikuti dengan ekspansi bisnis Setiap transaksi bisnis mampu menghasilkan laba untuk menambah modal Jawaban a,b,c salah

1-16

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.3 The grid and look up table approach to capital adequacy and credit risk in Basel I

2.3.1 Adequacy of the return on regulatory capital


Hasil dari modal (Return on regulatory capital ) adalah ukuran kinerja yang dipergunakan untuk menilai apakah suatu transaksi menghasilkan nilai /pendapatan agar modal bisa tumbuh. Perlu diingat resiko tidak pernah diperhitungkan biayanya tetapi diperhitungkan dalam marjin pendapatan atau pendapatan bersih

1-17

9.

Bank Sentral membantu bank dengan menyediakan dana untuk mencegah terjadinya krisis. Hal ini disebut sebagai :
a. b. c. d. Lender of last resort Monetary stability Money Stability Jawaban a,b,c salah

1-18

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.1 Why banks are special and need to be regulated

2.1.1 Central banks sebagai lenders of last resort


Masalah likuiditas dan insolvensi sudah terjadi sejak abad 18. Muncul fungsi bank sebagai pengawas. Perlunya support bank sentral kepada perbankan. Bank sentral membantu perbankan dengan lender of last resort dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan. Bank sentral membantu bank dengan menyediakan dana untuk mencegah krisis.

1-19

10.

Pada options contract, suatu posisi untuk menjual hak membeli underlying asset disebut :
a. b. c. d. Long call Long put Short call Short put

1-20

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

OPTION
Istilah-istilah
Call Put Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument

Long position Short position

Posisi membeli hak


Posisi menjual hak

Determinants of Price
Keuntungan bagi holder/pemilik

1-21

11. Financial stability (stabilitas sistem keuangan) adalah terjaganya sistem keuangan untuk :
a. Memobilisasi dana secara efisien b. Memitigasi profil risiko bank c. Menjembatani pasar modal dan pasar keuangan d. Jawaban a,b,c salah
1-22

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.1 Why banks are special and need to be regulated

2.1.1 Financial stability


Penetapan standar bagi bank adalah meningkatkan efisiensi dan ketahan perbankan.Kestabilan sistem keuangan ( Financial stability) adalah terjaganya sistem keuangan untuk memobilisasi tabungan secara efisien, menyediakan likuiditas, dan alokasi investasi. Financial stability dapat mengurangi terjadinya kegagalan lembaga keuangan secara individual. Perhatian perlu dilakukan untuk mencegah jangan sampai sistem perbankan mengalami kelumpuhan.
1-23

12. The Basel Committee on Banking Supervision didirikan oleh gubernur bank sentral 11 negara (G10) ditambah dengan Spanyol dan Luxembug pada tahun :
a. b. c. d. 1974 1988 1996 Jawaban a,b,c salah

1-24

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.2 The original Basel Accord and capital adequacy for credit risk

2.2.1 Tujuan Basel I


The Basel Committee on Banking Supervision didirikan pada 1974 oleh gubernur bank sentral negara the Group of Ten (G10), dengan tujuan menseragamkan praktek pengaturan dan pengawasan. The Basel Committee terdiri dari perwakilam G10 ditambah spanyol dan Luxembourg. Anggotanya adalah :

Belgium Italy Switzerland Spain


1-25

Canada Japan United Kingdom Luxembourg

France Netherlands United States

Germany Sweden

13. Basel I Capital Accord menetapkan hubungan antara modal (capital) dengan risiko sebagai target capital ratio. Hubungan tersebut adalah :
a. b. c. d. Target capital ratio adalah ATMR dibagi modal Target capital ratio adalah modal dibagi ATMR Target capital ratio adalah ATMR dikalikan modal Jawaban a,b,c salah

1-26

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.2 The original Basel Accord and capital adequacy for credit risk

2.2.3 The target capital ratio

The Basel I Accord menetapkan hubungan antara modal dan resiko. Dari berbagai kelompok bobot resiko maka bank dapat menghitung target modalnya. target rasio modal adalah jumlah modal dibagi ATMR.

The Basel Committee menetapkan minimum target rasion modal 8%.

1-27

14. Risiko pasar yang berasal dari transaksi

perdagangan (trading) dicover oleh modal yang berasal dari :


a. b. c. d. Tier 1 Tier 2 Tier 1 dan Tier 2 Tier 3

1-28

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.4 The bank capital requirements in Basel I

2.4.1 Capital structure


Dasar perhitungan modal termasuk hal2 sbb: goodwill investments dalam unconsolidated banking dan finance companies, dan investments dalam capital bank-bank lain dan finance companies (subject to national supervisor discretion) minority investments dalam unconsolidated entities, (e.g. associate banks). Untuk dicatat bahwa hal tersebut diatas adalah Tier ketiga yang dapat digunakan untuk mensuport bank hanya dalam portofolio trading.
1-29

15. Portofolio perdagangan mempunyai DVaR Rp 5 juta dengan tingkat keyakinan 95%, artinya :
a. Dalam periode satu hari perdagangan terdapat peluang 5% kerugian di bawah Rp 5 juta b. Dalam periode satu hari perdagangan terdapat peluang 5% kerugian di atas Rp 5 juta c. Dalam periode satu hari perdagangan terdapat peluang 95% kerugian di atas Rp 5 juta d. Jawaban a,b,c salah

