You are on page 1of 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS

Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

PENGANTAR HUKUM BISNIS


KONTRAK

Suatu kesepakatan yang diperjanjikan diantara 2 orang atau lebih pihak yang dapat menimbulkan modifikasi dan menghilangkan hubungan hukum.

Asaz-asaz kontrak:

- Asaz kontrak sebagai hukum yang mengatur, peraturan-peraturan hukum yang berlaku bagi subyek hukum. - Asaz kebebasan berkontrak - Asaz pacta sunt servenda, bahwa kontak yang dibuat oleh para pihak mengikat para pihak tersebut secara penuh sesuai kontrak tersebut. - Asaz konsensual, ketika kontrak sudah dibuat, maka dia telah sah mengikat secara penuh terhadap para pihak di dalamnya, (baik tertulis maupun tidak). - Asaz obligator, ketika kontrak terbuat, maka para pihak telah terikat, tetapi keterikatannya sebatas timbulnya hak dan kewajiban semata-mata.

Syarat kontrak:

a) Perihal tertentu

b) Kuasa yang diperbolehkan

c) Adanya kesepakatan

page 1 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

d) Beriktikad baik

e) Tidak bertentangan dengan kebiasaan masyarakat

Informasi:

1. Pasal 1233: tiap-tiap rerikatan dilahirkan baik karena 1 pihak mengikatkan diri maupun persetujuan 2 pihak yang setuju (perjanjian dan kontrak). 2. b. Macam-macam Perjanjian:

1) Perjanjian jual beli / pasal 1457

Suatu persetujuan dengan mana pihak 1 mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak yang lain membayar harga yang telah ditentukan.

2) Perjanjian tukar menukar /pasal 1541

Suatu persetujuan dimana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara berimbal baliik sebagai gantinya suatu barang lain.

3) Perjanjian sewa menyewa /1458

Suatu persetujuan dengan pihak satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan suatu barang selama sewaktu-waktu dengan pembayaran sesuatu harga yang oleh pihak tersebut belakangan dan disanggupi pembayaran.

page 2 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

PERBURUAN DAN KETENAGA KERJAAN

1) Tenaga kerja Setiap laki-laki atau perempuan yang sedang dan/atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2) Ketenagakerjaan Segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

3) Pekerja Tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan mendapatkan upah atau imbalan.

4) Upah Hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan yang diberikan oleh pengusaha atas pekerjaan atau jasanya sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian kerja.

5) Hukum perburuhan Hukum yang mengatur tentang hubungan kerja dengan mana terdapat pekerjaan yang dilakukan oleh pihak buruh kepada pihak majikan sebagai atasannya, dengan menerima upah.

6) Sarikat Pekerja Organisasi pekerja yang bersifat mandiri, demokratis, bebas, dan bertanggung jawab yang dibentuk oleh, untuk dan bagi pekerja guna untuk memperjuangkan hak dan kepentingan umum pekerja (keluarga).

Prinsip-prinsip yuridis ketenaga kerjaan:

1. Landasan, azas, dan tujuan ketenagakerjaan yang baik

page 3 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kesempatan dan pemberlakuan yang sama Perencanaan dan informasi ketenagakerjaan Pembinaan hubungan industrian ala pancasila Pembinaan kelembagaan dan sarana hubungan industrial Perlindungan dan pembinaan tenaga kerja Pelatihan kerja Pelayanan penempatan kerja Pengawasan ketenagakerjaan

HUBUNGAN KERJA

Hubungan kerja sector formal Hubungan kerja yang terjalin antara pengusaha dan pekerja berdasarkan perjanjian kerja yang telah disepakati dalam waktu tertentu yang mengandung unsure kepercayaan, upah dan perintah.

Hubungan Sektor Informal Hubungan kerja yang terjalin antara pekerja dengan orang perorangan atau lebih yang melakukan usaha bersama tidak berbadan hukum dan saling mempercayai masalh bagi upah dan hasil.

Prinsip-prinsip Perjanjian kerja:

1. 2. 3. 4.

