You are on page 1of 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelasaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk mengetahui segala sesuatu yang menyangkut tentang penyakit hepatitis, baik gejala-gejalanya maupun cara mencegahnya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, sayai mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita semua dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, 27 Februari 2013

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93) Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting. (http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm) Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169).

1.3 Rumusan Masalah 1. Apa itu hepatitis? 2. Berapa macam/jenis hepatitis? 3. Apa penyebab dan bagaimana cara penularan penyakit hepatitis?

4. Apa tanda dan gejala penyakit hepatitis? 5. Bagaimana cara pencegahan penyakit hepatitis?

1.4 Tujuan 1. Mengetahui pengertian hepatitis 2. Mengetahui macam-macam hepatitis 3. Mengetahui penyebab dan cara penularan penyakit hepatitis 4. Mengetahui tanda dan gejala penyakit hepatitis 5. Mengetahui cara pencegahan penyakit hepatitis

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hepatitis Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol (Ester monika, 2002 : 93). Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya peradangan pada kantung empedu (M. Sholikul Huda). Hepatitits adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat obatan serta bahan bahan kimia (Sujono Hadi, 1999). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001). Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2 Jenis-jenis Hepatitis Hepatitis A Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang

terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6

minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

Hepatitis B Penularan virus ini melalui rute tranfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya dan resipien produk darah tertentu. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.

Hepatitis C Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

2.3 Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis Hepatitis A Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengidap hepatitis A.

Hepatitis B Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalam

kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup: - Imigran dari daerah endemis hepatitis b - Orang yang sering bertukar jarum dan alat suntik - Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang terinfeksi - Pria homoseksual yaang secara seksual aktif - Pasien rumah sakit jiwa - Narapidana pria - Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk tertenu dari plasma - Kontak serumah dengan karier hepatitis - Pekerja sosial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan darah

Hepatitis C Penularan hepatitis C pada orang dewasa bisa terjadi melalui kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian besar penyakit hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi orang sekitarnya.

2.4 Tanda dan Gejala Semua hepatitis virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk membedakannya secara pasti masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badannya terasa panas, mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna

seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasanya dapat sembuh setelah satu bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna, sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau meninggal. Penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian ada kemungkinan hatinya mengeras (sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi kanker hati. Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu : a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stadium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh : Malese umum, anoreksia, sakit kepala, rasa malas, rasa lelah, gejala-gejala infeksi saluran nafas atas mialgia (nyeri otot) b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah: memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal, pembesaran dan nyeri hati, splenomegali dan mungkin gatal (pruritus) dikulit. c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini: gejala-gejala mereda termasuk ikterus, nafsu makan pulih dan apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil.

2.5 Pencegahan Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi,

tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang hepatitis B

sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya. Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agar tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinasi dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai. Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang telah kebal hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis B yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian. Untuk memperkuat kekebalan yang telah ada, perlu diberi vaksinasi penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja. Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan. Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 2. Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu : hepatitis A, hepatitis B dan hepatitis C 3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan kematian hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan merangsang reaksi peradangan dan imun yang mencederai atau menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan pembengkakan interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang terinfeksi. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati. 4. Semua hepatitis virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. 5. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu : Stadium prodromal, Stadium ikterus dan Stadium pemulihan. 6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2. Jakarta : EGC

You might also like