You are on page 1of 9

1. a. b. c. 2. a.

Ruang sampel suatu percobaan adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Kejadian sederhana adalah suatu kejadian yang memiliki satu titik sampel. Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang memiliki lebih dari satu titik sample. Macam-macam kejadian: 1. Kejadian pasti : kejadian yang pasti muncul dalam suatu percobaan. Contoh : Dalam percobaan pelemparan uang logam, kejadian pasti adalah munculnya gambar(G) atau angka(A). Artinya dalam percobaan itu pasti muncul G atau A. Dalam hal ini kejadian pasti adalah {G,A} 2. Kejadian mustahil : kejadian yang tidak mngkin muncul dalam suatu. percobaan. Contoh : Dalam percobaan sebuah dadu, kejadian mustahil adalah munculnya sesuatu yang tak mungkin misalnya angka 0 atau 8. Adapun {0} adalah kejadian mustahil. 3. Kejadian sederhana : kejadian yang memiliki satu titik sample. Contoh : dalam percobaan melempar sebuah dadu dimana kejadian K adalahmunculnya mata dadu 2, yaitu K = {2} dengan n(K) = 1 maka K adalah kejadian sederhana. Jika K adalah kejadian dari suatu percobaan dan hanya memuat satu hasil percobaan atau n(K) = 1 maka K disebut kejadian sederhana. 4. Kejadian majemuk : kejadian yang memiliki lebih dari satu titik sample. Contoh : Dalam percobaan melempar sebuah dadu misalnya, kejadian munculnya mata dadu ganjil {1,3,5}, munculnya mata dadu bilangan prima {2,3,5} munculnya mata dadu kurang dari 4 {1,2,3}, masing-masing merupakan kejadian majemuk. Jika M adalah kejadian dari suatu percobaan dan n(M) > 0 maka M disebut kejadian majemuk.
1. Kejadian yang saling ekslusif, yaitu kondisi dimana jika kejadian yang satu sudah terjadi maka kejadian yang lain tidak mungkin terjadi P(E1 U E2) = P(E1) + P(E2) Contoh : Jika peluang terambil satu kartu hati pada setumpuk kartu bridge adalah 13/52 dan peluang terambil kartu wajik adalah 13/52. Maka peluang terambil kartu hati atau wajik adalah 13/52 + 13/52 = 26/52 atau sama dengan peluang terambil kartu yang merah, artinya kalau tidak hati berarti wajikyang terambil. Jika yang satu sudah terambil maka yang lain tidak akan terambil. P( U ) = P() + P() = 13/52 + 13/52 =

2. Kejadian yang saling inklusif, yaitu kondisi dimana jika kejadian yang satu sudah terjadi maka kejadian yang lain masih mungkin terjadi P(E1 U E2) = P(E1) + P(E2) P(E1 E2) Contoh : Jika peluang terambil satu kartu hati pada setumpuk kartu bridge adalah 13/52 dan peluang terambil kartu As adalah 4/52. Maka peluang terambil kartu hati atau As adalah 13/52 + 4/52 1/52 = 16/52. Disini perhitungan di kurangi 1/52 karena pada pengambilan kartu hati atau As ada kemungkinan terambil kartu hati yang As dengan peluang 1/52 P() + P(As) P(( As) = 13/52 + 4/52 1/52 = 16/52 3. Kejadian yang saling independen, yaitu kondisi dimana jika kejadian yang satu tidak berhubungan dengan kejadian yang lain P(E1 E2) = P(E1). P(E2) Contoh : Dilakukan pelemparan dua buah dadu. Jika peluang munculnya mata 1 pada dadu pertama = 1/6 dan peluang munculnya mata 1 pada dadu kedua = 1/6. Maka peluang dalam satu kali pelemparan 2 dadu akan muncul mata 1 pada dadu pertama dan mata 1 pada dadu kedua adalah 1/6 x 1/6 = 1/36 P(1I 1II) = P(1I). P(1II) = 1/6 x 1/6 = 1/36 P( U As) =

b. Irisan dua Himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota - anggotanya merupakan anggota A sekaligus anggota B. Irisan himpunan A dan B dinyatakan dengan notasi : A B = { x | x A dan x B } Contoh : S = { 1,2,3,4,5,6,7 }, A = { 1,2,3,4,5,6 } dan B = { 2,3,5,7 } Diagram Vennnya : A B = { 2,3,5 } merupakan anggota persekutuan antara himpunan A dan B.

