You are on page 1of 16

eningkatan kekuatan beton dan inovasi teknologi konstruksi adalah dua hal yang berbeda.

Namun mempunyai kaitan sangat erat dalam pengaplikasiannya. Peningkatan kekuatan beton di dunia sudah mencapai titik yang menakjubkan. Sejak lebih dari 20 tahun yang lalu beton mutu tinggi telah dibuat di negaranegara maju berkisar antara 50 MPa sampai dengan 160 Mpa. Di Indonesia beton mutu tinggi yang telah dicapain secara maksimum sudah jauh berkembang yakni 120 Mpa. Inovasi yang timbul akibat kebutuhan dan penyelesaian masalah terus berkembang. Berbagai inovasi diciptakan sebagai daya kreativitas dan kemampuan analisis para ahli sipil dalam mewujudkan suatu konstruksi yang berpedoman pada biaya, mutu, waktu serta faktor keamanan.Beton ringan maupun beton yang dapat memadatkan sendiri seperti yang akan diteliti pada makalah ini adalah beberapa contoh dari inovasi-inovasi yang telah rampung. Jadi dapat dibayangkan pada zaman yang semakin modern dan maju. Permintaan akan suatu bahan dasar konstruksi, dalam hal ini adalah beton, bukan hanya mempunyai kekuatan tekan serta tarik (beton bertulang merupakan salahsatu inovasi-red), beton juga diharapkan memiliki inoivasiinovasi yang mempertimbangkan nilai efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan konstruksi. Sehingga pencapaian perkembangan teknologi konstruksi beton akan terus berkembang lebih dan lebih baik lagi. Yang perlu diketahui dari para pembaca sekalian bahwa artikel ini diambil dari inti makalah yang saya buat untuk mengikuti Lomba Beton Nasional 2010. Saya melakukan beberapa riset meski dalam keterbatasan anggaran dan waktu namun saya memperoleh wawasan dan pengetahuan yang luar biasa. Semoga tulisan ini bermanfaat dan khusus kepada momonguk yang meminta artikel tentang SCC diterbitkan di wordpress milik saya. Terimakasih.

Campuran SCC yang lebih cair ketimbang beton normal

Beton adalah salahsatu bagian penting dalam pembangunan konstruksi saat ini yang terdiri dari 4 bahan dasar, yaitu pasta, agregat kasar, agregat halus dan air. Beton banyak dipakai dalam pembangunan gedung-gedung bertingkat,

perumahan, dan bendungan karena mempunyai kuat tekan yang cukup tinggi. Namun cenderung memiliki kekuatan tarik yang rendah. Untuk membuat beton yang mempunyai kekuatan yang tinggi, diperlukan komposisi yang baik dan benar dalam artian sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahan yang berlaku serta komposisi yang seimbang satu sama lain. Beton sendiri terbagi atas beberapa klasifikasi. Klasifikasi beton menurut kekuatannya terdiri dari beton mutu normal yang berkekuatan 200-500 kg/cm2, beton mutu normal yang berkekuatan 500-800 kg/cm2 dan beton mutu sangat tinggi yang berkekuatan lebih dari 800 kg/cm2. Mengingat masih belum banyak pembuatan beton mutu tinggi di Indonesia. Tulisan ini juga ditujukan agar para pembaca tergugah untuk membuat penelitian dan riset tentang beton mutu tinggi. Serta menciptakan beton mutu tinggi karya anak bangsa. Melihat ada beberapa masalah dan kendala dalam hal pembuatan beton mutu tinggi, baik dalam hal waktu, kualitas dan dana. Inovasi baru yakni self compacting concrete menjadi jalan keluar bagi masalah-masalah tersebut. Pembuatan beton mutu tinggi yang cenderung lebih padat daripada beton mutu normal memerlukan vibrator untuk memadatkan binder beton tersebut. Selain memakan biaya dan waktu, penggunaan vibrator menciptakan polusi suara di sekitar wilayah pembangunan konstruksi. Penggunaan vibrator juga merugikan para pekerja, pengaruhnya pada tangan si pemakai vibrator akan mengalami gangguan seperti mati rasa secara tiba-tiba. Tentu hal ini akan mengganggu proses kontruksi dan menimbulkan kerugian baik dalam biaya maupun waktu konstruksi. Jadi melihat hal tersebut. Kombinasi antara beton mutu tinggi dan inovasi self compacting concrete disatukan. Self compacting concrete sendiri merupakan jenis beton yang dapat memadat sendiri tanpa adanya bantuan vibrator. Bentuknya lebih cair ketimbang beton normal. Jika pembuatan beton mutu normal memerlukan bahab-bahan dasar sebagai bahan campuran beton. Maka beton mutu tinggi self compacting concrete memerlukan bahan tambahan, baik mineral dan kimia.

