You are on page 1of 32

MAKALAH LAPORAN HASIL SGD TUTOR 6

CONDYLOMA ACUMINATA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Integumen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Disusun oleh : Annisaa Citra Jeihan Astri Mutiar Bayu Jaya Adiguna Cici Feby Dwi Murbarani Evelin Aprilianty Febrina Viselita Lusita Indrayani Muhammad Ridwan Novi Amelia Tarina Eka Putri Yani Sri Mulyani 220110090069 220110090043 220110090126 220110090054 220110090108 220110090040 220110090084 220110090020 220110090047 220110090059 220110090112 220110090073

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010


1

BAB I ANALISA KASUS

Kasus : Nn.Jupe ( 32 tahun ), profesi PSK di warung remang remang di pantura sejak 12 tahun yang lalu.Datang ke puskesmas dengan keluhan di alat kelamin gatal dan terasa terbakar.Rerdapat nodul nodul kemerahan seperti bunga kol,konsistensi lunak,tampak lesi,keputihan,berbau (+),bewarna kehijauan. Dari hasil Lab.didapatkan : leukosit : 16.000 m3 Hb : 12gr/dl

Step 1 1. Konsistensi lunak ? Step 2 1. Mengapa genitalia terdapat nodul kemerahan dan terbakar ? 2. Mengapa terdapat keputihan berbau (+),bewarna kehijauan ? 3. Apa diagnosa medis untuk kasus ini ? 4. Mengapa nodulnya berbentuk bunga kol ? 5. Apa yang menyebabkan kadar leukosit Nn.Jupe meningkat ? 6. Bagaimana hubungan penyakit Nn.Jupe dengan profesinya ? 7. Mengapa ada lesi di genitalia? 8. Mengapa nodulnya berkonsistensi lunak? 9. Adakah pemeriksaan lab.lanjutan yang perlu dilakukan ? 10. Apakah ada pengaruh nodul nodul yang kemerahan dengan pengeluaran urine ? 11. Adakah komplikasi dari penyakit ini ? 12. Bagaimana etiologi dari penyakit ini ? 13. Bagaimana peran perawat sebagai edukator dalam menangani Nn.Jupe ?
2

14. Apa diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus ini ? 15. Apakah penyakit ini menular? Jika ya,bagaimana cara penularannya ? 16. Apakah penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan ? 17. Apakah penyakit ini bisa menyebabkan kematian ? 18. Bagaimana pencegahan terhadap penyakit ini ? 19. Bagaimana manifestasi klinis pada penyakit ini ? 20. Bagaimana penatalaksanaan menangani penyakit yang dikeluhkan Nn.Jupe ? 21. Intervensi apa yang diberikan untuk mengurangi rasa gatal yang dirasakan Nn.Jupe? 22. Apakah penyakit ini bisa terjadi pada pria atau anak anak ?

Step 3 Step 4

LO LO

BAB II
3

HASIL REPORTING

I.

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Terdiri alat / organ eksternal dan internal, sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Eksternal (sampai vagina) : fungsi kopulasi. Internal : fungsi ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi blastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi sistem reproduksi wanita dikendalikan / dipengaruhi oleh hormon-hormon gondaotropin / steroid dari poros hormonal thalamus hipothalamus hipofisis adrenal ovarium. Selain itu terdapat organ/sistem ekstragonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reproduks: payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya. A. Genitalia Eksterna
1. Vulva

Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

2.

Mons pubis / mons veneris


4

Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis. 3. Labia mayora Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

4.

Labia minora Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

5.

Clitoris Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

6.

Vestibulum Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii

kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis. 7. Introitus / orificium vagina Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
8. Vagina

Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid. Fungsi vagina : Untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
9. Perineum

Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
6

persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur. B. Genitalia Interna
1. Uterus

Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. 2. Serviks uteri Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid. 3. Corpus uteri Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).
7

4.

Ligamenta penyangga uterus Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

5.

Vaskularisasi uterus Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.

6.

Salping / Tuba Falopii Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).

7. Pars isthmica (proksimal/isthmus)

Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Pars ampularis (medial/ampula) Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba. 8. Mesosalping Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
9. Ovarium

Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal
8

primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis. C. Organ reproduksi / organ seksual ekstragonadal
1.

Payudara

Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ. 2. Kulit

Di berbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dan responsif secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai parfum daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan liur.

II.

