You are on page 1of 28

Lampiran I Surat Direktur Jenderal PMD Kemendagri Nomor : 900/2130/PMD Tanggal : 13 Maret 2013 PETUNJUK TEKNIS PENCAIRAN DAN

PENGGUNAAN DANA URUSAN BERSAMA KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2013 I. PENDAHULUAN 1. PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. 2. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. 3. Pelaksanaan PNPM Mandiri tahun 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di perdesaan; Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal dan khusus konflik. PNPM Mandiri diperkuat dengan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh berbagai kementerian/sektor dan pemerintah daerah. 4. Agenda pengintegrasian program merupakan amanat dan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres No.3 Tahun 2010 dilaksanakan melalui pengintegrasian tahap perencanaan program dalam PNPM Mandiri Perdesaan dengan sistem Musyawarah Perencanaan Pembanguan (Musrenbang) reguler, selaras dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Permendagri ini selanjutnya diturunkan ke dalam prosedur kerja yang lebih operasional melalui Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 414.2/5223/PMD tanggal 16 Desember 2008 tentang Pedoman Pembangunan Partisipatif dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 perihal Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa, yang menempatkan perencanaan partisipatif masyarakat sebagai dasar Pengambilan keputusan pembangunan di desa dan sebagai dasar penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa. Rumusan itu dalam pengintegrasian diperkuat dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.2/2207/PMD tanggal 18 Mei 2010 perihal Panduan Teknis Integrasi Perencanaan Pembangunan. Beberapa regulasi dimaksud pada dasarnya telah memberikan arah yang kuat terhadap perencanaan pembangunan partisipatif dalam pelaksanaan pengintegrasian ke sistem perencanaan pembangunan nasional reguler. Ke depan hanya akan ada satu 1

mekanisme yang berkualitas dan satu dokumen rujukan untuk perencanaan pembangunan di desa. 5. Bahwa dalam rangka mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin di perdesaan, Pemerintah melakukan langkah-langkah pengintegrasian dan perluasan program-program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat ke dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan. (PNPM-MPd) 6. PNPM-MPd berupaya mempertajam visi dan meningkatkan pencapaian misi PPK. Visi PNPM-MPd adalah mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian yaitu mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumberdaya yang ada dilingkungannya, mampu mengatasi masalah yang dihadapinya, khususnya masalah kemiskinan. Misi PNPM-MPd adalah : a. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; b. Pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; c. Mengoptimalkan fungsi dan peran pemerintah lokal; d. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dasar masyarakat; e. Pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. 7. Cakupan Pelaksanaan PNPM-MPd T.A. 2013 melalui Pendanaan Urusan Bersama meliputi 5.146 Kecamatan di 392 Kabupaten, 32 Provinsi. II. TUJUAN 1. Tujuan umum dari PNPM-MPd adalah mempercepat penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, pemerintah lokal, serta penyediaan prasarana sosial dasar dan ekonomi. 2. Tujuan khusus meliputi : a. Meningkatkan peran serta masyarakat terutama kelompok miskin dan perempuan dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunan, sekaligus mendorong pengintegrasian sistem pembangunan partisipatif masyarakat dengan sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN) reguler. b. Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan potensi dan sumberdaya lokal. c. Mengembangkan kapasitas pemerintahan lokal dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan. d. Menyediakan sarana/prasarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan masyarakat. e. Melembagakan keuangan mikro dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin. III. SUMBER PENDANAAN PNPM-MPd Pelaksanaan PNPM-MPd didukung dengan anggaran yang bersumber dari : 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Dana PNPM-MPd yang bersumber dari APBN dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Urusan Bersama T.A. 2013 yang mencakup 392 Kabupaten/Kota di 32 Provinsi. 2

2.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Dana PNPM-MPd yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Kabupaten/Kota lokasi PNPM-MPd. Besaran Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) yang bersumberkan dari APBD ditetapkan melalui surat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat nomor B.200/MENKO/KESRA/X/2012 tanggal 5 Oktober 2012 perihal Penetapan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2013, dan perubahannya.

3.

Sumber dana APBD Provinsi Dana PNPM-MPd yang bersumber dari APBD Provinsi dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Provinsi lokasi PNPM-MPd.

4. 5. IV.

Swadaya Masyarakat Partisipasi dunia usaha atau pihak lain yang tidak mengikat

KOMPONEN DANA PNPM-MPd T.A. 2013 Komponen dana PNPM-MPd dalam DIPA Urusan Bersama T.A. 2013, meliputi : A. Administrasi Kegiatan Penyelenggaraan administrasi kegiatan bertujuan untuk memberikan dukungan operasional perkantoran dan pelaporan pelaksanaan kegiatan PNPM-MPd bagi Satuan Kerja PNPM-MPd Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan administrasi kegiatan sebagai berikut : 1. Operasional Rutin Satker PNPM-MPd Kabupaten/Kota meliputi : a. Biaya konsumsi rapat b. Biaya pengiriman/ekspedisi c. Belanja bahan perkantoran antara lain bahan ATK dan komputer, penyusunan laporan, penggandaan/fotocopy. 2. Honor operasional Satuan Kerja UB, meliputi : a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK); c. Pejabat Penguji Tagihan/ Penandatangan SPM; d. Bendahara Pengeluaran; e. Pengelola kegiatan Sistem Akuntasi Instansi (SAI); f. Panita Pengadaan Barang/Jasa; g. Staf Satuan Kerja. 3. Belanja Sewa, berupa sewa komputer desktop (2 unit) dan printer (1 unit) dengan spesifikasi sebagai berikut : Spesifikasi Komputer Desktop (Minimum) : Processor : Intel Core 2 Duo 2.53 Mhz Memori : 2 GB DDR-2 Hardisk : 160 GB Optical Drive : DVD RW Modem : Fax Modem 56 Kbps Networking : 10/100 Mbps 3

Keyboard : USB/PS/2 Mouse : USB/PS/2 Monitor : LCD 15 O/S : Windows XP/Vista Stabilizer : 500 VA Spesifikasi Printer (Minimum) : Jenis : Inkjet atau Laser Printer Ukuran Kertas : A4 Resolusi : 4800 x 1200 dpi Koneksi : LPT1/USB Speed : 20 ppm OS : Windows XP/Vista/Win 7 Komputer dan printer diperuntukkan bagi Fasilitor Kabupaten. 4. Bantuan transportasi/transport lokal : a. Bantuan transportasi bagi PJOK dalam rangka fasilitasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pembinaan PNPM-MPd; b. Bantuan transportasi bagi pengelola SAI dalam rangka rekonsiliasi SAI, SIMAK BMN, dan pelaporan keuangan; c. Pemberian bantuan transportasi harus disertai Surat Perintah Tugas dari Kuasa Pengguna Anggara (KPA). Penerima bantuan transportasi melaporkan hasil kunjungan dan bukti kunjungan berupa cap/stempel instansi yang dikunjungi. 5. Belanja perjalanan dinas dalam rangka mengikuti : a. Bimtek SAI dan Laporan Keuangan, yang diselenggarakan oleh Ditjen Pembedayaan Masyarakat dan Desa; b. Rapat Koordinasi Provinsi, yang diselenggarakan oleh Satker PNPMMPd Provinsi. B. Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagai lembaga penyelenggara negara yang memiliki perangkat yang lengkap dan sebagai pihak utama dalam pengelolaan program/kegiatan PNPM-MPd diharapkan memberikan peran lebih aktif dalam pembinaan dan pengendalian program. Pada pelaksanaan PNPM-MPd, Pemerintah Daerah agar mempersiapkan aparat/tenaga setrawan/nama lain yang berfungsi sebagai penyuluh pembangunan partisipatif melalui Pelatihan Aparat Pemerintah Daerah Lokasi PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN. Tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan Pelatihan Aparat Pemerintah Daerah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Terlaksananya kegiatan pelatihan Aparat Pemerintah Daerah yang ada di masing-masing kabupaten lokasi PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN; 2. Tersedianya tenaga pelatih untuk aparat pemerintah daerah khususnya dalam pembangunan partisipatif pemberdayaan masyarakat; 3. Tersedianya aparat pemerintah daerah yang memiliki kemampuan sebagai tenaga setrawan/nama lain.