Sebagai filler dapat digunakan mikrosilika. Bahan tambahan kimia berupa water reducer atau biasa kita sebut superpalstisizer. Jenisnya pun bermacam-macam. Detailnya akan dijelaskan pada bab berikutnya. SCC adalah beton yang mempunyai keistimewaan yang dapat memadatkan sendiri tanpa bantuan vibrator. Tantangan yang dihadapi lebih sulit karena membutuhkan kreativitas para ahli sipil. Walaupun bersifat lebih cair, akibat sifatnya juga yang dapat memadatkan sendiri (self compacting). SCC mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada beton normal pada umunya. Industri pre-cast Indonesia sendiri, membutuhkan varian beton dengan karakteristik kekuatan awal yang besar untuk mengoptimalkan waktu dan kapasitas produksi.

BAB I : TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI BETON ABSTRAK Pembangunan dibidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Baik pada pembangunan perumahan, gedung-gedung, jembatan, bendungan, jalan raya, pelabuhan, bandara dan sebagainya. Beton merupakan salah satu pilihan sebagai bahan struktur dalam konstruksi bangunan selain kayu dan logam. Beton diminati karena banyak memilikin kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya. Beberapa diantaranya adalah harganya relatif murah, mempunyai kekuatan tekan yang besar, tahan lama, tahan terhadap api, bahan baku mudah didapat dan tidak mengalami pembusukan. Hal lain yang mendasari pemilihan dan penggunaan beton sebagai bahan konstruksi adalah faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisis (filler) beton terbuat dari bahan-bahan yang mudah diperoleh, mudah diolah (workability) dan mempunyai keawetan (durability) serta kekuatan (strenght) yang sangat diperlukan dalam pembangunan suatu konstruksi. Beton sendiri merupakan campuran homogen dengan perbandingan tertentu antara semen,agregat kasar, agregat halus dan air serta ditambah pula dengan bahan campuran tertentu bila dianggap perlu. Ada sedikitnya empat proses yang dilakukan dalam pembuatan beton. Keempat proses ini mempunyai peran sangat penting dan berpengaruh satu sama lain. Jadi, jika salahsatu dari keempat proses mengalami kesalahan yang fatal. Maka akan mempengaruhi mutu suatu beton yang dibuat. Keempat proses itu adalah pemilihan bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan beton, menentukan alternatif metode campuran (komposisi campuran beton), metode pencampuran bahan-bahan beton hingga tahap pencetakan dan perawatan (curing) beton yang dicetak. Tahap-tahap ini yang nantinya akan dibahas dalam kesempatan kali ini. Bagaimana cara-cara yang baik dan benar. Serta bagaimana seorang ahli beton mengkondisikan proyek pekerjaan pembuatan beton yang benar. Pendahuluan

