Professional Documents
Culture Documents
rusman.efendi@yahoo.co.id
Sistem urinari adalah bagian dari sistem ekskresi (excretory system) Sistem ekskresi berperan dalam mengatur kesetimbangan komposisi kimiawi cairan tubuh dengan cara o membuang sampah metabolisme o mempertahankan kadar air, garam mineral dan zat gizi dalam tubuh
Sistem urinari berperan dalam mengeliminasi sisa metabolisme protein seperti: urea, kreatinin (creatinine), dan asam urat (uric acid), Mengabsorpsi dan sekresi air dan senyawa elektrolit yang masih diperlukan tubuh.
Fungsi utama ginjal adalah untuk mengatur volume dan kandungan kimiawi darah Ginjal juga berperan dalam o Produksi erytropoietin yang menstimulasi produksi sel darah merah o Metabolisme vitamin D o Sekresi renin
Struktur ginjal terdiri atas o Korteks (cortex) o Medulla o Pelvis Medula adalah lapisan kedua yang terdiri atas struktur berbentuk piramid sehingga disebut renal pyramid. Bagian terdalam ginjal disebut renal pelvis
Renal medula dan renal pelvis adalah bagian utama ginjal yang mendukung fungsi ginjal Struktur renal medula terdiri atas: o Renal column: perluasan renal cortex yang memisahkan renal pyramid satu sama lain o Pembuluh darah yang masuk ke ginjal disebut interlabor arteries o Renal papila : ujung renal pyramid yang berbatasan dengan renal pelvis
Struktur renal pelvis terdiri atas o Minor kaliks (calyx minor) adalah lebih dari satu buah renal papila, pada masing2 ginjal terdapat 13 buah minor kaliks o Mayor kaliks (calyx mayor) adalah muara beberapa minor kaliks pada masing-masing ginjal hanya terdapat 2-3 buah o Renal pelvis adalah muara dari mayor kaliks
Unit fungsional ginjal disebut nefron (nephron), jumlah nefron dalam satu ginjal mencapai satu juta Nefron terdiri dari glomerulus dan tubule Terdapat dua jenis nefron, yaitu juxtramedullary dan cortical nephron
Fungsi nefron adalah untuk Memfiltrasi, Reabsorpsi Mensekresikan kembali partikel yang ada didarah Ketiga proses tersebut merupakan tahapan pembentukan urin di ginjal
Tahapan pembentukan urin di ginjal dengan tahapan sebagai berikut: 1. Glomerular filtration adalah proses yang terjadi di glomerulus dimana terjadi filtrasi air dan zat-zat terlarut di darah 2. Tubuler reabsorption adalah proses reabsorpsi air dan molekul lainnya untuk dikembalikan ke kapiler darah (peritubuler capillaries)
Tubuler secretion: sekresi ion dan senyawa yang tidak diperlukan tubuh yang berasal dari kapiler darah yang terdapat di sekeliling tubule ginjal (renal tubule)
Darah yang masuk ke glomerulus melalui arteriol afferent dan keluar melalui efferent. Filtrasi plasma darah dan zat terlarut pada glomerulus terjadi akibat tekanan kapiler darah glomerulus dan permeabilitas lumen glomerulus yang sangat tinggi Tetapi, struktur glomerulus mampu menjaga penetrasi molekul yang lebih besar dari molekul albumin sehingga hasil filtrasi memiliki kandungan mirip darah, tanpa sel darah dan protein bermolekul besar
Filtrasi glomerulus juga terjadi dengan bantuan sel podosit yang terdapat pada bagian visceral dari kapsul bowmen Kecepatan filtrasi di glomerulus disebut Glomerulus Filtration Rate (GFR) Normal GFR pada orang dewasa adalah 120125 ml/menit GFR berfungsi untuk mempertahankan homeostasis tubuh
GFR yang terlalu cepat menyebankan proses reabsorpsi di renal tubule tidak sempurna, sebaliknya GFR yang lambat menyebabkan tingginya reabsorpsi zat yang seharusnya dibuang lewat urin GFR sangat erat kaitannya dengan Tekanan Darah tubuh GFR normal jika TD 80-180 mmHG.
