Professional Documents
Culture Documents
KOMPETENSI 1
1. IMPACTED TEETH
DEFINISI
Gigi yang erupsi normalnya terhalang atau
terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau jaringan patologis sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi.
2. DEBRIS
Definisi Sisa makanan yang menetap di rongga mulut setelah makan, yang terakumulasi di leher gigi dan di sela-sela gigi
3. CALCULUS
Definisi Calculus adalah material keras dari garam inorganik yang terdiri dari kalsium karbonat dan posfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme, dan sel epitel yang telah terdeskuamasi. Berasal dari plak yang mengeras karena meningkatnya kandungan mineral dari air liur.
4. PLAQUE
Definisi Deposit lunak yang terakumulasi pada gigi, terdiri dari biofilm bakteri (> 1010 bakteri/mg), sel epitel, leukosit, makrofag, matriks ekstraseluler yang terbentuk dari produk bakteri dan saliva, serta komponen anorganik seperti kalsium dan fosfor yang terdapat pada saliva. Plaque yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan cavitas (caries) atau gangguan periodontal seperti ginggivitis dan periodontitis.
5. DENTAL DECAY
Dental decay atau karies gigi adalah proses demineralisasi jaringan keras gigi (enamel, dentin dan sementum) oleh asam yang diproduksi dari pencernaan bakteri terhadap sisa sisa makanan yang tertinggal di gigi
6. PULPITIS
Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasa nyeri, yang pada umumnya merupakan kelanjutan dari proses karies.
7. PERIODONTITIS
Periodontitis adalah peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (jaringan periodontium), yang terdiri dari gusi, sementum, processus alveolar dan ligamentum periodontal
8. GINGIVITIS
Peradangan pada gingiva (gusi), dapat disebabkan oleh penumpukan calculus, hormon, DM, leukimia, penggunaan steroid, dan merokok
9. STROKE
Menurut WHO stroke adalah adanya tandatanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Stroke dibagi menjadi stroke hemoragik dan stroke iskemik Peradangan pada gigi dapat memicu stroke karena kuman-kuman dari gigi yang meradang menyebar melalui pembuluh darah termasuk menuju ke otak. Pembuluh darah pada otak yang rusak karena kolestrol dan lemak dipercepat menjadi stroke disebabkan karena terjadinya peradangan. Sumber: http://id.shvoong.com/medicineand-health/dentistry-oral-medicine/2186517sakit-gigi-kemudian-stroke/#ixzz2Df4aBG6s
9. Respiratory Infections
Kesehatan gigi yang buruk bisa menyebabkan infeksi
pernapasan (respiratory infections) setelah sebuah penelitian menemukan adanya hubungan antara bakteria mulut dan penyakit paru-paru.
Dr. Samit Joshi dari Yale University School of
Medicine menemukan bahwa adanya perubahanperubahan pada bakteria yang terdapat di dalam mulut adalah tanda-tanda akan timbulnyapneumonia.
KOMPETENSI 2
Micrognathia
Macrognathia
mandibula dengan ukuran lebih kecil dari normal Macrognathia adalah pertumbuhan maksila dan atau mandibula dengan ukuran lebih besar dari normal
MICROGNATIA
MACROGNATIA
Patogenesis Micrognatia
True micrognatia
Kongenital :
Tidak terbentuknya premaxilla Agenesis kondilus Posisi kondilus yang terletak lebih ke posterior terhadap kranium
Didapat :
Trauma atau infeksi sendi temporomandibular ankilosis sendi
Patogenesis Macrognatia
True macrognatia
Pituitary gigantism : Produksi berlebih growth hormone sebelum lempeng epifisis menutup pertumbuhan berlebih seluruh tulang tubuh, termasuk tulang rahang Pagets disease : Infeksi Paramyxovirus peningkatan aktivitas osteoklast osteoporosis sirkumsripta tengkorak dikompensasi peningkatan aktivitas osteoblast tulang menjadi hiperseluler (degenerasi maligna) Acromegaly : Produksi berlebih growth hormone setelah lempeng epifisis menutup pembesaran mandibula Leontiasis ossea : Displasia fibrosa tulang kranial dan wajah pembesaran maksila Herediter Mandibular prognathism : posisi mandibula terletak ke lebih anterior terhadap kranium walaupun ukuran mandibula normal
Palate cleft (palatoschisis) Bila celah berada pada langit-langit rongga mulut.
