You are on page 1of 22

1.

Pendahuluan
Di dalam suatu organisasi atau perusahaan tentunya melakukan aktivitas akuntansi, yaitu menyediakan sumber informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan kepada pihak internal dan eksternal perusahaan untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang diambil. Berdasarkan PSAK 1 paragraf 10, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Adapun menurut PSAK No. 1, Tujuan Laporan Keuangan adalah: Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. FASB dalam Suwardjono 2008 mengidentifikasi elemen-elemen spesifik penting statemen keuangan sebagai berikut: Assets Liabilities Equities (Net Assets) Investment by owners Distributions to owners Comprehensive income Revenues Expenses Gains Losses Cash flow (CF) from operating activities

Beberapa yang akan di bahas dalam makalah ini adalah 1. Revenue 2. Profit 3. Earnings 4. Other Comprehensive Income (OCI)
1

5. Comprehensive Income 6. Cash Flow Diakhir makalah ini, kelompok kami juga akan memaparkan Earnings management dan Enron Case.

2. Pembahasan
Menurut Suwardjono, income disebut IAI sebagai penghasilan yang mencakupi pendapatan (revenues) dan untung (gains). Setelah penghasilan dikurangi biaya (expenses) dan rugi (losses) akan didapatkan apa yang disebut penghasilan bersih (net income) atau laba (earnings). Berikut kami paparkan beberapa elemen-elemen statemen keuangan 2.1 Revenue Pendapatan adalah aliran masuk asset atau kenaikan asset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau keiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut (Suwardjono, 2008)

(Warsono, 2010) Pendapatan adalah pemerolehan dana yang berasal dari kegiatan utama perusahaan selama satu perioda.

Dengan kata lain revenue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah uang yang diterima (pendapatan) oleh perusahaan. Jumlah ini adalah jumlah kotor, atau sering dikenal sebagai omzet penjualan. (posisi revenue dalam Statemen of Comprehensive Income dapat dilihat di Gambar 1)

2.2

Profit Pengertian profit sendiri adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh oleh pelaku

ekonomi dari hasil penjualan setelah dikurangi modal dan biaya produksi lainnya. Dalam melakukan motif ekonomi para pelaku ekonomi pasti akan mempertimbangkan dari segi profit. Apapun kegiatannya baik produksi atau jasa. Prinsip dasar yang biasanya dipakai adalah modal yang digunakan haruslah kembali penuh ditambah lagi dengan untung yang dicapai. Dalam Statement of Comprehensive Income terdapat gross profit yang artinya revenue dikurangi cost of good sold (COGS). Dengan kata lain gross profit keuntungan sebelum

dikurangi beban operasi, sales, administrasi dan beban lainnya serta sebelum ditambah keuntungan lainnya. (posisi gross profit Dalam Statement of Comprehensive Income dapat dilihat di Gambar 1)
3

Gambar 1

2.3

Comprehensive Income dan Other Comprehensive Income (OCI), Earnings Dalam perpajakan, income dimaknai sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan

sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Dalam buku-buku teks akuntansi (khususnya teori akuntansi), istilah income pada umumnya dimaknai sebagai laba. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih merujuk pada konsep yang oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif adalah kenaikan asset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik (Suwardjono, 2008). Kieso et all menyebutkan bahwa Income Increases in economic benefits during the accounting period in the form of inflows or enhancements of assets or decreases of liabilities that result in increases in equity, other than those relating to contributions from shareholders. Includes: Revenues - ordinary activities of a company Gains - may or may not arise from ordinary activities.

Laba comprehensive menurut Kieso, semua perubahan ekuitas selama satu periode kecuali perubahan akibat investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Laba komprehensif meliputi revenue dan gains, expenses dan losses yang dilaporkan dalam laba
4

bersih (Net Income) dan selain itu mencakup gains dan losses yang tidak dimasukkan dalam laba bersih tetapi mempengaruhi ekuitas pemegang saham. Comprehensive Income All changes in equity during a period except those resulting from investments by owners and distributions to owners. Includes: all revenues and gains, expenses and losses reported in net income, and all expenses and losses that bypass net income but affect equity.

