You are on page 1of 10

A KUNTANSI

K UASI -R EORGANISASI

PSAK N O . 51

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

PERNYATAAN AKUNTANSI

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN KUASI-REORGANISASI

NO.

51

Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar, yang harus dibaca dalam konteks dengan paragrafparagraf penjelasan dan panduan implementasi yang dicetak dengan huruf biasa. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial items).
Pendahuluan 01 Kerugian berulang atau kerugian besar yang diderita suatu perusahaan bisa menyebabkan timbulnya saldo laba negatif atau defisit. Perusahaan yang dalam kondisi defisit mungkin akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan operasional dan dalam pendanaan operasinya. Kreditur, investor, dan pemasok bahan baku mungkin memandang perusahaan semacam ini memiliki risiko yang tinggi sehingga cenderung menghindarinya. Yang lebih buruk bila defisit yang terjadi menyebabkan perusahaan melanggar perjanjian kredit (debt covenant) tertentu, misalnya yang mengharuskan perusahaan mempertahankan saldo laba positif, sehingga diharuskan segera membayar kewajibannya. Hal-hal semacam ini bisa mendorong perusahaan ke arah kebangkrutan, meskipun mungkin dari segi prospek bisnis, perusahaan masih memiliki peluang untuk hidup dan berkembang pada masa mendatang. 02 Kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aktiva dan kewajibannya, tanpa melalui reorganisasi secara hukum. Dengan ini diharapkan perusahaan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah seperti mulai dari awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang dan tanpa dibebani defisit. 03 Kuasi-reorganisasi hanya boleh dilakukan bila terdapat keyakinan yang cukup bahwa setelah kuasi-reorganisasi perusahaan akan bisa mempertahankan status kelangsungan usahanya (going concern) dan berkembang dengan baik. Hal ini bisa dicapai bila perusahaan, meski defisit disebabkan operasi di masa lalu, tapi masih memiliki prospek baik di masa mendatang. Prospek ini bisa timbul dari pengembangan produk dan pasar

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

51.1

A KUNTANSI

K UASI -R EORGANISASI

PSAK N O . 51

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

baru, masuknya grup manajemen baru, atau adanya peningkatan kondisi perekonomian yang dapat mendorong peningkatan hasil operasi. Keadaan going concern ini memiliki implikasi bahwa perusahaan yang sedang menghadapi tuntutan kepailitan dari krediturnya tidak diperkenankan untuk melakukan kuasi-reorganisasi. 04 Kuasi-reorganisasi ( quasi-reorganization ) dibedakan dengan true-reorganization, atau yang lazim disebut corporate restructuring, dalam hal keberadaan arus dana secara nyata. Dalam true-reorganization ada kemungkinan untuk mengubah kewajiban menjadi ekuitas, mengubah tanggal jatuh tempo dan tingkat bunga kewajiban, mengurangi tunggakan bunga atau menunda pembayarannya, mengubah golongan saham, atau menyuntikkan dana segar dalam wujud modal saham dan/ atau kewajiban. Dalam kuasi-reorganisasi arus dana yang nyata seperti itu tidak ada, yang ada adalah penilaian kembali seluruh aktiva dan kewajiban pada nilai wajarnya dan penghapusan defisit ke tambahan modal setoran dan modal saham. Karena itu reorganisasi semacam ini disebut reorganisasi semu. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan defisit dan menampilkan aktiva dan kewajiban pada nilai sekarang. 05 Kuasi-reorganisasi bisa berdiri sendiri atau dibarengi dengan corporate restructuring, dengan masuknya investor baru, sebagai contoh. Apabila dalam satu kuasi-reorganisasi akun tambahan modal setoran dan modal saham tidak mampu menyerap defisit, maka true-reorganization dengan jalan menambah modal setoran harus dilakukan. Tu j u a n 06 Pernyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk kuasi-reorganisasi yang dilakukan oleh perusahaan. Lingkup

07 Pernyataan ini berlaku bagi setiap perusahaan yang melakukan kuasi-reorganisasi. 08 Pernyataan ini mengatur lebih lanjut paragraf 43 tentang reorganisasi dalam PSAK No. 21 Akuntansi Ekuitas.