Sasaran dari Pelatihan Aparat Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut: 1. Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota (SKPD) yang berfungsi sebagai setrawan kecamatan/nama lain; 2. Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota di Kecamatan (PjOK). Panduan Pelatihan Aparat Pemerintah Daerah PNPM-MPd Integrasi SPP SPPN T.A. 2013, sebagaimana Lampiran I.1. C. Pemberian Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Dana bantuan langsung masyarakat (BLM) adalah dana stimulan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah kepada masyarakat dengan tujuan mendorong dan meningkatkan keswadayaan masyarakat untuk membangun modal sosial dalam menanggulangi persoalan kemiskinan di perdesaan. Dana BLM terdiri dari BLM Dana Operasional Kegiatan (DOK) dan BLM Dana Kegiatan. 1. BLM Dana Operasional Kegiatan (DOK) PNPM-MPd T.A. 2013, meliputi : a. DOK Pendamping Lokal UPK (PL UPK Perguliran) DOK PL UPK yaitu dana operasional yang diperuntukkan untuk membiayai tenaga Pendamping Lokal kegiatan dana bergulir dalam rangka memenuhi kebutuhan penguatan kelembagaan kegiatan dana bergulir UPK dan kelompok peminjam. Ketentuan penggunaan dana DOK PL-UPK, sebagaimana Lampiran I.2. b. DOK PNPM-MPd (reguler) DOK PNPM-MPd yaitu dana BLM yang diperuntukkan mendanai operasional masyarakat dalam melakukan proses tahapan kegiatan perencanaan dan kegiatan pelatihan bagi pelaku-pelaku masyarakat dalam rangka mendukung pelaksanaan program di desa dan kecamatan. Ketentuan penggunaan Lampiran I.3. dana DOK PNPM-MPd, sebagaimana

c. DOK Ruang Belajar Masyarakat (RBM) DOK RBM yaitu dana BLM untuk pengembangan dan peningkatan kapasitas pelaku masyarakat di lingkup kabupaten/kota lokasi PNPMMPd. Ketentuan penggunaan dana DOK RBM, sebagaimana Lampiran I.4. d. DOK PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN DOK PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN yaitu dana BLM yang diperuntukkan membiayai proses pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pelatihan/peningkatan kapasitas pelaku dan memfasilitasi proses integrasi perencanaan masyarakat. Ketentuan penggunaan dana DOK PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN, sebagaimana Lampiran I.5. 2. BLM Dana Kegiatan BLM Dana Kegiatan adalah dana BLM yang diperuntukkan mendanai/membiayai kegiatan yang diusulkan/proposal masyarakat seperti pembangunan sarana/prasarana fisik di perdesaan, kegiatan 5

pendidikan dan kesehatan, serta biaya simpan pinjam untuk kelompok perempuan, atau kegiatan lain yang tidak masuk dalam daftar larangan/negatif list. Kegiatan masyarakat direncanakan dan dikelola secara langsung oleh masyarakat desa/kecamatan dengan difasilitasi oleh Pendamping Lokal dan Fasilitator PNPM-MPd Ketentuan penggunaan BLM Dana Kegiatan mengacu pada Petunjuk Teknis Operasional (PTO) kegiatan bersangkutan dan atau ketentuan lain yang diatur melalui surat Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kemendagri. BLM Kegiatan dimaksud meliputi : a. BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd; BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd yaitu dana BLM yang diperuntukkan mendanai usulan/proposal kegiatan masyakarat di kecamatan yang ditetapkan sebagai lokasi PNPM-MPd. Daftar lokasi dan alokasi BLM PNPM-MPd sebagaimana surat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat nomor B.200/MENKO/KESRA/X/2012 tanggal 5 Oktober 2012 perihal Penetapan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2013. b. BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN; BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN yaitu dana BLM yang diperuntukkan mendanai usulan/proposal kegiatan masyarakat di kabupaten yang ditetapkan sebagai lokasi PNPM-MPd Integrasi SPPSPPN, dalam rangka mendorong integrasi sistem perencanaan partisipatif, teknokratis, dan politis di daerah. Daftar lokasi dan alokasi BLM PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN sesuai Surat Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa nomor 414.2/7735/PMD tanggal 7 Nopember 2012 perihal Penetapan Lokasi PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN c. BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd Perbatasan; BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd Perbatasan yaitu tambahan dana BLM Kegiatan yang ditambahkan pada lokasi PNPM-MPd Reguler yang ditetapkan sebagai lokasi PNPM-MPd perbatasan. Peruntukkan tambahan Dana BLM Kegiatan dimaksud yaitu untuk mendanai kegiatan yang diusulkan/proposal masyakarat, khususnya untuk kegiatan peningkatan sarana dan prasarana perdesaan. Daftar lokasi dan alokasi PNPM-MPd Perbatasan sesuai Surat Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa nomor 414.2/8696/PMD tanggal 26 Desember 2012 perihal Penetapan Lokasi dan Alokasi Dana PNPM MPd di Lokasi Perbatasan. d. BLM Dana Kegiatan lainnya yang ditetapkan secara khusus untuk kepentingan tertentu. D. Pembinaan dan Kabupaten/Kota Pengawasan PNPM-MPd oleh Inspektorat

1. Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan PNPM-MPd oleh Inspektorat Kabupaten/Kota T.A. 2013 berupa Audit Dukungan oleh Inspektorat Daerah atas Pelaksanaan PNPM-MPd T.A.2012; 2. Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan PNPM-MPd Oleh Inspektorat Daerah bertujuan : 6