Secara umum formula Comprehensive Income sebagai berikut: Net Income +Other Comprehensive Income Komponen other comprehensive income (OCI) meliputi: Unrealized gains and losses on available-for-sale securities. Translation gains and losses on foreign currency. Plus others

Sedangkan Menurut PSAK No. 1 revisi tahun 2009 yang mengatur tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, salah satu perubahan yang cukup mendasar adalah pada laporan laba rugi, yaitu perubahan penamaan dari laporan laba rugi menjadi laporan laba rugi komprehensif. Laporan Laba Rugi Komprehensif adalah Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif. Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas. Laba Rugi Komprehensif mencakup pos pos sebagai berikut : a) Pendapatan b) Biaya keuangan c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan metode ekuitas d) Beban pajak e) Suatu tanggal yang mencakup total dari laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan. f) Laba rugi

g) Setiap komponen dari Pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf h) h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dan i) Toal laba rugi komprehensif Laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain. Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan pendapatan komprehensif sebagaimana disyaratkan oleh SAK lainnya. Jadi, Laba komprehensif adalah seluruh perubahan ekuitas pemilik perusahaan di luar dari transaksi kontribusi atau distribusi dari pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik perusahaan. Laba komprehensif berbeda dengan laba bersih (laba periode) karena laba ini mencerminkan keuntungan dan kerugian kepemilikan yang belum direalisasi. 2.3.1 Tujuan pelaporan laba (income) 2.3.1.1 Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of return on invested capital) 2.3.1.2 Pengukuran prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen 2.3.1.3 Dasar penentuan besarnya pajak 2.3.1.4 Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu Negara 2.3.1.5 Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik 2.3.1.6 Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang 2.3.1.7 Dasar kompensasi dan pembagian bonus 2.3.1.8 Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan 2.3.1.9 Dasar pembagian dividen. 2.3.2 Economic Income and Accounting Income Accounting Income adalah laba dari kaca mata perekayasa akuntansi atau satuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan (Suwardjono, 2008). Oleh karena itu, Accounting Income didasarkan pada data yang telah terjadi bukannya data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan (opportunity cost). Sementara itu, Economic Income adalah dari kacamata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam
6

saham yang dalam banyak hal bersifat subjektif bergantung pada karakteristik investor. Di mata investor, penilaian asset lebih banyak didasarkan informasi pasar yang berubah-ubah setiap saat dan depresiasi dipandang sebagai proses penilaian asset (penurunan nilai)
Berikut tabel 1: Perbedaan antara Economic Income dan Accounting Income dalam konsep semantik

No. 1

Aspek Pembeda Sudut pandang pemakna

Accounting Income Perekayasa akuntansi, penyusun standar, atau penyusun statemen keuangan

Economic Income Pemegang saham

Dasar pengukuran Pengertian economic

Kos historis

Kos kesempatan, nilai pasar, nilai likuidasi

Kelayakan economic jangka panjang

Penilaian economic jangka pendek Penurunan nilai ekonomik Daya beli Laba real,

4 5 6

Makna depresiasi Unit pengukuran Sasaran pengukuran atau sifat laba

Alokasi kos Rupiah nominal Laba uang/nominal

Konsep dasar yang melandasi

Kontinuitas usaha, asas akrual

Likuidasi, nilai tunai

Fungsi aset

Sisa potensi jasa

Simpanan atau nilai sediaan

Dari perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomik dapat dilihat Economic Income pengukurannya lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya dimana dasarnya berdasarkan kos kesempatan, nilai pasar, nilai likuiditas, sedangkan Accounting Income berdasarkan kos historis. Contohnya, jika menggunakan kos historis bagaimana mengukur labanya? Misalnya pembelian bensin 1 tahun oleh pengecer yang lalu harga bersin Rp 4.000 sedangkan diwaktu sekarang dijual dengan harga Rp 4.500, adakah keuntungan yang diperoleh? Harga yang berlaku saat ini dipasar sebesar Rp 4.500 dan dijual dengan harga Rp 5.000 Perhitungan: 1. Investasi BBM Rp 2. Investasi BBM Rp Rp 4.000 menghasilkan Rp 4.500 Rp 4.000 menghasilkan Rp 5.000

Accounting Income 1. Rp 4.500 - Rp 4.000 = Rp 500 2. Rp 5.000 Rp 4.000 = Rp 1.000

