You are on page 1of 3

Nama NIM Mata Kuliah Dosen Pembimbing

: Noprina : A1F109173 : Anak Tuna Rungu : Machmud Fauzi, S.Pd

SOAL 1. Mengapa Anak Tuna Rungu taraf berat biasanya tidak dapat belajar bersama dengan anak mendengar disekolah umum ? 2. SLB bagian anak tuna rungu sebaiknay menjalin kerja sama dengan beerapa para ahli. Sebutkan tim ahli itu dan terangkan tugasnya ? 3. Sebutkan bentuk-bentuk system pendidikan segregasi serta lama pendidikannya ? 4. Anak Tuna Rungu wajib menjalankan perintah agama yang menjadi keyakinannya,sebutkan cara saudara mengajari anak tuna rungu untuk belajar beribadah ( shalat ) JAWAB 1. Karena anak tuna rungu berat apalagi sampai 90 db keatas anak tuna rungu sulit untuk mendengar komunikasi tanpa bantuan alat dengar dan bahasa isyarat.Sistem pendidikannya dan layanan pendidikan bagi anak tunarungu dikelompokkan juga menjadi sistem segregasi dan integrasi/terpadu. Sistem segregasi merupakan sistem pendidikan yang terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak mendengar/normal. Tempat pendidikan bagi anak tunarungu melalui sistem ini meliputi: sekolah khusus (SLB-B), SDLB, dan kelas jauh atau kelas kunjung. Sistem Pendidikan intergrasi/terpadu, merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada anak tunarungu untuk belajar bersama anak mendengar/normal di sekolah umum/biasa. Melalui sistem ini anak tunarungu ditempatkan dalam berbagai bentuk keterpaduan yang sesuai dengan kemampuannya. Depdiknas (1984) mengelompokkan bentuk keterpaduan tersebut menjadi kelas biasa, kelas biasa dengan ruang bimbingan khusus, serta kelas khusus. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu pada dasarnya sama dengan strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bagi anak mendengar/normal, akan tetapi dalam pelaksanaannya, harus bersifat visual, artinya lebih banyak memanfaatkan indra penglihatan siswa tunarungu. Pada dasarnya tujuan dan fungsi evaluasi dalam pembelajaran siswa tunarungu sama dengan siswa mendengar atau normal, yaitu untuk mengukur tingkat penguasaan materi pelajaran, serta untuk umpan balik bagi guru. Kegiatan evaluasi bagi siswa tunarungu, harus memperhatikan prinsip-prinsip: berkesinambungan, menyeluruh, objektif, dan pedagogis. Sedangkan alat evaluasi secara garis besar dibagi atas dua macam, yaitu alat evaluasi umum yang digunakan da lam pembelajaran di kelas biasa dan alat evaluasi khusus yang digunakan dalam pembelajaran di kelas khusus dan ruang bimbingan khusus.IQ anak tuna rungu sama dengan anak mendengar tetapi untuk daya ingat jangka pendek anak rungu lebih rendah daripada anak mendengar terutama menerima informasi yang bersifat suksesif atau berurutan.