Kemauan bebas dari kedua belah pihak Kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak Adanya pekerjaan yang di perjanjikan Pekerjaan yang di perjanjikan tidak bertentangan dengan kepentingan umum

Perjanjian kerja berakhir apabila:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pekerja meninggal dunia Berakhirnya jangka waktu kerja Adanya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan tetap Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang mengakibatkan PHK Keadaan memaksa Perselisihan hubungan kerja Perselisihan yang disebabkan

page 4 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

ketidaksepahaman antara pengusaha dan pekerja mengenai pelaksanaan hubungan kerja.

HUBUNGAN INDUSTRIAL

Suatu system hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang atau jasa yang meliputi pengusaha, pekerja, dan pemerintah.

Hubungan industrial meliputi:

Kerjasama produksi

Kerjasama keuntungan

Kerjasama dalam tanggung jawab

Sarana hubungan industrial:

Serikat pekerja

Organisasi pengusaha

Lembaga kerjasama bipartit Forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang maslah hubungan industrial di perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan pekerja.

page 5 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Lembaga kerjasama tripartit Forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang maslah hubungan industrial di perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha, pekerja, dan pemerintah.

Peraturan perusahaan Peraturan tertulis yang dibuat oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertip perusahaan.

Kesepakatan kerja bersama Hasil dari sebuah perundingan yang diselenggarakan oleh serikat pekerja atau gabungan serikat pekerja dengan pengusaha atau gabungan pengusaha yang memuat syarat-syarat, untuk mengatur dan melindungi hak dan kewajiban kedua pihak.

Penyelesaian perselisiahan industrial

SISTIMATIKA PENGUPAAN

1. 2. 3. 4. 5.

Kebijaksanaan upah minimu seperti telah disebutkan. Kebijaksanaan upah kerja lembur. Upah tidak masuk kerja karena sakit Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaanny. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat.

REKOMENDASI DALAM PENGUPAAN

Pekerja sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan.

Pekerja tidak masuk kerja karena berhalangan

Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan

page 6 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

kewajiban kepada agama.

Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalanlankan kewajibannya kepada agamanya.

Pekerja bersedia melakukan pekerjaan, tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun karena halangan yang dialami pengusaha.

Pekerja malaksanakan hak istirahat dan cuti.

Pekerja melaksanakan tugas organisasi pekerja atas persetujuan pengusaha.

DIANTARA FASILITAS YANG DIBERIKAN KEPADA PEKERJA:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Fasilitas perumahan Fasilitas kendaraan Pemberian bonus Tunjangan lebaran dan hari natal, dan lain-lain bagi yang beragama lain. Cuti tahunan, hamil dan lain-lain Pembentukan koperasi karyawan Pendidikan dan pelatihan kerja Jaminan sosial tenaga kerja

MOGOK KERJA

Tindakan bekerja secara bersama-sama menghentikan atau memperlambat pekerjaan sebagai akibat gagalnya perundingan penyelesaian penyelisihan industri

page 7 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

yang dilakukan, agar pengusaha memenuhi tuntutan kerja pekerja.

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Pengahiran hubungan kerja karena sesuatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha.

Pemutusan hubungan kerja tidak dapat dilakukan (dilarang) dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampai 12 (bulan) selama terus menerus. 2. Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaanya Karen amemenuhi kewajiban terhadap Negara 3. Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya 4. Pekerja menikah, hamil, melahirkan, atau gugur kandungan 5. Pekerja mempunyai ikatan perkawinan pada perusahaan lain. 6. Pekerja mendirikan dan menjadi anggota sarikat pekerja.

Keselamatan dan perlindungan kerja:

- Dilarang memperkerjakan anak, kecuali terpaksa - Kalau anak terpaksa dipekerjakan maka perlu perlindungan khusus - Tidak boleh memperkerjakan anak muda untuk pekerjaan-pekerjaan dan situasi tertentu - Tidak boleh memperkerjakan perempuan untuk pekerjaan-pekerjaan dan situasi tertentu - Pengusaha wajib mengikuti ketentuan tentang jam kerja dan lembur - Pekerja mendapat waktu istirahat, cuti tahunan dan cuti hamil - Pekerja tidak boleh bekerja waktu haid - Tidak memperkerjakan orang pada hari libur resmi

PERSELISIHAN PERBURUHAN

page 8 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Perselisihan mengenai subyek-subyek:

Pelaksanaan syarat-syarat kerja perusahaan

Pelaksanaan norma kerja di perusahaan

Hubungan pengusaha dengan pekerja

Kondisi kerja di perusahaan

Cara mengatasi perselisihan:

Melakukan musyawarah

Jalur pengadilan

Jalur luar pengadilan:

Arbitrase Anggotanya ditunnjuk pihak berselisih

Mediasi Permintaan dari salah satu atau kedua belah pihak yang berselisih

Melalui Penyelesaian perburuhan daerah (P4D) dan Panitia Penyelesaian Perburuan Pusat (P4P)

page 9 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Sanksi Administratif dalam perselisihan:

Teguran

Peringatan tertulis

Denda

Pembatasan kegiatan usaha

Pembekuan kegiatan usaha

Pembatalan persetujuan dan pendaftaran

Pemberhentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi

Pencabutan izin

HAK MILIK INTELEKTUAL

Suatu hak kebendaan yang sah dan diakui oleh hukum ats benda tidak berwujud berupa kekayaan/kreasi intelektual yang dapat berupa hak cipta, paten, merek

page 10 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

dagang, desain industry dan lain-lain.

MEREK

Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya perbedaan dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang/jasa.

Merek Dagang Merek yang dipergunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang, banyak orang atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

Merek Jasa Merek yang dipergunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang, banyak orang atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

Hak atas Merek Hak eklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu.

Hak Prioritas Hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal dari Negara yang bergabung dalam PCPIP atau AEWTO

Pasal

UU UU UU UU

No. No. No. No.

21 19 14 15

Tahun Tahun Tahun Tahun

1961 1992 1997 2001

page 11 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Merek tidak bisa teraftar mankala:

Merek tersebut bertentangan dengan UU

Merek tidak memiliki daya pembeda

Telah menjadi milik umum

Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang/jasa yang dimohonkan pendaftarannya

Mempunyai persamaan pada pokoknya atau semuanya dengan milik orang lain yang telah terdaftar sebelumnya

Mempunyai persamaan pada pokoknya atau semuanya dengan indikasi geografis yang sudah terkenal.

Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto atau nam badan hukum yang dimiliki orang lain kecuali ada persetujuan tertulis.

Merupakan barang tiruan

PATEN

Suatu hak khusus ekslusif yang berupa penemuan baru yang dapat diterapkan dalam bidang perindustrian (dibidang teknologi). UU No. 14 Th. 2001: Dengan

page 12 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

janka waktunya 20 tahun untuk paten biasa dan 10 tahun untuk paten sederhana.

Wujud hak paten:

Proses

Hasil produksi

Penyempurnaan dan pengembangan proses

Penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi

Disebut Hak Paten apabila:

Novelty Penemuan yang benar-benar baru

Inventive step Langkah yang benar-benar baru

Industrial applicability Benar-benar dapat diterapkan dalam bidang industry

Paten Tidak dapat diberikan pada:

Bertentangan dengan UU, moralitas agama, ketertiban umum, dan kesusilaan

page 13 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, atau pembedahan yang diterapkan pada manusia dan hewan

Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika

Semua makhluk hidup kecuali jasad renik

Proses biologis yang esensial kecuali mikrobiologis

Pemindahan hak paten:

Pewarisan

Hibah

Wasiat

Perjanjian tertulis

Atau karena sebab lain

HAK CIPTA

Hak khusus bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau

page 14 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

memperbanyak ciptaannya atau member izin untuk itu di bidang pengetahuan, kesenian, kesusastraan, dengan pembatasan-pembatasan tertentu. UU No. 15 Th. 2002: Dengan masa berlakunya seumur hidup + 50/-50 atau 25 tahun.

Jenisnya:

a) Buku, terjemahan, tafsir, bunga rampai.

b) Program computer, pamphlet, karya tulis

c) Ceramah, pidato, dan hal lain dalam bentuk ucapan

d) Alat peraga dengan ilmu pengetahuan

e) Ciptaan lagu atau music

f) Tari, karya pertunjukan, karya siaran, arsitektur, peta, seni batik, fotografi, sinematografi.

Hak cipta tidak berupa pelanggaran:

Ciptaan orang lain digunakan untuk pendidikan, penulisan kritik, dan tinjauan suatu masalah

Ciptaan orang lain digunakan untuk keperluan pembelaan di dalam maupun di luar pengadilan

page 15 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Ciptaan orang lain untuk ceramah dan sebagainya

Ciptaan orang lain untuk pertunjukan dan pementasan tanpa biaya.