Economic Income 1. Rp 4.500 Rp 4.000 Rp 1.000 = (Rp 500) 2. Rp 5.000 Rp 4.000 Rp 500 = Rp 500 IFRS banyak membicarakan dan mengangkat isu Fair Value, sehingga nuansa atau semangat yang dibawa oleh IFRS tentu untuk menciptakan suatu statemen keuangan yang diharapkan mendekati informasi yang mencerminkan realita ekonomi atau laba ekonomik dari suatu entitas (meskipun perlakuan fair value juga mempertimbangkan konsep obyektifitas, sehingga tidak semua akun dapat dengan mudah diterapkan fair value). Selain income, dikenal pula istilah earnings yang juga disebut laba. Menurut Suwardjono, earnings lebih bermakna sebagai laba yang diakumulasikan selama beberapa perioda walaupun earnings juga digunakan untuk menunjuk laba perioda seperti dalam istilah earnings per share. Konsep laba periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk memperoleh laba. Konsep laba periode memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat dikendalikan manajemen dan berasal dari keputusan-keputusan periode berjalan. Earnings bisa diartikan juga laba bersih setelah pajak (EAT-Earnings After Tax), EBIT (earnings before interest & tax), EBITDA (earnings before interest & tax, depretiation and amortization). Earnings Per Share (EPS) adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata rata saham biasa yang beredar. Menurut Baridwan (2004), laba bersih per saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Perhitungan EPS sangat sederhana, yaitu: EPS = Laba Bersih (Net Income)/Jumlah Saham Beredar
8

2.3.3

Konsep Income dalam Tataran Semantik Konsep laba (income) dalam tataran semantik berkaitan dengan masalah makna

apa yang harus dilekatkan oleh perekayasan pelaporan pada simbol atau elemen laba sehingga laba bermanfaat (usefull) dan bermakna (meaningful) sebagai informasi. Pada tataran ini, teori berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah yang harus direpresentasikan oleh laba. Pemaknaan laba secara semantik akhirnya akan menentukan pemaknaan laba secara sintaktik yaitu pengukuran dan penyajianya. 2.3.3.1 Pengukuran kinerja Dalam akuntansi, income dimaknai dan diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian atas investasi (ROI). Bagi manajemen efisiensi dapat diinterpretasi sebagai pengukur efisiensi penggunaan sumber daya dalam bentuk kembalian atas asset (ROA). Bagi kreditor, efisiensi dapat ditunjukkan dengan angka tingkat bunga (ROL). Jadi, income dapat merepresentasi kinerja efisiensi karena laba

menentukan ROI, ROA, dan ROL. 2.3.3.2 Konfirmasi harapan investor Income diinterpretasi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi privat perusahaan sehingga laba harus mempunyai kandungan informasi baru lebih dari apa yang telah ditanggap oleh pasar. Dengan demikian, pasar diteorikan akan bereaksi terhadap pengumuman laba (income).

Konsep Pemertahanan Kapital Konsep ini dilandasi oleh gagasan bahwa entitas (perusahaan atau investor) berhak mendapatkan kembalian/imbalan atau return dan menikmatinya setelah capital (investasi) dipertahankan keutuhanya atau pulih seperti sedia kala (recovered). Konsep ini mempunyai konsekuensi antara lain: Membedakan antara kembalian atas investasi (return on investment) dan pengembalian investasi (return of investment) Memisahkan dan membedakan transaksi operasi (produktif) dalam arti luas dengan transaksi pendanaan dari pemilik

Memungkinkan penentuan jumlah penyesuaian capital

untuk

mempertahankan

kemampuan ekonomik (capital) awal perioda akibat perubahan harga dan daya beli sehingga laba ekonomik akan terukur pula. Memungkinkan penerapan pendekatan asset kewajiban secara penuh dalam pemaknaan laba sehingga angka laba akuntansi akan mendekati angka laba ekonomik. Jadi, kesimpulan income dilihat dari tataran semantik adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan capital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/pemilik capital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik capital mula-mula (awal perioda). 2.3.4 Konsep income tataran Sintatik Salah satu bentuk penjabaran makna laba secara sintaktik adalah mendefinisikan income sebagai selisih pengukuran dan penandingan antara revenue dan expense. Pengukuran dalam arti luas yang meliputi pengakuan, saat pengakuan, dan prosedur pengakuan ditambah cara mengungkapkan (disclosures). Terdapat dua pendekatan dalam pengukuran income: 2.3.4.1 Pendekatan transaksi Laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda Pararel dengan pengukuran pendapatan (realized/realizable) dan biaya (consumption of benefits) Laba diakui pada saat penjualan atau pertukaran terjadi dan biaya yang diperkirakan mendatangkan manfaat juga diakui 2.3.4.2 Pendekatan aktivitas Laba timbul bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan bukan hasil transaksi pada saat tertentu Pararel dengan konsep earning process Pendapatan (termasuk laba) terbentuk (earned) bersamaan dengan kegiatan operasi perusahaan Kombinasi dari pendekatan transaksi dan pendekatan kegiatan

