You are on page 1of 12

METABOLISME KARBOHIDRAT PENCERNAAN Pencernaan makanan merupakan suatu proses pengubahan makanan menjadi bentuk yang lebih sederhana.

Proses pencernaan yang terjadi di dalam sel dinamakan pencernaan intrasel, sedangkan proses pencernaan yang berada diluar sel dinamakan pencernaan ektrasel. Pada umumnya, proses pencernaan itu dapat dibagi menjadi tiga cara yaitu sebagai berikut. 1. Pencernaan mekanis. 2. Pencernaan kimiawi, dengan bantuan dari enzim pencernaan,menguraikan makanan menjadi bentuk yang lebih halus sehingga mudahdiserap sel. 3. Pencernaan biologis, dilakukan dengan bantuan organisme lain,menguraikan dan membusukkan makanan. PENYERAPAN

PROSES GLIKOGENESIS Sama seperti pada glikolisis, glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh heksokinase di otot dan glukosinase di hati. Glukosa 6-fosfat mengalami isomerisasi menjadi glukosa 1-fosfat oleh fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri mengalami fosforilasi, dan gugus fosfo ikut serta dalam suatu reaksi reversibel dengan glukosa 1,6 bifosfat sebagai zat antaranya. Kemudian glukos, a 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat(UTP), untuk membentuk nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UDPGLc) dan pirofosfatyang dikatalisis oleh UDPGlc pirofosforilase. Reaksi berlangsung dalam arah pembentukan UDPGlc karena pirofosfatase mengatalisis hidrolisis pirofosfat menjadi dua kali fosfatsehingga salah satu produk tersebut reaksi dihilangkan. Glikogen sintase mengatalisis pembentukan sebuah ikatan glikosida antara C1glukosa UDPGlc dan C4 residu glukosa terminal glikogen yang membebaskan uridin difosfat(UDP). Suatu molekul glikogen yang sudah ada, atau primer glikogen harus ada agar reaksiini dapat berlangsung. Primer glikogen ini pada gilirannya dapat dibentuk pada suatu primer protein yang dikenal sebagai glikogenin. Glokogenin adalah protein 37kDa yang mengalami glukosilasi di residu tirosin spesifik oleh UDPGlc. Residu glukosa lain melekat pada posisi 1 4 untuk membentuk suatu rantai pnedek yang merupakan substrat untuk glikogen sintase.Di otot rangka, glikogenin tetap melekat pada bagian tengah molekul glikogen; di hati, jumlah milekul glikogen lebih banyak dari pada jumlah molekul glikogenin. Pembentukan cabang melibatkan pelepasan rantai glikogen yang sudah ada Penambahan sebuah residu glukosa le rantai glikogen yang sudah ada, atau primer terjadidi ujung luar molekul sehingga cabang-cabang molekul nonpereduksi glikogen memanjangseiring dengan terbentuknya ikatan 1 4 (dengan panjang setidaknya 6 residu

glukosa)dipindahkan ke rantai dekatnya oleh branching enzyme untuk membentuk ikatan 16 sehingga terbentuk titik percabangan. Cabang tumbuh melalui penambahan unit-unit 1 4 glukosil dan percabangan selanjutnya.

Glikogenolisis Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 16. (C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat Glikogen Glikogen

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16 terpanjang. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim-enzim pemutus cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut, maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

Tahap-tahap glikogenolisis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harpe GLUKONEOGENESIS A. Proses Glukoneogenesis Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut: 1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis. 2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.

Ringkasan jalur glukoneogenesis (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

Glikolisis Glikolisis berlangsung di dalam sitosol semua sel. Lintasan katabolisme ini adalah proses pemecahan glukosa menjadi: 1. asam piruvat, pada suasana aerob (tersedia oksigen) 2. asam laktat, pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen) Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa agar terbentuk asam piruvat, dan selanjutnya asetil-KoA untuk dioksidasi dalam siklus asam sitrat (Siklus Krebs). Selain itu glikolisis juga menjadi lintasan utama metabolisme fruktosa dan galaktosa. Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang menghasilkan laktat adalah:

DEKARBOKSILAT Dekarboksilasi merujuk pada reaksi kimia yang menyebabkan sebuah gugus karboksil (-COOH) terlepas dari senyawa semula menjadi karbon dioksida (CO2).Reaksi karboksilasi lainnya yang ada pada siklus asam sitrat meliputi:

piruvat menjadi asetil-KoA oksalosuksinat menjadi asam -ketoglutarat asam -ketoglutarat menjadi suksinil-CoA.

