You are on page 1of 8

MAKALAH PROSES PEMBENTUKAN SISTEM PERNAPASAN SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG Disusun untuk memenuhi tugas pada mata

kuliah Kebutuhan Oksigenasi I Dosen Pembimbing: Ns. Reni Sulung Utami, S.Kep., M.Sc

Disusun oleh: Atun Sadiyati Widyaningsih Fida Husain Fikih Diah Kusumasari Galuh Forestry Mentari Tri Ambarsari 22020111130043 22020111130030 22020111130098 22020111130056 22020111120012

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013

PROSES PEMBENTUKAN SISTEM PERNAPASAN SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG A. Struktur dan Fungsi Saluran pernapasan bagian atas terdiri atas hidung, sinus, faring, laring, trakea, dan epiglotis. Saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari bronkus, bronkiolus, dan paru. Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk pertukaran gas, yaitu sproses menukar oksigen ke darah di arteri dan membuang karbondioksida dari darah di vena. Pertukaran gas normal terjadi dengan tiga proses, yaitu: 1. Ventilasi adalah pergerakan gas dari lingkungan ke dalam dan ke luar paru. Hal ini dicapai dengan mekanisme inspirasi dan ekspirasi. 2. Difusi merupakan pergerakan gas yang diinhalasi ke dalam alveoli dan melewati membran kapiler alveolus. 3. Perfusi merupakan pergerakan darah yang teroksigenasi dari paru ke jaringan. Pengendalian pertukaran gas melibatkan proses kimiawi dan sistem saraf. Sistem saraf terdiri dari tiga bagian yang berlokasi di pons, medula, dan korda spinalis, dengan koordinasi irama pernapasan dan mengatur kedalaman pernapasan. Proses kimiawi melibatkan beberapa fungsi penting seperti mengatur ventilasi alveolus dengan mempertahankan tekanan normal gas darah dan melindungi terhadap hiperkapnia serta hipoksi yang disebabkan penurunan oksigen arteri, serta membantu mempertahankan pernapasan saat terjadi hipoksia.

B. Proses Pembentukan Pernapasan Sesuai Tumbuh Kembang Usia Jumlah Pernapasan Perkembangan janin Lengkung laringotrakea pada minggu keempat gestai tampak menutup diikuti dengan perkembangan laring dan trakea. Perkembangan cabang bronkus pada Struktur dan Fungsi

minggu ke-5 dan ke-16 gestasi. Pada minggu ke-6 sampai ke-12 terjadi pertumbuhan pembuluh darah dan lumina terjadi dalam bronkus dan brokiolus. Bayi 30-35 Pada saat lahir, paru mengandung cairan. Cairan akan digantikan oleh udara ketika bayi mulai bernapas. Saluran pernapasan bayi masih kecil dan tidak tahan terhadap infeksi. Permukaan alveolus terbatas untuk pertukaran gas. Todler 20-30 Volume paru meningkat dan kerentanan terhadap infeksi menurun Usia Sekolah 18-21 Sistem pernapasan mencapai kematangan seperti orang dewasa. Frekuensi pernapasan berkurang karena peningkatan jumlah pertukaran udara ketika bernapas. Kapasitas paru lebih proporsional. Remaja 16-20 Laki-laki memiliki kapasitas vital lebih tinggi karena ukuran dada yang lebih besar. Dewasa 16-20 Volume paru mencapai tingkat maksimal.

Kerentanan terhadap penyakit menurun. Lansia 16-25 Fungsi pernapasan mengalami penurunan secara bertahap yang dimulai dari masa dewasa pertengahan. Alveoli mengurangi area permukaan yang tersedia untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