a. Meningkatkan kapasitas pelaku inspektorat daerah (kabupaten/kota dan provinsi) dalam melakukan pemeriksaan atau audit suatu program nasional dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu PNPMMPd; b. Meningkatkan cakupan nasional pemeriksaan/audit PNPM-MPd dengan standar manual yang disetarakan dengan petunjuk pelaksanan audit BPKP. 3. Pembiayaan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan PNPM-MPd meliputi penyusunan laporan, pengiriman laporan, dan perjalanan dalam rangka pembinaan dan pengawasan PNPM-MPd; 4. Sasaran Audit adalah kecamatan dan desa partisipan PNPM-MPd dengan pembatasan ruang lingkup pemeriksaan/audit sebagaimana diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Audit Dukungan. Panduan pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan PNPM-MPd oleh Inspektorat Kabupaten/Kota, sebagaimana Lampiran I.6. V. PENGELOLA KEGIATAN PNPM-MPd 1. Satuan Kerja pelaksana dan pengelola Program/Kegiatan PNPM-MPd T.A. 2013 yaitu Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tercantum dalam DIPA Urusan Bersama T.A. 2013, terdiri dari : a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) KPA Satker UB yaitu Kepala Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat sebagaimana tercantum dalam DIPA UB. b. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) PPSPM yaitu Pejabat Struktural di Bidang Keuangan pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat. c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ditingkat Kabupaten/Kota PPK tingkat di Kabupaten/kota Pejabat Struktural di Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat sebagaimana tercantum dalam DIPA UB. PPK ditingkat Kabupaten/Kota diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran/penerbit Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk kegiatan-kegiatan yang dikelola di tingkat kabupaten seperti pengelolaan Komponen Administrasi Kegiatan, Pelatihan Aparat Pemerintah Daerah, dan Kegiatan PNPM-MPd Integrasi SPP-SPPN atau kegiatan lainnya yang tercantum dalam DIPA yang pelaksanaannya ditingkat kabupaten. PPK ditingkat kabupaten/kota sekaligus Operasional Kabupaten (PjO Kab). sebagai Penanggungjawab

d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ditingkat Kecamatan PPK ditingkat Kecamatan yaitu Kasie Pemberdayaan Masyarakat Desa (Kasie PMD) atau pejabat lain di kecamatan yang setingkat. 7

PPK ditingkat Kecamatan diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran/penerbit Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) di kecamatan; PPK ditingkat Kecamatan sekaligus Operasional Kecamatan (PjOK). e. Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran yaitu pejabat/Staf pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat sebagaimana tercantum dalam DIPA UB. f. Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa; Staf satuan kerja yaitu pejabat/Staf pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat sebagaimana tercantum dalam DIPA UB. g. Pengelola Sistem Akuntansi Instansi (SAI); Staf satuan kerja yaitu pejabat/Staf pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat sebagaimana tercantum dalam DIPA UB. h. Staf Satuan Kerja; Staf satuan kerja yaitu pejabat/Staf pada Badan/Dinas/Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau SKPD/Instansi lain mempunyai kompetensi dalam menangani pemberdayaan masyarakat sebagaimana tercantum dalam DIPA UB. i. Kuasa Pengguna Anggaran (poin 1.a) dan Bendaharan Pengeluaran (poin 1.d) ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian Dalam Negeri. sebagai Penanggungjawab

2. Kuasa Pengguna Anggaran (poin 1.a) dan Bendaharan Pengeluaran (poin 1.e) ditetapkan melaui Surat Keputusan (SK) Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian Dalam Negeri; 3. Satuan Kerja sebagaimana poin 1, selain sebagai pelaksana dan pengelola kegiatan PNPM-MPd, juga sebagai pelaksana dan pengelola PNPM-MPd Generasi Sehat dan Cerdas (GSC); 4. Tugas dan kewenangan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), Pejabat Pembuat Komitmen, Bendahara Pengeluaran, Pengelola SAI, Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa , mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 3 tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri, sebagai berikut : a. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) : 1) Melaksanakan anggaran berdasarkan DIPA Satuan Kerja; 2) Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana; 3) Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana; 8

4) Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan dan anggaran; 5) Menandatangani Nota Persetujuan Pencairan Anggaran; 6) Menyusun laporan keuangan dan konerja pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan; 7) Menetapkan PPK 8) Menetapkan PPTK; 9) Menetapkan PPSPM; 10)Menetapkan panitia/atau pejabat pengadaan barang/jasa; 11)Menetapkan Petugas verifikasi keuangan; 12)Menetapkan unit akuntansi; dan b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) : 1) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA; 2) Menetapkan Harga Perkiraan Sendiri; 3) Menerbitkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa; 4) Membuat, menandatangani dan dengan Penyedia Barang/Jasa; 5) Melaksanakan kegiatan swakelola; 6) Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak; 7) Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; 8) Membuat dan menandatangani SPP; 9) Menyerakan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara Penyerahan; 10)Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; 11)Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) 1) Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung; 2) Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 3) Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan; 4) Menerbitkan SPM; 5) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih; dan 6) Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran. d. Bendahara Pengeluaran 1) Menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat berharga dalam pengelolaannya; 2) Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah PPK; 9 melaksanakan perjanjian/kontrak

3) Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan; 4) Melakukan pemotongan/pemungutan pembayaran yang dilakukannya; penerimaan negara dari

5) Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara; 6) Mengelola rekening tempan penyimpanan UP; 7) Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada Kepala KPPN selaku kuasa BUN; dan Membukukan, menutup dan menandatangani Buku Kas Umum diketahui KPA. e. Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Pejabat Pengadaan Barang/Jasa adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung, yaitu Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung. Tatacara Pengadaan Langsung untuk barang dan jasa mengacu pada Peraturan Presiden 54 Tahun 2010 dan perubahannya. f. Pengelola Sistem Akuntansi Instansi (SAI) 1) Melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan/barang yang dikelola oleh KPA; 2) Pelaporan keuangan/barang sebagaimana poin (1) disusun dengan menggunakan aplikasi SAK yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan. g. Staf Satuan Kerja; Membantu KPA dalam : 1) mengendalikan pelaksanaan kegiatan; 2) menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan; 3) mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak; 4) verifikasi surat bukti mengenai hak tagih kepada negara; 5) membuat SPP; 6) menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan; dan 7) melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. VI. MEKANISME PEMBAYARAN DANA APBN 1. Jenis Pembayaran APBN a. Pembayaran Langsung (LS) adalah pembayaran yang dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS); b. Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja, yang tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung; 10

c. Tambahan Uang Persediaan (TUP) adalah uang muka yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang telah ditetapkan. 2. Prosedur Penerbitan SPP dan Penerbitan SPM a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menerbitkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara; b. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diajukan oleh PPK, dan selanjutnya menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditujukan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN); c. Dalam menerbitkan SPM, PPSPM harus meneliti dan menguji kebenaran SPP yang diajukan PPK, dan selanjutnya apabila semua persyaratan telah dipenuhi, dapat diterbitkan SPM; d. KPPN atas dasar SPM yang diajukan oleh PA/Kuasa PA menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); e. Tata cara penerbitan SPP dan SPM beserta dokumen pendukungna berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tatacara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; f. Pencairan dana PNPM-MPd yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-51/PB/2009 tanggal 10 Nopember 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Pinjaman IFAD No. 755-ID dan Hibah IFAD No. 1053-ID (National Program for Community Empowerment in Rural Areas Project); 2) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2010 tanggal 5 Nopember 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Loan IBRD No. 7867-ID (Third National Program for Community Empowerment in Rural Areas) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan; 3) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-49/PB/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Loan IBRD No. 8079-ID (Fourth National Program for Community Empowerment in Rural Areas) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. 4) Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD No. TF-098862 dan No. TF-098819 (Third National Program for Community Empowerment in Rural Areas Disaster Management Support Project) PNPM Pola Khusus Bencana. 5) Pembebanan dana PHLN harus mencantumkan nomor perjanjian pijaman/hibah luar negeri, kode register, dan kategori Pinjaman/Hibah bersangkutan, sebagai berikut :

11

No. Pinjaman/ Hibah


TF-098819 (PNPM Paska Bencana)

Register

No. Reksus
602.155411.980

Kategori
Kategori 1 (kecamatan Grant under Part 1(a) of the Project)