2. Menjalin kerja sama dengan beberapa ahli Dari ketenagaan: - Kepala sekolah bertugas dan bertanggung jawab memimpin atau manajemen dari terselenggaranya program pendidikan pada SLB yang dibinanya - Guru bidang keterampilan bertugas mengembangkan bakat dan minat anak yang berhubungan dengan kemampuan kerja mereka,menyusun program latihan kerja yang diperlukan sehingga anak menjadi kreatif dan produktif. - Guru kelas bertugas melaksanakan program pengajaran dikelas mungkin mengindahkan pentingnya pelayanan individual pada anak. - Guru latihan bicara bertugas memberikan latihan bicara secara klasikal dapat diberikan setiap hari dikelas dengan keahlian yang dimilikinya untuk latihan bicara secara individual guru ahli bina wicara bertugas mencari sebab-sebab kesukaran bicara atau kelainan bicara yang bersumber pada kesukaran phisikologis. Tenaga para ahli : - Dokter THT bertugas mengevaluasi hidung,tenggorokan dan telinga untuk menetapkan apakah organ-organ tersebut berfungsi normal - Audiometris bertugas memeriksa derajat sisa pendengaran anak memeriksa anak mendengar dengan kondisi hawa atau dengan kondisi tulang,ia juga menentukan sisa pendengaran pada telinga kiri dan kanan serta menentukan jen is alat psikolog menentukan tingkat kecerdasan anak. - Pekerja sosial bertugas mengumpulkan data terutama yang berhubungan dengan latar belakang sosial anak problem-problem yang terjadi hubungan antar keluarga dll. - Ortopedagogik atau seorang ahli PLB bertugas dan berwenang menentukan jenis program pendidikan disekolah. 3. Bentuk-bentuk system pendidikan segregasi - SLB/B a. Struktur organisasi Struktur organisasi SLB/B berbentuk unit artinya penyelenggaraan sekolah mulai dari tingkat TKLB sampai SMALB dalam satu sekolah dengan satu orang kepala sekolah. b. Jenjang kelas pada SLB/B 1. TKLB dengan lama pendidikan 2 tahun 2. SDLB dengan lama pendidikan 6 tahun 3. SMPLB dengan lama pendidikan 3 tahun 4. SMALB dengan lama pendidikan 3 tahun c. Pengadaan Asrama Karena siswanya berasal dari berbagai daerah yang jauh - SDLB Untuk memberikan kesempatan pendidikan kepada ALB yang tidak ada SLB.Pada SDLB terdiri dari berbagai kelainan.Tenaga pendidikan,non pendidikan,kurikulum dan KBM sama dengan SLB. - Kelas jauh/kelas kunjung Adalah lembaga yang disediakan unit memberikan layanan pendidikan bagi anak luar biasa yang bertempat tinggal jauh dari SLB atau SDLB.Dalam penyelenggaraan

guru-guru SLB terdekat berfungsi sebagai guru kunjung.Administrasi pun dilaksanakan di SLB tersebut.Kegiatan dilaksanakan dengan bantuan dana pemerintah. 4. Tata cara shalat untuk mengajarkan kepada anak tuna rungu Pertama-tama sebelum saya mengajarkan shalat saya mengajarkan terlebih dahulu cara berwudhu kemudian saya contohkan cara berwudhu satu persatu mulai dari mencuci kedua tangan,membersihkan lubang hidung,mencuci muka,tangan,membasahi sebagian rambut,telinga dan kaki setelah berwudhu baru kemudian saya mengajarkan tata cara shalat yang baik dan benar. Pertama-tama Saya memperlihatkan gambar tata cara shalat, kemudian saya memberikan contoh cara shalat dan langsung mempraktekkannya: 1. Berdiri ( takbiratul ihram ) 2. Mengangkat kedua tangan ( mengenggam tangan dan meletakkan tangan diatas dada ) 3. Ruku ( meletakkan kedua telapak tangan pada lututnya ) 4. Sujud ( badan condong kedepan menuju ketempat sujud dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu baru kemudian meletakkan kedua tangan pada tempat sejadah,kemudian meletakkan kepala dengan menyentuhkan/menekan hidung dan jidad/kening/dahi kelantai ( sejadah ) dengan tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga. 5. Duduk antara dua sujud ( duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan diletakkan. 6. Duduk tasyahud awal dan tasyahud akhir ( waktu duduk tasyahud awal duduk di atas telapak kaki kiri ) duduk tasyahud akhir ( duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan dan duduk diatas lantai ) 7. Salam ( menolehkan wajah kekanan dan kekiri ) Setelah mengajarkan tata cara shalat anak sudah bisa mempraktekkan dengan benar kemudian saya ajarkan bacaan-bacaan shalat sesuai dengan gerakan shalat, bacaan yang diajarkan hanya ayat-ayat pendek saja dan hokum wajibnya saja.

You might also like