Sebelum masuk ke penjelasan bagaimana tata cara pembuatan beton yang baik dan benar. Ada baiknya kita kembali mengingat beberapa prinsip-prinsip sebuah beton. Apa itu beton serta bagaimana karakteristiknya. Beton adalah material bahan yang terdiri dari semen, agregat (split dan pasir), air, serta bahan tambahan (addmixture) baik kimia maupun mineral jika diperlukan. Karakteristik beton antara lain : 1. Kuat tekan tinggi. 2. Harga murah. 3. Bahan-bahan penyusun mudah didapat. 4. Mudah diolah. 5. Tahan terhadap api 6. Tahan lama, minimal untuk jangka waktu 30-40 tahun. 7. Tidak mengalami pembususkan. 8. Biaya pemeliharaan rendah. 9. Tahan terhadap temperatur tinggi dan anti-korosi 10.Kekuatan pada umur 28 hari, minimal 70% dari kekuatan yang sebenarnya. Dapat kita lihat bahwa karakteristik dari beton sebagian besar merupakan kelebihan beton dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Kita dapat ambil poin yang pertama. Beton memiliki kuat tekan yang tinggi. Karakteristik ini sangat tepat jika beton digunakan untuk daerah bangunan yang mengalami kuat tekan yang besar. Berbeda dengan baja, baja cenderung kuat terhadap gaya tarik. Namun lemah jika mengalami gaya tekan. Beton juga tahan terhadap api. Berbeda dengan kayu (yang tidak tahan api) hanya mampu menahan api (jika terjadi kecelakaan) tidak lebih dari 1 jam. Beton mampu menahan api minimal 4 jam sejak api itu mengenai beton. Dengan pemeliharaan yang rendah, beton menjadi solusi bagi pemilik proyek yang hanya mempunyai sedikit uang umtuk pemeliharaan. Tidak seperti baja dan kayu yang membutuhkan biaya pemeliharaan yang besar. Akan tetapi dalam pemakaiannya dalam pembangunan konstruksi. Sama seperti bahan material lainnya, beton juga memiliki kekurangan. Kita mengetahui secara jelas bahwa beton memiliki kuat tekan yang tinggi, namun kenyataannya bahwa beton sangat lemah terhadap gaya tarik. Untuk itu dibuatlah beton bertulang dengan tulangan baja yang bukan hanya saja kuat terhadap tekan namun tarik pula. Atau berat jenis beton yang tinggi membutuhkan alat berat untuk

mengangkut beton (jika proyek tersebut berskala menengah ke atas). Beberapa kekurangan beton antara lain: 1. Cenderung lemah terhadap gaya tarik. 2. Jika sudah dibentuk (keras) sukar diubah kembali. 3. Pelaksanaan membutuhkan ketelitian, pengawasan serta etos kerja yang tinggi. 4. Berat jenis beton tinggi. 5. Daya pantul suara besar. 6. Membutuhkan cetakan sebagai media pembentuk beton. 7. Beton yang sudah jadi tidak bisa didaur ulang. 8. Jika didiamkan akan langsung mengeras. Ini menyulitkan para kontraktor untuk tetap membuat beton segar. Membutuhkan alat berat yang mengeluarkan biaya tambahan. Dari sini kita dapat mengambil poin bahwa setiap bahan konstruksi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dan sebagai salahsatu materi yang dipelajari di fakultas teknik sipil. Teknologi bahan konstruksi berusaha mencari metode dan inovasi yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Pada kesempatan ini yang perlu ditekankan adalah pembuatan beton yang baik dan benar. Jika kita melakukan pembuatan beton secara baik dan benar. Maka beton yang dihasilkan adaah baik pula. Karekateristik beton yang baik yakni: 1. Homogen, artinya semua bahan tercampur dengan baik dan tidak mengalami segregasi ( pemisahan bahan-bahan penyusun). 2. Strenght, artinya sebuah beton mempunyai kekuatan seperti yang kita rencanakan. Kelebihan maupun kekurangan keuatan menunjukkan bahwa ada kesalahan yang kita lakukan. Baik pada pemilihan bahan, pengaturan komposisi, pencampuran maupun perawatan beton. 3. Durable, keawetan beton juga minimal sesaui dengan apa yang direncanakan. Biasanya beton mempunyai daya awet hingga 40-50 tahun. Setidaknya beton yang sudah berumur 40 tahun sudah diganti. Karena kekuatannya akan menurun secara perlahan yang dikhawatirkan akan mempengaruhi pembagian beban terhadap struktur bangunan. 4. Economic, harga yang ekonomis bukan berarti harganya murah. Ekonomis berarti pelaksanaan dan pemakaian beton memenuhi standar efisiensi dan efektivitas pekerjaan. Kebanyakan akan menyangkut masalah biaya. Jadi wajar jika beton mempunyai harga yang lebih murah dibanding bahan konstruksi lainnya.

