You are on page 1of 4

PROTISTA CIRI PROTISTA Kingdom Protista adalah kelompok organisme yang memiliki struktur sel eukariotik, uniseluler maupun

multiseluler, dan tidak memiliki jaringan yang sebenarnya. Anggota protista ada yang menyerupai sifat-sifat jamur, hewan, maupun tumbuhan. Protista yang Menyerupai Jamur Anggota Protista yang menyerupai jamur adalah kelompok Protista jamur air dan jamur lendir. Kesamaannya dengan jamur adalah memiliki struktur yang menghasilkan spora, heterotrof, parasit, atau pengurai. Jamur Air (Oomycota) Jamur air dapat melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, jamur ini akan menghasilkan sporangium di ujung hifa (filamen/benang). Reproduksi secara seksual terjadi dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Jamur Lendir (Myxomicotina) Seluruh jamur lendir menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada sebagian siklus hidupnya. Sel-sel hidup ini disebut amoeboid karena memiliki bentuk seperti amoeba. Contoh jamur lendir adalah Dictyostelium discoideum. Protista yang Menyerupai Hewan Protista yang menyerupai hewan lebih dikenal dengan istilah Protozoa. Disebut protista yang menyerupai hewan karena uniseluler. Heterotrofik, dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks. Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10-200 m. Bentuk sel protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa hidup secara heterotrof dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme. Prorozoa hidup soliter atau berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di laut atau di air tawar, misalnya di selokan, kolam, atau sungai. Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahn sitoplasma. Sebagian protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif, yang disebut konjugasi. Protozoa dapat dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata dan Sporozoa. o Rhizopoda (Sarcodina) Semua protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda/Sarcodina bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseudopodia (kaki semu). Sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Rhizopoda berkembang biak

secara seksual dengan pembelahan biner. Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan di lingkungan berair, baik di darat maupun laut. o Ciliata (Ciliophora/Infusoria) Ciliata bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Sel Ciliata memiliki ciri-ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan mikronukleus. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi. o Flagellata (Mastigophora) Flagellata bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagelum. Sebagian Flagellata memiliki dua flagelum. Letak flagelum ada yang di bagian belakang sel (posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel. Letak flagelum juga ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik sel. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar, maupun air laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. o Sporozoa (Apicomplexa) Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Sporozoa melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina. Contoh sporozoa adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit taksoplasmosis dan Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Peran Protozoa dalam kehidupan manusia. Protozoa berperan penting dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena Protozoa adalah pemangsa bakteri. Di perairan, Protozoa juga merupakan zooplankton dan bentos yang merupakan sumber makanan hewan air. Protozoa yang merugikan bagi manusia, yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh Balantidium coli, penyebab diare. Protista yang Menyerupai Tumbuhan Ganggang merupakan Protista yang menyerupai tumbuhan. Ganggang disebut juga alga (Algae). Ganggang memiliki ukuran beraneka ragam, ganggang mikroskopik ada yang berukuran 25 m, contohnya Navicula. Ganggang makroskopik ada yang mencapai 50m, contohnya Macrocytis. Ganggang terdiri dari ganggang uniseluler (bersel satu) dan ganggang multiseluler (bersel banyak). Ganggang uniseluler ada yang hidup sendiri (soliter) dan ada yang hidup berkoloni.

Ganggang uniseluler maupun ganggang multiseluler terdiri dari sel atau sel-sel yang intinya diselubungi membran (eukariot). Sel ganggang memiliki kloroplas, pigmen dalam kloroplas berfungsi untuk menyerap energi cahaya matahari yang berguna untuk fotosintesis. Umumnya ganggang hidup bebas pada habitat yang berair maupun mengandung air (lembab) seperti genangan air, kolam, danau, sungai, rawa, laut, tanah, batu, atau pohon. Ganggang melakukan reproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual pada ganggang terjadi dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan spora. Reproduksi secara seksual pada ganggang terjadi dengan penyatuan dua gamet yang berbeda jenis. Ganggang dapat diklasifikasikan menjadi enam divisi, yaitu Euglenoid (Euglenophyta), ganggang keemasan (chrysophyta), ganggang api (Diniflagellata), ganggang hijau (Chlorophyta), ganggang cokelat (Phaeophyta), dan ganggang merah (Rhodophyta). Ganggang bermanfaat bagi manusia antara lain sebagai sumber makanan yang dikonsumsi langsung atau sebagai bahan campuran berbagai produk industri.

JAMUR/ FUNGI Ciri-ciri Jamur: 1. Fungi (jamur) merupakan organisme yang bersifat eukariotik, sel-selnya mempunyai dinding sel yang tersusun dari kitin. Fungi tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof dengan hidup secara parasit, saprofit, dan mutual misalnya, lumut kerak. 2. Fungi ada yang uniseluler dan multiseluler. Fungi multiseluler tersusun atas benangbenang hifa membentuk anyaman yang disebut miselium. Hifa pada fungi ada yang bersekat (septum) tetapi ada juga yang tidak bersekat (aseptum), sehingga mempunyai banyak inti yang disebut senositik. Miselium dapat dibedakan menjadi miselium vegetatuf (untuk menyerap makanan) dan miselium generatif (untuk reproduksi). 3. Reproduksi fungi secara vegetatif, yaitu dengan pembentukan kuncup, fragmentasi, dan pembentukan spora aseksual (berupa sporangiospora atau konidiospora). Reproduksi fungi secara generatif yaitu dengan pembentukan spora seksual (zigospora, askosprora, dan basidiospora) yang dilakukan secara singami (penyatuan hifa yang berlainan jenis). 4. Habitat fungi, yaitu di darat (terstrial) dan di tempat-tempat yang lembap. Klasifikasi dan peran fungi Berdasarkan spora seksual yang dihasilkan, fungi dibedakan menjadi empat divisio, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. a. Zygomycota menghasilkan spora seksual zigospora dan spora aseksual sporangiospora. Zygomicota memiliki hifa yang tidak bersekat (senositik). Contoh: Rhizopus oryzae (berperan dalam produksi tempe).

b. Ascomycota menghasilkan spora seksual askospora yang dihasilkan oleh askus yang terbentuk dalam tubuh buah yang disebut askokarp, sedangkan spora aseksualnya berupa konidiospora. Ascomycota memiliki hifa yang bersekat. Contoh : Asperegillus wentii (pembuatan kecap). c. Bsydiomycota menghasilkan spora seksual basidiospora yang terbentuk dalam tubuh buah yang disebut basidioskarp. Basidiomycota memiliki hifa yang bersekat. Contoh: Volvariella volvacea (jamur merang). d. Deuteromycota merupakan kelompok fungi (jamur) yang belum diketahui spora seksualnya. Contoh: Monilia sitophila (jamur oncom) diubah menjadi Neurospora crassa setelah diketahui menghasilkan askospora pada reproduksi seksualnya.

Lumut Kerak dan Mikoriza a. Lumut kerak merupakan simbiosis mutualisme antara fungi (Ascomycota atau Basidiomycota) dengan monera (cyanobakteria). Fungi memperoleh nutrisi dari fotosintesis yang dihasilkan Cyanobacteria, sedangkan Cyanobacteria memperoleh air dari keberadaan fungi. b. Mikoriza adalah simbiosis mutualisme antara fungi dengan akar tumbuhan tinggi. Fungi memperoleh materi organik dari tumbuhan yang ditumpanginya, sedangkan tumbuhan memperoleh air dan mineral yang diserap oleh fungi.

You might also like