71490201

6) Pembebanan/sumber dana (Rupiah Murni, Pinjaman Luar Negeri, Hibah Luar Negeri) masing-masing dana BLM berpedoman pada DIPA/ RKAKL/Kertas Kerja PNPM-MPd masing-masing Kabupaten/Kota dan atau ketentuan lainnya yang diatur oleh Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kemendagri. Kesalahan pembebanan sumber dana dimaksud menjadi tanggung jawab Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bersangkutan. 3. Batas waktu pemanfaatan BLM PNPM-MPd Batas waktu pemanfaatan BLM PNPM-MPd agar mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah Untuk Penanggulangan Kemiskinan pasal 13, yaitu : a. Dana Urusan Bersama (DUB) disalurkan secara langsung kepada masyarakat, kelompok masyarakat dan/atau lembaga partisipatif masyarakat dalam bentuk uang; b. DUB yang telah ditransfer ke rekening masyarakat, kelompok masyarakat dan/atau lembaga partsipatif masyarakat harus telah dimanfaatkan sesuai dengan rencana selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran bersangkutan berakhir; c. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran bersangkutan berakhir dana tersebut belum dimanfaatkan, maka dana tersebut harus disetorkan ke rekening kas umum negara. 4. Tata cara penyetoran dana PNPM-MPd mengacu pada surat Direktur Jenderal nomor surat Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor S-4373/PB/2012 tanggal 21 Mei 2012 perihal Penyetoran Dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan, sebagai berikut : a. Penyetoran dana BLM-MPd menggunakan formulir Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) melalui Bank/Pos Persepsi; b. Kode akun yang digunakan adalah : 1) Akun 423913 Penerimaan Kembali Belanja Lainnya Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL), digunakan untuk penyetoran Dana BLM PNPM-MPd dengan sumber dana dari Rupiah Murni (RM) TAYL; 2) Akun 423914 Penerimaan Kembali Belanja Pinjaman LN TAYL, digunakan untuk penyetoran Dana BLM PNPM-MPd dengan sumber dana dari Pinjaman Luar Negeri (PLN) TAYL; 3) Akun 423915 Penerimaan Kembali Belanja Hibah LN TAYL, digunakan untuk penyetoran Dana BLM PNPM-MPd dengan sumber dana dari Hibah Luar Negeri (HLN) TAYL; 4) Akun 423221 Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro), digunakan untuk penyetoran Bunga dan/atau Jasa Giro. c. Atas sisa Dana Urusan Bersama dan bunga yang telah disetor ke kas umum negara dibukukan pada aplikasi SAKPA sebagai pendapatan.

12

VII. PENCAIRAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) A. Pencairan Dana BLM PNPM-MPd T.A. 2012 yang dilanjutkan pada T.A. 2013 (DIPA Lanjutan T.A. 2013) Pencairan dana BLM PNPM-MPd T.A. 2012 yang dilanjutkan pada T.A. 2013 (DIPA Lanjutan T.A. 2013), tahapan pencairannya mengacu pada surat Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa nomor 414.2/1247/PMD tanggal 22 Pebruari 2012 perihal Petunjuk Teknis Pencairan dan Penggunaan Dana Urusan Bersama PNPM Mandiri Perdesaan T.A. 2012, dan perubahannya. B. Proses Pencairan Dana BLM PNPM-MPd T.A. 2013 1. Penetapan Alokasi dan Pengelola Dana BLM Alokasi bantuan dan pengelola dana BLM ditetapkan dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota, yang berisi : 1) Penetapan Unit Pengelola Kegiatan (UPK) dan UPK Sementara (UPKS) pada Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) sebagai Lembaga Masyarakat pengelola Bantuan Langsung Masyarakat (BLM); 2) Penetapan alokasi dana BLM untuk masing-masing kecamatan. 2. Pembukaan Rekening Kolektif UPK Rekening kolektif UPK berupa rekening Giro atau Tabungan pada bank pemerintah setempat atau bank lainnya sesuai keputusan masyarakat. Rekening dibuka dengan spesimen tanda tangan: 1) Ketua UPK/UPKS; 2) Salah satu wakil masyarakat yang dipilih oleh Musyawarah Antar Desa (MAD); 3) 2 (dua) orang Fasilitator Kecamatan (FK) yang bertugas yaitu FK Pemberdayaan (FKP) dan FK Teknik (FT). Apabila terjadi pergantian personil pengurus UPK/UPKS atau wakil masyarakat, maka perlu dilakukan penggantian spesimen tanda tangan. Apabila terjadi kekosongan FK, maka sambil menunggu penetapan FK dapat dilakukan penggantian spesimen sementara oleh Fasilitator Kabupaten. 3. Penyusunan Rencana Kegiatan/Pendanaan BLM Pada prinsipnya rencana kegiatan/pendanaan BLM disusun oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh Fasilitator PNPM-MPd (Tingkat Kecamatan dan atau Kabupaten). Fasilitasi oleh Fasilitator PNPM-MPd dilakukan mulai dari tahap sosialisasi sampai dengan Penetapan Usulan Kegiatan/Pendanaan BLM. Hasil penyusunan Rencana Kegiatan/ Pendanaan BLM yang telah disetujui/disepakati oleh masyarakat dibuat Berita Acara. Pedoman tahapan penyusunan rencana kegiatan/pendanaan BLM mengacu pada Petunjuk Teknis Operasional (PTO) atau pedoman lainnya yang ditetapkan oleh Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kementerian Dalam Negeri. 4. Penetapan Rencana Kegiatan/Pendanaan BLM (SPC) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) mengusulkan hasil Berita Acara Rencana Kegiatan/Pendanaan BLM kepada Camat untuk ditetapkan dalam Surat Penetapan Camat (SPC). 13

5.

Penandatanganan Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Atas dasar Berita Acara Rencana Kegiatan/Pendanaan BLM, Surat Penetapan Camat (SPC), dan SK Bupati/Walikota tentang Alokasi dan Pengelola Dana BLM, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK dengan Ketua UPK/UPKS.

6. Pengajuan Pencairan Dana BLM a. Ketua UPK/UPKS mengajukan Surat Permintaan Pencairan dana BLM kepada PPK, sesuai dengan tahapan pencairan dana BLM yang diatur dalam SP2; b. PPK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan dana BLM beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh Ketua UPK/UPKS. Apabila semua persyaratan telah lengkap dan memenuhi persyaratan, maka PPK menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). c. Pejabat Penerbit SPM (PPSPM), menguji kebenaran SPP-LS dan dokumen pendukungnya yang diajukan oleh PPK. Apabila dokumen telah benar dan lengkap maka PPSPM menerbitkan SPM-LS dan disampaikan kepada KPPN. d. KPPN menguji kebenaran SPM-LS dan dokumen pendukungnya yang diajukan oleh PPSPM. Apabila dokumen telah benar dan lengkap maka KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2DLS). Dengan terbitnya SP2D-LS, dana BLM ditransfer dari Bank Operasional KPPN langsung ke rekening UPK. C. Tahapan Pencairan Dana BLM PNPM-MPd T.A. 2013 1. Tahapan Pencairan BLM DOK PL-UPK a. Tim Penyusun RKD yang terdiri dari UPK / UPK Sementara beserta BKAD/MAD dan wakil Masyarakat difasilitasi FK/FT membuat Rencana Kegiatan DOK (RKD) PL-UPK yang berisi Perencanaan Anggaran Pembiayaan Honorarium dan Biaya Pendukung Pelaksanaan Tugas PL-UPK selama 1 tahun, untuk diajukan dalam Musyawarah Antar Desa (MAD); b. RKD yang sudah disetujui oleh MAD ditandatangani oleh BKAD/Ketua MAD dan Ketua UPK/UPKS, selanjutnya ditetapkan dalam Surat Penetapan Camat (SPC) DOK PL-UPK; c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK PL-UPK dengan Ketua UPK/UPKS; d. Penerbitan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) : 1) Ketua UPK/UPKS mengajukan Surat Permintaan Pencairan DOK PL-UPK kepada PPK, sesuai dengan tahapan pencairan dana BLM yang diatur dalam SP2. 2) PPK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan DOK beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh Ketua UPK/UPKS. Apabila semua persyaratan telah lengkap dan memenuhi persyaratan, maka PPK menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). 14

