You are on page 1of 5

TUGAS BAHASA INDONESIA

Membuat Karangan Eksposisi

Oleh : OCTAVIANI MULYATI XF No. Absen 25

SMA NEGERI 2 PARE


Jl. Pahlawan Kusuma Bangsa No. 28 Pare Kediri

Tema Kerangka 1. Pendahuluan 2.

3.

: Penyalahgunaan dan bahaya boraks serta formalin pada makanan : : Memahami wacana bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan Isi : Ciri ciri makanan yang menggunakan boraks atau formalin Bahaya penggunaan boraks dan formalin Alternatif lain selain menggunakan boraks dan formalin Bahan bahan alternatif alami pengganti boraks dan formalin Penutup :

Karangan

Bahaya Boraks dan Formalin Bagi Kesehatan


Mengapa kita membahas tentang penggunaan boraks dan formalin? Karena di dewasa ini banyak pedagang makanan yang berperilaku curang, yakni dengan menambahkan boraks dan formalin pada dagangan mereka agar dapat tahan lama. Boraks merupakan senyawa kimia dengan nama natriurn tetraborat, memiliki bentuk kristal lunak. Boraks bila dilarutkan dalam air akan terurai menjadi natrium hidroksida serta asam borat. Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik dan biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Secara lokal boraks dikenal sebagai 'bleng' (memiliki bentuk larutan atau padatan/kristal). Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam larutan formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air dan merupakan anggota paling sederhana dan termasuk kelompok aldehid dengan rumus kimia HCHO. Penggunaan formalin sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga, dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis. Penyalahgunaan borak dan formalin banyak dilihat pada pedagang makanan, mereka menggunakan bahan pengawet yang berbahaya ini karena harganya murah serta dapat memberikan efek bagi makanan tersebut agar tidak mudah busuk. Makanan berikut merupakan makanan yang diduga mengandung bahan pengawet berbahaya, yakni bakso, mie basah, lontong, kerupuk, tahu, ikan asin, ayam. Dan untuk mengetahui perbedaan makanan tersebut mengandung boraks ataupun formalin, berikut ciri cirinya : Bakso : Apabila bakso mengandung boraks maka tekstur bakso sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun cenderung keputihan. Jika mengandung formalin teksturnya sangat

Mie Basah

Lontong Kerupuk

Tahu

Ikan Asin

Ayam

kenyal dan tidak rusak lebih dari dua hari pada suhu kamar (25 derajat Celcius). : Jika mengandung boraks tekstur mie lebih mengkilat, kenyal, tidak lengket dan tidak mudah putus. Jika mengandung formalin memiliki ciri tidak mudah rusak dalam jangka waktu dua hari pada suhu kamar, dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es 10 derajat celcius. Tidak lengket dan lebih mengkilap dari mie biasa. : Biasanya jajanan ini mengandung boraks, dengan berciri teksturnya sangat kenyal, berasa tajam seperti sangat gurih, membuat lidah bergetar dan memberi rasa getir. : Panganan yang mudah ditemui ini diduga mengandung boraks dengan ciri teksturnya renyah dan menimbulkan rasa getir pada lidah. Apabila digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah. : Tahu biasanya dicampur dengan formalin, memiliki ciri tidak mudah rusak sampai tiga hari dan mampu bertahan sampai 15 hari pada suhu lemari es, apabila memperhatikan tahu dari segi fisik tahu terlalu keras, kenyal namun tidak padat. : Ikan asin yang mengandung formalin bercirikan tidak mudah rusak hingga satu bulan pada suhu kamar dan memiliki tekstur bersih cerah. Tidak memiliki aroma khas seperti ikan asin dan tidak dihinggapi oleh lalat pada lingkungan yang banyak lalatnya (berlalat). : Ayam yang mengandung formalin sifatnya tidak mudah rusak lebih dari dua hari pada suhu kamar, teksturnya sangat kencang ,dan jika daging diberikan kepada kucing, kucing tidak mau memakannya, aroma formalin lebih kental daripada aroma ayamnya.

Setelah kita mengetahui makanan yang biasanya menggunakan bahan pengawet berbahaya serta cara membedakannya, selanjutnya kita akan membahas dampak atau bahaya boraks dan formalin bagi kesehatan. Yang pertama kita akan membahas dampak boraks, yakni dapat mengakibatkan nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, dan karsinogenik. Jika terhirup akan mengakibatkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan kanker paru-paru. Jika terkena kulit akan mengakibatkan kemerahan, gatal, dan kulit terbakar. Dan apabila terkena mata akan mengakibatkan kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, dan kebutaan. Selanjutnya, kita akan membahas dampak atau bahaya formalin bagi kesehatan, yakni rasa gatal pada mata, lakrimasi, susah bernafas, batuk, rasa panas pada hidung, tenggorokan, iritasi akut saluran pernafasan, karsinogen, gangguan menstruasi, dan kesuburan wanita, percikan pada mata dapat menyebabkan kerusakan berat, kornea buram ,dan buta. Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet, bahan pengawet adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menghambat kerusakan makanan baik yang disebabkan oleh pembusukan, mikroba bakteri, ragi maupun jamur dengan cara menghambat, mencegah,