Labial palate cleft (labiopalatoschisis) bila celah terdapat pada bibir atas hingga langit-langit rongga mulut.
atau merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas, tepat di bawah hidung Palatal cleft celah yang melibatkan palatum
Klasifikasi
Cleft lip tanpa cleft palate Cleft palate tanpa disertai cleft lip Cleft lip disertai dengan cleft palate
Etiologi
Herediter Trauma
Obat-obatan teratogenik
Diagnosa Banding: Pierre Robins syndrome Aperts syndrome Goldenhan syndrome DJGeorges syndrome
LABIOSCHISIS
PALATOSCHISIS
LABIOPALATOSCHISIS
3. LEUKOPLAKIA
Leukoplakia adalah lesi putih keratosis berupa bercak atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut secara usapan atau kikisan
LEUKOPLAKIA (KOMPETENSI 2)
Leukoplakia adalah lesi putih keratosis berupa bercak atau plak pada mukosa mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut secara usapan atau kikisan Faktor multipel penyebab leukoplakia: Faktor lokal iritasi kronik Faktor sistemik Patogenesis: Praleukoplakia plak abu-abu tipis, bening, translusen, permukaannya halus, konsistensi lunak dan datar Leukoplakia pelebaran lesi ke lateral,keratin menebal-putih, berfisura dan permukaan kasar
Etiologi
Belum diketahui secara pasti Faktor predisposis
1.
Faktor lokal
trauma
bakteri
2. Faktor sistemik
Penyakit sistemik Obat-obatan Defisiensi nutrisi
epitel mukosa
Patofisiologi
Transformasi displastik berupa diferensiasi epitel yang abnormal dengan peningkatan keratinisasi menyebabkan timbulnya warna
Klasifikasi:
Homogenous leukoplakia (leukoplakia kompleks) bercak putih datar
merah-putih bergranula, kecil tersebar pada bercak-bercak atrofik dari mukosa. Leukoplakia verukosa bercak putih tak beraturan, permukaannya terpecah oleh banyak tonjolan seperti papila, terasa ada penebalan, lesi di dorsum lidah
Differential diagnosis
Diagnosis pasti
Pemeriksaan histopatologi -Hiperkeratosis epitel dengan atau tanpa displasia
Eritroplakia
Makula atau plak berwana merah, berbatas jelas,
konsistensi lunak Warna merah timbul karena adanya dilatasi dari microvaascular pada subepitel, penipisan dari lapisan keratin dan atrofi mukosa yang menutupi submukosa yang banyak vaskularisasinya Mikroskopis : displasi epitel carcinoma insitu tidak adanya produksi keratin berkurangnya jumlah sel epitel
KOMPETENSI 4
1. CANDIDIASIS
Candidiasis oral merupakan infeksi superfisial pada mulut yang disebabkan oleh jamur dari genus Candida
Patogenesis
Candida : patogen jamur manusia tumbuh sebagai yeast
hifa berikatan dengan keratinosit oleh protein Hwp1 pada filamen Candida
membentuk ikatan kovalen dan permanen dengan sel epitel, dengan bantuan enzim transglutaminase
proteinase aspartyl 1,2, dan 3 diekspresikan dari sel yeast, proteinase aspartyl 4, 5, dan 6 yang tampak pada C.albicans ketika terjadi perubahan dari bentuk yeast ke hifa
candidiasis oral, bentuk hifa dengan meningkatnya ikatan yang ditemukan untuk mengekspresikan proteinase aspartyl 4, 5, dan 6
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor pejamu patogenitas jamur Faktor host faktor lokal (gangguan fungsi kelenjar ludah, pemakaian gigi tiruan lepasan) dan faktor sistemik (usia, penyakit sistemik seperti diabetes, kondisi imunodefisiensi seperti HIV,
keganasan seperti leukemia, defisiensi nutrisi, dan pemakaian obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dalam jangka waktu lama, kortikosteroid, dan kemoterapi
GEJALA KLINIS
Bercak-bercak (pseudomembran) putih coklat muda kelabu yang sebagian besar terdiri atas
pseudomisellium dan epitel yang terkelupas Terdapat erosi minimal pada selaput Lesi dapat terpisah-pisah dan tampak seperti kepala susu pada rongga mulut Bila pseudomembran terlepas dari dasarnya, tampak daerah yang basah dan merah
Klasifikasi
1. Akut Candidiasis Pseudomembranosus Akut Tampak: plak mukosa yang putih atau kuning, difus, bergumpal, dapat dihapus dan meninggalkan permukaan merah dan kasar. Dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak.