Konsep Infeksi Menular Seksual IMS adalah penyakit yang menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seksual, seks oral dan seks anal. IMS juga juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran, dan juga menyusui. Semua orang beresiko tertular oenyakit kelamin. Akan tetapi menurut penelitian, kaum perempuan memiliki resiko lebih besar untuk tertular, karena bentuk dan sifat alat reproduksi yang lebih rentan atau khas. Biasanya gejala tidak terlihat
9

dengan mudah dan butuh waktu untuk inkubasi sehingga banyak penderita tidak mengetahui dirinya telah mengidap penyakit. IMS bukan serangan penyakit yang bisa sembuh sendiri. Bila telah diobati akan menyebabkan gejala yang lebih parah dan penyakit jadi semakin sulit diobati, terutama mengakibatkan alat reproduksi rusak hingga mengalami kemandulan. Penyakit menular ini tidak dapat dicegah dengan mencuci alat kelamin setelah berhubungan seks, minum jamu, kebersihan atau kerapian penampilan fisik dan minum antibiotik sebelum atau sesudah melakukan hubungan seks. Akan tetapi ini dapat dicegah dengan tidak melakukan hubungan seks yang tidak bertanggung jawab, berhubungan seks hanya dengan pasangan, memakai kontrasepsi (kondom), jangan bertukaran jarum suntik bekas narkoba dan carilah sumber pengetahuan yang berkaitan atau informasi yang benar.

III.

Diagnosa Penyakit Candiloma Akuminata

IV.

Definisi Candiloma Akuminata 1. Merupakan kutil di dalam atau di sekeliling vagina, penis, atau dubur yang ditularkan melalui hubungan seksual 2. Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superficial, terutama pada daerah genitalia
3. Tumor pada genitalia yang ditemukan pada laki-laki maupun perempuan dan

bersifat lunak seperti jengger ayam dan tidak nyeri.


4. PMS yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11.

Pertumbuhannya mula-mula kecil, kemudian cenderung berkelompok dan menyatu membentuk suatu benjolan yang besar menyerupai bunga kol.

10

V.

Etiologi Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan pertumbuhan (jengger ayam). HPV tipe 16, 18, dan 31 menimbulkan lesi yang datar (flat). HPV tipe 16 dan 18 seringkali berhubungan dengan karsinoma genitalia (kanker ganas pada kelamin).

VI.

Klasifikasi Candiloma Akuminata 1. Bentuk akuminata Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai pada wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas terganggu. 2. Bentuk papul Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.
11

3. Bentuk datar Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat. Dalam hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.

VII.

Manifestasi Klinis Kondiloma akuminata sering muncul

disaerah yang lembab, biasanya pada penis, vulva, dinding vagina dan dinding serviks dan dapat menyebar sampai daerah perianal Berbau busuk Warts/kutil memberi gambaran merah

muda, flat, gambaran bunga kol Pada pria dapat menyerang penis, uretra dan daerah rektal. Infeksi dapat dormant atau tidak dapat dideteksi, karena sebagian lesi tersembunyi didalam folikel rambut atau dalam lingkaran dalam penis yang tidak disirkumsisi. Pada wanita condiloma akuminata menyerang daerah yang lembab dari labia minora dan vagina. Sebagian besar lesi timbul tanpa simptom. Pada sebagian kasus biasanya terjadi perdarah setelah coitus, gatal atau vaginal discharge Ukuran tiap kutil biasanya 1-2 mm, namun bila berkumpul sampai berdiameter 10, 2 cm dan bertangkai. Dan biasanya ada yang sangat kecil sampai tidak diperhatikan. Terkadang muncul lebih dari satu daerah. Adanya kelainan kulit yang tampak sebagai vegetasi bertangkai dan berwarna kemerahan kalau masih baru, dan berwarna kehitaman jika telah lama. Permukaan berjonjot ( papilomatosa) sehingga perlu dilakukan percobaan sondase Jika lesi mengalami infeksi sekunder, warnanya dapat berubah menjadi keabuabuan atau kehitaman, erosive dengan aroma yang tidak sedap.

12

Vegetasi yang besar disebut sebagai Giant candyloma, yang sering mengalami degenerasi keganasan, sehingga perlu dibiopsi untuk diagnosis. Masa inkubasi 2 bulan, permukaan kasar.
Pada kasus yang jarang, perdarahan dan obstruksi saluran kemih jika virus

mencapai saluran uretra. Memiliki riwayat kehidupan seksual aktif dengan banyak pasangan.

VIII.