1-30

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.5 Basel I and the 1996 Market Risk Amendment

2.5.2 Value at Risk (VaR)


Laporan resiko bank berisi hal-hal sbb : Portofolio yang perdagangan mempunyai DVaR USD 5m dengan tingkat keyakinan 95% Dengan pernyataan tsb diatas tingkatan (tingkatan keyakinan) yang berhubungan dengan tingkat probabilitas akan terjadinya beberapa kejadian. Dalam kasus di atas, resiko market akan terjadi kerugian nilai diatas tingkat keyakinan yang ada. Biasanya probabilitas yang sering dipergunakan diperhitungkan pada tingkat keyakinan 95% atau tingkatan 99% Secara sederhana DVaR diatas menyatakan : Dalam periode satu hari perdagangan terdapat peluang 5% (100% 95%) kerugian melebihi USD 5m

1-31

16. Salah satu tujuan diimplementasikannya Basel II adalah meningkatkan transparansi portofolio aset dan profil risiko kepada pemegang saham dan analis pasar. Hal ini tercantum pada :
a. b. c. d. Pilar 1 Basel II Pilar 2 Basel II Pilar 3 Basel II Jawaban a,b,c salah

1-32

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1.3 Pilar 3 Disclosure


Pilar 3 adalah pilar market discipline. Bank for International Settlements (BIS) mendefinisikan market discipline sebagai mekanisme pengelolaan internal dan eksternal dalam suatu perekonomian pasar bebas tanpa adanya campur tangan pemerintah secara langsung. Pilar 3 dirancang untuk membantu pemegang saham bank dan analis pasar dan selanjutnya akan meningkatkan transaparansi dalam hal-hal, seperti: portofolio aset bank profil risiko bank Perlu diingat bahwa Basel I hanya mencakup Pilar I. Dalam praktek Pilar II dan Pilar III ada pada semua negara, meskipun pendekatan yang digunakan untuk kedua Pilar tersebut dan aplikasinya mungkin sangat beragam.

1-33

17. Menurut Standard & Poors, peringkat


obligasi yang termasuk dalam kategori spekulatif adalah :
a. b. c. d. BBB BB C D

1-34

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.4 Basel II dan Sensitivitas Risiko

3.4.2 Peringkat Obligasi - lanjutan


Moodys Ba B Caa Ca C D S&P BB BB CCC CC C D
Obligasi dalam peringkat ini tidak mampu membayar bunga dan bisa dikategorikan dalam income bonds Obligasi masuk dalam default, karena sudah tidak mampu membayar bunga dan pokok pinjaman.

Deskripsi
Dalam kemampuannya untuk membayar bunga dan pokok pinjaman, peringkat obligasi dalam ketegori ini dianggap spekulatif. Ba / BB menunjukkan tingkat spekulasi paling rendah. Ca / CC merupakan tingkat spekulasi paling tinggi.

Baik Moodys maupun Standard & Poors membuat beberapa penyesuaian dalam peringkat yang mereka buat, sehingga memperbanyak jumlah kategori peringkat yang tersedia. Moodys menggunakan simbol 1, 2 atau 3 dengan 1 menunjukkan paling kuat: A 1 peringkat paling kuat and A3 adalah paling lemah. S&P menggunakan tanda plus dan minus : A+ peringkat A paling 1-35 kuat dan A- peringkat A paling lemah.

18.

Suatu kontrak call options memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli USD dengan harga Rp. 9.000/USD untuk jangka watu 1 bulan mendatang. Pembeli kontrak harus membayar Rp. 50/USD untuk memiliki hak tersebut. Setelah jatuh tempo (1 bulan kemudian) ternyata nilai tukar spot adalah Rp. 9.500/USD.
a. b. c. d. Premium = Rp. 9.000 ; Strike Price = Rp. 50 ; Current price of underlying = Rp. 9.500 Premium = Rp. 9.500 ; Strike Price = Rp. 9.000 ; Current price of underlying = Rp. 50 Premium = Rp. 50 ; Strike Price = Rp. 9.000 ; Current price of underlying = Rp. 9.500 Jawaban a,b,c salah

1-36

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

OPTION
Istilah-istilah
Call Put Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk membeli underlying instrument Suatu opsi yang memberi hak kepada pembelinya untuk menjual underlying instrument

Premium
Strike price (X) Expiry date American European Long position Short position

Nilai (harga) yang dibayar oleh pembeli kepada penjual


Harga eksekusi (harga beli untuk call dan jual untuk put) dari underlying instruments Tanggal terakhir dimana opsi harus dieksekusi (tanggal jatuh tempo) Suatu opsi yang dapat dieksekusi setiap saat sepanjang umur opsi Opsi yang dapat dieksekusi hanya pada saat jatuh tempo Posisi membeli hak Posis menjual hak