(Realization/realizable and earned)

10

2.3.5

Konsep income tataran Pragmatik Tataran pragmatik dalam teori komunikasi berkepentingan untuk menentukan apakah pesan sampai kepada penerima dan mempengaruhi perilaku sebagaimana diarahkan. Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi akuntansi. Apakah informasi income bermanfaat atau informasi income nyatanya digunakan. Cara mengetahuinya misalnya dengan mengukur reaksi pasar modal terhadap pengumuman laba akuntansi (accounting income).

2.4

Cash Flow Berdasarkan PSAK 2 paragraf 09, laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode

tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Selain itu arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Dimana kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Dalam penyajian laporan arus kas akan diklasifikasikan berdasarkan aktivitas yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevalusi hubungan di antara aktivitas tersebut. 1. Aktivitas operasi. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasilan utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Contoh arus kas dari aktivitas operasi diantaranya yaitu: penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa, penerimaan kas dari royalti, komisi, dan pendapatan lain,

11

pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, penerimaan, dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan, dan lain sebagainya. 2. Aktivitas investasi. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. PSAK 2 menyatakan bahwa pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi diantaranya yaitu pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri, penerimaan kas untuk penjualan aset tetap, aset tak berwujud, dan aset jangka panjang lain, penerimaan kasdari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan), dan lain sebagainya.

3.

Aktivitas pendanaan. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah

serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Adapun contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan diantara yaitu penerimaan kas dari penerbitan saham, penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain, pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas, pelunasan pinjaman, dan lain sebagainya.

Catatan atas Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 1 paragraf 07, Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam posisi keuangan, laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan biasanya akan

memberikan penjelasan naratif dari semua pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
12

2.5

Earnings Management Earnings management menurut Subramanyam 2010, didefinisikan sebagai intervensi

manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk tujuan pribadi. Earnings management diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para penyusun laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu perusahaan karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan tersebut. Earnings management menarik untuk dikaji karena dapat memberikan gambaran perilaku para manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Earnings management tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi dapat pula dilakukan dengan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) yang diperkenankan menurut peraturan akuntansi. Anggapan tentang baik atau buruknya Earnings management masih menjadi perdebatan dan persoalan yang rumit. Sebagian kalangan mengatakan Earnings management sah-sah saja dilakukan, sebagian lagi mengatakan Earnings management merupakan perilaku menyimpang. Namun menurut kami, Earnings management diperbolehkan sepanjang tidak bertentangan dengan PSAK, ataupun SAK yang berlaku dimasing-masing Negara. Earnings management terjadi karena beberapa alasan yaitu untuk meningkatkan kompensasi, menghindari persyaratan utang, memenuhi ramalan analis, dan memengaruhi harga saham. Earnings management dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu: Mengubah metode akuntansi, yang merupakan bentuk Earnings management yang paing jelas terlihat. Mengubah estimasi dan kebijakan akuntansi yang menentukan angka akuntansi, yang merupakan suatu bentuk Earnings management yang lebih samar.

2.5.1

Strategi earnings management Terdapat tiga jenis strategi Earnings management, yaitu: (1). Perusahaan

dalam hal ini manajer meningkatkan laba (increasing income) periode kini; (2). Manajer melakukan mandi besar (big bath) melalui pengurangan laba periode ini; (3). Manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba (income smooting).
13

Seringkali manajer melakukan satu atau kombinasi dari tiga strategi ini pada waktu yang berbeda untuk mencapai tujuan Earnings management jangka panjang. 2.5.1.1 Meningkatkan laba. Salah satu strategi Earnings management adalah meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Cara ini juga memungkinkan peningkatan laba selama beberapa periode. 2.5.1.2 Big bath. Strategi big bath dilakukan melalui penghapusan (write-off) sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk (seringkali pada masa resesi di mana perusahaan lain juga melaporkan laba yang buruk) atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi. Strategi big bath juga sering dilakukan setelah strategi peningkatan laba pada periode sebelumnya. Oleh karena sifat big bath yang tidak biasa dan tidak berulang, pemakai cenderung tidak memperhatikan dampak keuangannya. Hal ini memberikan kesempatan untuk menghapuskan kondisi masa lalu dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan laba di masa depan. 2.5.1.3 Perataan laba (income smooting). Perataan laba (income smooting) merupakan bentuk umum Earnings management. Pada strategi ini, perusahaan dalam hal ini manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Perataan laba juga mencakup tidak melaporkan bagian laba pada periode baik dengan menciptakan cadangan atau bank laba dan kemudian melaporkan laba ini saat periode buruk.