Kondiloma Selama Masa Hamil Kehamilan dan kondiloma acuminata/HPV Wanita yang terpapar HPV selama kehamilan memiliki kekhawatiran bahwa virus ini akan membahayakan bayi mereka. Dalam kebanyakan kasus HPV tidak mempengaruhi perkembangan janin. Pengaruh kondiloma selama kehamilan Jika seorang wanita terpapar kondiloma selama kehamilan, maka kondiloma akan cepat berkembang, kemungkinan karena terjadi pengeluaran cairan vagina berlebih yang membuat lingkungan yang baik untuk virus, perubahan horminal atau penurunan kekebalan tubuh. Pengaruh kondiloma acuminata/HPV terhadap bayi HPV tidak mempengaruhi kehamilan dan kesehatan bayi secara langsung. Resiko transmisi virus ini terhadap bayi sangat rendah. Jika bayi terpapar virus saat kehamilan atau saat melahirkan maka transmisi ini bisa menyebabkan terjadinya perkembangan wart/kutil pada korda vokalis dan kadang pada daerah lain pada infan atau anak-anak. Kondisi ini disebut recurrent respiratory papillomatous (RRP), hal ini sangaat berbahaya, namun hal in sangat jarang terjadi. Aktivitas Tidak ada restriksi kecuali menghindari hubungan seksual Diet

13

Tidak ada restriksi, namun sebaiknya mengkonsumsi nutrisi yang seimbang pada program dietari untuk memastikan ibu mendapatkan sitem imun yang optimal. Dietari program Sangat penting 1. vitamin B-kompleks, penting untuk multiplikasi sel 2. vitamin C, antiviral Penting 1. L-Cystein, suplai sulfur, sebagai preventasi dan perawatan kutil 2. Vitamin A, menormalkan kulit dan epitel membrane 3. Vitamin E, meningkatkan aliran darah dan membantu perbaikan jaringan 4. Zinc, meningkatkan imunitas tubuh melawan virus

IX.

Faktor Resiko Aktivitas seksual Aktivitas seksual menjadi salah satu faktor yang menjadi resiko besar untuk terkena penyakit kondiloma akuminata ini karena virus human papiloma ditularkan melalui hubungan seksual, terutama pada para pekerja seks komersial. Mereka akan lebih berisiko karena sering melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak diketahui riwayat kondilomanya. Merokok PSK di Spanyol yang berumur 25 tahun ke atas dan tidak merokok mempunyai risiko yang rendah untuk terjadinya KA (OR 0,33; 95% CI : 0,17 0,63) dibandingkan pada PSK berumur < 25 tahun dan merokok (OR 2,28; 95% CI : 1,36 3,8) 7. Moscicki (2001) melaporkan kebiasaan merokok berisiko terinfeksi KA sebesar 1,50; 95% CI : 0,77 2,94 5. Namun, kedua penelitian ini belum bisa menunjukkan adanya hubungan dosis respon merokok terhadap terjadinya KA. Penelitian oleh Wen, dapat membuktikan bahwa kebiasaan merokok 10 batang rokok per hari berisiko 2 kali terinfeksi KA dibandingkan pada non perokok (95% CI : 1,7 3,7)15. Sedangkan
14

Minerd (2006) memaparkan bahwa kebiasaan merokok pada penderita HIV positif berisiko 3,9 kali lebih besar terinfeksi KA Imunitas Imunitas tubuh berperan dalam pertahanan tubuh terhadap HPV. Imunitas tubuh yang rendah berisiko 1,99 kali lebihbesar (95% CI : 1,17 3,37) untuk terinfeksi KA. Imunitas tubuh terhadap KA dapat juga diperoleh dari vaksin HPV, namun efektifitas vaksin HPV ini masih dalam tahap penelitian Penggunaan kontrasepsi Amo, 2005 mengemukakan bahwa kontrasepsi hormonal berasosiasi kuat dan meningkatkan risiko terinfeksi KA pada perempuan, yaitu sebesar 19,45; 95% CI : 2,45 154,27 7. Penelitian lain menemukan bahwa kontrasepsi oral berisiko sebesar 1,7; 95% CI : 1,3 2,2 untuk terjadinya KA.