Determinants of Price
Keuntungan bagi holder/pemilik

1-37

19. Bank yang menerapkan IRBA untuk

perhitungan risiko kreditnya berarti harus mampu membuat peringkat (rating) debitur/obligasi. Banyaknya peringkat dipersyaratkan :
a. b. c. d.
1-38

Minimal 8 peringkat Maksimal 8 peringkat Minimal 4 peringkat Maksimal 4 peringkat


Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.4 Basel II dan Sensitivitas Risiko

3.4.2 Kedalaman cakupan


Jika suatu bank memilih menggunakan Internal Ratings-Based Approach, jumlah peringkat yang dapat digunakan ditetapkan oleh bank itu sendiri, meskipun diharapkan minimal ada delapan peringkat. Jika digunakan Standardised Approach, bobot risiko grid pada Basel II didasarkan pada Basel I yang didukung oleh peringkat kredit dari lembaga pemeringkat, bilamana tersedia. Pendekatan ini memperbolehkan adanya beberapa pengelompokan bobot risiko, seperti pedekatan Basel I.

1-39

20

Harga put-call options dipengaruhi oleh volatilitas. Volatilitas tersebut mencerminkan :


a. Harga underlying asset pada saat kontrak opsi ini jatuh tempo b. Ekspektasi pasar terhadap fluktuasi harga underlying asset c. Penilaian nilai kontrak terhadap harga pasar saat ini (mark to market) d. Jawaban a,b,c salah

1-40

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4.3 Trading instruments

4.3.3 Instrumen derivatif option contracts

Harga opsi tegantung pada kemungkinan opsi dieksekusi. Untuk menghitung nilai opsi digunakan ukuran volatilitas. Volatilitas dari harga mencerminkan ekspektasi pasar mengenai sejauh mana harga akan bergerak naik-turun sepanjang umur opsi. Volatilitas yang digunakan untuk menentukan harga opsi, ditentukan oleh pasar.

1-41

21. Menyangkut harga call options, maka :


a. Harga call options akan meningkat jika harga underlying instrument turun b. Harga call options akan meningkat jika harga strike price naik c. a dan b benar d. a dan b salah

1-42

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

OPTION
Istilah-istilah Determinants of Price
Current price of underlying Strike price
Maturity Volatility

C = S X, semakin tinggi harga pasar underying semakin tinggi harga call P = X S, semakin tinngi harga pasar undelying semakin rendah harga put C = S X, semakin tinggi strike price semakin rendah harga call P = X S, semakin tinggi strike price semakin tinggi harga put
Semakin lama jatuh tempo semakin tinggi harga call maupun put Semakin besar volatilitas harga undelying semakin tinggi harga call maupun put Keuntungan bagi holder/pemilik

1-43

22 Debt service ratio merupakan model pengukuran risiko kredit pada :


a. b. c. d. Retail Corporate Sovereign Semua jenis kredit

1-44

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk financial ratio analysis


Sovereign risk seringkali diukur dengan cara yang sama seperti corporate debt dengan model yang dirancang untuk menentukan kemampuan pemerintah suatu negara memenuhi hutangnya (service its debts). Debt service ratio didefinisikan sebagai pembayaran bunga dan pokok dari hutang valas pada masa mendatang dibagi dengan pendapatan ekspor dan penanaman modal asing (capital inflows). Debt service ratio merupakan rasio yang penting untuk model2 pengukuran sovereign risk. Seperti pada penilaian corporate debt, ada sejumlah rasio yang dapat membantu menilai kemampuan suatu negara untuk memenuhi hutangnya.

1-45

23 Inward investment merupakan suatu metode untuk menilai kebijakan ekonomi domestik yang melakukan bubbles. Yang dimaksud dengan bubbles adalah :
a. b. c. d. Cadangan devisa suatu negara Penilaian yang tinggi pada aset yang tidak tahan lama Upaya peningkatan fungsi intermediasi bank Jawaban a,b,c salah

1-46

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk inward investment


Inward investment telah menjadi area analisa bagi investor dan bank, khususnya apabila dikaitkan dengan kebijakan ekonomi domestik yang melakukan bubbles (penilaian yang tinggi pada aset tertentu padahal aset tersebut tidak bertahan lama). Contoh bubbles : Harga properti komersial yang membubung tinggi di Tokyo pada 1990-an, nilai perusahaan high technology di AS dan Eropa pada akhir 1990-an sampai dengan tahun 2002. Bubbles juga berperan pada krisis hutang di Asia pada pertengahan 1990, dimana harga properti komersial dan nilai ekuitas di negara-2 Asia Tenggara mencapai level yang tidak dapat bertahan lama.
1-47

24. Apabila suatu negara melakukan kebijakan ekonomi yang bersifat bubbles, maka bank perlu mengantisipasinya dengan melakukan :
a. b. c. d. Analisa sovereign risk Analisa country risk Analisa debt service ratio Jawaban a,b,c salah

1-48

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.1 Sovereign credit risk sovereign risk and country risk


Sovereign risk dan country risk seringkali dipandang sebagai sinonim, padahal sovereign risk bisa dipandang sebagai bagian dari country risk. Country risk meliputi hukum domestik, politik dan lingkungan perekonomian serta bagaimana hal-2 tersebut mempengaruhi sektor swasta dalam perekonomian. Analisa country risk sangat perlu apabila memandang inward investment yang melibatkan pinjaman antar negara, baik kepada perusahaan, individu maupun untuk proyek