Ciptaan orang lain di bidang computer yang diperbanyak secara terbatas

Ciptaan orang lain berupasa kesenian dan kesusastraan untuk tuna netra

DESAIN INDUSTRI

Suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis/warna tau garis dan warna atau gabunagan dari padanya yang berbentuk 3D atau 2D serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industry atau kerajianan tangan.

SIRKUIT PRODUK

Suatu produk dalam bentuk jadi/ jadi yang didalamnya terbentuk dari beberapa elemen dan sekurang-kurangnya suatu dari elemen tersebut adalah elemen aktif yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan dam dibentuk secara terpadu didalam sebuah semi konduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

DESAIN TATA LETAK

Kreasi berupa rancangan peletakan 3D dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya 1 dari elemen tersebut adalah elemen aktif serta sebagian atau semua bagian interkoneksi dalam satu sirkuit terpadu dan peletakan 3D tersebut dimaksudkan

page 16 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

untuk pemuatan sirkuit terpadu.

MONOPOLI

Sebagai suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh 1 atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi atau pemasaran barang/jasa yang menyebabkan persaingan usaha yang tidak sehat.

PERSAINGGAN CURANG

Suatu persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi atau pemasaran barang/jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur dan melanggar hukum sehingga menghambat persaingan usaha.

Posisi Dominan:

Suatu keadaan dimana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar yang bersangkutan dalam kaitannya dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pemasok/penjualan, serta kemampuan untuk menyesuikan pasokan barang/jasa.

Monopoli dilarang oleh hukum karena: Memberikan dampak negative terhdap;

Harga Barang/jasa

page 17 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Kualitas Barang/jasa

Kuantitas Barang/jasa

Hukum Menggunakan 2 pendekatan dalam monopoli:

Pendekatan PER SE Bahwa dengan hanya melakukan tindakan yang dilarang, demi hukum tindakan tersebut dianggap bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Pendekatan RULE of REASON Bahwa dengan telah terbukti dilakukannya tindakan tersebut saja, tidak otomatis tindakan tersebut sudah bertentangan dengan hukum, tetapi harus dilihat dulu sejauh mana akibat dari tindakan tersebut menimbulkan monopoli.

Tujuan Pengaturan UU monopoli:

Mencegah penguasaan pangsa pasar yang besar oleh seseorang atau segelintir pelaku pasar

Mencegah timbulnya hambatan terhadap entri dari pelaku pasar pendatang baru.

Menghambat atau mencegah perkembangan pelaku pasar yang merupakan pesaingnya

Ruang Lingkup Aturan Anti Monopoli:

page 18 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Perjanjian yang dilarang*

Kegiatan yang dilarang*

Posisi dominan di pasar *

Diskriminasi harga

Prosedur penegakan hokum

Badan penegak hokum

Sanki administratif

Perjanjian dalam KUHP Perdata haruslah:

1. 2. 3. 4. 5.

Mempunyai kuasa yang diperbolehkan Tidak bertentangan dengan kepentingan umum Dilakukan dengan iktikad baik Sesuai dengan asaz kepatuhan Sesuai dengan kebiasaan

Bentuk perjanjiaan yang dilarang:

Oligopoli Penguasaan pangsa pasar yang besar yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa pelaku pasar.

page 19 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Penetapan harga Penetapan harga antara pelaku yang 1 dengan yang lainnya terhadap suatu barang dagangan/jasa.

Pembagian wilayah Membagi dan menetapkan suatu wilayah untuk memperoleh atau memasok barang/jasa.

Pemboikotan Dapat menghalangi pelaku usaha yang lain untuk melakukan hal yang sama dan perjanjian untuk menolak setiap barang/jasa dari pelaku usaha lain.

Kartel Suatu kerja sama diantara produsen/pedagang dengan tujuan mengawasi produksi, penjualan dan harga untuk memonopoli komoditas tertentu.

Trust Suatu kerja sama beberapa perusahaan untuk membentuk perusahaan yang lebih besar untuk mengontrol produksi____dan tidak lupa pada perusahaan bagiannya.

Oligopsoni Penguasaan pasar oleh 2 atau 3 pelaku usaha saja.