2.5.2

Motivasi earnings management Banyak alasan untuk melakukan Earnings management, termasuk

meningkatkan kompensasi manajer yang terkait dengan laba yang dilaporkan,

14

meningkatkan harga saham, dan usaha mendapatkan subsidi pemerintah. Insentif utama untuk melakukan Earnings management akan dibahas sebagai berikut: 2.5.2.1 Insentif perjanjian Banyak perjanjian yang menggunakan angka akuntansi. Misalnya perjanjian kompensasi manajer biasanya mencakup bonus berdasarkan laba. Perjanjian bonus biasanya memiliki batas atas dan bawah, artinya manajer tidak mendapat bonus jika laba lebih rendah dari batas bawah dan tidak mendapatkan bonus tambahan saat laba lebih tinggi dari batas atas. Hal ini berarti manajer memiliki insentif untuk meningkatkan atau mengurangi laba berdasarkan tingkat laba yang belum diubah terkait dengan batas atas dan bawah ini. Jika laba yang belum diubah berada diantara batas atas dan bawah, manajer memiliki insentif untuk meningkatkan laba. Saat laba lebih tinggi dari batas atas atau lebih rendah dari batas bawah, manajer memiliki insentif untuk menurunkan laba dan membuat cadangan untuk bonus masa depan. Contoh lain insentif perjanjian adalah persyaratan utang yang biasanya berdasarkan rasio yang menggunakan angka akuntansi seperti laba. Oleh karena pelanggaran syarat utang menimbulkan biaya tinggi bagi manajer maka mereka cenderung melakukan Earnings management (biasanya menjadi lebih tinggi) untuk menghindari pelanggaran tersebut. 2.5.2.2 Dampak harga saham. Insentif Earnings management lainnya adalah potensi dampak terhadap harga saham. Misalnya, manajer dapat meningkatkan laba untuk menaikkan harga saham perusahaan sementara sepanjang satu kejadian tertentu seperti merger yang akan dilakukan atau penawaran surat berharga, atau rencana untuk menjual saham atau melaksanakan opsi. Manajer juga melakukan perataan laba untuk menurunkan persepsi pasar akan risiko dan menurunkan biaya modal. Salah satu insentif Earnings management yang terkait lainnya adalah untuk melampaui ekspektasi pasar. Cara untuk melakukan strategi ini adalah sebagai berikut: Manajer menurunkan ekspektasi pasar melalui pengungkapan sukarela yang pesimis (sebelum pengumuman) dan kemudian meningkatkan laba untuk melampaui ekspektasi
15

pasar. Makin pentingnya investor sementara dan kemampuan investor ini untuk menghukum saham yang tidak memenuhi ekspektasi telah

menimbulkan tekanan baru pada manajer untuk melakukan segala cara guna melampaui ekspektasi pasar. 2.5.2.3 Insentif lain. Laba sering kali diturunkan untuk menghindari biaya politik dan penelitian yang dilakukan badan pemerintah, misalnya untuk ketaatan undangundang antimonopoli. Selain itu, perusahaan dapat menurunkan laba untuk memperoleh keuntungan dari pemerintah, misalnya subsidi atau proteksi dari persaingan asing. Perusahaan juga menurunkan laba untuk mengelakkan permintaan serikat buruh. Salah satu insentif Earnings management lainnya adalah perubahan manajemen yang sering menyebabkan terjadinya big bath. Alasan terjadinya big bath adalah melemparkan kesalahan pada manajer yang berwenang sebagai tanda bahwa manajer baru harus membuat keputusan tegas untuk memperbaiki perusahaan, dan yang terpenting adalah memberikan kemungkinan dilakukannya peningkatan laba di masa depan. Salah satu big bath terbesar terjadi saat Louis Gerstner menjadi CEO IBM. Gerstner menghapus hamper $4 miliar di tahun pertama ia bekerja. Sekalipun bagian terbesar beban berasal dari biaya pergantian, namun mencakup juga banyak pos yang merupakan beban usaha masa depan.