1-49

25. Yang dimaksud dengan mortgage finance adalah :


a. b. c. d. Pendanaan untuk sindikasi Pendanaan untuk korporasi Pendanaan untuk rumah Jawaban a,b,c salah

1-50

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.1.3 Retail customer credit risk

Pendanaan untuk rumah biasanya dikaitkan dengan mortgage finance. The sale and purchase of mortgages by professional investors, including pension funds and investment management companies through the issues of securitized bonds has led to the development of highly sophisticated models to calculate the value of different mortgage securitization bonds. These calculations include the credit standing of the bonds.

1-51

26.Rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan likuiditas calon debitur adalah :
a. Aktiva lancar dibagi pasiva lancar b. Arus kas dibagi bunga pinjaman c. Kewajiban jangka panjang dibagi modal d. Jawaban a,b,c salah
1-52
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

5.2 The origin and use of credit analysis

5.2.2 Analysis of creditworthiness corporate risk


Key ratios (rasio-rasio kunci) Rasio yang biasanya digunakan dalam analisis kredit korporasi mencakup:
Kinerja operasi Laba bersih dibagai kekayaan bersih (ROE) dan penjualan dibagi aktiva tetap (perputaran aktiva tetap). Arus kas dibagi bunga pinjaman Kewajiban jangka panjang dibagi capital (kewajiban jangka panjang + modal) Aktiva lancar dibagi kewajiban lancar

debt service capability financial gearing (leverage) likuiditas

1-53

Rasio dapat digunakan untuk mengembangkan grading models. Sebagai contoh, rasio dapat dibandingkan dengan angka rata-rata industri, yang dikenal dengan univariate analysis, atau dimasukkan dalam scoring system yang dikenal dengan multivariate analysis.

27.Upaya menjamin kelangsungan operasi bank setelah munculnya kejadian eksternal yang sangat merugikan adalah :
a. b. c. d.
1-54

Business continuity planning Business resumption planning a dan b benar a dan b salah
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.3.5 External risk


Dulu bank aktif memperhatikan risiko eksternal untuk melindungi dirinya dari dampak buruk, misalnya melindungi bank terhadap pencurian. Beberapa kejadian eksternal cukup memberi dampak yang besar sehingga menghentikan kemampuan bank menjalankan bisnisnya. Akibatnya harus disusun suatu upaya besar untuk menjamin kelangsungan operasi bank setelah kejadian semacam itu. Upaya menjamin kelangsungan operasi bank tersebut disebut sebagai business continuity planning atau business resumption planning. Sebelum Basel II fokus utama para manajer risiko operasional pada beberapa bank adalah pada business continuity planning.
1-55

28. Outsourcing menimbulkan risiko operasional pada kendali bank, karena :


a. Outsourcer mungkin merupakan subyek ekonomi yang berbeda dengan bank b. Outsourcer mungkin merupakan subyek regulasi yang berbeda dengan regulasi bank c. a dan b benar d. a dan b salah
1-56

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.4 How operational risk is changing

6.4.2 Why the severity of operational risk events is increasing


Outsourcing Beberapa bank melakukan outsource untuk operasionalnya, seringkali dari luar negeri. Kesepakatan outsourcing semacam ini dipilih karena benefit efisiensi biaya dan proses. Meskipun demikian, outsourcing menimbulkan risiko operasional pada kontrol bank karena: bank mempercayakan elemen penting konsumennya kepada pihak outsourcer outsourcer mungkin merupakan subyek ekonomi yang cukup berbeda outsourcer mungkin merupakan subyek dari regulasi yang berbeda dengan regulasi bank.
1-57

29. Proses penilaian modal internal

secara berkelanjutan yang merupakan bagian integral pengelolaan aktivitas bisnis bank adalah tanggung jawab dari :
a. b. c. d.
1-58

Manajemen Bank Supervisor Basel Committee Jawaban a,b,c salah


Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

7.1 The importance of supervisory review

7.1 Proses penilaian modal secara internal

Supervisory review bukanlah suatu pengganti untuk manajemen bank. Dewan direktur dan para senior dalam manajemen sebuah bank mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka mampu menjaga modal yang cukup untuk mendukung aktivitas bisnis bank, termasuk pula hal-hal diluar lingkup pilar 1. Manajemen Bank bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu penilaian modal secara internal secara berkelanjutan yang merupakan bagian integral dalam mengelola suatu aktivitas bisnis bank.