Integrasi Vertikal Penguasaan serangkaian proses produksi dari hulu hingga hilir.

Perjanjian tertutup Perjanjian yanga dapat membatasi kebebasan pelaku usha tertentu.

Perjanjian dengan pihak luar negeri

Bentuk kegiatan lain yang dilarang:

page 20 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

1. Monopoli Penguasaan pansa pasar oleh 1 atau lebih yang mengakibatkan diuasainya suatu produksidan dan menjadikan persainga tidak sempura. Kecuali (*tidak ada subtitisinya *tidak ada pesaing yang menyainginya *Daya saingnya signifikan *menguasai 50% pangsa pasar) 2. Monopsoni Tindakan penguasaan pangsa pasar dengan membeli suatu produk tertentu. (*menguasai permintaan pasokan tunggal *menjadi pembeli tunggal *Menjadikan persaingan tidak sehat) 3. Penguasaan Pangsa Pasar yaitu:

Menolak pesaing

Menghalangi konsumen berbasis dengan pesaing

Membatasi peredaran produk dan diskriminasi pelaku usaha

Melakukan jual rugi dan biaya yang curang

4. Persekongkolan Suatu bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usahan dengan pelaku usaha yang lain dengan maksud untuk menguasai pasar yang bersangkutan bagi kepentingan pelaku usaha yang bersekongkol. Dan terjadi:

Untuk mengatur pemegang tender

Untuk memperoleh rahasia perusahaan

Untuk menghambat pasokan produk

Posisi dominan yang dilarang:

page 21 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

a) Penyalah gunaan posisi dominan

b) Jabatan rangkap

c) Pemilikan saham

d) Merger, akui sisi dan konsulisasi

KEAGENAN

Seorang atau perusahaan yang mewakili pihak lainnya untuk melakukan kegiatan bisnis dan menyalurkannya pada pihak ketiga dan mendapatkan imbalan atas jerih payahnya.

Perbedaan-perbedaan principal:

1. Hubungan dengan principal

Terdapat perbedaan antara agen dan distributor. AGEN= menjual barang/jasa atas mana pihak prinsipalnya. DISTRIBUROR= atas nama sendirinya.

2. Pendapatan pelantara

page 22 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

AGEN= Berupa komisi dari hasil penjualan barang/jasa kepada konsumen, DISTRIBUTOR= laba selisih antara harga beli dengan harga jual kepada konsumen.

3. Pengiriman Barang

AGEN= barang dikirim langsung kepada konsumen, DISTRIBUTOR= dikirim kepadanya baru dikirim ke konsumen.

4. Pembayaran Harga Barang

AGEN= principal menerimah uangnya langsung dari konsumen, DISTRIBUTOR= melalui distributor.

Dasar Hukumnya:

a) KUH Perdata tentang kebebasan berkontrak

b) KUH Perdata tentang kontrak pemberian kuasa

c) KUH Dagang tentang makelar

d) KUH Dangan komisioner

e) Dalam bidang hukum khusus

page 23 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

f) Dalam peraturan Administratif

Jenis-jenis keagenan:

1. Agen Manufaktur

Agen yang berhubungan langsung dengan pabrik dalam melakukan pemasaran

2. Agen Penjualan

Agen yang merupakan wakil dari pihak penjual untuk menjual kepada konsumen

3. Agen Pembelian

Agen yang merupakan wakil dari pihak pembeli untuk membeli kepada konsumen

4. Agen Umum

Agen yang diberikan wewenang secara umum untuk melakukan seluruh transaksi atas barang-barang yang di tentukan.

5. Agen Khusus

Agen yang diberikan wewenang khusus kasus per kasus atau melakukan sebagian dari transaksi tersebut.

page 24 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

6. Agen tunggal/eksklusif

Agen tunggal yang khusus ditunjuk oleh principal dalam suatu wilayah.

KONTRAK KEAGENAN

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pengangkatan keagenan Hak dan kewajiban principal Hak dan kewajiban agen Masa berlaku kontrak keagenan Wilayah berlakunya keagenan Spesifikasi produk yang akn dijual oleh agen Tentang paten dan merek yang akan dijual oleh agen Tentang komisi dan harga barang Target yang akan dicapai dan pelayanan purnajual

ASURANSI

Suatu perjanjian dimana seorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian atas kerugian, kerusakan, kehilangan akibat suatu peristiwa.