Penelitian sebelumnya tentang faktor risiko KA telah dilakukan. Rangkuman hasil penelitian para ahli tentang faktor risiko KA adalah : 1. Faktor internal host a. Karakteristik PSK : umur, ras, status perkawinan. b. Reproduksi : umur saat HUS I, riwayat paritas dan kontrasepsi. c. Riwayat IMS : riwayat KA, riwayat servisitis, riwayat herpes genitalis. d. Penyakit imunosupresif yang diderita. e. HIV positif f. Status gizi dan konsumsi makanan : BMI g. Kadar folat dalam darah h. Imunitas tubuh 2. Faktor lingkungan pendukung a. Sosial ekonomi : tingkat pendidikan, lama menjadi PSK, pendapatan. b. Lingkungan sosial : merokok, konsumsi alkohol, konsumsi narkoba

15

3. Faktor perilaku host a. Aktivitas seksual : jumlah mitra seksual per hari, jumlah mitra seks baru dalam 3 bulan terakhir, jumlah mitra seks baru dalam 12 bulan terakhir, lama HUS, cara HUS, pelicin, mitra seks sudah khitan . b. Higiene perseorangan : cuci tangan setelah HUS, kebersihan genital perorangan (kebiasaan mengganti celana dalam, kebersihan celana dalam). c. Vaginal Douching d. Pemakaian kondom : frekuensi dan saat pemakaian.

X.

Pemeriksaan Diagnostik Tes asam asetat Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit). Kolposkopi merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan. Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata subklinis, dan kadang-kadang dilakukan bersama dengan tes asam asetat. Hispatologi Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya akan memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma. Acetowhitening Tes ini menggunakan larutan asam aseta 3 5% dalam aquades, dapat menolong mendeteksi infeksi HPV subklinis atau menentukan batas pada lesi datar. Pemeriksaan ini menolong dalam membatasi infeksi HPV ke serviks dan anus. Acetowhitening pada lesi genital eksternal tidak spesifik untuk kondiloma.

16

Pap Smear Seluruh wanita seharusnya dimotivasi untuk melakukan pap smear setiap tahun karena HPV merupakan penyebab utama pada patogensis kanker serviks.

Kolposkopi Merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan, namun belum digunakan secara luas di bagian penyakit kulit. Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata yang subklinis di alat genital dalam dan kadang-kadang dilakukan bersama dengan tes asam asetat.

XI.

Diagnosa Banding 1) Veruka vulgaris Vegetasi yang tidak bertangkai, kering, warnanya keabuan atau sama dengan warna kulit 2) Kondiloma lata Klonis berbentuk plak yang erosive, pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan Treponema palidum 3) Karsinoma sel skuamosa Vegetasi seperti kembang kol (cauli flower likes), mudah berdarah dan berbau 4) Moluskum kontagiosum Infeksi kulit yang disebabkan oleh virus, mengakibatkan bintil kecil (lesi) yang muncul pada kulit, sebagian besar bergaris tengah sekitar 1 cm, bagian tengah lesi keras berwarna putih, beberapa lesi mempunyai cekungan di tengah, lesi berwarna sama dengan kulit biasa tetapi bisa kelihatan seperti lilin, lesi biasanya tidak sakit atau gatal.

XII.

Komplikasi

17

KA merupakan IMS yang berbahaya karena dapat menyebabkanterjadinya komplikasi penyakit lain yaitu : a. Kanker serviks Lama infeksi KA meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Moscicki, 2001 melaporkan bahwa risiko tertinggi terkena kanker serviks adalah pada kasus infeksi KA selama 1 2 tahun (RH 10,27; 95% CI : 5,64 18,69). Risiko ini menurun pada infeksi KA selama < 1 tahun (RH 7,4; 95% CI : 4,74 11,57) dan infeksi KA selama 2 3 tahun RH 6,11; 95% CI : 1,86 20,06 5. Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua pada perempuan karena kanker di negara berkembang dan penyebab ke 11 kematian pada perempuan di AS. Tahun 2005, sebanyak 10.370 kasus kanker serviks baru ditemukan dan 3.710 diantaranya mengalami kematian 7,10. b. Kanker genital lain Selain menyebabkan kanker serviks, KA juga dapat menyebabkan kanker genital lainnya seperti kanker vulva, anus dan penis 4-7. c. Infeksi HIV Seseorang dengan riwayat KA lebih berisiko terinfeksi HIV 7. d. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan KA selama masa kehamilan, dapat terus berkembang membesar di daerah dinding vagina dan menyebabkan sulitnya proses persalinan. Selain itu, kondisi KA dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga terjadi transmisi penularan KA pada janin secara tenggorokannya 4,6.

XIII.