1-59

30. Prinsip kedua dari four eyes principles pada proses supervisory adalah :
a. b. c. d. Bank harus mempunyai suatu proses untuk menaksir kecukupan modal Supervisor harus memastikan bahwa bank beroperasi di atas ketentuan rasio modal minimum Supervisor harus meninjau ulang dan mengevaluasi strategi bank dan pemenuhan kecukupan modal internal Supervisor pada tahap awal perlu intervensi untuk menjaga agar modal tidak jatuh di bawah tingkatan minimum

1-60

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

7.2 An overview of the four key principles

7.2.2 Prinsip 2

harus meninjau ulang dan mengevaluasi strategi bank dan pemenuhan kecukupan modal internal, seperti halnya memonitor dan memastikan kepatuhan terhadap rasio modal yang ditetapkan Pemerintah Para supervisor harus mengambil tindakan pengawasan jika didapatkan hasil yang tidak sesuai dari proses ini

Supervisor

1-61

31. Four eyes principles tercantum pada : a. Pilar 1 Basel II b. Pilar 2 Basel II c. Pilar 3 Basel II d. Basel I

1-62

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

7.2 An overview of the four key principles

7.2 Overview empat prinsip utama


Basel Committee memperkenalkan 25 prinsip inti pengawasan dalam " Prinsip Inti untuk Pengawasan Perbankan yang Efektif", yang dikeluarkan pada bulan September 1997.meliputi : a. pre-conditions untuk pengawasan perbankan yang efektif b. perijinan dan struktur c. peraturan prinsip kehati-hatian d. metode pengawasan perbankan yang berkelanjutan e. kebutuhan informasi f. kekuasaan formal g. cross-border (lintas budaya) perbankan Pilar 2 mengidentifikasi empat prinsip kunci supervisory untuk melengkapi ke 25 kebijakan inti tersebut.

1-63

32. Yang paling membutuhkan kepatuhan terhadap disclosure adalah :


a. b. c. d. Bank Go Publik Bank Umum Bank Perkreditan Rakyat Ketiganya memiliki tingkat kepatuhan yang sama

1-64

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

7.3 The nature of disclosure

7.3 Kebutuhan Listing Authorities


Dalam kasus perusahaan yang listing pada suatu pasar bursa, perusahaan harus membuat disclosure yang diperlukan oleh exchange rules. Peraturan listing memerlukan cakupan publikasi laporan secara luas ( sering dikenal sebagai FILINGS). Otoritas listing terkait dengan kebutuhan pemegang saham dan secara keseluruhan di dalam FILINGS ini berisi informasi keuangan yang terperinci. Otoritas tidak hanya menetapkan aturan mereka sendiri; mereka juga bertanggung jawab untuk memasukkan disclosure yang diperlukan oleh badan lainnya.

1-65

33. Peraturan Bank Indonesia yang

menetapkan ketentuan tentang implementasi Good Corporate Governance adalah :


a. b. c. d. PBI 5/8/2003 PBI 7/25/2005 PBI 8/4/2006 Jawaban a,b,c salah

1-66

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

PRINSIP DASAR GCG


PBI No: 8/4/PBI/2006 Transparansi(transparan):keterbukaan informasi & Proses dlm pengambilan keputusan. Accountability (akuntabilitas):kejelasan fungsi & tanggung jawab agar pengelolaan bank efektif. Responsibility(pertanggungjawaban):kepatuhan thd perundang-undangan & prinsip pengelolaan sehat. Independency(independensi):pengelolaan yg profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Fairness(kewajaran):Keadilan & kesetaraan dlm memenuhi hak-hak stakeholder.

1-67

34. Komite yang bertugas untuk memastikan bahwa manajemen mengambil langkah-langkah perbaikan pengendalian intern atau ketaatan terhadap kebijakan dalam kurun waktu tertentu adalah :
a. b. c. d.
1-68

Komite Manajemen Risiko Komite Audit Komite Remunerasi Jawaban a,b,c salah
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

8.2 Implementasi sound corporate governance

8.2.3 Komite khusus


Komite khusus dapat dibentuk agar anggota dewan yang layak dapat melihat lebih luas bidang-bidang tertentu. Komite ini melingkupi bidang : risk management menciptakan kesamaan persepsi aktivitas senior management dalam mengelola kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum dan resiko lainnya audit menyamakan persepsi terhadap auditor dan eksternal bank, memastikan manajemen mengambil langkah perbaikan yang sesuai dalam kurun waktu tertentu untuk membenahi kelemahan kontrol, serta ketidaktaatan terhadap kebijakan, hukum, dan regulasi remuneration menyamakan persepsi terhadap kompensasi senior management dan personel kunci lainnya serta memastikan kompensasi sesuai dengan budaya, tujuan, dan kontrol kondisi bank
1-69

35. Teller menerima tarikan cek tanpa


memeriksa kesesuaian tanda tangan, namun bank tidak mengalami kerugian atas kelalaian ini.
a. Kejadian ini tidak termasuk risiko operasional dan tidak perlu dicatat b. Kejadian ini termasuk risiko operasional dan dicatat sebagai kejadian near miss c. Bank harus memperbaiki internal process untuk mengantisipasi kejadian yang sama d. Jawaban a,b,c salah