Tampak permukaan mukosa oral mengelupas,bercak-bercak merah difus yang rata. Terjadi karena pemakaian antibiotik spektrum luas, terutama Tetrasiklin mengganggu keseimbangan ekosistem oral Lactobacillus acidophilus dan Candida albicans.
2. Kronik:
Candidiasis Atropik Kronik
Mukosa palatum maupun mandibula menjadi merah. 60% diderita oleh pemakai gigi tiruan.
Median Rhomboid Glositis Asimptomatis dengan daerah tidak berpapila. Letak: duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah.
3. Keilitis Angularis
Pada sudut mulut unilateral atau bilateral, tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika membuka mulut.
Diagnosis Banding
Leukoplakia Oral liken planus
Diagnosis
1. Swab KOH gambaran pseudohifa/ blastospora 2. Kultur agar sabaroud/ eosinmethilen blue terbentuk koloni dalam 24-
48 jam
3. Kasus hiperplastik kandidiasis kronis biopsi Periodic Acid Schiff
terapi
1. Kebersihan oral Mukosa bukal Gigi, lidah Gigi tiruan 2. Memberi obat-obatan antifungal baik lokal maupun sistemik 3. Menghilangkan faktor predisposisi Obat steroid dan antibiotik Gigi tiruan Merokok HIV
Prognosis
Candidiasis oral Tingkat mortalitas Bergantung berat sering sulit untuk lebih rendah pada ringannya diterapi, terutama infeksi melalui penyakit, pada individu jalur invasif kronisitas dan dengan infeksi dibandingkan kemungkinan HIV/AIDS atau dengan infeksi terapi yang dapat status yang penyerta diberikan. imunokompromais penyakit yang lainnya. mendasari.
2. MOUTH ULCER
Merupakan luka terbuka ( berupa ulkus) pada mukosa atau epitel bibir atau sekitar mulut. Ulkus adalah defek lokal atau ekskavasasi permukaan jaringan atau organ, yang lebih dalam dari jaringan epitel.
Sistem imun
Imunodefisiensi (kemotherapi, HIV) Autoimun (mucous Mebrane pemphigoid) Alergi
Diet
Defisiensi vitamin C
Patogenesis
Lapisan paling atas dari mukosa rusak jaringan dibawahnya terlihat terbetuk sebuah lubang, yang tampak putih karena
adanya sel-sel yang mati dalam lobang tersebut. Terjadi karena perlukaan atau iritasi pada jaringan misal, karena trauma atau bahan iritan
Diagnosis Banding
Stomatitis aftosa
Herpes intraoral
Diagnosis
Herpes Intraoral
Anamnesis Gejala prodormal (+), berkurangnya sensasi sensorik, nyeri terbakar Kumpulan vesikel-vesikel kecil berwarna keabuan sampai putih yang ruptur dan membentuk ulser kecil-kecil dengan diameter 1 mm atau kurang
Stomatitis Aphtosa
Ketidaknyamanan lokal yang dirasakan di daerah lesi Berbatas jelas, dangkal, berbentuk bulat atau oval, dengan bagian tengahnya nekrosis dangkal dengan pseudomembran kuning-keabuan dan dikelilingi oleh daerah kemerahan (halo eritema) Anti HSV IgG dan IgM (-)
Pemeriksaan Fisik
Terapi: Menjaga higiene oral secara adekuat dapat membantu meredakan gejala. Antihistamin, kortikosteroid topikal dapat membantu untuk meringankan nyeri ulserasi, dan dapat juga diberikan oral analgesik seperti paracetamol atau ibuprofen Menghindari makanan pedas dan merangsang dapat mengurang nyeri.
Prognosis: Sebagian besar mouth ulcer tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri, tp jenis lain mouth ulcer, ex. Apthous ulcer yg disebabkan oleh infeksi herpes simplek, memerlukan pengobatan medis.