You are on page 1of 3

REFLEKSI KASUS

CHANDRA MUKTI ERRYANDARI, S.Ked. (20070310092) Dokter Penguji : dr. Kunyun Marsindri, Sp.Rad.

SMF ILMU RADIOLOGI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL 2013

PENGALAMAN

Seorang wanita 22 th G1P0A0 dengan HPMT 21/08/09 dan HPL 28/05/10 dan umur kehamilan 21+5 minggu datang dengan keluhan BAK mengeluarkan darah segar dangumpalan sejak semalam, tidak terasa nyeri. Sejak itu pasien BAK sedikit-sedikit denganmengeluarkan darah encer. Dini hari tadi pasien merasa kenceng-kenceng pada perutnya.Pasien juga merasa nyeri pada daerah suprapubik.Pasien mengaku pernah menderita kista ovarii dan dioperasi 2 tahun yang lalu.Tekanan Darah 110/80,Suhu 36,7o C, Nadi 118/menit. Pada pemeriksaan ginekologidiperoleh TFU setinggi pusat, Puka, Belum masuk panggul, DJJ 160x/mnt,PPV(+)

MASALAH YANG DIKAJI Bagaimana peranan USG sebagai penunjang diagnosis pada plasenta previa parsialis?

ANALISIS MASALAH

Plasenta previa ialah suatu keadaan dimana plasenta menutupi atau berada sangat dekatdengan ostium uteri internum. Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaananatomik melainkan fisiologik yaitu tergantung dari besarnya ukuran dilatasi serviks padasaat pemeriksaan. Sehingga klasifikasinya akan berubah setiap waktu. Klasifikasi plasenta previa dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut: 1. Plasenta previa totalis: dimana ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh plasenta.2. Plasenta previa parsialis: dimana ostium uteri internum sebagian ditutupi oleh plasenta.3. Plasenta previa marginalis: dimana bagian tepi dari plasenta berada di pinggir dariostium uteri internum. Plasenta letak rendah: dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim, tetapitepi dari plasenta tidak mencapai ostium uteri internum, namun berada didekatnya.Penentuan letak plasenta dapat secara langsung maupun tidak langsung. Penentuan letak plasenta secara langsung sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak.Pemeriksaan harus dilakukan di meja operasi. Perabaan forniks. Mulai dari forniks posterior, apa ada teraba tahanan lunak (bantalan) antara bagian terdepan janin dan jari kita.Pemeriksaan melalui kanalis servikalis. Jari di masukkan hati-hati kedalam OUI untuk meraba adanya jaringan plasenta. Sedangkan penentuan secara tidak langsung dapatdilakukan dengan radiografi, radio sotop dan ultrasonografi. Akan tetapi pada pemerikasaanradiografi clan radiosotop, ibu dan janin dihadapkan pada bahaya radiasi sehingga cara iniditinggalkan. Sedangkan USG tidak menimbulkan bahaya radiasi dan rasa nyeri dan caraini dianggap sangat tepat untuk menentukan letak plasenta. Secara ultrasonografi dapat kitalihat letak dari plasenta. Pada usia kehamilan muda sering didapatkan adanya plasenta letak rendah. Hal ini disebabkan pada kehamilan muda segmen bawah rahim belum terbentuk.Tetapi dengan meningkatnya usia gestasi, perlahan-lahan didapatkan perubahan letak plasenta. Perubahan posisi dari plasenta ini tampaknya

disebabkan karena pembesaransegmen atas rahim dan pembentukan segmen bawah rahim. Disarankan bagi wanita hamildengan diagnosis plasenta letak rendah pada saat kehamilan muda untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi pada usia kehamilan 32-34 minggu untuk melihat apakahterjadi perubahan letak plasenta atau tidak.Pada kasus setelah dilakukan USG didapatkan gambaran :Janin Tunggal Hidup IntraUterina Preskep, PuKi, Usia kehamilan 22 Minggu + 0 Hari ( BPD ), Cairan AmnionCukup dan Placenta di Fundus dan Corpus Uteri dan sebagian Menutupi OUm sehinggadidapatkan kesan Kehamilan Janin Tunggal Hidup Intra-Uteri dengan Usia 22 Minggu + 0Hari dengan Placenta Previa Parsialis

Kesimpulan

Pada setiap perdarahan ante partum, pertama kali harus dicurigai plasenta previa.Anamnesis yang didapatkan berupa perdarahan dari jalan lahir pada kehamilan lebih dari22 minggu, tanpa nyeri, tanpa alasan, berulang, perdarahan berwarna merah segar.Penentuan letak plasenta secara langsung dengan meraba plasenta melalui kanalisservikalis, hanya dilakukan di atas meja operasi karena sangat berbahaya. Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dilakukan dengan MRI(Magnetic Resonance Imaging) danUSG (USG transabdominal 95%,transvaginal sampai 100%).

Referensi

Supono: Ilmu kebidanan. Bab I. Fisiologi. Palembang: Unit Obstetri dan Ginekologirumah Sakit Umum Palembang/ Fakultas Kedokteran universitas Sriwijaya, 1985: 45-472. Cunningham et al: Williams obstetrics. 20th ed. Connecticut: Prentice-Hall International,Inc, 1997; 95107, 755-760, 765-7673. Kuhlmann RS, Warsof S: Ultrasound of the placenta. In: Clin obstet gynecol 39; 1996;519-5344. Sarwono, P. 1997.Ilmu Kebidanan Edisi 3, Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

You might also like