1-70

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.2.1 Risk of loss - contoh


Bank G telah melakukan kesepakatan melakukan transaksi valas. Setelah terjadi kesepakatan trader melakukan kesalahan transaksi bahwa dia membeli Yen dengan menggunakan US dollars. Hal ini berarti bahwa trader mengambil posisi long pada Yen. Untuk mengatasi kesalahan, trader bermaksud untuk menjual Yen yang dipikirnya telah dimiliki dan digunakan untuk membeli dollar. Akibat dari kesalahan awal tsb., dia melakukan double kontrak dollarnya, satu untuk menutup kesalahan, kontrak lainnya untuk mengambil posisi squaring off (dia tidak memiliki dollar maupun Yen). Saat settlement kesalahan dapat diatasi dan dia menjual dollarnya. Untungnya nilai tukar dollar mengalami peningkatan sehingga dia memperoleh keuntungan. Pada contoh ini, kejadian risiko operasional, kesalahan menempatkan transaksi, mengakibatkan Bank G memperoleh keuntungan bukan kerugian. Hal ini harus dicatat sebagai kesalahan (near miss) untuk membantu bank memperbaiki prosesnya karena belum tentu akan beruntung pada masa mendatang. Dalam kejadian ini keuntungan dicatat sebagai sundry profit bukan sebagai trading profit.
1-71

36. Pelaksanaan fit and proper test oleh Bank Indonesia merupakan tugas di bidang :
a. b. c. d. Kebijakan moneter Memelihara sistem pembayaran Mengatur dan mengawasi bank Jawaban a,b,c salah

1-72

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

9.1 The role of Bank Indonesia

9.1.4 Regulation and supervision


Bank Indonesia mengeluarkan peraturan tambahan tentang perizinan untuk sebuah bank yang meliputi : Menyetujui pembukaan dan penutupan kantor bank Menyetujui pantas tidaknya suatu manajemen bank ( uji kepatutan & kelayakan) Menyetujui untuk aktivitas perbankan tertentu. Itu sebagai bentuk peran pengawasan bank Indonesia selaku pengawas dalam mewujudkan monitoring langsung, baik secara laporan berkala yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia maupun melakukan pemeriksaan langsung pada bank

1-73

37. Bank A memiliki rasio kecukupan modal sebesar 12 %. Bank B mempunyai rasio kecukupan modal 10 %. Manakah pernyataan berikut yang tepat : a. Bank A mempunyai peluang ekspansi bisnis lebih besar dibanding Bank B b. Bank B mempunyai peluang ekspansi bisnis lebih besar dibanding Bank A c. Bank A pasti mempunyai modal lebih besar dibanding Bank B d. Bank B mempunyai modal pelengkap yang lebih besar dibanding Bank A
1-74
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

2.2.3 The target capital ratio


Rumus perhitungan target modal: Modal --------- x ATMR

100 = Ratio (min 8%)

Perhitungan target modal adalah dengan menghitung ATMR. The Basel Committee terus melakukan revisi ketentuan Basel I Accord untuk dapat mencakup kegiatan bank yang makin luas.

1-75

38. Jika seorang nasabah ingin

melakukan transfer pembayaran mata uang US Dollar maka bank melakukannya melalui :
a. b. c. d.
1-76

BI RTGS USD FTS SKNBI Jawaban a,b,c salah

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

9.1 The role of Bank Indonesia

9.1.3 Payment system

Sistem pembayaran nasional meliputi sejumlah systems. Ini adalah: a. System Kliring Nasional b. T+0 Skedul Kliring c. Inter-bank Electronic Transaction and Information Service System (BI-LINE) d. BI RTGS Real Time Gross Settlement ( RTGS) e. US Dollar Fund Transfer System.

1-77

39. Implementasi Manajemen Risiko

seperti tertuang pada PBI 5/8/2003 tidak berlaku bagi :


a. b. c. d.
1-78

Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah Bank berbentuk hukum Koperasi Bank Perkreditan Rakyat
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

9.2 Risk management structure and scope

9.2.3 The application of regulation 5/8/PBI/2003

Peraturan ini berlaku bagi : a. Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas b. Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah c. Bank berbentuk hukum Koperasi

1-79

40. Risiko yang tercantum pada PBI 5/8/2003 dan profilnya harus dilaporkan kepada Bank Indonesia namun tidak tercantum pada Basel II adalah :
a. b. c. d.
1-80

Risiko Hukum Risiko Reputasi Risiko Strategis Risiko Kepatuhan


Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

IDENTIFIKASI RISIKO PADA MASING-2 JENIS AKTIVITAS

1-81

41. Pembukaan dan penutupan bank

merupakan salah satu peran bank sentral yang terkait dengan :


a. Pembuatan kebijakan moneter b. Penyelenggara sistem pembayaran c. Pengaturan dan pengawasan bank d. Pembuat kebijakan fiskal
1-82
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

9.1 The role of Bank Indonesia

9.1.4 Regulation and supervision


Bank Indonesia mengeluarkan peraturan tambahan tentang perizinan untuk sebuah bank yang meliputi : Menyetujui pembukaan dan penutupan kantor bank Menyetujui pantas tidaknya suatu manajemen bank ( uji kepatutan & kelayakan) Menyetujui untuk aktivitas perbankan tertentu. Itu sebagai bentuk peran pengawasan bank Indonesia selaku pengawas dalam mewujudkan monitoring langsung, baik secara laporan berkala yang disampaikan bank kepada Bank Indonesia maupun melakukan pemeriksaan langsung pada bank