Yang terakhir adalah bagaimana sifat keefisienan dan keefektivan sebuah pekerjaan akan menghasilkan beton yang optimum. Tahap 1 : Pembuatan Beton Tahap paling awal yang dilaksanakan dalam pembuatan beton adalah pemilihan bahan-bahan penyusun. Pemilihan bahan-bahan penyusun yang baik akan menghasikan beton yang baik pula. Lazimnya dalam masyarakat. Semakin baik maka semakin mahal tidak terlalu berlaku di dalam dunia beton. Baik juga bisa berarti murah dan baik juga bisa berarti mahal. Tergantung pada permintaan dan trik-trik pekerja di lapangan. Yang terpenting tidak mengabaikan standar pekejaan. Bahan-bahan penyusun beton antara lain 1. Semen Portland, Ada beberapa jenis semen portland yakni :

Semen tipe I, semen biasa umum untuk pembangunan perumahan massal. Semen tipe II, tipe semen yang tahan terhadap garam, biasa digunakan untuk membangun konstruksi di daerah pinggiran pantai. Semen tipe III, sangat tepat bagi kontraktor yang menginginkan kekuatan di awal (early high strenght) Semen tipe IV, tipe yang menginginkan adanya panas yang rendah untuk memperlambat pengerasan. Biasa dipakai di daerah yang mempunyai suhu ekstrim. Semen tipe V, tipe semen yang tahan terhadap sulfat.

1. Agregat, adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami batu-batuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami. Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, namun demikian peranan agregat pada beton sangatlah penting. Kandungan agregat dalam beton kira-kira mencapai 65%-75% dari volume beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat- sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton. agregat dibedakan menjadi dua macam yaitu agregat halus dan agregat kasar yang didapat secara alami atau buatan. Untuk menghasilkan beton dengan kekompakan yang baik, diperlukan gradasi agregat yang baik. Gradasi agregat adalah distribusi ukuran kekasaran butiran agregat. Gradasi diambil dari hasil pengayakan dengan lubang ayakan 10 mm, 20 mm, 30 mm dan 40 mm untuk kerikil. Untuk pasir lubang ayakan 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm dan 0,15 mm. Penggunaan bahan batuan dalam adukan beton berfungsi :

Menghemat Penggunaan semen Portland,

Menghasilkan kekuatan yang besar pada betonnya, Mengurangi susut pengerasan, Mencapai susunan pampat beton dengan gradasi beton yang baik, Mengontrol workability adukan beton dengan gradasi bahan batuan baik. (Antono, 1995)

1. Air, air yang digunakan pada pembuatan beton ialah yang dapat diminum. Yang dimaksud di sini adalah air yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr, Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik) lebih dari 15 gr/ltr, Tidak mengandung Klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr, Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gr/ltr . (Tjokrodimulyo, 1992)

1. Bahan tambahan mineral kimia, misalnya Superplastisizer atau Hiperpalstisizer yang dapat memperencer campuran beton dan pengerasan secara cepat. Silika fume atau nano silika yang dapat menaikkan kekuatan beton secara signifikan. Fly ash, bahan mineral yang dapat menggantikan peran semen denga harga yang relatif terjangkau. Setelah mengevaluasi apa saja bahan-bahan yang akan digunakan. Maka perlu adanya pemeriksaan bahan yang dilakukan di labolatorium. Hal ini menjadi penting karena untuk mengetahui apakah bahan-bahan yang kita pilih sudah sesuai standar dan dapat digunakan untuk campuran beton. Standar-standar itu antara lain : 1. ASTM C33; Standar spesifikasi agregat beton. 2. ASTM C40; Standar kadar organik dalam pasir. 3. ASTM C142; Standar kadar lumpur dan lempung dalam agregat. 4. ASTM C29; 5. ASTM C127; BJPA agregat kasar. 6. ASTM C128; BJPA agregat halus. 7. ASTM C136; 8. ASTM C192; Membuat dan merawat beton uji di Labolatorium. 9. ASTM C143; test untuk slump dan cemen portland