Penatalaksanaan dan Pencegahan 1) Penatalaksanaan Hal yang perlu diperhatikan oleh tim medis dalam menangani Kondiloma Akuminata 1. Memastikan diagnosis dan mencari infeksi penyerta yang

mendasarinya ( mis : sifilis,penyakit HIV) 2. Menentukan tujuan terapi kutil yang berusaha untuk :

18

Menghilangkan kutil kutil eksofitik,terutama bila simtomatik dan menyusahkan pasien

Menginduksi masa bebas kutil Menggunakan terapi yang tidak memperburuk penyakit Mengenali lesi yang dapat berkaitan dengan karsinoma serviks dini

Secara Farmakologi 1. Resin podofilin - Baik digunakan pada lesi di daerah lembab atau tersumbat ( mis : perianus,mukosa,lipat paha,daripada pada batang penis) - Oleskan pada lesi ; biarkan sampai kering sempurna - Beritahukan pada pasien untuk membiarkannya selama 4-12 jam,kemudian bilas seluruhnya menggunakan air dan sabun - Reaksi yang diharapkan meliputi nyeri lokal,perasaan

terbakar,peradangan,atau erosi - Duduk berendam dalam air hangat dua kali sehari sangat membantu bila erosinya parah - Ulangi terapi dengan interval 7-10 hari 2. Terapi nitrogen cair - Paling baik digunakan pada daerah kering ( mis:batang penis,genitalia eksterna wanita,paha atas).Hindari penggunaan pada vagina.Bila digunakan secara tidak tepat akan menimbulkan jaringan parut.
- Lakukan pembekuan 10-30 detik,dengan silus freeze-thaw

berulang bergantung pada ukuran lesi. - Beritahu pasien akan kemungkinan pembentukan lepuh. 3. Podofilotoksin 0.5 % - Pengobatan selama 4 minggu

19

- Oleskan dua kali sehari selama 3 hari,selangi 4 hari,ulangi siklus selama 3-4 minggu sampai lesi hilang - Kontraindikasi untuk wanita hamil 4. Asam trikloroasetat 80%-90% - Oleskan selama beberapa detik,hanya pada kutil dan oleskan natrium bikarbinat (soda kue) untuk menetralisir asam yang tidak bereaksi. - Bilas setelah 4 jam - Bila perlu ulangi pemakaian dengan interval mingguan - Berguna untuk kutil yang kecil Rujukan untuk kolposkopi ; bila ditemukan lesi di serviks. Untuk lesi yang sulit ,lanjutkan dengan pembedahan laser atau interferon intralesi.

Secara Non-Farmakologi 1. mengolesi vitamin e pada kutil , akan membantu mengurasi rasa ketidaknyamanan pada kutil dan mengurangi resiko infeksi 2. duduk berendam dalam air hangat untuk mengurangi rsa gatal 3. memperbanyak konsumsi makanan dan buah buahan serta sayuran yang bewarna hijau seperti mangga 4. selalu menjaga kebersihan genitalia

2) Pencegahan Penyakit Condiloma Akuiminata merupakan salah satu penyakit menular seksual yang sering dikeluhkan masyarakat.Oleh karena itu cara pencegahannya dilakukan berdasarkan program IMS ( Infeksi Menular Seksual ) 1.
-

Pencegahan Primer Perubahan perilaku

20

Memperbaiki gaya hidup seksual yang terkesan bebas dan cuek ke arah yang lebih memperhatikan kesehatan pasangan masing masing. Setia hanya pada 1 pasangan Tanggap dan segera periksa ke rumah sakit atau puskesmas bila terjadi hal yang abnormal di sekitar genitalia untuk menghindari kondisi yang parah
-

Akses kondom dan pengadaannya

Membiasakan penggunaan kondom saat berhubungan seksual 2. Pencegahan sekunder layanan IMS

Pemerintah daerah atau pusat sebaiknya membuat suatu lembaga yang bisa melayani masyarakat terkait penyakit penyakit IMS ( Infeksi Menular Seksual ).

XIV.

Pendidikan Kesehatan 1. Anjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi karena penggunaan kondom belum tentu melindungi sepenuhnya dari kutil kelamin karena lokasi lokasinya tidak tentu dan diketahui jelas. 2. Anjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual sampai selesai berobat jika telah terinfeksi. 3. Anjurkan untuk selalu membersihkan alat kelamin dengan menggunakan air yang hangat 4. Anjurkan untuk merawat alat kelaminnya, agar penyakitnya tidak semakin parah. 5. Anjurkan untuk selalu menjaga personal hygiene

21

Hubungan seksual

XV.