2.5.3

Mekanisme earnings management Area yang memberikan kesempatan optimal untuk Earnings management

mencakup pengakuan pendapatan, penilaian persediaan, estimasi cadangan, seperti beban piutang tak tertagih dan pajak tangguhan, dan beban yang hanya terjadi satu kali seperti restrukturisasi dan penurunan nilai aset. Pembahasan berikut hanya menjelaskan dua metode utama Earnings management yaitu pemindahan laba dan Earnings management melalui klasifikasi. 2.5.3.1 Pemindahan laba. Pemindahan laba merupakan Earnings management dengan memindahkan laba dari satu periode ke periode lainnya. Pemindahan laba
16

dapat dilakukan dengan mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan dan beban. Bentuk Earnings management ini biasanya menyebabkan dampak pembalik pada satu atau beberapa periode masa depan, seringkali satu periode berikutnya. Untuk alasan ini, pemindahan laba sangat berguna untuk perataan laba. Contoh pemindahan laba sebagai berikut: a) Mempercepat pengakuan pendapatan dengan membujuk distributor atau pedagang untuk membeli kelebihan produksi pada akhir tahun fiskal. Praktik ini dinamakan penimbunan saluran (channel loading), dan sering terjadi pada industri manufaktur mobil dan rokok. b) Menunda pengakuan beban dengan mengapitalisasi beban dan

mengamortisasi sepanjang periode masa depan. Contohnya mencakup kapitalisasi bunga dan kapitalisasi biaya pengembangan perangkat lunak. c) Memindahkan beban pada periode berikut dengan mengadopsi metode akuntansi tertentu. Misalnya, memilih metode FIFO untuk menilai persediaan (bukan LIFO) dan memilih metode penyusutan garis lurus (bukan metode percepatan) dapat menunda pengakuan beban. d) Membebankan biaya yang cukup besar sekaligus pada satu waktu tertentu misalnya penurunan nilai asset dan biaya restrukturisasi pada periode antara. Hal ini memudahkan perusahaan untuk mempercepat pengakuan beban, dan oleh karena itu membuat laba periode berikutnya terlihat menjadi lebih baik. 2.5.3.2 Earnings management melalui klasifikasi. Laba juga dapat ditentukan dengan secara khusus mengklasifikasi beban (dan pendapatan) pada bagian tertentu laporan laba rugi. Bentuk umum dari Earnings management melalui klasifikasi adalah memindahkan beban dibawah garis, atau melaporkan beban pada pos luar biasa dan tidak berulang. Manajer berusaha mengklasifikasikan beban pada bagian tidak berulang pada laporan laba rugi seperti ilustrasi contoh berikut: a) Saat perusahaan menghentikan suatu segmen usaha, laba segmen tersebut harus dilaporkan terpisah sebagai laba (rugi) operasi yang dihentikan. Pos ini biasanya diabaikan oleh analis karena terkait dengan unit usaha yang
17

tidak lagi memengaruhi perusahaan. Akan tetapi, beberapa perusahaan mengalokasi porsi biaya bersama yang cukup besar (misalnya biaya overhead perusahaan) pada segmen yang dihentikan, sehingga

menghasilkan laba untuk bagian perusahaan lainnya. b) Penggunaan beban khusus, seperti penurunan nilai aset dan biaya restrukturisasi telah meningkat pesat (hampir 40% perusahaan melaporkan paling tidak satu jenis beban ini).

2.6

Enron Case Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam

melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Setelah kasus Enron dan KAP Arthur Andersen terjadi, muncul sebuah undang-undang yang lebih dikenal dengan Sarbanes-Oxley Act 2002. Di dalam undang-undang ini, jika diperhatikan dengan seksama, tidak pernah sama sekali meminta perusahaan untuk mengganti kantor akuntan publik (auditor) jika mereka telah berhubungan selama lima tahun berturut-turut.