Enzim-enzim yang mengkatalisasi reaksi dekarboksilasi disebut dekarboksilase atau karboksi-liase

SIKLUS KREBS Daur Krebs merupakan bagian rangkaian proses pernafasan yang panjang dan kompleks, yaitu oksidasi glukosa menjadi CO 2dan H 2O serta produksi ATP. Berlangsung pada matriks mitokondria Mengubah Asetil-KoA (senyawa berkarbon 2) menjadi CO2 (senyawa berkarbon 1). Untuk tiap molekul senyawa Asetil-KoA dihasilkan IATP, 1 FADH dan 3 NADH. Siklus krebs juga disebut SIKLUS ASAM TRIKARBOKSILAT (-COOH) Karena hampir di awal-awal siklus krebs, senyawanya tersusun dari asam trikarboksilat. Trikarboksilat itu merupakan gugus asam (-COOH).

Tahapan dalam Siklus Krebs

Karbohidrat , Protein dan Lemak /Lipid akan dimetabolisme yang hasil akhirnya menjadi asetyl Co-A, dimana asetyl Co-A merupakan substrat untuk siklus krebs. Asetyl Co-A akan bereaksi dengan oksalo asetat (OAA) hasilnya sitrat Dari isositrat ke alfa-ketoglutarat membebaskan CO2 dan NADH (koenzim). Jika menghasilkan NADH pasti membutuhkan NAD. Jika menghasilkan NADH pasti membutuhkan NAD. NAD nya dalam bentuk teroksidasi NADH nya dalam bentuk tereduksi NADH enzimnya isositrat dehidrogenase. NADH akan masuk ke rantai respirasi melepaskan hidrogen dan menghasilkan 3 ATP, sedangkan FADH menghasilkan 2 ATP Dekarboksilasi oksidasi melepaskan CO2. Dari alfa-keto menjadi suksinil Co-A prosesnya dekarboksilasi oksidasi. Dari succynyl Co-A menjadi succinate langsung dihasilkan ATP.

Lemak penghasil ATP paling banyak tapi tidak menghasilkan ATP secara langsung. Lemak banyak menghasilkan NADH dan FADH. Dari succinate menjadi fumarate dihasilkan FADH2, membutuhkan koenzim FAD (derivat vitamin B2), dihasilkan 2 ATP. Dari malate ke oxaloacetat dihasilkan NADH 3 ATP. Total ATP untuk 1 putaran (1 asetyl Co-A) siklus krebs 12 ATP.

TRANSPOR ELEKTRON Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus Krebs ada dua macam. Pertama, dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP (guanosin trifosfat). Energi ini merupakan energi siap pakai yang langsung dapat digunakan. Kedua, dalam bentuk elektron, yaitu NADH dan FAD (flavin adenin dinukleotida) dalam bentuk FADH2. Kedua macam sumber elektron ini dibawa ke sistem transpor elektron. Proses transpor elektron ini sangat kompleks. Pada dasarnya, elektron dan H+ dari NADH dan FADH2 dibawa dari satu substrat ke substrat lain secara berantai. Pembawa elektron dalam transpor elektron antara lain protein besi-sulfur (FeS) dan sitokrom. Selain itu terdapat pula senyawa ubikuinon yang bukan protein. Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat anorganik (P) ke molekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir terdapat oksigen (O2) sebagai penerima (akseptor), sehingga terbentuklah H2O.

Skema Sistem Transpor Elektron

Sejak reaksi glikolisis sampai siklus Krebs, telah dihasilkan NADH dan FADH2 sebanyak 10 dan 2 molekul. Dalam transpor elektron ini, kesepuluh molekul NADH dan kedua molekul FADH2 tersebut mengalami oksidasi sesuai reaksi berikut:

Setiap oksidasi NADH menghasilkan kira-kira 3 ATP, dan kira-kira 2 ATP untuk setiap oksidasi FADH2. Jadi, dalam transpor elektron dihasilkan kira-kira 34 ATP. Ditambah dari hasil glikolisis dan siklus Krebs, maka secara keseluruhan reaksi respirasi seluler menghasilkan total 38 ATP dari satu molekul glukosa. Akan tetapi, karena dibutuhkan 2 ATP untuk melakukan transpor aktif, maka hasil bersih dari setiap respirasi seluler adalah 36 ATP.

DAFTAR PUSTAKA

Eleanor R. Williams: Nutrition, Principles, Issues, and Applications. McGraw-Hill Book Company, New York copyright 1984 Fergus M.Clydesdale: Food Nutrition and Health, The A VI Publishing Company Inc. WeStport, Connecticut 1995 R.M Moerdowo: Spektrum Diabetes Mellitus, Penerbit Djambatan, Jakarta 1989 K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Paper Biokimia II

Nama : Sofia Rahmi Nim : 1005105010056

You might also like