3) Pencairan dana DOK PNPM-MPd dilakukan satu tahapan. SPP-LS sebesar 100% dari SP2 dapat diterbitkan setelah PL-UPK ditetapkan, dengan melampirkan : a. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; b. Rencana Kegiatan DOK (RKD) PL-UPK yang telah diverifikasi oleh FK dan FasKab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK, Form Lampiran I.8.a; c. Surat Penetapan Camat (SPC) DOK, Form Lampiran I.9.a; d. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK, Form Lampiran I.10.a; e. Berita Acara Penetapan PL-UPK. 2. Tahapan Pencairan BLM DOK PNPM-MPd Tahapan dan persyaratan pencairan BLM sebagai berikut : DOK PNPM-MPd adalah

a. Masyarakat difasilitasi oleh FK dan Fasilitator Kabupaten (Faskab/FasKeu) menyusun Rencana Kegiatan DOK (RKD) dengan berpedoman pada alokasi DOK yang ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota. RKD diverifikasi oleh FK dan FasKab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK; b. RKD yang telah disepakati dan diputuskan oleh masyarakat, selanjutnya ditetapkan dalam Surat Penetapan Camat (SPC) DOK; c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK dengan Ketua UPK/UPKS; 1) Ketua UPK/UPKS mengajukan Surat Permintaan Pencairan DOK kepada PPK, sesuai dengan tahapan pencairan dana BLM yang diatur dalam SP2; 2) PPK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan DOK beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh Ketua UPK/UPKS. Apabila semua persyaratan telah lengkap dan memenuhi persyaratan, maka PPK menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); 3) Tahapan pencairan dana DOK PNPM-MPd diatur sebagai berikut : a. SPP-LS Tahap I sebesar dengan melampirkan : 40% dari SP2 dapat diterbitkan,

d. Penerbitan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) :

1. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; 2. Rencana Kegiatan DOK (RKD) yang telah diverifikasi oleh FK dan FasKab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK, Form Lampiran I.8.a; 3. Surat Penetapan Camat (SPC) DOK, Form Lampiran I.9.a; 4. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK, Form Lampiran I.10.a; b. SPP-LS Tahap II sebesar 60% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan DOK tahap I telah mencapai 80% atau lebih, dengan melampirkan : 15

1. Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11.a. dan I.11.b; 2. Rincian Penggunaan DOK (RPD) yang telah diverifikasi oleh FK dan FasKab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK, dan, Form Lampiran I.12.a. 3. Pencairan BLM DOK Ruang Belajar Masyarakat (RBM) Tata laksana pencairan BLM DOK RBM dilakukan sebagai berikut: a. Pokja RBM difasilitasi Fasiltator Kabupaten menyusun Rencana Kegiatan DOK (RKD) RBM. RKD yang telah disepakati dimuat dalam Berita Acara yang ditandatangani Koordinator Pokja dan seluruh anngota Tim Penyusun; b. RKD yang telah disepakati dan diputuskan dalam Berita Acara selanjutnya ditetapkan dalam Surat Penetapan (SP) oleh Satker PNPM-MPd Kabupaten yang bersangkutan; c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) DOK RBM dengan Ketua UPK Kecamatan yang telah ditunjuk/ditetapkan. d. Penerbitan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) : 1) Ketua UPK mengajukan Surat Permintaan Pencairan DOK RBM kepada PPK, sesuai dengan tahapan pencairan dana BLM yang diatur dalam SP2; 2) PPK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan DOK RBM beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh ketua UPK. Apabila semua persyaratan telah lengkap dan memenuhi persyaratan, maka PPK menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) DOK RBM dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA); 3) Tahapan pencairan DOK RBM diatur sebagai berikut : a. SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan, dengan melampirkan : 1. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; 2. Rencana Kegiatan DOK RBM (RKD DOK RBM) yang telah diverifikasi oleh PjO Kabupaten dan ditandatangani oleh Koordinator Pokja RBM dan Ketua UPK yang bersangkutan, Form Lampiran I.8.b; 3. Surat Penetapan Satker Kabupaten DOK RBM (SP DOK RBM), Form Lampiran I.9.b; 4. Surat Perjanjian Pendanaan DOK RBM (SP2 DOK RBM), Form Lampiran I.10.b. b. SPP-LS Tahap II sebesar 60% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan DOK RBM tahap I telah mencapai 80% atau lebih, dengan melampirkan : 1. Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11.a dan Lampiran I.11.b; 2. Rincian Penggunaan DOK (RPD) RBM yang telah diverifikasi PjO Kabupaten dan ditandatangani oleh Koordinator Pokja RBM dan Ketua UPK yang bersangkutan, Form Lampiran I.12.b. 4. Tahapan Pencairan BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd Tahapan dan persyaratan pencairan BLM adalah sebagai berikut : Dana Kegiatan PNPM-MPd 16

a. Masyarakat difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan (FK/FT) dan Fasilitator Kabupaten (Faskab/Fastekab/Fas-Keu/lainnya) melakukan tahapan kegiatan PNPM-MPd mulai dari MAD Sosialisasi sampai dengan MAD Pendanaan Usulan dengan berdasarkan pada alokasi BLM yang ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota bersangkutan; b. Kegiatan yang diputuskan dalam MAD Pendanaan selanjutnya ditetapkan dalam Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan; c. Pejabat Pembuat Komitment (PPK) membuat Kontrak/Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Kegiatan dengan Ketua Unit Pengelola Kegiatan (UPK)/UPK Sementara (UPKS); 1) Ketua UPK/UPKS mengajukan Surat Permintaan Pencairan BLM Dana Kegiatan kepada PPK, sesuai dengan tahapan pencairan dana BLM yang diatur dalam SP2; 2) PPK meneliti/menguji kelengkapan dan keabsahan Surat Permintaan Pencairan BLM Dana Kegiatan beserta dokumen pendukungnya yang diajukan oleh Ketua UPK/UPKS. Apabila semua persyaratan telah lengkap dan memenuhi persyaratan, maka PPK menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) BLM Dana Kegiatan dan menyampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Pada prinsipnya tahapan pencairan dana BLM PNPM-MPd dibagi dalam dalam 3 (tiga) tahapan yaitu Tahap I sebesar 40%; Tahap II sebesar 40%; Tahap III sebesar 20% dari nilai SP2, dengan Urutan tahapan pencairan dana BLM berdasarkan komposisi APBN (DUB) dan APBD (DDUB), sebagai berikut :
ALOKASI DANA APBN 95% 90% 85% 80% APBD 5% 10% 15% 20% TAHAPAN PENCAIRAN DANA TAHAP I APBN 40% 40% 40% 40% TAHAP II APBN 35% 30% 25% 20% APBD 5% 10% 15% 20% TAHAP III APBN 20% 20% 20% 20%

d. Penerbitan Surat Permintaan Pencairan Langsung (SPP-LS) :