Elemen yuridis suatu asuransi:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Adanya pihak tertanggung Adanya pihak penanggung Adanyan kontrak asuransi Adanya kerusakan, kerugian, dan kerusakan Adanya peristiwa tertentu yang mungkin terjadi Adanya uang premi yang dibayar

page 25 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Resiko dalam asuransi:

Resiko Murni Suatu kejadian yang masih belum pasti akan timbul suatu kerugian.

Resiko Spekulasi Kejadian yang mungkin terjadi yang menimbulkan 2 kemungkinan, UNTUNG Vs RUGI

Resiko Khusus Resiko yang terbit dari tindakan individu dengan dampak hanya terhadap seorang tertentu saja.

Resiko Fundamintal Resiko yang bersumber dari masyarakat umum atau yang mempengaruhi masyarakat luas.

Resiko Statis Resiko yang tidak berubah dari masa ke masa.

Resiko Dinamis Resiko yang berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman.

Menurut pasal 1774 KUH Perdata, maka suatu kontrak untung-untungan merupakan suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung-ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi pihak tertentu saja, bergantung pada suatu kegiatan yang belum tentu.

Menurut versi hukum pidana, maka suatu perjudian diartikan sebagai suatu perbuatan yang memenuhi salah satu persyaratan berikut ini:

1. Perbuatan dimana untuk dapat memenangkan (memperoleh untung) bergantung kepada hal-hal yang bersifat untung-untungan. 2. Perbuatan dimana untuk dapat memenangkan (memperoleh untung) bergantung pada factor lebih terlatih atau lebih mahir dari orang tersebut.

page 26 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

3. Perbuatan pertaruhan, yakni perbuatan yang dilakukan oleh orang lain selain dari peserta taruhan.

Adapun yang merupakan konsekuensi hukum dari kontrak perjudian adalah sebagia berikut:

- Kontrak yang terjadi dalam perjudian tidak dapat dipaksakan/dituntut secara hukum. - Akan tetapi, manakala seseorang telah melaksanakan prestasinya (telah membayar kekalahannya), maka dia tidak boleh menuntut kembali apa yang telah dibayarnya itu.

KONTRAK ASURANSI

1. Asas Indemnity

Mengajarkan bahwa tujuan utama dari kontrak asuransi adalah untuk membayar ganti rugi manakala terjadi resiko atas objek yang dijamin dengan asuransi tersebut.

2. Asas kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest)

Asas ini mengajarkan bahwa agar suatu kontrak asuransi dapat dilaksanakan, maka objek yang diasuransikan tersebut haruslah merupakan suatu kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest), yakni kepentingan yang dapat dinilai dengan uang.

3. Asas keterbukaan

page 27 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Asas itikad baik ini mengajarkan bahwa pihak tergantung haruslah terbuka penuh dalam artian dia haruslah membuka semua hal penting yang berkenaan dengan objek yang diasuransikan tersebut.

4. Asas Subrograsi untuk Kepentingan Penanggung

Asas ini mengajarkan bahwa apabila karena alasan apapun terhadap objek yang sama pihak tergantung pemperoleh juga ganti rugi dari pihak ketiga, maka pada perinsipnya.

5. Asas Kontrak Bersyarat

Kontrak asuransi merupakan kontrak bersyarat. Dalam hal ini, dalam kontrak asuransi tersebut ditentukan suatu syarat bahwa jika nantinya terjadi sesuatu peristiwa tertentu (misalnya kebakaran), maka sejumlah uang ganti rugi akan dibayar oleh penanggung. Akan tetapi jika peristiwa tersebut tidak terjadi uang tersebut tidak diberikan.

6. Asas Kontrak Untung-Untungan

Kontrak asuransi merupakan kontrak untung-untungan. Karena menurut KUH perdata, maka suatu kontrak untung-untungan merupakan suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak , maupun bagi pihak tertentu saja. Bergantung pada suatu kejadian yang belum tentu.