18

Yang ada hanyalah bahwa auditor harus mengganti partner jika satu partner telah memimpin audit pada satu klien selama lima tahun. Berikut ini ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act: Membentuk independent public company board untuk mengawasi audit terhadap perusahaan public. Mensyaratkan salah seorang anggota komite audit adalah orang yang ahli dalam bidang keuangan. Mensyaratkan untuk melakukan full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleks. Mensyaratkan Chief Executive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan perusahaannya. Jika diketahui mereka melakukan laporan palsu, mereka akan dipenjara selama 20 tahun dan denda sebesar US$5 juta. Melarang kantor akuntan publik dari tawaran jasa lainnya, seperti melakukan konsultasi, ketika rnereka sedang melaksanakan audit pada perusahaan yang sama. Hal ini untuk menghindari adanya benturan kepentingan (conflict of interest). Mensyaratkan adanya kode etik, terdaftar pada Securities and Exchange Commission (Bapepam-LK), untuk para pejabat keuangan (financial officer) Ancaman hukuman 10 tahun penjara untuk pelaku kecurangan wire and mail fraud. Mensyaratkan mutual fund professional untuk menyampaikan suaranya pada wakil pemegang saham, sehingga memungkinkan para investor untuk mengetahui bagaimana saham mereka berpengaruh terhadap keputusan. Memberikan perlindungan kepada individu yang melaporkan adanya tindakan menyimpang kepada pihak yang berwewenang. Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya

penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu; penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika manajer senior tersebut mengabaikan laporan tersebut.

19

Di Indonesia, Menteri Keuangan justru mengambil langkah tegas agar pergantian auditor harus dilakukan jika auditor telah mengaudit satu klien selama tiga tahun berturut-turut sedangkan Kantor Akuntan Publik harus berganti setelah lima tahun. Hal ini bisa dipertegas dengan di sah kannya UU Akuntan Publik No 5 tahun 2011

20

3. Kesimpulan
Kesimpulan income dilihat dari tataran semantik adalah tambahan kemampuan ekonomik yang ditandai dengan kenaikan capital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/pemilik capital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik capital mula-mula (awal perioda). Terkait dengan earnings management, yang diperbolehkan dengan syarat tidak melanggar SAK yang berlaku juga harus dipenuhi, semua pihak yang berkepentingan, antara lain emiten, direksi, dewan komisaris, komite audit, otoritas pasar modal, profesi penunjang pasar modal. Khususnya profesi akuntan publik sebagai auditor eksternal harus secepatnya meningkatkan profesionalismenya, antara lain pengetahuan di bidang instrumen derivatif dan lindung nilai (hedging), penyusunan sistem dan prosedur pengendaliannya sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku, serta implementasi praktik good corporate governance. Ditambah lagi dengan mulai diberlakukanya UU AP No 5/2011. Perlu menjungjung tinggi nilai-nilai spiritual dalam melakukan setiap kehidupan, dan menyeimbangkan antara rasa (termasuk etika dan hukum yang berlaku) dan rasio agar setiap perilaku senantiasa berpijak untuk kebaikan semua pihak. Pun menghindari perilaku materialisme dan hedonisme, karena paham tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk berbuat menghalalkan segala cara termasuk melakukan perilaku tidak etis dan tidak sesuai dengan norma hukum yang berlaku dalam peran dan kehidupannya. Kasus-kasus seperti Enron, Century, Lehman Brother yang harus dijadikan sebuah pelajaran penting bagi seluruh manusia untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak beretika dan dapat merugikan orang banyak, bagaimanapun ketika kita menanamkan kebohongan dan kecurangan tentunya yang dihasilkan juga merupakan hal-hal yang tidak baik.

21

Daftar Pustaka
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. BPFE UGM. Yogyakarta Kieso, D.E., Weyangandt, J.J., Warfield, T.D. 2011. Intermediate Accounting, IFRS Edition. John Willey and Sons, Inc. United States of America Standar Akuntansi Keuangan. 2012. IAI. Jakarta Subramanyam, K.R. and Wild, J.J. 2008. Financial Statement Analysis, 10th ed. McGraw-Hill. United States of America Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi, Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta. Warsono, Sony. 2010. Reformasi Akuntansi Membongkar Bounded Rationality. Asgard Chapter. Yogyakarta

(www. opuza2905.blogspot.com/2011/08/pengertian-profit.html) diakses 15 Maret 2013

(www.rfebrianto.blogspot.com/2009_03_01_archive.html) diakses 15 Maret 2013 (www.sibukkerjatugas.wordpress.com/2011/12/13/konsep-laba-income-concept/) Maret 2013 (www.uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dan-kap-arthur-andersen/_) Maret 2013 diakses 15 diakses 15

22

You might also like