51.2

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

A KUNTANSI

K UASI -R EORGANISASI

PSAK N O . 51

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Definisi 09 Pengertian dari istilah-istilah di bawah ini harus dipahami dalam kaitannya dengan pernyataan standar ini. a)

Kuasi-reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit. Tambahan modal setoran adalah seluruh dana yang diperoleh perusahaan dari transaksi modal, selain modal saham yang dicatat sebesar nilai nominal. Agio saham (paid in capital in excess of par) dan selisih harga jual kembali treasury stock dari harga perolehannya (paid in capital from treasury stock) merupakan contoh dari tambahan modal setoran.
dan Pengukuran

b)

Pengakuan

10 Kuasi-reorganisasi bukan sekedar cara untuk menampilkan posisi keuangan yang lebih baik dengan cara penghapusan (eliminasi) defisit. Kuasi-reorganisasi merupakan cara untuk menyelamatkan perusahaan yang terbebani dengan defisit yang material, sementara perusahaan tersebut sesungguhnya memiliki prospek usaha yang baik.

11 Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan untuk melakukan kuasi-reorganisasi adalah: (a) (b) (c) (d) (e) perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material; perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saat kuasi reorganisasi dilakukan; perusahaan tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan; tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku; dan saldo ekuitas sesudah kuasi-reorganisasi harus positif.

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

51.3

A KUNTANSI

K UASI -R EORGANISASI

PSAK N O . 51

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

12 Kuasi-reorganisasi dilakukan dengan metode reorganisasi akuntansi (accounting reorganization method). Dalam metode ini aktiva dan kewajiban dinilai kembali sebesar nilai wajarnya. Saldo laba negatif (defisit) dan selisih penilaian kembali dieliminasi ke akun tambahan modal setoran. 13 Dalam hal tambahan modal setoran tidak mencukupi untuk menghapus defisit setelah proses penilaian kembali aktiva dan kewajiban, sisa defisit akan dihapus ke modal saham. Untuk maksud ini modal saham akan direstrukturisasi lebih dulu dengan menurunkan nilai nominalnya dan menambahkan jumlah penurunan ini pada akun tambahan modal setoran.

14 Dalam melakukan kuasi-reorganisasi, aktiva dan kewajiban harus dinilai kembali dengan nilai wajar. 15 Nilai wajar aktiva dan kewajiban ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan pada informasi terbaik yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangkan harga aktiva sejenis dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Contoh teknik penilaian tersebut antara lain meliputi; (a) nilai sekarang (present value) atau arus kas diskontoan (discounted cash flow) dengan mempertimbangkan tingkat risiko yang dihadapi; model penentuan harga opsi (option-pricing models); penentuan harga matriks (matrix pricing); dan analisis fundamental (fundamental analysis),

(b) (c) (d)

16 Selisih antara nilai wajar aktiva dan kewajiban dengan nilai bukunya diakui atau dicatat pada akun saldo laba. 17 Saldo negatif dari saldo laba (retained earnings) setelah proses penilaian aktiva dan kewajiban dihapus ke tambahan modal

51.4

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

A KUNTANSI

K UASI -R EORGANISASI

PSAK N O . 51

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

setoran. Apabila tambahan setoran modal tidak mencukupi, saldo negatif tersebut dihapuskan ke modal saham.
Pengungkapan

18 Perusahaan harus menyusun neraca per tanggal kuasireorganisasi. Neraca ini harus dibandingkan dengan neraca sebelum kuasi-reorganisasi. 19 Untuk laporan keuangan tahunan, laporan keuangan harus menyajikan neraca akhir periode sebelum kuasi-reorganisasi, neraca per tanggal kuasi reorganisasi, dan neraca akhir periode terakhir. 20 Perusahaan yang melakukan kuasi-reorganisasi harus mengungkapkan hal-hal berikut: (a) (b) alasan perusahaan melakukan kuasi-reorganisasi; status going concern perusahaan dan rencana manajemen dan pemegang saham setelah kuasi-reorganisasi yang menggambarkan prospek usaha di masa mendatang; neraca harus menyajikan jumlah saldo laba negatif (defisit) yang dieliminasi dan jumlah tersebut disajikan selama tiga tahun berturutan sejak kuasi-reorganisasi; catatan atas laporan keuangan harus mengungkapkan metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk menilai aktiva dan kewajiban pada saat dilakukan kuasi-reorganisasi; untuk jangka waktu 10 tahun ke depan sejak kuasi-reorganisasi, akun saldo laba dalam neraca harus diberi keterangan tentang tanggal terjadinya kuasi-reorganisasi.
BERLAKU EFEKTIF