Dana BLM APBN Tahap I tidak dapat dicairkan apabila dana APBD belum dicantumkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kabupaten/Kota. Dana BLM APBN Tahap III tidak dapat dicairkan apabila dana APBD belum seluruhnya (100%) dicairkan dan ditransfer ke rekening UPK. Pencairan dana APBD (DDUB) dapat dilakukan mendahului dana APBN. Namun, pencairan tahap III (20% APBN) tidak dapat dilakukan apabila seluruh dana APBD (100%) belum dicairkan dan ditransfer ke rekening kolektif UPK. 3) Kecamatan dengan komposisi dana BLM APBN APBD (5%) sebagai berikut : i. SPP-LS Tahap I sebesar dengan melampirkan : (95%) dan

40% dari SP2 dapat diterbitkan 17

a) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; b) Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.13; c) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.10.a; d) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.14; e) Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). ii. SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 terdiri dari 35% bersumber dari dana APBN dan 5% bersumber dari dana APBD, dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya (Tahap I) telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan I.11b;

iii. SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dan dana partisipasi daerah (DDUB) telah dicairkan 100%, dengan melampirkan : a) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan Lampiran I.11b; b) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat dan PjOK, Form Lampiran I.15; c) Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.16. 4) Kecamatan dengan komposisi dana BLM APBN (90%) dan APBD (10%) sebagai berikut : i. SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan dengan melampirkan : a) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; b) Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.13; c) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.10.a; d) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.14; e) Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 terdiri dari 30% bersumber dari dana APBN dan 10% bersumber dari dana APBD, dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya (Tahap I) telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan I.11b; SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 18

ii.

iii.

90% atau lebih dan dana partisipasi daerah (DDUB) telah dicairkan 100%, dengan melampirkan : a) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan Lampiran I.11b; b) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat dan PjOK, Form Lampiran I.15; c) Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.16. 5) Kecamatan dengan komposisi dana BLM APBN (85%) dan APBD (15%) sebagai berikut : i. SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan dengan melampirkan : a. Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; b. Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.13; c. Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.10.a.; d. Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.14; e. Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 terdiri dari 25% bersumber dari dana APBN dan 15% bersumber dari dana APBD, dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya (Tahap I) telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a. dan I.11b.

ii.

iii. SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dan dana partisipasi daerah (DDUB) telah dicairkan 100%, dengan melampirkan : a) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan Lampiran I.11b; b) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat dan PjOK, Form Lampiran I.15; c) Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.16. 6) Kecamatan dengan komposisi dana BLM APBN (80%) dan APBD (20%) sebagai berikut : i. SPP-LS Tahap I sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan dengan melampirkan: a) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; b) Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.13; 19

c) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.10.a; d) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.14; e) Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). ii. SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 terdiri dari 20% bersumber dari dana APBN dan 20% bersumber dari dana APBD, dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya (Tahap I) telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan Lampiran I.11b.

iii. SPP-LS Tahap III sebesar 20% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih dan dana partisipasi daerah (DDUB) telah dicairkan 100%, dengan melampirkan : a) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan Lampiran I.11b; b) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat dan PjOK, Form Lampiran I.15; c) Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.16. 5. Tahapan Pencairan BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd pada lokasi dengan DDUB melebihi ketentuan Minimal. a. Nilai DDUB sebagaimana surat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat nomor B.200/MENKO/KESRA/X/2012 tanggal 5 Oktober 2012 perihal Penetapan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2013, adalah nilai DDUB minimal yang wajib disediakan oleh Pemerintah dalam bentuk uang dan bukan sharing program. Pemerintah daerah dapat menambah alokasi DDUB sesuai dengan kemampuan daerah, dengan memperhatikan mekanisme pengalokasian dan pelaksanaan anggaran yang berlaku pada PNPMMPd. b. Tahapan pencairan BLM PNPM-MPd pada kecamatan yang mendapat tambahan alokasi DDUB, adalah sebagai berikut : 1) Tambahan DDUB harus dicantumkan dalam Naskah Perjanjian Urusan Bersama (NPUB), antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah; 2) Pada prinsipnya tahapan pencairan dana BLM PNPM-MPd tetap dibagi dalam 3 (tiga) tahapan yaitu Tahap I sebesar 40%; Tahap II sebesar 40%; Tahap III sebesar 20% dari nilai SP2, total alokasi BLM dihitung tanpa memperhatikan tambahan DDUB, sebagaimana pada poin C.4.d; 3) Tambahan DDUB dicairkan bersamaan pada pencairan DDUB yang diwajibkan. Contoh : Alokasi dana BLM kecamatan A ditetapkan sebesar 1 milyar dengan komposisi pendanaan APBN Rp. 950 juta (95%) dan APBD Rp. 50 juta 20

(5%). Pemda menambah alokasi dan BLM untuk kecamatan sebesar Rp. 10 juta. Maka tahapan pencairannya sebagai berikut : Perhitungan dengan alokasi dana BLM normal : Tahap 1 (40%) Tahap 2 (40%) Tahap 3 (20%) Tahap 1 (40%) Tahap 2 (40%+) Tahap 3 (20%) : Rp. 400 juta (APBN) : Rp. 400 juta (APBN Rp. 350 juta + APBD Rp. 50 juta) : Rp. 200 juta (APBN) : Rp. 400 juta (APBN) : Rp. 410 juta (APBN Rp. 350 juta + APBD Rp. 60 juta) : Rp. 200 juta (APBN)

Perhitungan dengan adana tambahan alokasi dana BLM :

6. Tahapan Pencairan BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd dengan Skema Optimalisasi Kebijakan Optimalisasi sebagaimana ditetapkan dalam Surat Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Nomor 414.2/4916/PMD tanggal 7 Desember 2009 perihal Petunjuk Teknis Optimalisasi Tahapan Kegiatan PNPM-MPd, maka penetapan kegiatan dilakukan maksimal dalam 2 (dua) SPC untuk setiap lokasi. Apabila situasi di lapangan menuntut lebih dari 2 (dua) SPC, maka penetapan kegiatan dapat dilakukan dalam 3 (tiga) kali SPC setelah diverifikasi oleh Fasilitator Kabupaten. Mengingat SPC dapat ditetapkan lebih dari satu kali, maka diminta kepada seluruh Fasilitator PNPM-MPd ditingkat kecamatan dan kabupaten agar secara aktif melakukan pengawasan pelaksanaan pencairan dana dimaksud. Tahapan pencairan dana BLM bagi kecamatan yang menjalankan Skema Optimalisasi diatur sebagai berikut : a. Apabila usulan/proposal kegiatan ditetapkan dalam 1 (satu) SPC, maka tahapan pencairan dananya mengacu pada butir C.4, di atas. b. Apabila usulan/proposal kegiatan ditetapkan lebih dari satu SPC/SP2, maka pencairan dananya diatur sebagai berikut : 1) SPC/SP2 dengan dinilai kurang atau sama dengan 40% dari total alokasi BLM (SPC/SP2 40% total BLM), pencairan dananya dilakukan satu Tahap. SPP-LS sebesar 100% dari SP2 dapat diterbitkan dengan melampirkan : a) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; b) Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.13; c) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.10.a; d) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.14; e) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat, dan PjOK, Form Lampiran I.15; 21

f)

Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB).