POLIS ASURANSI

Kontrak yang bisa dinegosiasikan, meskipun pada kenyataanya banyak perusahaan asuransi tidak berkenan menegosiasikan isi polis asuransi.

page 28 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

JENIS-JENIS ASURANSI

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi Asuransi

Kerugian Kebakaran Pengangkutan laut Pengangkutan darat, sungai dan perairan pedalaman. Jiwa Kecelakaan Kesehatan Penerbangan Gangguan usaha Tanggung jawab hukum Kredit Deposito Kecurian/perampokan Penyimpanan surat berharga Malpraktek Kendaraan Bermotor

Pengangkutan Laut, Darat dan Udara

KUHD, Kapal Indonesia adalah setiap kapal yang telah memenuhi syarat menjadi kapal Indonesia, sehingga menjadi kapal berkebangsaan Indonesia. *ukuran minimal 20 M2 dan dikaitkan dengan hipotik, memiliki kebangsaan.

Pengusaha kapal disebut reder, merupakan pihak yang memakai kapal di laut dan menjalankan sendiri atau menyuruh orang lain, yang dijalankan oleh seorang nahkoda yang bekerja padanya. Adapun tanggung jawabnya adalah Tanggung jawab langsung, seorang pengusaha kapal sebagai subyek hokum bertanggung jawab sendiri atas setiap perbuatan melawan hokum/wanprestasi yang dilakukan pada anak buah ataupun pihak lain. Tanggung jawab pengganti, pengusaha bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh mereka yang bekerja di kapal, baik tetap maupun sementara. Dengan syarat sebagai berikut:

page 29 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

1. 2. 3. 4. 5.

Perbuatan melawan hokum Dilakukan oleh pekerja kapal Dilakukan untuk keperluan kapal atau muatannya Dilakukan sesui jabatannya. Dilakukan saat bertugas

Nahkoda boleh meninggalkan kapal dengan syarat *) Kepergiannya mutlak diperlukan **) Untuk menyelamatkan jiwanya. Adapun dokumen yang wajib disimpan oleh nahkoda adalah

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Surat laut atau pas kapal, surat ukur dalam registrasi Aftar anak buah kapal, surat keterangan muatan dll Perundang-undangan yang berlaku Buku harian/jurnal kapal Buku harian mesin Registrasi hukuman

Pengankutan barang dengan kapal

Usaha untuk membawa barang dari pihak ekspeditur ke tempat yang diperjanjikan dengan menggunakan alat angkut yang dioperasikan oleh pihak pengangkut, dengan mendapatkan imbalan berupa pembayaran berupa uang.

Syarat-syarat pengangkutan dengan kapal

Mengankut barang sampai ke tujuan

Laik laut *cukup atau kuat berlayar di laut

Kewaspadaan

page 30 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Rute yang wajar

Pengankutan orang dengan kapal ada 2:

- Pengangkutan orang atas kontrak dengan pihak ketiga sebagai pengirim - Pengangkutan setiap orang (karcis)

Konosemen

Suatu surat yang bertanggal, di dalam mana si pengangkut menerangkan bahwa dia telah menerima barang-barang tersebut untuk diangkutnya ke suatu tempat tujuan tertentu dan menyerahkannya kepada seorang tertentu, dengan syrat-syarat penyerahan yang disebutkan dalam konosemen tersebut.

Secara Yuridis Konosemen:

Konosemen Suatu surat berhaga

Pengakuan pengangkut bahwa pengangkut telah menerima barang tertentu

Kesanggupan pengankut untuk mengangkut barang tersebut

Kesanggupan pengangkut untuk menyerahkan barang kepada pihak tertentu

Barang diserahkan dengan syarat-syarat penyerahan yang telah ditentukan

page 31 / 32

Muhammad Faisol | PENGANTAR HUKUM BISNIS


Copyright Muhammad Faisol faisol@webmail.umm.ac.id http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/pengantar-hukum-bisnis/

Fungsi konosemen:

- Sebagai tanda terima barang - Sebagai perjanjian pengangkutan - Sebagai suatu surat berharga

Jenis Konosemen:

- Konosemen atas pembawa - Konosemen atas nama - Konosemen atas tunjuk atau pengganti

Pengankutan selain pengankutan laut:

1. 2. 3. 4. 5.

Pengankutan darat lewat jalan darat Pengangkutan sungai dan perairan Pengangkutan kereta api Pengangkutan udara Pengangkutan multimoda

(mfa/03)

page 32 / 32

You might also like