1. Janin

Pada janin sistem pernapasan berasal dari suatu tonjolan ventral lantai faring primitive, pada bagian anterior usus depan. Penonjolan tersebut meluas ke bawah dan membagi diri menjadi benih bronkial kanan dan bronkial kiri, dan masing-masing lagi bercabang secara dikotom. Penonjolan primer menjadi trakea, tiap-tiap benih bronkial sebagai bronkus utama, dan cabang-cabang selanjutnya sebagai bronkus kecil, bronkiolus dan alveol terminalis. Jadi jaringan yang membatasi seluruh sistem berasal dari endoderm, karena berasal dari usus depan. Pada mulanya jaringan paru nampak menyerupai kelenjar yakni alveoli yang dilapisi epitel yang terendap di dalam mesoderm kemudian bagian mesoderm menyusun selubung tambahan dari sistem lainnya misalnya jaringan ikat dan otot. Lengkung laringotrakea pada minggu keempat gestasi tampak menutup diikuti dengan perkembangan laring dan trakea. Perkembangan cabang bronkus terjadi pasa minggu ke-5 dan ke-16 gestasi. Pada minggu ke-6 dan ke-12, terjadi pertumbuhan pembuluh darah dan lumina terjadi dalam bronkus dan bronkiolus. Produksi surfaktan (kompleks protein fosfolipid yang mengurangi tekanan permukaan alveolus, akan menurunkan kolaps alveoli selama ekspirasi) terjadi pasa sekitar minggu ke-24 gestasi. Dua substansi penurunan tekanan permukaan, yaitu lesitin dan sfingomelin, dapat dideteksi dalam cairan amniotik dan berguna untuk memprediksi kematangan paru, rasio lesitinin atau sfingomielin yaitu 1 banding 2 yang memandakan kematangan paru janin. Pendeteksian fosfatidilgliserol dalam cairan amnion juga mengindikasikan kematangan paru janin.

2. Bayi

Proses dimulainya respirasi merupakan penyesuaian fisiologis yang paling mendesak bagi bayi. Proses ini terlaksana melalui reaksi terhadap stimulas pusat pernafasan dalam medula oblongata oleh kadar karbondioksida yang tinggi. Faktor lain yang membantu onset respirasi adalah dinding dada yang tadinya terpampat jalan lahir, kemudian secara mendadak mengembang sehingga membuat udara mengalir masuk ke dalam dada, suhu yang berubah atau syok akibat penanganan yang dilakukan pada dirinya dapat menyebabkan bayi tersebut menarik napas dengan cepat (gasping).

Penyesuaian paling kritis yang harus dialami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem pernapasan. Paru paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg. Udara harus diganti oleh cairan yang mengisi traktus respiratorius sampai alveoli. Pada kelahiran pervaginam normal, sejumlah kecil cairan keluar dari trakea dan paru paru bayi. Pernapasan abnormal dan kegagalan paru untuk mengembang dengan sempurna mengganggu aliran cairan paru janin dari alveoli dan interstisial ke sirkulasi pulmoner. Retensi cairan akan mengganggu kemampuan bayi memperoleh oksigen cukup. Tarikan napas pertama, disebabkan reflek yang dipicu oleh perubahan tekanan, pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensasi lain yang berkaitan dengan proses kelahiran. Diperhitungkan bahwa beberapa tarikan napas pertama memerlukan upaya lima kali lebih berat daripada upaya yang dibutuhkan untuk bernapas biasa. Tekanan oksigen arteri menurun dari 80 menjadi 15 mmHg, tekanan karbondioksida meningkat dari 40 menjadi 70 mmHg, dan pH arteri menurun sampai dibawah 7,35. Kebanyakan kasus timbul reaksi pernapasan yang berlebih dalam satu menit setelah bayi lahir, sehingga bayi mulai menarik napas pertama dan menangis. Pola pernapasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal cukup bulan. Setelah pernapasan mulai berfungsi, napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur, bervariasi dari 30 sampai 60 kali per menit, disertai apnea singkat (kurang dari 15 detik). Lingkaran dada berukuran kurang lebih 30 sampai 33 cm saat bayi lahir. Auskultasi dada bayi baru lahir akan menghasilkan bunyi napas yang bersih dan keras, bunyi terdengar sangat dekat karena jaringan pada dinding dada masih tipis. Tulang iga bayi berartikulasi dengan tulang dada secara horisontal, bukan membentuk sudut ke bawah. Akibatnya, rongga dada bayi tidak mengembang sebaik orang dewasa saat paru inspirasi.