2) SPC/SP2 dengan dinilai lebih dari 40% dari total alokasi BLM (SPC/SP2 40% total BLM), pencairan dananya dilakukan dua tahap. i. SPP-LS tahap I sebesar 60% dari SP2 dapat diterbitkan dengan melampirkan : a) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; b) Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.13; c) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.10.a; d) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.14; e) Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). SPP-LS tahap II sebesar 40% nilai SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan : a) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a. dan Lampiran I.11b; b) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat, dan PjOK, Form Lampiran I.15. iii. Pencairan dana dari SPC terakhir (SPC ke-2 atau SPC ke-3) dapat dilakukan apabila penggunaan dana tahapan sebelumnya (SPC ke-1, atau SPC ke-1 dan SPC ke-2) telah mencapai 90% atau lebih. Apabila Laporan Penggunaan Dana Kolektif (LPDK) kurang dari 90%, maka harus mendapat persetujuan dari Fasilitator Kabupaten Teknik dan KPA Satuan Kerja Kabupaten. iv. SPP-LS sebesar 20% dari dana total alokasi BLM yang bersumber dari dana APBN baru dapat diterbitkan apabila seluruh (100%) dana DDUB telah dicairkan dan ditransfer ke rekening UPK, dibuktikan dengan Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.16. v. Tahapan pencairan dana DDUB dapat dilakukan mendahului dana APBN. pencarian pada penerapan

ii.

Contoh perhitungan dan tahapan optimalisasi, sebagai berikut : Contoh :

Kecamatan dengan alokasi BLM sebesar Rp.2.000.000.000,dengan komposisi pembiayaan dana APBN sebesar Rp.1.600.000.000,- (80%) dan dana APBD (DDUB) sebesar Rp.400.000.000,- (20%). 22

1) Bila kegiatan ditetapkan dalam 1 (satu) SPC/SP2, yaitu sebesar Rp.2.000.000.000,- maka tahap pencairannya sebagai berikut : Tahap I (40%) APBN 800 Tahap II (40%) APBN APBD 400 400 (jutaan Rp.) Tahap III (20%) APBN* 400

Nilai SPC SPC 2.000

* APBN 20% dari Total BLM 2) Bila Kegiatan ditetapkan dalam 2 (dua) SPC/SP2, yaitu SPC ke1 sebesar Rp.500.000.000,- dan SPC ke-2 sebesar Rp.1.500.000.000,- maka tahap pencairannya sebagai berikut: (jutaan Rp.) Tahap I (100%) APBN APBD 500 (jutaan Rp.) Tahap II (40%) APBD APBN* 200 400

Nilai SPC SPC-1 500

Nilai SPC SPC-2 1.500

Tahap I (60%) APBN APBD 700 200

* APBN 20% dari Total BLM 3) Bila Kegiatan ditetapkan dalam 3 (dua) SPC/SP2, yaitu SPC ke1 sebesar Rp.350.000.000,-; SPC ke-2 sebesar Rp.650.000.000,-; dan SPC ke-3 sebesar Rp.1.000.000.000,maka tahap pencairannya sebagai berikut : (jutaan Rp.) Tahap I (100%) APBN APBD 350 650 350 650 Tahap I (60%) APBN APBD 200 400 (jutaan Rp.) Tahap II (40%) APBD APBN* 400

Nilai SPC SPC-1 SPC-2

Nilai SPC SPC-3 1000

* APBN 20% dari Total BLM D. Tahapan Pencairan dana BLM PNPM-MPd Integrasi (SPP-SPPN) 1. Pencairan BLM DOK PNPM-MPd Integrasi a. Surat Penetapan Kegiatan DOK PNPM-MPd Integrasi (SPK DOK Integrasi) dan Surat Perjanjian Pendanaan DOK PNPM-MPd Integrasi (SP2 DOK Integrasi), DOK Integrasi dan dapat disusun secara 23

bertahap sesuai dengan prioritas kebutuhan yang akan dilaksanakan, tidak harus sekaligus sebesar alokasi dana DOK dimaksud. b. Pencairan dananya dilakukan sekaligus (100%) sebesar nilai SP2, dengan menerbitkan SPP-LS dengan melampirkan :
1) 2) 3) 4) 5)

Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota UPK/UPKS, Form Lampiran I.18;

tentang

Penetapan

Berita Acara (BA) Penetapan Alokasi BLM DOK, Form Lampiran I.19; Surat Penetapan Kegiatan DOK PNPM-MPd Integrasi (SPK DOK Integrasi), Form Lampiran I.20; Surat Perjanjian Pendanaan DOK PNPM-MPd Integrasi (SP2 DOK Integrasi), Form Lampiran I.21; Rencana Anggaran Biaya DOK Integrasi (RAB DOK Integrasi) yang telah diverifikasi oleh FK dan FasKab, dan ditandatangani oleh Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, PjOK, Form Lampiran I.22; Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.23a dan Lampiran I.23b; Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP), Form Lampiran I.24a dan Form Lampiran I.24b.

6) 7)

c. Apabila masih terdapat DOK Integrasi yang belum dicairkan dan masih terdapat kegiatan yang akan dilaksanakan, maka kegiatan tersebut perlu ditetapkan dalam SPK DOK Integrasi dan dibuat SP2 DOK Integrasi. SPP-LS sebesar 100% sebesar nilai SP2 dapat ditebitkan apabila penggunaan DOK tahap sebelumnya telah mencapai 80% atau lebih, dengan melampirkan :
1) 2) 3) 4)

Berita Acara (BA) Penetapan Alokasi BLM DOK, Form Lampiran I.19; Surat Penetapan Kegiatan DOK PNPM-MPd Integrasi (SPK DOK Integrasi), Form Lampiran I.20; Surat Perjanjian Pendanaan DOK PNPM-MPd Integrasi (SP2 DOK Integrasi), Form Lampiran I.21; Rencana Anggaran Biaya DOK Integrasi (RAB DOK Integrasi) yang ditandatangani oleh Ketua UPK dan Wakil Masyarakat/Ketua BKAD, dan telah diverifikasi oleh FK dan FasKab, Form Lampiran I.22; Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.23a dan Lampiran I.23b; Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP), Form Lampiran I.24a dan Form Lampiran I.24b; Berita Acara Penggunaan Dana DOK Integrasi (BAPD DOK Integrasi) tahap sebelumnya, Form Lampiran I.25. kegiatan PNPM-MPd

5) 6) 7)

2. Pencairan BLM Kegiatan PNPM-MPd Integrasi Tahapan dan persyaratan pencairan BLM dana Integrasi diatur sebagai berikut :