Himpunan A dan B saling berpotongan, dituls A = B. Dua himpunan yang tidak mempunyai irisan dikatakan saling lepas dan dinyatakan dengan notasi // c. Gabungan dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota - anggotanya merupakan anggota A saja, atau anggota B saja, atau anggota persekutuan A dan B. Gabungan himpunan A dan B dinyatakan dengan notasi A B = { x | x A atau x B } Contoh A = { 0,2,4,6,8 } B = { 2,3,5,7 } Diagram Vennya A B = { 0,2,3,4,5,6,7,8 } 3. a. b. 4. a. Permutasi adalah suatu susunan unsur-unsur berbeda dalam urutan tertentu tanpa ada unsur yang boleh diulang. Kombinasi adalah campuran atau gabungan atau susunan dari semua atau sebagian elemen dari suatu himpunan yang tidak mementingkan urutan elemen. Peluang Bersyarat P(A| B) : Peluang terjadinya A, bila B telah terjadi atau Peluang A, jika peluang B diketahui. Didefinisikan P ( A | B ) = P ( AB ) , P( B) asalkan P ( B) 0. b. 5. Peluang Bersyarat P(B| A) : Peluang terjadinya B, bila A telah terjadi atau Peluang B, jika peluang A diketahui. Aturan Keputusan Bayes : Sebuah aturan yang menyatakan strategi yang dipilih dari yang tersedia adalah bahwa untuk yang nilai yang diharapkan dari hasil yang terbesar.

Contoh Soal : 1. Tentukanlah nilai kemungkinan (a) (b)


(a)

Sisi muka berada di atas jika sebuah mata uang dilemparkan Bayi yang akan dilahirkan seorang ibu ialah laki-laki. Ada dua hal yang bisa terjadi, yaitu berada di atas itu sisi M atau sisi B sehingga P(M) = .

sekali; Penyelesaian

(b)

Hal yang bisa terjadi ialah kelahiran bayi laki-laki atau wanita sehingga P(laki-laki) = .

(Dalam masalah kelahiran biasanya selalu dianggap yang akan lahir itu seorang bayi laki-laki atau wanita saja sedangkan kelahiran kembar atau yang lainnya tidak diperhatikan). 2. Sebuah dadu dilemparkan sekali. Tentukanlah nilai kemungkinan dadu menunjukkan angka (a) (b)
(a)

5; 3 atau lebih. Ada 6 hal yang bisa terjadi, yang masing-masing mempunyai peluang sama, sehingga P(5) = .

Penyelesaian

(b)

Pada peristiwa dadu menunjukkan angka 3 atau lebih, A = {3,4,5,6} memuat 4 titik sampel sehingga P(A) = .

3. Diambil sebuah kartu dari selengkap kartu bridge terkocok. Tentukanlah nilai kemungkinan terambilnya kartu (a) As ;

(b) (c)

Raja (dengan lambang K) ; Gambar daun

Penyelesaian Ruang sampelnya terdiri dari 52 titik sampel yang masing-masing mempunyai peluang sama.
(a) (b) (c)

Ada 4 kemungkinan kartu As terambil, sehingga P(As) = Ada 4 kemungkinan kartu Raja terambil, sehingga P(K) =

Ada 13 kemungkinan kartu gambar daun, sehingga P(kartu daun)= .

4. Dari baskom yang berisi 7 bola merah, 5 bola biru, dan 3 bola hitam diambil sebuah di antaranya. Tentukanlah nilai kemungkinan bola yang diambil (a) (b) (c) Merah; Biru; Hitam.

Penyelesaian Misalkan peristiwa terambilnya bola merah, biru, dan hitam berturut-turut diberi lambang M, B, dan H. Maka
(a) (b) (c)

P(M) = P(B) = P(H)= = = = . = .

5. Suatu baskom berisi 10 bola pingpong yang masing-masing diberi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Dari dalamnya diambil satu bola. Tentukanlah nilai kemungkinan terambilnya bola bernomor (a) (b) (c) Bilangan prima ; Bilangan yang habis dibagi 2; Bilangan yang habis di bagi 3.