menghentikan, proses pembusukan fermentasi dari bahan makanan. Namun penggunaan boraks dan formalin tidak diperbolehkan untuk ditambahkan dalam makanan. Masih banyak alternatif lain pengganti boraks dan formalin. Salah satunya adalah pengawet alami yang dikembangkan dari tanaman rempah (seperti jahe, kayu manis, andaliman, daun salam, dan sebagainya) maupun dari produk hewani (seperti lisozim, laktoperoksidase, kitosan, dan sebagainya) . Bahan pengawet alternatif alami pengganti boraks dan formalin ialah Lengkuas. Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering digunakan oleh para ibu di dapur sebagai penyedap masakan. Manfaat lain tanaman dari India ini adalah sebagai bahan ramuan tradisional dan penyembuh berbagai penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan jamur kulit. Namun, di luar dua manfaat tersebut, lengkuas ternyata juga punya peran dalam mengawetkan makanan karena aktivitas mikroba pembusuk. Pendeknya, lengkuas dapat berperan sebagai pengganti fungsi formalin. Selain itu ada pula Antimikroba. Antimikroba adalah senyawa biologis atau kimia yang dapat mengganggu pertumbuhan dan aktivitas mikroba, khususnya mikroba perusak dan pembusuk makanan. Zat antimikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik (menghambat pertumbuhan kapang), ataupun germisidal (menghambat germinasi spora bakteri). Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar komponen di dalam rempah-rempah bersifat sebagai antimikroba, sehingga dapat mengawetkan makanan. Kesimpulannya penggunaan boraks dan formalin pada makanan itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahkan, pemerintah pun telah melarang pemakaian boraks sebagai bahan tambahan makanan (PerMenKes RI No.722/Menkes/Per/IX/ 1988). Serta formalin sebagai bahan tambahan makanan (PerMenKes RI No.722/Menkes/Per/IX/ 1988) karena termasuk dalam pengamanan bahan berbahaya. Padahal masih banyak sekali bahan - bahan alami yang ada di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet yang aman di konsumsi oleh masyarakat serta tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan. Bahan bahan tersebut antara lain ekstrak rempah-rempah, kubis, bawang putih, dan lain lain. Kata berimbuhan : o Paragraf 1 : 1. Tentang penggunaan boraks dan formalin 2. Dengan menambahkan boraks dan formalin 3. Boraks merupakan senyawa kimia 4. Memiliki bentuk kristal lunak 5. Memiliki bentuk larutan atau padatan/kristal 6. Merupakan anggota paling sederhana 7. Penggunaan formalin

hal kausatif anggap sebagai kausatif kausatif anggap sebagai hal

Paragraf 2 : 1. Mereka menggunakan bahan pengawet 2. Dapat memberikan efek bagi makanan 3. Makanan berikut merupakan makanan 4. Dan untuk mengetahui 5. Perbedaan makanan 6. Penggunaan daging 7. Menimbulkan rasa getir pada lidah 8. Memiliki ciri 9. Apabila memperhatikan tahu 10. Memiliki tekstur bersih cerah 11. Tidak memiliki aroma khas Paragraf 3 : 1. Setelah kita mengetahui makanan 2. Biasanya menggunakan bahan pengawet 3. Dapat mengakibatkan nafsu makan berkurang 4. Akan mengakibatkan rasa terbakar 5. Kulit akan mengakibatkan kemerahan 6. Mata akan mengakibatkan kemerahan 7. Dapat menyebabkan kerusakan berat Paragraf 4 : 1. Merupakan bahan pengawet 2. Menghambat kerusakan makanan 3. Disebabkan oleh pembusukan 4. Menghentikan 5. Proses pembusukan fermentasi 6. Namun penggunaan boraks dan formalin Paragraf 5 : 1. Dalam mengawetkan makanan 2. Mengganggu pertumbuhan dan aktivitas 3. Menghambat pertumbuhan bakteri 4. Menghambat pertumbuhan kapang 5. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 6. Dapat mengawetkan makanan Paragraf 6 : 1. Penggunaan boraks dan formalin 2. Telah melarang pemakaian 3. Dalam pengamanan bahan berbahaya 4. Tidak menimbulkan efek 5. Efek samping yang membahayakan kesehatan

kausatif beneaktif anggap sebagai kausatif hal hal kausatif kausatif beneaktif kausatif kausatif kausatif kausatif kausatif kausatif kausatif kausatif kausatif anggap sebagai proses hal beneaktif hal hal kausatif hal hal hal kausatif kausatif hal hal hal kausatif kausatif

You might also like