You are on page 1of 4

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS



4.1. Biaya Produk
Dalam kegiatan memproduksi aksesoris stris mobil, Automotif Wood melibatkan
biaya-biaya yang terkait. Biaya-biaya meliputi biaya langsung maupun tidak langsung,
diantaranya:
1. 2 buah lemari dengan harga Rp. 500.000
2. Kulit murano dengan harga Rp. 35.000/feet, dimana 1 stir bisa menghabiskan 3 feet
kulit.
3. Silicon dengan harga Rp. 20.000, dapat digunakan selama satu bulan.
4. Pernis dengan harga Rp. 45.000/liter, dimana selama satu bulan dapat menghabiskan 10
liter.
5. Lem korea dengan harga Rp. 200.000/dus, dimana selama satu bulan dapat
menghabiskan 2 dus.
6. Ampelas kasar dengan harga Rp. 2.500/lembar, dimana selama satu bulan dapat
menghabiskan 15 lembar ampelas kasar.
7. Ampelas halus dengan harga Rp. 2.500/lembar, dimana selama satu bulan dapat
menghabiskan 15 lembar ampelas halus.
8. Tinner dengan harga Rp. 7.000/liter, dimana selama satu bulan dapat menghabiskan 20
liter tinner.
9. Dempul dengan harga Rp. 10.000 dapat digunakan selama satu bulan.
10. Cat warna coklat dengan harga Rp. 12.000/
1
/
4
kg.
11. Cat warna coklat dengan harga Rp. 12.000/
1
/
4
kg.
12. Cat warna coklat dengan harga Rp. 12.000/
1
/
4
kg.
13. Gaji karyawan yang terlibat selama prose pembuatan aksesoris stir mobil sebesar Rp.
50.000/hari, dimana industri tersebut memiliki 3 orang karyawan.
14. Gaji satu orang tukang jahit sebesar Rp. 100.000/hari.
15. Biaya listrik produksi sebesar Rp. 135.000/bulan.
16. Biaya listrik rumah sebesar Rp. 65.000/bulan.
17. Biaya transportasi sebesar Rp.55.000/bulan.
18. Biaya penyusutan mesin jigsaw sebesar Rp. 18.000/bulan.
19. Biaya penyusutan mesin kompresor sebesar Rp. 75.000/bulan.
20. Biaya penyusutan mesin jahit sebesar Rp. 105.000/bulan.
4.2. Pembahasan
Pembahasan bertujuan untuk menjelaskan secara lebih rinci biaya produk yang telah
dibuat, dimana terdapat biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Berikut
adalah pembahasan selnagkapnya.
Biaya Bahan Baku Langsung:
2 Lemari @ Rp. 500.000 = Rp. 1.000.000/bulan
Kulit Murano 1 stir 3 feet kulit @ Rp. 35.000 = Rp. 35.000 x 3 x 20 stir/bulan = Rp.2.100.000/bulan
Listrik Produksi = Rp. 135.000/bulan +
Rp. 3.235.000/bulan
Biaya Tenaga Kerja
Karyawan Langsung = 3 x Rp. 50.000/hari = Rp. 150.000 x 30 = Rp. 4.500.000/bulan
Karyawan Penjahit = menjahit 1 stir Rp. 100.000 x 20 stir/bulan = Rp. 2.000.000/bulan +
Rp. 6.500.000/bulan
Biaya Overhead
Listrik Rumah = Rp. 65.000/bulan
Transportasi = Rp. 55.000/bulan
Silicon = Rp. 20.000/bulan
Pernis = 10 liter/bulan @ Rp. 45.000 = Rp. 450.000/bulan
Lem Korea = 2 dus/bulan @ Rp.200.000 = Rp. 400.000/bulan
Ampelas Kasar = 15 lembar/bulan @ Rp. 2.500 = 37.500/bulan
Ampelas Halus = 15 lembar/bulan @ Rp. 2.500 = 37.500/bulan
Tinner = 20 liter/bulan @ Rp. 7.000 = Rp. 140.000/bulan
Dempul = Rp. 10.000/bulan
Cat Warna Coklat =
1
/
4
x Rp. 48.000 = 12.000/bulan
Cat Warna hijau =
1
/
4
x Rp. 48.000 = 12.000/bulan
Cat Warna Merah =
1
/
4
x Rp. 48.000 = 12.000/bulan
PBB = Rp. 112.000/Tahun = Rp. 112.000 : 12 bulan = 9.300/bulan
Penyusutan Mesin Jigsaw = Rp. 18.000/bulan
Penyusutan Mesin Kompresor = Rp. 75.000/bulan
Penyusutan Mesin Jahit = Rp. 105.000/bulan +
Rp. 1.458.300/bulan
Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui jenis biaya yang termasuk kedalam variable
cost atau fixed cost. Berikut ini adalah variable cost dan fixed cost antara lain yaitu:
Variable Cost
Besarnya biaya variabel berubah-ubah seiring dengan perubahan jumlah unit produk
yang diproduksi. Biaya variabel pada produksi wood panel adalah sebagai berikut:
= Biaya Bahan Baku Langsung + Biaya Tenaga Kerja
= Rp. 3.235.000 + Rp. 6.500.000
= Rp. 9.735.000