Patofisiologi Candiloma Akuminata

Kontak dengan HPV

PV 6 & 11 masuk melalui mikro lesi

Penetrasi melalui kulit

Ditumpangi oleh patogen Mikroabrasi permukaan epitel

Keputihan disertai infeksi mikrorganisme Bau, berwarna kehijauan Gatal dan terasa terbakar Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual Gangguan pola fungsi seksual

Respon radang Merangsang mediator kimia: histamin Stimulasi saraf perifer Menghantarkan pesan gatal ke otak Impuls elektronikimia (gatal) sepanjang nervus ke dorsal spinal cord Thalamus Korteks (intensitas) dan lokasi gatal dipersepsikan Persepsi gatal Gangguan rasa nyaman : Gatal

HPV masuk lapisan basal

Mengambil alih DNA

HPV naik ke epidermis

Bereplikasi Tidak terkendali

Nodul kemerahan di sekitar genitalia

Penumpukan nodul merah membentuk seperti bunga kol Pecah/muncul lesi

Gangguan citra diri Gang. Integritas kulit

Lesi terbuka, terpajan mikroorganisme Pelepasan virus bersama sel epitel Resti penularan

22

XVI.

Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama Pekerjaan Pendidikan Tanggal masuk dirawat Tanggal pengkajian Diagnosa medis b. Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama P:Q:R:S : Gatal terasa seperti terbakar T:3. Riwayat masa lalu : Bekerja sebagai pekerja seks komersial sejak 12 tahun yang lalu 4. Riwayat kesehatan keluarga : 5. Psikologi :23

: Nn. Jupe : 32 Tahun : Perempuan ::: PSK di warung remang-remang Pantura :::: Condyloma Acuminata

: Gatal pada alat kelamin dan terasa terbakar.

2. Riwayat kesehatan sekarang :

6. Lingkungan 7. Sosial budaya 8. Biologis 9. Pola hidup c. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum -

:::: Seks bebas

Tanda Tanda Vital: Inspeksi : Terdapat nodul-nodul kemerahan seperti bunga kol, konsistensi lunak, tampak lesi, keputihan, berbau (+), bewarna kehijauan.

Palpasi Perkusi

:::::::-

Auskultasi : -

2. Kepala 3. Leher 4. Dada 5. Abdomen 6. Ekstremitas

d. Pemeriksaan penunjang : Hasil pemeriksaan lab : -

Hb : 12gr/dl leukosit : 16.000 m3

e. Terapi: -

2. Analisa data DS : Alat kelamin gatal dan terasa terbakar. Profesi PSK di warung remang remang di pantura sejak 12 tahun yang lalu. DO : Pada alat kelamin terdapat nodul-nodul kemerahan seperti bunga kol, konsistensi lunak, tampak lesi, keputihan, berbau (+), bewarna kehijauan. Hasil pemeriksaan lab :
24

Hb : 12gr/dl leukosit : 16.000 m3

No.

Data yang Menyimpang DS= Nn. Jupe mengeluh alat kelamin gatal dan terasa terbakar DO= Pada alat kelamin terdapat nodul-nodul kemerahan seperti bunga kol dan tampak lesi

Etiologi Infeksi virus human papiloma Pelepasan mediator kimia Stimulasi saraf perifer Menghantarkan pesan gatal ke otak Impuls elektronikimia (gatal) sepanjang nervus ke dorsal spinal cord Thalamus Korteks (intensitas) dan lokasi gatal dipersepsikan Gangguan nyaman gatal

Diagnosa Keperawatan Gangguan nyaman gatal b.d. infeksi virus human papiloma

DS= Keputihan disertai infeksi HPV DO= Pada alat kelamin terdapat nodul-nodul kemerahan seperti bunga kol, konsistensi lunak, tampak lesi, keputihan, berbau (+), bewarna kehijauan. DO : Pada alat kelamin terdapat nodul-nodul kemerahan seperti bunga kol, konsistensi lunak, tampak lesi, keputihan, berbau (+), bewarna kehijauan. Hasil pemeriksaan lab : Keputihan menjadi bau, berwarna kehijauan Alat kelamin gatal dan terasa terbakar Tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual Gangguan pola fungsi seksual 3 Infeksi HPV Bereplikasi Karena kelainan sel oleh virus, pembelahan sel tidak terkendali Nodul kemerahan di sekitar genitalia Penumpukan nodul merah membentuk
25

