You are on page 1of 14

Kelompok VI : Aras Firman Jaya Kadarsih Sinung Raharjo Suyatni M.

FadlyJaber

pendahuluan

Munculnya teori belajar humanistik tidak dapat dilepaskan dari gerakan pendidikan humanistik yang memfokuskan diri pada hasil afektif,belajar tentang bagaimana belajar dan belajar untuk meningkatkan kreativitas dan potensi manusia.Pendekatan humanistik ini sendiri muncul sebagai bentuk ketidaksetujuan pada dua pandangan sebelumnya, yaitu pandangan psikoanalisis dan behavioristik dalam menjelaskan tingkah laku manusia. Ketidaksetujuan ini berdasarkan anggapan bahwa pandangan psikoanalisis terlalu menunjukkan pesimisme suram serta keputusasaan sedangkan pandangan behavioristik dianggap terlalu kaku (mekanistik), pasif, statis dan penurut dalam menggambarkan manusia. pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan, humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari pendekatan humanistik ini sama seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang menitik beratkan kognitif.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar,dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Guru, oleh karenanya, disarankan untuk menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

PANDANGAN TOKOH HUMANISTIK TERHADAP BELAJAR


PANDANGAN KOLB TERHADAP BELAJAR Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Pengetahuan dianggap sebagai perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Kolb membagi tahap-tahap belajar menjadi 4 yaitu: Tahap Pengalaman Konkrit Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif Tahap Konseptualisasi Tahap Eksperimentasi Aktif

PANDANGAN HONEY DAN MUMFORD TERHADAP BELAJAR


Pandangan Honey dan Mumford tentang belajar diilhami oleh pandangan Kolb mengenai tahap-tahap belajar di atas. Honey dan Mumford menggolong-golongkan orang yang belajar ke dalam empat macam atau golongan, yaitu Kelompok aktivis Kelompok reflector Kelompok teoris Kelompok pragmatis PANDANGAN HABERMAS TERHADAP BELAJAR Menurutnya, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan pandangannya yang demikian, ia membagi tipe belajar menjadi tiga, yaitu Belajar Teknis (technical learning) Belajar Praktis (practical learning) Belajar Emansipatoris (emancipatory learning)

PANDANGAN BLOOM DAN KRATHWOHLB TERHADAP BELAJAR . Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga kawasan yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Secara ringkas ketiga kawasan dalam Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut : o Domain Kognitif o Domain Psikomotor o Domain Afektif

PANDANGAN MASLOW TERHADAP BELAJAR Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal : suatu usaha yang positif untuk berkembang kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki, antara lain

Aktualisasi Diri Harga Diri 1. Menghargai diri sendiri 2. Dihargai oleh orang lain Belongingness and love needs

Keinginan untuk dimiliki


dan dicintai mencintai Kebutuhan akan Rasa Aman keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari takut dan cemas.
Kebutuhan Fisiologis

bersifat homeostatis (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) Makan, Minum,

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu: Kognitif (kebermaknaan) experiential ( pengalaman atau signifikansi) Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu: Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

PRINSIP- PRINSIP TEORI HUMANISTIK


Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik : Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.

Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

Dalam toeri humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator yang berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas sifasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa guidenes(petunjuk): Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasanketerbatasannya sendiri

APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Teori Humanistik sering mendapat kritik karena sukar diterapkan dalam konteks yang lebih praktis. Teori ini dianggap lebih dekat dengan bidang filsafat, teori kepribadian dan psikoterapi daripada bidang pendidikan, sehingga sukar diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih kongkret dan praktis. Namun karena sifatnya yang ideal yaitu memanusiakan manusia, maka teori humanistik mampu memberikan arah terhadap semua komponen pembelajaran untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut. Teori humanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya. Teori humanistik memberikan ide-ide, konsep-konsep serta taksonomi tujuan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakekat kejiwaan manusia.

TERIMA KASIH

You might also like