10.ASTM C39; Uji kuat tekan beton silinder 11.BS 882; Batas gradasi untuk agregat halus. 12.SK SNI T-15-1990-03; Tata cara pembuatan campuran beton normal. 13.SK SNI M-26-1990-F; Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar. 14.SK SNIM-62-1990-03; Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di labolatorium. Beton sendiri sudah mengalami hingga kemajuan yang sangat beragam. Hal ini dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat itu sendiri yang menginginkan kualitas dan percepatan pengerjaan beton agar lebih praktis. Contoh yang paling real adalah beton yang dapat memadatkan sendiri tanpa adanya bantuan vibrator (SCC) dan beton ringan. Akan tetapi dalam pembahasan kali ini hanya akan dijelaskan bagaimana pembuatan beton biasa yang baik dan benar menurut standar yang berlaku. Karena pada kenyataannya setiap beton mempunyai kaakteristik yang berbeda, maka harus diperlakukan secara berbeda pula. Pemilihan metode komposisi campuran beton Seperti yang telah diketahui bahwa setiap tahap dalam pembuatan beton adalah penting dan berkaitan satu sama lain Dalam tahap yang kedua menentukan metode komposisi beton menjadi penting karena setiap komposisi yang kita kurangi atau tambah akan mempengaruhi kekuatan beton yang kita buat. Seperti yang telah dikemukakan dalam tahap pertama, beton terdiri atas semen, agregat, air, bahan tambahan mineral dan kimia. Dalam membuat komposisi ada tata cara yang baik. Sama halnya dengan tahap-tahap yang lain. Setelah kita menyelesaikan tahap yang pertama. Muncul pertanyaan seberapa banyak komposisi atau perbandingan-perbandingan bahan-bahan penyusun agar kuat dan murah. Bagaimana agar tidak mengalami susut. Dan bagaimana agar mudah diolah. Beberapa perbandingan yang digunakan biasanya adalah 1:2:3. 1 untuk semen, 2 untuk agregat halus dan 3 untuk agregat kasar. Namun dalam teorinya, beton memiliki batasan-batasan. Batasan-batasan itu antara lain : 1. 1. Jumlah agregat biasanya mencapai 65%-75% untuk beton biasa. 40%-45% untuk agregat kasar dan 25%-30% untuk agregat halus. 2. Jumlah semen berkisar 11%-12% dari jumlah berat. 3. Sisanya berupa air dan bahan tambahan berkisar 9%-11%.

Di awal sudah dikemukakan pula, berbeda karakteristik beton maka berbeda pula cara memperlakukannya termasuk dalam tahap yang kedua ini. Sebagai contoh beton yang dapat memadat sendiri (SCC). Komposisinya berbeda dengan yang lain karena membutuhkan nilai keenceran yang tinggi maka agregat kasar dibuat lebih sedikit dan agregat halus dibuat lebih banyak. Perbandingan antara agregat kasar dan agregat halus adalah 35% : 65% atau 40% : 60%. Juga diperlukan bahan tambahan seperti silika fume yang berbanding terbalik dengan jumlah semen. Diperlukan bahan tambahan aditif untuk memperdaya beton yang kita buat. Intinya dalam pembuatan komposisi campuran beton adalah melanjutkan tahap pertama lalu sesuai dengan karakteristik bahan-bahan, membuat komposisi yang sesuai pula, yakni : 1. 1. Jika nilai penyerapan agregat tinggi perlu diperhatikan nilai banyaknya air yang akan ditambahkan. 2. Jika diberikan bahan addmixture maka juga perlu diteliti bagaimana karakteristik bahanaddmixture. Misal untuk superpalstisizer, tidak perlu membutuhkan banyak air karena karakteristik superpalstisizer dapat memperencer campuran beton saat pembuatan. 3. Nilai lumpur akan mempengaruhi kekuatan beton. 4. Semakin banyak komposisi agregat halus akan memperencer campuran beton. Sebaliknya semakin banyak agregat kasar akan semakin sukar diolah. 5. Dan sebagainya. Lalu apa yang akan dihasilkan pada tahap yang kedua ini akan menentukan apa yang akan dilakukan pada tahap yang ketiga. Sehingga perlu diteliti secara benar untuk komposisinya. Jangan ada yang salah. Dan diperiksa ulang beberapa kali. Karena tidak cukup satu kali dikoreksi. Ingat komposisi yang dibuat akan menghasilkan beton yang dipakai masyarakat. Sedikit kesalahan akan mempengaruhi kehidupan masyarakat tersebut. Pencampuran Komposisi Beton yang Telah Dipersiapkan Dalam tahap yang ketiga memang ada standar yang mengatur pencampuran beton. Namun dalam penerapan dalam tahap ketiga hanya dijadikan syarat pemenuhan agar pembuatan beton lulus kualitas. Yang sebenarnya ada adalah standar-standar tak tertulis yang sudah menjadi kebiasaan pencampuran oleh kontraktor di lapangan. Standar-standar umum itu adalah : 1.