3. Anak Menurut Kadar S.K., dkk (2002) karakteristik sistem pernafasan pada bayi dan anak kecil meliputi: a. Pernafasan perut yang berlanjut hingga anak berusia 5 tahun.

b. Retraksi lebih sering terlihat pada penyakit pernafasan karena meningkatnya komplians

dinding dada. Insufisiensi pernapasan bisa timbul dengan cepat pada anak-anak. c. Diameter jalan napas yang lebih kecil meningkatkan resiko obstruksi. d. Bayi dan anak-anak menelan sputum pada saat diproduksi. Rongga toraks anak tersusun lebih banyak kartilago dibandingkan tulang dan, karena kurangnya jaringan subkutan menyebabkan temuan palsu, pergeraka dinding dada harus lebih terlihat selama bernapas. Bayi dan anak-anak sering menunjukkan pernapasan perut atau pernapasan paradoksikal. Pernapasan paradoksikal, yang terjadi ketika dada dan abdomen tidak bekerja bersamaan untuk berekspansi dan berkontraksi selama inspirasi dan ekspirasi, yang disebabkan oleh belum matangnya pusat pernapasan anak dan lemahnya otot-otot dada. Bayi dan toddler mempunyai permukaan dada yang kecil (Kurnianingsih, 1997). 4. Remaja Oksigenasi tidak adekuat terjadi pada saat sistem pernapasan mengalami pertumbuhan yang lambat dalam proporsi dengan keseluruhan anggota tubuh. Laki-laki memiliki kapasitas vital lebih tinggi karena ukuran dada yang lebih besar dan kapasitas paru mengalami pematangan lebih lama dibandingkan perempuan yang telah mencapai kapasitas dewasa pada usia 17-18 tahun. Biasanya pada anak usia remaja sering terpapar pada infeksi pernapasan disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor resiko pernapasan, biasanya karena menghirup asap rokok dan merokok. Anak sehat biasanya tidak akan mengalami masalah dan efek merugikan akibat infeksi pernapasa. Namun, pada individu yang mulai merokok mengalami peningkatan resiko penyakit kardipulmonar dan kanker paru. 5. Dewasa Sistem pernapasan mencapai tingkat kematangan. Volume paru mencapai tingkat maksimal kapasitasnya. Kerentanan terhadap penyakit akan menurun. Individu usia dewasa akan lebih banyak terpapar pada banyak faktor resiko kardiopulmonar seperti diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat-obatan, dan merokok. 6. Lansia

Pada lansia, fungsi pernapasan mengalami penurunan secara bertahap yang dimulai dari masa dewasa pertengahan. Perubahan yang terjadi adalah alveoli mengurangi area permukaan yang tersedia untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Pada usia 50 tahun, alveoli mulai kehilangan elastisitasnya, penebalan kelenjar bronkial juga meningkat sejalan dengan pertambahan usia. Selain itu, silia hilang dan surfaktan berkurang di kantung alveoli; produksi mukosa meningkat. Kapasitas vital paru-paru mencapai tingkat maksimal saat berusia 20-25 tahun, kemudian menurun seiring dengan pertambahan usia dan hilangnya mobilitas dada sehingga membatasi aliran tidal udara.. jumlah ruang rugi pernapasan meningkat dan mengakibatkan penurunan kapasitas difusi oksigen sehingga menghasilkan oksigen rendah dalam dalam sirkulasi arteri. Perubahan ini menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas yang yang berkepanjangan atau olahraga yang berlebihan dan mungkin membutuhkan istirahat setelah beraktivitas yang lama dan berat.

DAFTAR PUSTAKA

Kadar, S.K. dkk. 2002. Diagnosis Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis, E/9. Jakarta: EGC Muscari, Marry E. 2005. Pandungan Belajar: Keperawatan Pediatrik, E/3. Jakarta: EGC. Potter and Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, E/4 Vol. 2. Jakarta: EGC.

You might also like