Variable Cost/Unit
Besarnya biaya variabel berubah-ubah seiring dengan banyaknya jumlah unit produk
yang diproduksi selama 1 bulan. Biaya variabel per unit pada produksi wood panel
adalah sebagai berikut:
=
Variable Cost
Jumlah Produksi
=
Rp. 9.735.000
20
= Rp. 486.000

Fixed Cost
Besarnya biaya tetap akan selalu tetap, tidak tergantung pada jumlah unit produk yang
diproduksi. Biaya tetap pada produksi wood panel adalah sebagai berikut:
Overhead = Rp. 1.458.300

Biaya Produk/Unit
=
Variable Cost
Jumlah Produksi
=
Rp. 9.735.000 Rp. 1.458.300
20
= Rp. 559.665

BEP (unit)
=
Total Fixed Cost
Harga Jual/unit Variabel Cost/unit
=
Rp. 1.458.300
Rp. 700.000 Rp. 486.750
= 6,838

BEP (volume)
= BEP (unit) x Harga Jual/unit
= 6,838 x Rp. 700.000
= Rp. 4.787.700
Keuntungan
100% = 20 unit
= Revenew Biaya Produk/unit
= 20 (Rp. 700.000) 20 (559.665)
= Rp. 2.806.700


4.3. Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan dari biaya produk tersebut, maka dapat dianalisiskan
tetntang biaya produk yang telah dikelolah. Dari biaya produk yang ada terdapat 3 yaitu biaya
bahan baku, tenaga kerja dan overhead. Biaya bahan baku terbagi menjadi dua yaitu bahan
baku variable cost sebesar Rp. 3.100.000, yang termasuk didalamnya yaitu bahan kulit dan
lemari sebagai bahan baku utama tersebut dan bahan baku fixed cost sebesar Rp. 1.131.000,-
yang termasuk didalamnya yaitu bahan baku pembantu yang setiap bulannya tetap harus
dikeluarkan selama produksi berlangsung. Biaya tenaga kerja semua termasuk ke dalam
tenaga kerja langsung didapatkan sebesar Rp. 6.500.000,-. Biaya overhead juga terbagi
menjadi dua yaitu overhead variable cost sebesar Rp. 135.000/bulan dimana biaya tersebut
adalah biaya listrik yang dikeluarkan selama produksi berlangsung tapi biaya tersebut dapat
berubah-ubah dan overhead fixed cost sebesar Rp. 135.000/bulan dimana biaya tersebut
adalah biaya penyusutan, transportasi, biaya listrik rumah karena produksi tersebut
berlangsung di rumah sendiri, tidak menyewa dan dikenai PBB rumah, Biaya tersebut tetap
dikeluarkan setiap bulannya.
Setelah mengetahui 3 biaya produk tersebut maka dapat dilakukan pemisahan biaya
berdasarkan 2 jenis biaya yaitu variable cost dan fixed cost. Dalam hal ini, variable cost
diantaranya laitu biaya bahan baku, tenaga kerja serta biaya overhead yaitu listrik produksi,
alasannya karena biaya-biaya tersebut terkadang bisa berubah sesuai dengan banyaknya
pemakaian selama produksi. Fixed cost diantaranya yaitu biaya setiap bulan tetap dikeluarkan
seperti biaya bahan baku pembantu, biaya overhead seperti transportasi, penyusutan, PBB
rumah, dan lain-lainnya.
Total variable cost dan fixed cost telah diketahui maka dapat dihitung biaya variable
cost per unitnya dengan cara pembagian antara variable cost dengan banyak produksi selama
1 bula yaitu 20 unit maka didapatkan sebesar Rp. 486.000.- per unit. Biaya produk per
unitnya dengan cara pembagian antara jumlah fixed dan variable cost dengan banyak
produksi selama 1 bula yaitu 20 unit maka didapatkan sebesar Rp. 559.665.- per unit.
Break Event Point (BEP) adalah titik yang menunjukkan tingkat di mana total
penghasilan sama dengan total biaya, sehingga pendapatan sebelum bunga dan pajak dalam
satu periode adalah nol. BEP unit didapatkan sebanyak 6,838 unit dengan BEP volumnya
sebesar Rp. 4.787.700,- hal ini berarti penjual tersebut baru bisa mendapatkan keuntungan
apabila menjual lebih dari 6,838 unit.
Keuntungan yang didapatkan 100% atau sebanyak 20 unit sebesar Rp. 2.806.700,-
didaptkan hasil pengurangan dari revenew dan biaya produk per unit. Keuntungan dihitung
100% persen sebanyak 20 unit karena pruduk yang dihasilkan untuk 1 bulan merupakan
pesanan atau bisa dikatakan make to order.

You might also like