Penyelesaian Misalkan p menyatakan nilai kemungkinan setiap kejadian itu, maka


(a)

Karena ada 5 bilangan prima dari kesepuluh bilangan itu, p = ;

(b) (c)

Bilangan yang habis dibagi 2 ada 5 buah, sehingga p = ; Bilangan yang habis dibagi 3 ada 3 buah, sehingga p = .

6. Satu mata uang yang tangkup dilemparkan dua kali. Tentukanlah nilai kemungkinan (a) (b) (c) muka tampak pada lemparan pertama ; Hasil lemparan pertama dan kedua sama ; Paling sedikit satu muka berada di atas.

Penyelesaian Keadaan yang bisa terjadi dalam pelemparan satu mata uang dua kali ialah MM;MB;BM;BB, di mana MB menyatakan muka pada lemparan pertama dan balik pada lemparan kedua. Sehingga nilai kemungkinan itu ialah
(a) (b) (c)

p= p= p=

7. Bila satu dadu yang tangkup dilemparkan dua kali, tentukanlah nilai kemungkinan (a) hasil lemparan pertama genap dan kedua gasal;

(b) (c)

hasil lemparan pertama dan kedua sama; hasil lemparan pertama dan kedua gasal.

Penyelesaian Tabel 1.1 menyatakan ruang sampel hasil pelemparan sebuah dadu dua kali. Tabel 1.1 Hasil pelemparan dadu dua kali
I II

1 (1,1) (1,2) (1,5) (1,6) 2 (2,1) (2,2) (2,5) (2,6) 3 (3,1) (3,2) (3,5) (3,6) 4 (4,1) (4,2) (a)

(1,3) (1,4) (2,3) (2,4) (3,3) (3,4) (4,3) (4,4)

Dengan melihat tabel itu dapat dihitung bahwa nilai kemungkinan hasil lemparan pertama genap dan kedua gasal ialah p =
(b) (c)

p= p=

= ; dan
9 1 = . 6 4

8. Dari soal 7 di atas, tentukan nilai kemungkinan jumlah angka yang tampak dari dua kali lemparan itu ialah (a) (b) (c) 5; 10; dan Kurang dari 11.

Penyelesaian Misalkan J = jumlah angka yang tampak pada lemparan pertama dan kedua. Dengan pertolongan Tabel 1.1, didapat
(a) (b)

P(J = 5) =

4 ; 36 3 ; 36

P(J = 10) =

(c)

P(J 11) =

33 ; 36

9. Pengantin baru mengatakan bahwa mereka menginginkan 3 orang anak dari (a) (b) (c) pernikahannya. Bila keinginannya terpenuhi, tentukanlah nilai wanita semua; satu pria dan dua wanita; pria semua. kemungkinan bahwa anaknya

Penyelesaian Urutan kelahiran yang bisa terjadi dapat disusun sebagai berikut PPP PPW PWP WPP PWW WPW WWP WWW Dimana PWP = anak pertama pria, kedua wanita, dan ketiga pria. Jadi di sini ada 8 kejadian yang berpeluang sama, maka
(a) (b) (c)

P (wanita semua) = P (1 pria) = P 3 pria) =


1 . 8 3 ; 8

1 ; 8

10.Ada dua orang A dan B yang mencalonkan diri sebagai kepala desa di desa X. Pemilihan dilakukan secara bebas dan rahasia. Setelah pemilihan, empat orang pemilih (sebarang) ditanya mengenai pilihannya, dan dianggap mereka memberikan jawaban yang jujur. Tentukanlah nilai kemungkinan bahwa
(d) (e) (f)

ke 4 orang itu memilih calon A ; 3 orang memilih calon A ; dan 2 orang memilih calon A.

Penyelesaian Kemungkinan pilihan mereka dapat disusun sebagai daftar berikut AAAA BAAA BABA BABB

AAAB AABB BAAB BBAB AABA ABBA BBAA BBBA ABAA ABAB ABBB BBBB Dimana ABAB menyatakan orang pertama memilih calon A, orang kedua memilih B, yang ketiga memilih A, dan orang keempat memilih B. Maka
(a) (b) (c)

P(4 orang itu memilih A) = P(3 orang memilih A)= P(2 orang memilih A)=

1 16

4 1 = ; 16 4 6 3 = . 16 8

You might also like