1-83

42. Yang BUKAN merupakan metode untuk melakukan proses review oleh supervisor adalah :
a. b. c. d. Off-site visits dan on site visits Fit & proper terhadap pengurus bank Pertemuan dengan manajemen bank Monitoring terhadap laporan secara berkala

1-84

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

7.2 An overview of the four key principles

7.2.2 Prinsip 2 Proses Supervisory review dapat meliputi kombinasi tertentu dari metode informasi sebagai berikut : a. kunjungan di tempat b. off-site review c. pertemuan-pertemuan dengan manajemen bank d. meninjau ulang relevansi pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor eksternal dalam memonitor laporan berkala

1-85

43. Tugas untuk mengawasi manajemen senior dalam mengelola risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum dan risiko lainnya yang melekat dalam aktivitas usaha bank adalah merupakan kewajiban dari suatu komite pada dewan komisaris, yaitu: a. Komite Audit b. Komite Renumerasi c. Komite Manajemen Risiko d. Komite Kepatuhan
1-86
Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

8.2 Implementasi sound corporate governance

8.2.3 Komite khusus


Komite khusus dapat dibentuk agar anggota dewan yang layak dapat melihat lebih luas bidang-bidang tertentu. Komite ini melingkupi bidang : risk management menciptakan kesamaan persepsi aktivitas senior management dalam mengelola kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum dan resiko lainnya audit menyamakan persepsi terhadap auditor dan eksternal bank, memastikan manajemen mengambil langkah perbaikan yang sesuai dalam kurun waktu tertentu untuk membenahi kelemahan kontrol, serta ketidaktaatan terhadap kebijakan, hukum, dan regulasi remuneration menyamakan persepsi terhadap kompensasi senior management dan personel kunci lainnya serta memastikan kompensasi sesuai dengan budaya, tujuan, dan kontrol kondisi bank
1-87

44.

Suatu bank menerima pinjaman dalam bentuk dolar, untuk menghindari risiko valas bank tersebut melakukan transaksi currency swap dengan Swap Dealer, yaitu dolar ke rupiah. Dalam transaksi ini bank tersebut terekspose pada risiko:
a. b. c. d. Risiko valas Risiko valas dan bunga dalam dolar Risiko bunga baik dalam rupiah maupun dolar Risiko valas, bunga rupiah dan bunga dalam dolar

1-88

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

4. MARKET RISK & TREASURY RISK 4.3 TRADING INSTRUMENTS 4.3.2 CASH Instrumen Spot FX Forward FX FX rate swap Deskripsi Pertukaran dlm mata uang berbeda maks 2 hari Pertukaran dlm mata uang berbeda dimasa datang (lebih lama dari dua hari) dg kurs yg disepakati saat ini Kombinasi transaksi spot & forward dalam mata uang berbeda sekaligus Diperdagangkan di pasar uang antar bank dengan bunga tetap. Umumnya untuk pemenuhan likuiditas Pembayaran bunga tetap secara periodik dan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo Pembelian dan penjualan saham perusahaan yang tercatat di berbagai bursa Membeli/menjual produk fisik (hasil pertanian, emas) dipasar sekunder pada harga & waktu yg telah disepakati. OTC traded FX Bunga & FX Bunga Prsh INA akan bayar US$ dlm 3 bulan ----> beli forward US$ 3 bulan Prsh INA terima US$ sekarang, diinves dlm RP, wajib membayar US$ dlm 3 bulan -> jual US$ spot + jual Rp forward Risiko Aplikasi

Loan & Deposit Bonds Equity Commodity (Physical) Commodity (Forward)

Bunga Bunga & spesifik Ekuitas & spesifik Komoditas Komdts & bunga

4.3.3 DERIVATIVES: Nilainya tergantung pada underlying assets. Tidak terdapat pertukaran principal Future contracts Interest rate swap Currency swap Kesepakatan untuk masuk kontrak underlying (beli / jual) dimasa datang pada harga yang disepakati. Exchange traded Pertukaran suku bunga (fixed/floating) periodik dimasa datang, tanpa principal.OTC traded Pertukaran suku bunga periodik dimasa datang dalam mata uang berbeda disertai dg pertukaran mata uang pada kurs spot. OTC traded Kontrak untuk memberi pinjaman/meminjam pada harga tertentu dimasa datang. OTC traded Memberi hak kepada pembelinya untuk masuk kontrak underlying pada harga yang disepakati Bunga & risk in underlying Bunga Bunga & FX Prsh INA akan bayar US$ dlm 3 bulan -> beli future US$ 3 bilan Prsh pinjam dg bunga floating, khawatir bunga naik -> swap float dg tetap Prs INA pinjamn dlm US$ -> swap US$ pokok + bunga dg Rp Prsh INA akan bayar US$ dlm 3 bulan -> beli foorward US$ 3 bilan Prsh beli saham X takut harga turun -> long (beli) put atau short (jual) call option

FRA Option

Bunga Bunga, risk in underlying & volatility

1-89

45. Risk appetite / besarnya risiko yang

siap untuk ditanggung ditentukan oleh :


a. b. c. d. Bank Sentral Dewan Komisaris Dewan Direksi dan Pejabat Eksekutif Auditor eksternal