1. Bahan baku padat dicampur terlebih dahulu, setelah tercampur maka dimasukkan bahan baku cair. 2. Bahan baku cair dimasukkan secara perlahan-lahan. Ingat jumlah air yang dibuat pada tahap kedua tidak mutlak harus dipatuhi. Karena bisa saja dengan jumlah air yang ada, beton menjadi kelebihan atau kekurangan air akibat karakteristik agregat. 3. Jangan mengandalkan penglihatan karena yang terjadi bisa saja berbeda dengan apa yang kita lihat. Seperti yang kita lihat misalnya bahan sudah tercampur dengan baik. Namun yang sebenarnya terjadi adalah campuran beton mengalami kelebihan air dan mengalami segergasi. Untuk itu diperlukan pengecekan. 4. Biasanya untuk pencampuran beton yang baik. Minimal diaduk sebanyak 100 kali. Namun ada baiknya kita mengaduk sesuai dengan jumlah dan karakteristik bahan. 5. Beton yang sudah jadi jangan didiamkan terlalu lama agar tidak terjadi pengerasan. Agar tidak mengeras maka perlu diaduk secara berkala kembali. Untuk mengaduk kita bisa memilih dua opsi, yakni manual menggunakan sekop atau otomatis menggunakan mesin. Untuk jumlah yang besar tentu kita memerlukan alat-alat berat. Perawatan Beton Ada beberapa alternatif dalam perawatan beton : 1. Direndam 2. Disiram 3. Dilapisi kain tebal atau plastik khusus. Yang perlu diketahui dari tahap yang keempat adalah perawatan yang sesuai tegantung keinginan dan kondisi. Perendaman dilakukan biasanya di labolatorium untuk beton uji. Tidak mungkin bila beton untuk gedung tinggi direndam, yang paling mungkin adalah di siram atau di lapisi kain atau plastik khusus. Penutup Setelah membuat beton sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah dibicarakan. Prinsip yang kita gunakan sebenarnnya secara bahasa hampir sama dengan membuat sebuah kue. Pembuatan kue juga memerlukan pemilihan bahan yang baik, pembuatan komposisi, pencampuran bahan serta perawatan hingga kue tersebut sampai pada konsumen. Pembuatan beton pun hampir sama.Bagaimana jika kelebihan salahsatu komposisi akan mempengaruhi kualitas beton tersebut. Berhasil atau tidaknya

tahapan-tahapan yang dilaksanakan akan menunjukkan berhasil atau tidaknya beton yang kita buat. Keempat tahap itu juga mempengaruhi kekuatan, harga serta karakteristik beton. Ada hukum tak tertulis yang ada pada ilmu sosial. Yakni semakin besar simpangan pada setiap tahap, maka akan semakin besar pula pengaruhnya pada hasil akhir. Seorang ahli beton juga jangan terpaku pada standar pengerjaan. Namun juga meloihat kondisi yang ada. Bagaimana ia memenuhi BMW-S (biaya-mutu-waktusafety) sebuah pekerjaan. Misalnya jika pengerjaan beton tersebut ada di tengah hutan, sang kontraktor harus menghitung waktu pembuatan dan pengecoran beton secara teliti dan ekstra. Atau pembuatan beton untuk jalan raya membutuhkan pengerasan awal yang tinggi. Efektif dan efisien. Misal di dekat daerah pengerjaan ada pabrik fly ash (abu terbang). Kita bisa gunakan sebagai pengganti semen. Atau bisa kita gabungkan kedua unsur tersebut. Bagaimana jika tidak ada split di daerah tersebut. Bagaimana jika pembuatan beton dilakukan di daerah rawa. Kemampuan serta pengalaman menjadi senjata utama pembuatan beton. KESIMPULAN Ada beberapa catatan penting dalam proses pembuatan hingga pencetakan sebuah beton. Yang pertama adalah seorang ahli beton harus bisa memilih dan mengatur metode terbaik yang dilakukan dalam pembuatan yang sesuai dengan keadaan lingkungan serta kondisi saat pembuatan. Yang kedua adalah pemilihan bahan-bahan yang sesuai dengan daerah kerja, waktu kerja dan kemampuan pemilik proyek. Dan yang ketiga adalah keahlian dalam menghadapi persoalanpersoalan yang ada di lapangan. Ketelitian dan etos kerja merupakan hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap pekerja yang melakukan pekerjaan di bidang beton. Setiap tahap yang dilakukan secara baik dan teliti sehingga juga menghasilkan suatu beton yang kita inginkan. Kualitas kontrol oleh pengawas. Prinsip efisien dan efektiv juga diperlukan agar beton tersebut menjadi optimum. Segala upaya perbaikan kinerja kita harus bertujuan untuk memajukan kehidupan manusia seperti yang tertera pada piagam sipil. Tanpa merusak lingkungan. Kemajuan di bidang beton mudah0mudahan mendapat antusias dari masyarakat.