GFR dipertahankan dengan mekanisme autoregulasi dan miogenik ginjal (renal myogenik autoregulation) dan umpan balik tubuloglomerular (tubuloglomerular feedback) Renal myogenik adalah pengaturan GFR oleh otot polos afferent arteriol ginjal (myogenic). Proses pengaturan tidak dipengaruhi oleh kondisi jaringan, organ atau senyawa kimia lain, termasuk tekanan dipembuluh darah sistemik
Mekanisme renal myogenik autoregulation ini dapat menyebabkan kontriksi afferent arteriol saat tekanan darah sistemik naik Dilatasi afferent arteriol saat tekanan darah sistemik turun sehingga GFR dapat dipertahankan
Pada DTC terdapat kumpulan sel macula densa yang bersifat sebagai reseptor kimiawi (chemoreseptor) Sel macula densa yang akan mengukur konsentrasi filtrat Selanjutnya sel juxtaglomerular yang terdapat pada otot polos arteriol ginjal akan menghasilkan renin
Renin adalah enzim yang dapat mengaktifkan protein plasma angiostensinogen menjadi angiostensin I. Angiostensin I dikonversi menjadi angiostensin II (Ag II) oleh angiostensin converting enzim Ag II inilah yang bersifat vasokontriktor sehingga GFR kembali meningkat
Ag II juga akan menstimulasi kelenjar adrenal korteks untuk melepaskan hormon aldosteron dan menstimulasi kelenjar posterior pituitari untuk melepaskan anti diuretik untuk melepaskan ADH ADH akan meningkatkan reabsorpsi air, sehingga volume dan tekanan darah meningkat, GFR kembali normal
Proses reabsorpsi
Filtrasi di glomerulus tidak membedakan antara zat yang masih diperlukan tubuh seperti glukosa dan asam amino atau sampah metabolisme contohnya urea, Sehingga zat yang telah difiltrasi di glomerulus namun masih diperlukan harus direabsorpsi kembali
Proses reabsorpsi harus melewati tiga membran yaitu Membran luminal dari sel tubule Membran basolateral sel tubule Membran kapiler endotelium
Proses reabsorpsi sangat tergantung dari konsentrasi ion Natrium (Na+) dan sebagian besar terjadi di tubule proksimal Konsentrasi ion natrium pada filtrat glomerulus sangat dominan, sehingga dapat melewati membran sel dengan cara berdifusi Selanjutnya akan dikeluarkan melalui pompa Na-K, dan selanjutnya berdifusi lewat membran kapiler masuk ke pembuluh darah
Proses filtrasi erat kaitannya dengan pengaturan kesetimbangan asam-basa atau tingkat keasaman (pH) cairan tubuh. Selain itu proses sekresi juga terkait dengan zat sisa metabolisme yang tidak terfiltrasi di glomerulus namun harus dibuang lewat urin Zat tersebut antara lain urea, obat-obatan, racun dan sebagainya
Urin hasil filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi memiliki karakteristik Berwarna jernih, pucat-kekuningan pH 6, kadar air 95% Zat terlarut terbanyak adalah urea, kreatinin, dan asam urat
Jika terjadi kerusakan proses filtrasi, reabsorpsi dan sekresi Jika glukosa ditemukan di urin dalam jumlah tertentu dapat menjadi indikator penyakit kencing manis Jika protein ditemukan pada air kemih dapat menjadi indikator penyakit tekanan darah tinggi
Jika badan keton ditemukan pada urin, dapat menjadi pertanda kondisi kelaparan atau kencing manis Jika leukosit ditemukan pada urin menunjukan adanya peluang penyakit infeksi saluran kemih Jika eritrosit ditemukan pada urin, maka kemungkinan terjadi perdarahan pada saluran kemih
Urin yang terakumulasi (200 ml) di urinary bladder akan menyebabkan meregangnya dinding kandung kemih dan mengaktifkan stretch reseptors Impuls akan dikirim kepusat berkemih di bagian pons otak Respon otak untuk terjadinya micturition adalah kontraksi otot dinding kandung kemih dan relaksasi katup Urin dapat di ekskresikan