24

a. Surat Penjanjian Pendanaan (SP2) BLM PNPM-MPd Integrasi yang bersumber dari APBN dibuat terpisah dari dana BLM yang bersumber dari dana APBD. b. SPP LS Tahap I sebesar 75% dari SP2 sumber dana APBN dapat diterbitkan dengan melampirkan : 1) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.18; 2) Surat Penetapan Kegiatan PNPM-MPd Integrasi (SPK Integrasi), Form Lampiran I.26; 3) Surat Perjanjian Pendanaan BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd Integrasi (SP2 Integrasi), Form Lampiran I.27; 4) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD Integrasi), Form Lampiran I.28; 5) Copy Dokumen Anggaran BLM yang bersumber dari dana APBD (DDUB). c. SPP LS Tahap II sebesar 100% dari SP2 sumber dana APBD (DDUB) dapat diterbitkan apabila penggunaan dana tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan Berita Acara Penggunaan Dana PNPM-MPd Integrasi (BAPD Integrasi), Form Lampiran I.29a dan Lampiran I.29b. Tatacara pencairan dana APBD diatur oleh Pemerintah Kabupaten/Kota bersangkutan, dan tahapan pencairan dananya dapat dilakukan mendahului dana APBN. d. SPP LS Tahap III sebesar 25% dari SP2 sumber dana APBN dapat diterbitkan apabila penggunaan tahap sebelumnya (APBN dan APBD) telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan : 1) Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD Integrasi), Form Lampiran I.29a dan I.29b; 2) Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP Integrasi) yang ditandatangani oleh FK, Fasilitator Kabupaten, Ketua UPK/UPKS dan PjOKab, Form Lampiran I.30; 3) Copy Rekening Kolektif UPK/UPKS yang disertai surat pernyataan dari Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten, Form Lampiran I.31. E. Pencairan BLM Dana Kegiatan PNPM-MPd Perbatasan Tahapan dan persyaratan pencairan BLM dana kegiatan PNPM-MPd Perbatasan, diatur sebagai berikut : a. Kegiatan yang didanai dengan BLM PNPM-MPd Perbatasan ditetapkan dalam SPC tersendiri terpisah dari SPC PNPM-MPd reguler. b. SPP-LS Tahap I sebesar 60% dari SP2 dapat diterbitkan dengan melampirkan : 1) Surat Keputusan (SK) Bupati/Walikota tentang Penetapan UPK/UPKS, Form Lampiran I.7; 2) Surat Penetapan Camat (SPC) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.13; 3) Surat Perjanjian Pendanaan (SP2) BLM Dana Kegiatan, Form Lampiran I.10.a; 4) Surat Pernyataan Kesiapan Penggunaan Dana (SPKPD), Form Lampiran I.14. 25

c.

SPP-LS Tahap II sebesar 40% dari SP2 dapat diterbitkan apabila penggunaan tahap sebelumnya telah mencapai 90% atau lebih, dengan melampirkan: 1. Berita Acara Penggunaan Dana (BAPD), Form Lampiran I.11a dan Lampiran I.11b; 2. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan (SPKMP) yang ditandatangani oleh FK, Ketua UPK/UPKS, wakil masyarakat, dan PjOK, Form Lampiran I.15.

VIII. DAFTAR ALOKASI DANA URUSAN BERSAMA PNPM-MPd Alokasi Dana Urusan Bersama PNPM-MPd, dikelompokkan menjadi: 1. Alokasi Belanja Barang (komponen Administrasi, Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah, dan Pembinaan dan Pengawasan PNPM-MPd oleh Inspektorat Kabupaten/Kota), sebagaimana Lampiran I.32. 2. Alokasi Belanja Bantuan Sosial (Komponen Bantuan Langsung Masyarakat), sebagaimana Lampiran I.33. IX. REVISI ANGGARAN 1. Tatacara Revisi DIPA/RKAKLmengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 32/PMK.02/2013 tanggal 6 Februari 2013 tentang Tatacara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2013. 2. Dalam hal terjadi revisi anggaran (DIPA/RKAKL) yang dilakukan di daerah, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) wajib melaporkan dan menyampaikan perubahan dimaksud paling lambat 5 (hari) kerja setelah revisi ditetapkan dilengkapi dengan data perubahan ADK RKAKL, kepada Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat untuk disampaikan kepada Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. X. MONITORING DAN EVALUASI Monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan dan permasalahan pelaksanaan program/kegiatan PNPM-MPd. Pemantauan meliputi keseluruhan aspek implementasi program/kegiatan, mekanisme pencairan dan penyaluran dana Urusan Bersama, serta perkembangannya. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk menilai kualitas program/kegiatan dengan memperhatikan Standar Operasional Prosedur (SOP), Petunjuk Teknis Operasional (PTO), dan Sistem Pelaporan yang ditetapkan. XI. PELAPORAN KPA Urusan Bersama bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran dan menyampaikan laporan sebagai berikut : 1. Laporan Aspek Manajerial : Laporan Aspek Manajerial berisi : a. Perkembangan/progres tahapan kegiatan; b. Perkembangan/progres realisasi penyerapan dana; c. Pencapaian target keluaran; d. Kendala yang dihadapi; dan e. Saran tindaklanjut. Periode pelaporan aspek manajerial meliputi : (1) Laporan Bulanan; (2) Laporan Semesteran; dan (4) Laporan Tahunan. 26

2.

Laporan Aspek Akuntabilitas : a. Laporan Keuangan, terdiri atas : 1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); 2) Neraca; 3) Catatan Atas Laporan Keuangan; dan Periode pelaporan keuangan meliputi : (1) Laporan bulanan; (2) Laporan Triwulan; (3) Laporan Semester; dan (4) Laporan Tahunan. b. Laporan Barang Milik Negara, terdiri atas : 1) Laporan Persediaan; 2) Laporan Aset Tetap; Periode pelaporan Barang Milik Negara meliputi : (1) Laporan Semester; dan (2) Laporan Tahunan. c. Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. d. Laporan lainnya terkait dengan pelaksanaan program dan anggaran sebagaimana diatur dalam surat Sekretaris Direktur Jenderal PMD nomor 910/6841/PMD tanggal 10 Okotber 2012 perihal Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dana Dekonsentrasi dan Urusan Bersama T.A. 2012. Laporan Pengendalian dan Evaluasi Laporan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Urusan Bersama berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, sebagai berikut : a. Kepala SKPD pelaksana Urusan Bersama menyampaikan laporan kepada (1) Bupati/Walikota melalui Bappeda; (2) Menteri Dalam Negeri; (3) tembusan kepada Kepala SKPD Provinsi yang mempunyai tugas dan kewenangan yang sama; Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa selaku pemberi tugas Urusan Bersama. Laporan disampaikan paling lambat 5 hari kerja setelah Triwulan berakhir. b. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota a.n. Bupati/Walikota menyampaikan laporan kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi. Laporan disampaikan paling lambat 10 hari kerja setelah Triwulan berakhir. c. Kepala Bappeda Provinsi a.n. Gubernur menyampaikan laporan kepada (1) Menteri Dalam Negeri; (2) Menteri PPN/Ketua Bappenas; (3) Menteri Keuangan, dan (4) Menteri PAN. Laporan disampaikan paling lambat 14 hari kerja setelah Triwulan berakhir. Format laporan mengacu pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006.

3.

4.

Alamat Penyampaian Laporan Laporan sebagaimana poin 1, 2, dan 3 di atas di alamatkan ke : Sekretariat Pembinaan PNPM Mandiri Perdesaan Nasional, Jln. Amil No. 20A-B, Kel. Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12510 Telepon : (021) 79191684, 79199648, Fax : (021) 79196118 Email : ppkpmd@yahoo.com 27

You might also like