BETON MUTU TINGGI

Pengertian Beton Mutu Tinggi Normal (NSC), Mutu Tinggi (HSC) dan Mutu Sangat Tinggi (VHSC) Setelah kita masuk ke Bab Pengertian Beton secara umum. Kita merasa perlu untuk mengklasifikasikan beton-beton tersebut menurut penggolongannya masing-masing. Baik dari segi campurannya, sifat-sifatnya maupun kekuatannya. Dalam Bab II ini, saya akan menjelaskan sedikit tentang pengklasifikasian beton menurut kekuatannya yang saya ambil dari pembelajaran saya di kuliah dan literatur-literatur yang saya baca, baik dari buku-buku perpustakaan, buku-buku pelajaran beton, dan Internet. Klasifikasi beton menurut kekuatannya dibagi menjadi tiga, yakni beton mutu normal (NSC) yang berkekuatan antara 200-500 kg/cm2, beton mutu tinggi (HSC) yang berkekuatan 500-800kg/cm2, dan beton mutu sangat tinggi (VHSC) yang berkekuatan lebih dari 800 kg/cm2. Di Indonesia, produksi beton untuk bangunan dan perumahan didominasi oleh beton dengan kekuatan 200-500 kg/cm2. Untuk beton tersebut bisa kita jumpai di pabrik precast dan balok-balok beton praktekan. Konsep Desain Campuran Beton Mutu Tinggi Sebelum kita menggunakan beton mutu tinggi sebagai elemen suatu konstruksi, kita harus mempertimbangkan beberapa hal, yakni tuntutan kebutuhan, keuangan, serta proporsi campuran yang akan digunakan. Oleh karena itu, kita harus tahu beberapa bahan-bahan untuk membuat beton mutu tinggi. Bahan Dasar HSC dan VHSC Pada dasarnya bahan beton untuk beton HSC dan VHSC hampir sama dengan beton normal, yakni pasta (semen), agregat kasar (batu pecah), agregat halus (pasir) dan air. Akan tetapi untuk memudahkan pengerjaan, membatasi jumlah volume rongga yang akan mempengaruhi kekuatan suatu beton tersebut. Maka digunakan bahan kimia tambahan dan bahan mineral tambahan tertentu dalam campuran beton, yaitu Superplastisizer (SP)/water reducer, fly ash (abu terbang), dan silica fume ( mikro silika). Namun, baru-baru ini teah dikembangkan pula nano silica. Agregat Agregat terbagi atas dua, yakni agregat halus dan agregat kasar. Biasanya untuk membuat beton kita memakai batu pecah dan pasir yang mempunyai peran terhadap kekuatan beton. Sifat-sifat agregat tersebut dapat mempengaruhi sifatsifat beton, antara lain keawetan, kekuatan, susut dan rangkak, koefisien muai panas, konduktivitas, berat jenis modulus elastisitas, dan biaya. Biasanya untuk membuat HSC dan VHSC, ada persyaratan yang harus terpenuhi, yakni ASTM C33.