Gangguan pola fungsi seksual b.d. gatal dan terasa terbakar pada alat kelamin

Gangguan integritas kulit b.d. pecahnya nodul dan muncul lesi pada kulit alat kelamin

Hb : 12gr/dl - Leukosit : 16.000 m3 DO= Pada alat kelamin terdapat nodul-nodul kemerahan seperti bunga kol, konsistensi lunak, tampak lesi, keputihan, berbau (+), bewarna kehijauan. 4

seperti bunga kol Pecahnya nodul merah dan muncul lesi Gangguan integritas kulit HPV masuk lapisan basal Mengambil alih DNA HPV naik ke epidermis Bereplikasi Tidak terkendali Nodul kemerahan di sekitar genitalia Penumpukan nodul merah membentuk seperti bunga kol Merasa malu atas perubahan pada alat kelaminnya Gangguan citra diri Gangguan citra diri b.d. penumpukan nodul merah seperti bunga kol d.d. merasa malu atas perubahan pada alat kelaminnya

DS : Alat kelamin gatal dan terasa terbakar. Profesi PSK di warung remang remang di pantura sejak 12 tahun yang lalu DO : Pada alat kelamin terdapat nodul-nodul kemerahan seperti bunga kol, konsistensi lunak, tampak lesi, keputihan, berbau (+), bewarna kehijauan. Hasil pemeriksaan lab : - Hb : 12gr/dl - leukosit : 16.000 m3

Pecahnya nodul merah/muncul lesi Lesi terbuka, terpajan mikroorganisme Pelepasan virus bersama sel epitel Resti penularan

Resiko tinggi penularan b.d. pecahnya nodul merah dan lesi terpajan

26

3. Diagnosa Keperawatan 1) Gangguan nyaman gatal b.d. infeksi virus human papiloma 2) Gangguan pola fungsi seksual b.d. gatal dan terasa terbakar pada alat kelamin 3) Gangguan integritas kulit b.d. pecahnya nodul dan muncul lesi pada kulit alat kelamin 4) Gangguan citra diri b.d. penumpukan nodul merah seperti bunga kol d.d. merasa malu atas perubahan pada alat kelaminnya 5) Resiko tinggi penularan b.d. pecahnya nodul merah dan lesi terpajan

4. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa Keperawatan Gangguan nyaman b.d. virus

No. 1.

Tujuan Tupen :

Intervensi 1. Berikan aktivitas klien

Rasional 1. Aktivitas

gatal Setelah dilakukan infeksi tindakan human keperawatan selama 1 x 24 jam rasa gatal pada pasien berkurang Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 jam, rasa gatal sudah tidak ada lagi

dapat membuat klien melupakan fokus gatalnya

papiloma

2. Anjurkan memakai pakaian dalam dari bahan katun 3. Berendam dalam air hangat 2x sehari 4. Berikan obat antihistamin

2.

Bahan

katun dapat menyerap keringat, agar tidak lembab 3. Memberik an rasa nyaman pada klien 4. Menguran gi rasa gatal

2.

Gangguan pola Setelah dilakukan

1.
27

Pantau

1. Dengan memantau

fungsi seksual b.d. gatal dan terasa terbakar pada alat kelamin

tindakan keperawatan, gangguan pola seksual teratasi

kemampuan untuk perubahan seksualnya

klien melihat fungsi

kemampuan seksual klien, perawat dapat memberikan intervensi yang tepat terhadap penyebab gangguan 2. Mengetahui perasaan

2.

Dorong

klien

pasien, sehingga ia mau terbuka dan menjelaskan mengenai gangguan pola fungsi seksual yang ia alami 3. Membuka pikiran pasien mengenai

untuk mendiskusikan perasaan perubahan seksualnya mengenai fungsi

3.

Berikan tentang yang

gangguan pola fungsi seksual yang ia alami serta cara mengatasinya 4. Mengetahui harapan klien mungenai pola fungsi seksualnya

informasi penyakit diderita klien

4.

