You are on page 1of 5

I. PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Jamur merupakan salah satu mikroorganisme eukariot yang berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau benang bercabang-cabang dengan dinding sel terdiri dari selulosa, kitin atau keduanya. Jamur merupakan salah satu organisme eukariot, yang mempunyai struktur sel berbentuk bola atau filament yang disebut hifa (Levinson dan Jawetz., 1998). Sebagian besar jamur berkembang biak dengan membentuk spora melalui merosis, selama pembentukan spora jumlah kromosom tetap sama. Jamur yang hanya membentuk spora aseksual (atau tidak membentuk spora) dinamakan jamur tidak sempurna, sedangkan jamur yang membentuk spora seksual (membentuk spora) dinamakan jamur sempurna (Fardiaz, 1993). Ada dua jenis jamur yaitu kapang dan khamir. Khamir tumbuh sebagai sel tunggal yang bereproduksi secara asexual budding. Kapang tumbuh sebagai filamen-filamen panjang (hifa) dan berbentuk misellium (Kurniawan, 2009). Secara alamiah jamur berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Secara aseksual jamur berkembang biak dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, sedangkan pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya (Pelczar dan Chan, 2008). Berdasarkan fungsinya, ada dua macam hypa yaitu hypa vegetatif yang bertanggung jawab dalam pengambilan makanan dan hypa generatif yang bertanggung jawab atas perkembang biakan. Berdasarkan strukturnya, hypa dibagi menjadi hypa tanpa septat (senosit) dan hypa berseptat dengan sel yang banyak inti yang disebut multinukleat (Ramona dkk., 2007).

1.2 Tujuan 1. Untuk dapat mengidentifikasi morfologi jamur yang diperoleh dari sampel uji 2. Untuk mengetahui media yang baik digunakan untuk menumbuhkan jamur.

II. MATERI DAN METODE Praktikum pemeriksaan jamur kali ini, dilakukan pengamatan langsung secara makroskopis. Pertama- tama, bagian antara buah yang busuk dan segar dipotong kecil. Usahakan potongan mencakup bagian buah yang busuk dan segar. Potongan diharapkan setipis mungkin agar tidak terlalu banyak daging buah yang ikut menempel. Diletakkan potongan buah tadi pada cawan petri kemudian dicuci dengan menggunakan air steril. Diambil potongan buah tadi dengan menggunakan pinset dan diletakkan pada cawan petri yang telah berisi media SDA. Dinkubasi selama 5 hari dengan suhu ruangan. Diamati morfologi jamur seperti warna jamur dan bentuknya.

III. PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan Hasil pengamatan praktikum terlampir 3.2 Pembahasan Praktikum ini dilakukan pengamatan koloni jamur dari sampel buah seperti kulit rambutan, kulit duku, kulit jeruk, kulit peer, kulit apel manalagi, kulit apel Fuji. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi jamur yang tubuh pada buah buah baik warna koloni maupun bentuk koloni. Koloni jamur mempunyai ciri tampak seperti gumpalan benang halus yang longgar ikatannya, keriting atau kompak ikatannya. Masing-masing jamur memiliki koloni berbeda dalam hal ukuran, bentuk koloni, tekstur dan warna yang berbeda (Ramona dkk., 2007). Berdasarkan hasil pengamatan didapat warna koloni jamur pada kulit rambutan adalah berwarna kuning coklat, sebaliknya koloni dari bawah cawan berwarna kuning coklat dan bentuknya radial. Sampel kulit duku didapat hasil warna koloni yaitu putih dan bentuknya aradial. Pada sampel kulit jeruk warna koloni yang terlihat berwarna kream apabila dilihat dari bagian atas, dan berwarna krem hitam apabila dilihat dari bagian bawah cawan sedangkan bentuk yang didapat aradial. Sampel kulit peer didapat hasil warna koloninya berwarna putih kekuningan dan bentunya radial. Sampel kulit Apel Manalagi hasil pengamatan yang didapat warna koloninya berwarna putih kehijauan dengan bentuk radial. Sampel terakhir pada kulit Apel Fuji didapat hasil warna koloninya berwarna putih kehijauan dan putih kehitaman apabila dilihat dari bagian atas cawan dan berwarna putih kekuningan dan putih kehitaman apabila dilihat dari bagian bawah cawan petri. Bentuk yang diperoleh oleh sampel terakhir adalah radial dan aradial. Berdasarkan pustaka yang didapat. Bakteri yang mungkin ada dalam sampel di atas adalah bakteri pada genus Penicillium. Genus Penicillium pada media memiliki ciri-ciri warna titik-titik kuning hingga kecoklatan dan dikelilingi oleh warna putih hingga berumur 14 hari (Saragih, 2009). Pada mikroskopis memiliki ciri morfologi hifa berseptat, miselium bercabang, biasanya berwarna.
3

Kodisi waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebirubiruan atau kecoklatan. Biakan dewasa biasanya hijau atau biru kehijauan Penicillium biasanya tumbuh pada buah, jeruk, dan keju (Anonim a, tt). Devisio Ascomycotina merupakan kelompok jamur yang terbesar, jamur ini hidup secara parasit dan menimbulkan penyakit pada tanaman jeruk, tembakau, jahe, pepaya, coklat, teh, tebu, padi. Tetapi jamur ini ada yang bermanfaat yaitu saccharomyces, aspergillus, penicillium, neurospora. Dimana Penicillium merupakan salah satu bagian dari Devisio Ascomycotina.

IV. KESIMPULAN
1.

Morfologi yang ditemukan pada sampel berupa bentuk yang radial dan aradial dan warna yang ditemukan seperti kuning kecoklatan, putih, krem, putih kekuningan, putih kehijaun, putih kehijauan dan putih kehitaman untuk warna koloni apabila dilihat dari bagian atas cawan sedangkan apabila dilihat dari bagian bawah cawan didapat hasil warna kuning coklat, putih, krem hitam, putih kekuningan, putih kehijauan, putih kekuningan dan putih kehitaman.

2.

Media yang digunakan untuk menumbuhkan jamur adalah SDA, dimana dari 6 sampel yang digunakan jamur dapat tumbuh dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, a. tt. Kapang. Available at : http:// www.scribd.com/doc/2289256/KAPANG?secret_password=&autodown= doc Opened on : April 12 2012 Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Kawuri, R., Y. Ramona, dan Darmayasa. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum Jurusan Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi F.Mipa Unud. Bukit Jimbaran. Kurniawan, Januar Ardi. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Rimpang Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Jamur Candida Albicans Serta Skrining Fitokimianya. Available at : http://etd.eprints.ums.ac.id/5197/1/K100050211.pdf Opened on : 15 Mei 2011 Levinson, S., and E. Jawetz. 1998. Medical Microbiology and Immunology 7th Edition. Singapore : McGraw Hill Saragih, Saud Daniel. 2009. Jenis-Jenis Fungi pada Beberapa Tingkat Kematangan Gambut. Available at : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7635/1/09E00828.pdf Opened On : April 12 2012 Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesi

You might also like