(c)

(d)

(e)

TANGGAL

21 Pernyataan ini efektif berlaku untuk kuasi-reorganisasi yang terjadi setelah tanggal 1 Januari 1998.

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

51.5

P E R N YA T A A N STANDAR AKUNTANSI

PSAK KEUANGAN

No.

5 1

IKATAN

AKUNTAN

INDONESIA

AKUNTANSI

KUASI-REORGANISASI

A KUNTANSI

K UASI -R EORGANISASI

PSAK N O . 51

DAFTAR

ISI
Paragraf

SAMBUTAN KETUA UMUM IAI Pendahuluan .................................................................. Tujuan ............................................................................ Lingkup .......................................................................... Definisi ........................................................................... Pengakuan dan Pengukuran .......................................... Pengungkapan ............................................................... TANGGAL BERLAKU EFEKTIF ............................................ 01-05 06 07-08 09 10-17 18-20 21

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

A KUNTANSI I NVESTASI E FEK T ERTENTU

PSAK N O . 50

PSAK No. 51 tentang AKUNTANSI KUASI - REORGANISASI telah disetujui dalam rapat Komite Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Juni 1998 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 15 Juli 1998. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material (immaterial items). Jakarta, 15 Juli 1998 Komite Standar Akuntansi Keuangan Jusuf Halim Istini T. Sidharta Mirza Mochtar Wahjudi Prakarsa Katjep K. Abdoelkadir Jan Hoesada Hein G. Surjaatmadja Sobo Sitorus Timoty E. Marnandus Mirawati Sudjono Nur Indriantoro Rusdy Daryono Siti Ch. Fadjriah Osman Sitorus Jusuf Wibisana Yosefa Sayekti Heri Wahyu Setiyarso Ketua Wakil Ketua Sekretaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

A KUNTANSI I NVESTASI E FEK T ERTENTU

PSAK N O . 50

SAMBUTAN KETUA UMUM IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Dalam memasuki era globalisasi, arus dana tidak lagi mengenal batas negara dan tuntutan transparansi informasi keuangan semakin meningkat, baik dari pengguna laporan keuangan di dalam negeri maupun di luar negeri. Untuk memenuhi tuntutan yang semakin meningkat tersebut, Standar Akuntansi Keuangan haruslah berwawasan global. Dengan keterbatasan tenaga, waktu dan dana, Ikatan Akuntan Indonesia selalu berusaha secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu standar akuntansi keuangan agar laporan keuangan yang disajikan perusahaan Indonesia dapat sejalan dengan perkembangan standar internasional. Peningkatan mutu tersebut dilakukan baik dengan penerbitan standar baru maupun dengan melakukan penyempurnaan terhadap standar yang telah ada. Upaya pengembangan standar akuntansi ini tentunya tidak akan berhasil tanpa dukungan berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Direktorat Jendral Lembaga Keuangan-Departemen Keuangan yang telah mendukung upaya pengembangan standar akuntansi ini melalui Sub-Tim Pengembangan Sistem Akuntansi di Sektor Swasta. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada badan dan instansi pemerintah lainnya, Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Sutanto & Rekan,

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

A KUNTANSI I NVESTASI E FEK T ERTENTU

PSAK N O . 50

perguruan tinggi, asosiasi, perusahaan dan pihak lainnya yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan dalam proses pengembangan standar akuntansi ini. Kepada seluruh anggota Komite Standar Akuntansi Keuangan yang telah bekerja tanpa pamrih dengan semangat profesionalisme, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Jakarta, 15 Juli 1998 Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia

Drs. Soedarjono Ketua Umum

Hak Cipta 1998 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

You might also like