Anjurkan harapan pada pasien, pasien termotivasi untuk memperbaiki gaya hidup/ pola seksual yang salah

untuk menghentikan 5. Dengan memberikan kegiatan seks selama masa pengobatan 5. klien Diskusikan harapan untuk tentang

melakukan aktivitas 3 Gangguan integritas kulit b.d. pecahnya Tupen : Setelah dilakukan tindakan
28

seksual yang normal Mandiri:


1. Anjurkan klien

1. Vitamin E akan membantu

mengoleskan

nodul dan muncul lesi pada kulit alat kelamin

keperawatan selama 3x24 jam, nodul dan lesi pada kulit alat kelamin klien berkurang

vitamin e pada kutil

mengurangi rasa ketidaknyamanan pada kutil dan mengurangi resiko infeksi

2. Berikan konsumsi Tupan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nodul dan lesi pada alat kelamin hilang dan sembuh makanan dan buah yang bewarna hijau seperti mangga 3. Anjurkan klien untuk selalu menjaga kebersihan genitalia

2. Buah-buahan mengandung vitamin C menjaga kelembaban kulit dan integritas kulit 3. dengan menjaga kebersihan daerah genitalia, kulit genitalia terjaga dari resiko infeksi lainnya

buahan serta sayuran dan A yang baik untuk

Kolaborasi: 1. Berikan 90% - Oleskan beberapa detik,hanya pada 1. kutil dan oleskan natrium bikarbinat (soda kue). - Bilas setelah 4 jam - Bila perlu ulangi pemakaian dengan interval mingguan. - Berguna 4 Gangguan citra diri b.d. Tupen : Klien mampu
29

Asam 1. untuk menetralisir bereaksi selama

trikloroasetat 80%- asam yang tidak

2.

untuk
1. Dengan demikian,

kutil yang kecil 1. Dorong klien untuk mengekspresikan

klien merasa

penumpukan nodul merah seperti bunga

menerima keadaanya

perasaan, pikiran, pandangan dirinya 2. Dorong kilen untuk aktif bertanya tentang masalah, penanganan, perkembangan, dan prognosa data 3. Berikan informasi yang dapat dipercaya

dimotivasi untuk perbaikan yang optimal 2. Meningkatkan perilaku positif, dan berkesempatan untuk tujuan dan rencana masa depan berdasarkan realita 3. Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara klien dan perawat

kol d.d. merasa Tupan : malu atas perubahan pada alat kelaminnya Klien mampu kembali melakukan aktivitas sehari tanpa ada rasa malu dan takut tidak diterima di lingkungannya

4. Perjelas berbagai kesalahan konsep klien terhadap perawatan diri dan pemberi perawatan 5. Beri dukungan keluarga untuk beradaptasi

4. Klien dan orang terdekat cenderung menerima krisis dengan cara yang sama meningkatkan kepercayaan diri klien 5. Meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respon yang lebih membentu klien. 1. Kontak dengan orang yang terinfeksi juga akan memperparah kondisi klien 2. Untuk melindungi pasangan klien dari infeksi virus dan penyakit kondiloma

Resiko tinggi penularan b.d. pecahnya nodul merah dan lesi terpajan

Mencegah terjadinya 1. Anjurkan klien penularan penyakit kepada orang lain yang kontak seksual dengan klien menghindari kontak fisik dengan pasangan seksual yang terinfeksi 2. Anjurkan penggunaan kondom kepada pasangan klien
30

3. Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas seksual selama pengobatan 4. Anjurkan klien memeriksakan diri secara teratur termasuk pula memeriksakan pasangan seksualnya 5. Anjurkan klien melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur

3. Untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah infeksi lanjut maupun laten 4. Pemeriksaan dini sangat baik untuk mendeteksi lebih awal akan ada atau tidaknya infeksi virus 5. Dengan begitu, dapat terdeteksi dini perubahan tingkat seluler meliputi papillomatosis, akantosis, abnormalitas koilosistik serta kelainan nukleus

31

DAFTAR PUSTAKA

Text book: Kamus Kedokteran Dorlan. 1996. Ed. 26. EGC : Jakarta Siregar, R.S. Prof. Dr, Sp. KK (K). 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Ed. 2. EGC : Jakarta Infeksi Menular Seksual. 2005. Ed. 3. FKUI : Jakarta Price Wilson. Anatomi Fisiologi. EGC. Brunner & Suddarth. 1996. Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. EGC: Jakarta

Internet: http://stikesmbbaksos.blogspot.com/2010/04/kondiloma-akuminata.html http://medicastore.com/penyakit/245/Kutil_Genitalis_Kondiloma_Akuminata.html http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/anatomi-dan-fisiologi-sistem-reproduksiwanita-2/

32

You might also like