You are on page 1of 6

MANAJEMEN TERPADU BALTA SAKIT (MTBS)

KONSEP MTBS 1. Pengertian MTBS

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makanan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut (MTBS, Modul , 2004)

2. Sejarah MTBS

Di indonesia, MTBS sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1996 oleh departemen kesehatan yg bekerja sama dengan WHO. Layanan ini tidak hanya kuratifnya saja tapi sekaligus pelayan preventifdan promotifnya. Tujuan dari pelatihan ini yaiu dihasilkannya petugas kesehatan yang terampil menangani vbayi dan balita sakit dengan menggunakan tatalaksana MTBS sasaran utama pelatihan MTBS ini adalah perawatan dan bidan akan tetapi dokter puskesmaspun perlu terlatih MTBS agr dapat melakukan supervisi penerapan. MTBS di wilayah kerja puskesmas.

3. Strategi dan proses MTBS Strategi MTBS memiliki komponen khas yang menguntungkan, yaitu : a. Komponen I: meningkatkan keterampilan petugas dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah dilatih) b. Komponen II: memperbaiki sistem kesehatan (utamanya ditingkat kabupaten / kota ) c. Komponen III: memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan pemberdayaan keluarga dan masyarakat) Proses manajemen kasus disusun dalam beberapa langkah sebagai berikut: a. Menilai anak usia 2-5 bulan atau bayi muda usia 1 minggu smpai 2 bulan dan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik b. Membuat klasifikasi katagori untuk melaksanakan tindakan c. Mengobati dengan memberikan resep, cara meberi obat dan tindakan lain yang perlu dilakukan d. Memberikan konseling bagi ibu e. Memberi pelayan tindak lanjut Memilih bagan manajemen kasus harus tepat, yaitu setiap falitas kesehatan mempunyai prosedur peneriamaan rawat jalan, gawat darurat / tindakan , KB / KIA atau imunisasi yang setiap fasilitas kesehatan mempunyai prosedur pendaftaran pasien , jika belum ada tentukan dulu kelompok usia anak. kasus balita sakit (meningkatkan

4. Konseling dalam MTBS Konseling merupakan sebuah upaya pemberian bantuan dari seorang konselor kepada klien bantuan disini dalam pengertian sebagai upaya membantu orang lain agar ia mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. (Yusuf dan juntika Scos)

Pemberian konseling menjadi unggulan dan sekaligus pembeda dan alur pelayanan MTBS . materi meliputi keptuhan minum obat, cara minum obat, menasehati cara pemberian makanan sesuai umur, memberi nasehat cara pemberian makanan sesuai umur, memberi nasehat kapan kunjungan pulang atau kapan kembali segera. 5. Klasifikasi MTBS

a. Umur 1 hari-2 bulan 1) Penilaian tanda dan gejala Pada penilaian tanda dan gejala yang pertama kali dilkukan pda balita umur 1 hari sampai umur 2 bulan a) Pertama , menilaian adanya kejang b) Gejala atau tanda gangguan nafas seperti adanya henti nafas lebih dari 20 detik c) Adanya tanda dan gejala hipotermia seperti penurunan suhu tubuh d) Adanya tanda dan gejala kemungkinan infeksi bakteri seperti mengantuk e) Adanya tanda dan gejala ikterus f) Adanya tanda dan gejala saluran cerna seperti muntah segera setelah minum g) Adanya tanda dan gejala diare h) Adanya tanda dan gejala kemungkinan berat badan rendah dan maslah pemberian ASI

2) Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan Tingkat kegawatan dari keadaan bayi yang di dapat dari masing-masing tanda dan gejala sebagai berikut: a) Klasifikasi kejang apabila ditemukan tanda tremor yang disertai adanya penurunan kesadaran b) Klasifikasi hipotermia sedang apabila ditemukan suhu tubuh pada bayi sekitar 36-36,4 c serta tangan dan kaki teraba dingin c) Klasifikasi gagguan nafas apabila ditemukan adanya henti nafas <20 detik d) Klasifikasi kemungkinan infeksi bakteri e) Klasifikasi gangguan cerna f) Klasifikasi diare g) Klasifikasi BB rendah atau masalah pemberian ASI

b. Umur 2 5 tahun 1) Penilaian tanda dan gejala a) Keluhan batuk atau sukar bernafas b) Keluhan dan tanda adanya diare c) Tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umum d) Tanda masalah telinga e) Tanda status gizi seprti badan kelihatan bertambah kurus 2) Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatam a) Klasifikasi pneumonia b) Klasifikasi dehidrasi c) Klasifikasi diare persisten bila diare lebih dari 14 hari

d) Klasifikasi malaria e) Klasifikasi campak dan kompikasi berat f) Klasifikasi demam berdarah dengue g) Klasifikasi status gizi , gizi buruk dan anemia berat

6. Langkah-langkah MTBS

a. Pendaftaran bayi / balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayan MTBS b. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan c. Petugas melaksanakan anamnesia d. Petugas melakukan pemeriksaan e. Petugas menulis hasil anamnesis dan pemerikasaan serta mengklasifikasikan dan memberikan penyuluhan f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku panduan MTBS bila perlu di tunjukan ke ruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter

7. Penerapan MTBS Program MTBS perlu persiapan untuk menerapkan meliputi : a. Informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas b. Persiapan penilaian , obat-obatan da alat yang digunakan utuk pelayanan c. Persiapan pengadaan formulir d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelaynan e. Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Replubik Indonesi, 2008 , Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2007. Laporan nasial 2007 Departemen Kesehatan RI, 2008 . Modul MTBS revisi tahun 2008

You might also like