1-90

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

9.3 Risk management limit setting

9.3.1 Kebijakan Prosedur dan penetapan limit


Kebijakan Manajemen Resiko berisi suatu penilaian resiko yang berhubungan dengan masing-masing transaksi dan produk. Sekurang-kurangnya meliputi: a. penetapan risiko yang terkait dengan produk dan transaksi perbankan yang didasarkan atas hasil analisis Bank terhadap risiko yang melekatpada setiap produk dan transaksi perbankan yang telah dan akandilakukan sesuai dengan nature dan kompleksitas usaha Bank; b. penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem informasimanajemen risiko dalam rangka mengkalkulasi secara tepat eksposur risiko pada setiap produk dan transaksi perbankan serta aktivitasfungsional Bank,

1-91

46. Dalam menghitung besarnya unexpected loss dalam risiko operasional, bank menggunakan:
a. b. c. d. Rata-rata kerugian masa lalu Median kerugian masa lalu Modus kerugian masa lalu Simpangan baku kerugian masa lalu

1-92

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

6.2.2 Expected loss verses unexpected loss


Suatu metode sederhana menghitung unexpected loss adalah menggunakan standard deviation. Standard deviation adalah suatu ukuran jarak suatu nilai dari rata2nya (average/mean). Dalam keadaan ini, standard deviation mengukur jarak suatu kerugian dari risiko operasional tertentu, terhadap rata-2 kerugian semua kejadian risiko operasional. Unexpected losses umumnya diasumsikan sebagai kerugian dengan standard deviation yang memasukkan maksimal 0.1% dari semua kerugian terhadap rata2nya (average/ mean).

1-93

47. Ketika kejadian-kejadian risiko operasional terjadi, maka dampak yang langsung terhadap nasabah adalah seperti di bawah ini kecuali :
a. b. c. d. Keuntungan bank menurun Lemahnya keamanan Pelayanan terganggu Kualitas pelayanan buruk dirasakan

1-94

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1-95

48.

Hal di bawah ini adalah salah satu pertimbangan utama mengapa bank memiliki kecukupan modal dalam Pilar I Basel II:
a. b. c. d. Melindungi bank dari risiko kredit, operasional dan risiko pasar di trading book Melindungi bank risiko konsentrasi kredit. Melindungi bank risiko suku bunga di banking book Melindungi bank dari risiko strategik

1-96

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

3.1 Tiga Pilar Regulasi

3.1.4 Struktur Regulasi Basel II Pillar 1


Minimum Capital
Credit Risk Market Risk Trading Book Operational Risk

IRB approaches

Standardised Approach

1996 Capital Accord amendment

Standardised Approach Advanced Measurement Approach

Basic Indicator Approach

Foundation

Advanced

Collateral Securitization

1-97

49. Implementasi peraturan baru yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dapat menimbulkan risiko operasional yang bersumber dari :
a. b. c. d. Proses Internal Sistem Eksternal Hukum

1-98

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

RISIKO OPERASIONAL

6.3 Event Categories BOUNDARY EVENTS Proses Internal Definisi


Proses atau prosedur

Karyawan
Karyawan bank

Sistem
Penggunaan teknologi & sistem

Eksternal
Diluar kendali bank

Hukum
Ketidakpastian dalam aplikasi atau interpretasi kontrak, hukum, atau regulasi

-Events at other bank which have an industry-wide impact -Data corruption -Inadequate documentation -Health and safety issues -External fraud & theft -Data entry errors -Lack of controls -High staff turnover -Fire -Programming errors -Markerting errors -Internal fraud -Natural disaster -Reliance on black-box -Misselling -Labor disputes -Failure of outsourcing technology Risk Events -Money laundering -Poor mgmt practice arrangement -Service interruption -Incorrect or insufficient -Poor staff training -System security issues -The implementation of new reporting -Over reliance on key staff -System suitability regulations -Transaction error -Activities of a rogue trader -Use of new untried tech. -Riots and civil protest -Terrorism 1-99 Daiwa Bank, New York UBS Warburg, Tokyo Bank of Scotland National Westminster Bank Contoh

-KYC legislation -Data protection . -Etc.

Bear Sterms

50. Terkait dengan risk loss dan risk event, manakah kalimat di bawah ini yang tidak tepat :
a. b. c. d. Risk loss terjadi karena adanya risk event. Risk loss dapat berdampak pada finansial maupun non finansial Risk event terjadi karena adanya risk loss Risk loss dapat berdampak pada kerugian langsung maupun tidak langsung

1-100

Center for Applied Banking and Management (CABM) - STIE Perbanas Surabaya

1.1 Banks, risk and the need for regulation

1.1

Banks, risk and the need for regulation

Konsep penting dalam risiko yang perlu dimengerti dalam program sertifikasi: Risk event adalah terjadinya suatu peristiwa yang menyebabkan potensi kerugian. (a bad outcome). Risk loss adalah kerugian yang harus diterima sebagai konsekuensi langsung maupun tidak langsung dari risk event. Kerugian ini dapat berupa kerugian finansial maupun non finansial.

1-101

You might also like