Selain itu, karena agregat merupakan bahan utama yang mendominasi campuran beton (60-80%), maka kita juga perlu memperhatikan mengenai syarat-syarat agregat yang baik. Misalkan mengenai bentuk, grading, surface, texture, mineralogi, dan kekerasannya. Bahan Tambahan Mineral Silica Fume dan Nano Silica Silika fume merupakan material yang terdiri dari partikel halus dengan diameter rata-rata 1 mikrometer. Material ini merupakan hasil sampingan dari produksi silicon dan ferro silicon dan mempunyai kandungan silicon dioxyde yang tinggi. Berat jenis relatif silica fume umumnya berkisar antara 2,22,5. Karena tingkat kehalusan dan kandungan silikanya yang cukup tinggi, silica fume termasuk material pozzolanik yang sangat reaktif. Sehingga pengunaan untuk silica fume dalam campuran beton berkisar antara 5-15% kandungan semen portland. Silica fume bereaksi secara pozzolanik dengan lime (Ca(OH)2) selama hidrasi dengan semen untuk membentuk senyawa kalsium silikat hidrat (CSH). Kegunaan silika fume secara geometrical adalah kemampuannya mengisi rongga-rongga diantara bahan pasta ( grain of cement)(, dan mengakibatkan membaiknya distribusi ukuran pori dan berkurangnya total volume pori. Namun kenyataan di lapangan, ternyata penggunaan silika fume memiliki kekurangan. Beton yang mengandung silika fume mempunyai kecenderungan yang meningkat bahwa beton tersebut akan mengalami retak susut. Untuk itu kita bisa gunakan beberapa trik, yakni salahsatunya adalah beton silica fume yang masih segar harus secepatnya diberi perlindungan agar penguapan air yang cepat dapat dicegah. Penggunaan silica fume dapat menghasilkan beton yang kedap, awet dan berkekuatan tinggi. Lalu tentang nano silika, tak jauh berbeda dengan silica fume. Hanya saja ukurannya yang sangat kecil (nanometer), membuat reaksi yang diharapkan menjadi lebih cepat, sehingga membuat waktu pengerjaan menjadi lebih cepat pula. Dan ukuran distribusi yang terisi menjadi lebih baik, sehingga kekuatannya menjadi lebih besar. Pengembangan nano silika di Indonesia saat ini hanya masih beberapa. Keuntungan dan kerugian dari penggunaan silika fume : 1. Kekuatan tekan hancurnya lebih tinggi.2. Kekuatan tariknya lebih tinggi. 3. Rangkaknya lebih kecil. 4. Regangan yang terjadi kecil. 5. Susutnya kecil 6. Modulus Elastisnya tinggi

7. Ketahanan terhadap sulfat tinggi. 8. Ketahanan terhadap serangan klorida tinggi 9. Ketahanan terhadap keausan tinggi 10. Permeabilitas lebih kecil. Kendala pada saat penggunaan silika fume : 1.pelaksanaan. 2. bahaya kesehatan kerja. 3. air entrainment. 4. plastic shrinkage (susut plastk) 5. quality control (pengendalian mutu) Fly Ash Abu terbang atau fly ash adalah hasil sampingan dari pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap. Dapat digunakan sebagai bahan campuran untuk semen karena kandungan mineralnya hampir sama dengan semen. Fly ash juga dapat digunakan sebagai pengganti semen. Di Indonesia sendiri sudah banyak pembuatan beton yang menggunakan fly ash karena harganya yang lebih murah dibanding semen. Variasi pada sifat fisik fly ash sangat mempengaruhi sifat beton mutu tinggi yang dihasilkan. Oleh karena itu, material fly ash yan akan digunakan untuk beton mutu tinggi perlu dites terlebih dahulu di Labolatorium agar sifat keseragaman dan kesesuaiannya dengan bahan lain dapat diketahui. Bahan Tambahan Kimia Terkadang jika kita sudah mencoba mencampur beberapa bahan dasar serta mineral untuk memperkuat dan mempercepat proses pengerasan akan menimbulkan dampak yang tertentu pada saat beton berumur muda ( 1-14 hari) atau biasa kita sebut beton muda. Untuk itu kita memerlukan bahan tambahan kimia yang digunakan pada industri beton dalam memperbaiki sifat beton muda. Beberapa bahan tambahan kimia adalah water reducer (superplastisizer), airentrainin agents,retarders dan accelerator. Water Reducer (superplastisizer) Penggunaan water reducer (superplstisizer) bertujuan unutuk mengurangi air campuran sebesar 5-20%. . Hal ini mengakibatkan mengecilnya perbandingan faktor air semen (dapat mencapai 0,25-0,40) yang dapat menimbulkan kerusakan pada beton mutu tinggi karena terlalu encer. Water reducer ini juga bisa dikombinasikan dengan retarder pada ready mix plent. Akan tetapi, kita

perlu untuk meneliti kedua kandungan tersebut, terutama dalam pengecoran di daerah yang cukup panas. Accelerator Umumnya, accelerator jarang digunakan sebagai bahan tambahan kimia pada beton mutu tinggi.Accelerator mempunyai peran mempercepat pengerasan, di mana pembukaan bekisting perlu dilakukan lebih awal. Akan tetapi, penggunaannya dapat mempengaruhi pencapaian kekuatan beton pada kemudian hari.

You might also like