You are on page 1of 55

USULAN PENELITIAN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PROMOSI WISATA CIREBON THE GATE SECRET OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON

Disusun Oleh PRADINI ARUMSARI F1C006014

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PURWOKERTO 2010

A. JUDUL PENELITIAN Implementasi Manajemen Promosi Wisata Cirebon The Gate Secret Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon

B. LATAR BELAKANG MASALAH Sektor pariwisata diyakini merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan citra bangsa. Sebagaimana periode terakhir saat ini bangsa Indonesia telah dikenal secara negatif oleh negara-negara tetangga, maka melalui sektor ini diharapkan identitas sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya akan kembali lagi. Dengan demikian diharapkan citra buruk yang telah melekat pada bangsa ini lambat laun akan berkurang bahkan bisa hilang sama sekali. Tujuan yang tidak kalah penting dari pengembangan pariwisata menurut Dr James J. Spillane adalah peningkatan segi ekonomi, dengan adanya sektor ini pemasukan (income) akan bertambah, baik itu untuk negara berupa devisa khususnya maupun bagi masyarakat luas pada umumnya (J. Spillane, 1987: 83). Selain itu masih menurut Dr. James J. Spillane jenis-jenis pariwisata ada bermacam-macam yaitu, pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism), untuk rekreasi (recreation tourism), pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism), pariwisata untuk olahraga (sport tourism), pariwisata untuk urusan usaha dagang (business tourism), dan yang terakhir adalah pariwisata untuk konvensi (convention tourism) ( J. Spillane, 1987:29).

Pariwisata juga menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat antara lain sosial ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Selain itu industri pariwisata tidak hanya terkait pada atraksi wisata, tetapi juga terkait dengan industri lain, seperti perhotelan, restoran, angkutan (darat, laut, dan udara) dan produk-produk industri lainnya. Perkembangan pariwisata dewasa ini sangat pesat dan memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional. Untuk itu pembangunan pariwisata terus dipacu dan pemerintah mempunyai keyakinan bahwa pariwisata dapat menjadi sektor andalan menggantikan minyak dan gas bumi yang selama ini menjadi tumpuan pemerintah dalam menunjang penerimaan negara. Di samping itu pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks meliputi industri-industri seperti industri kerajinan tangan, industri

cinderamata, penginapan dan transportasi. Sebagai industri jasa yang digolongkan sebagai industri ketiga, pariwisata cukup berperan penting dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai kesempatan kerja, dengan alasan semakin mendesaknya tuntutan akan kesempatan kerja yang tetap sehubungan dengan selalu meningkatnya wisata di masa yang akan datang. Sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor unggulan bagi pemerintah Republik Indonesia dalam mendapatkan devisa negara. Didasari atas fenomena tersebut maka pemerintah Indonesia mencanangkan tahun 2008 sebagai tahun kunjungan Indonesia atau Visit Indonesia Year 2008 oleh Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata, Jero Wacik pada tanggal 26 Desember 2007 dan diharapkan dapat menjaring 7 juta turis asing dan menyumbang

devisa untuk negara dari pertukaran uang asing sebanyak 6,4 milyar dolar Amerika setahun. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata ke Indonesia khususnya ke Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencanangkan program Visit West Java 2008. Program ini dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Propinsi Jawa Barat dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pembangunan sektor pariwisata. Untuk menyukseskan program tersebut perlu diikuti dengan kesiapan dari seluruh daerah Provinsi Jawa Barat. Kesiapan tersebut dapat dilakukan dengan membangun dan mengembangkan potensi sumber daya yang ada di daerah. Kota Cirebon adalah salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Jawa Barat. Kota Cirebon adalah sebuah kota mandiri terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat, setelah ibukota Jawa barat, yakni Kota Bandung. Kota ini berada di pesisir Laut Jawa, di jalur pantura. Jalur Pantura Jakarta Cirebon - Semarang merupakan jalur terpadat di Indonesia. Kota Cirebon juga adalah kota terbesar keempat di wilayah Pantura setelah Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Karena letaknya yang sangat strategis yakni di persimpangan antara Jakarta, Bandung, dan Semarang, menjadikan kota Cirebon sangat cocok dan potensial untuk berinvestasi dalam segala bidang investasi seperti hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan baru, pendidikan. Sehingga Kota Cirebon merupakan pilihan yang sangat tepat untuk berinvestasi. Dengan didukung oleh kegiatan ekonomi yang baik dan terpadu menjadikan Kota Cirebon berkembang menjadi Kota Metropolitan ketiga di

Jawa Barat setelah metropolitan BoDeBeK( Bogor, Depok, Bekasi) yang merupakan hinterland / kota penyangga bagi ibukota Jakarta dan Metropolitan Bandung. Kota Cirebon merupakan pusat bisnis, Industri, dan jasa di wilayah Jawa Barat bagian timur dan utara. Dengan didukung oleh banyaknya orang - orang yang bekerja, beraktifitas dan menuntut ilmu di Kota Cirebon, sekitar kurang lebih 1 juta orang, Menjadikan kota Cirebon lebih hidup. Pembangunan di Kota Cirebon juga menggeliat dan menunjukkan respons positif, hal ini terbukti dengan banyaknya bangunan - bangunan besar dan tinggi yang berada di jalan - jalan utama kota Cirebon. Melihat kondisi demikian, maka Pemerintah Kota Cirebon dewasa ini sedang memacu pembangunan sektor pariwisata, hal ini terlihat dengan adanya upaya Pemerintah Daerah dalam melakukan pengembangan dalam sektor tersebut. Pengembangan Kota Cirebon dalam bidang pariwisata tidak dapat dipisahkan dengan potensi wisata yang ada di wilayah administrasi Kota Cirebon. Secara internal Kota Cirebon mempunyai objek wisata khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain: seperti Keraton Kesepuhan, Keraton Kanoman, dan Gua Sunyaragi. Keberadaan objek wisata ini tidak hanya menampilkan visualisasi belaka namun ditunjang dengan pelestarian tradisi dan budaya khas Cirebon, sehingga menimbulkan daya tarik yang kuat bagi para wisatawan.

Statistik Pariwisata di Kota Cirebon Tahun 2003 Objek Pariwisata Luas (Ha) (1) (2) Taman Ade Irma 2 Kraton Kesepuhan 12 Kraton Kanoman 5 Gua Sunyaragi 2,5 Sumber: BPS Kota Cirebon Tahun 2003 Tenaga Kerja (3) 35 38 15 11 Pengunjung (4) 70.421 43.258 2.666 7.764

Berdasarkan pada program pemerintah pusat dan provinsi yang mencanangkan program pembangunan pada sektor pariwisata, Kota Cirebon yang secara geografis berada dibawah naungan pemerintah provinsi Jawa Barat ikut serta pula di dalam mengembangkan wilayahnya pada sektor pariwisata. Selain karena hal tersebut, alasan pemerintah daerah Kota Cirebon ingin lebih mengembangkan potensi pariwisata di daerahnya adalah karena hampir sebagian besar wisatawan hanya mengetahui tempat atau objek wisata yang terdapat di Kabupaten Kuningan sebagai bagian dari wilayah tiga Cirebon. Padahal masih banyak sekali tempat atau objek wisata yang dapat menjadi salah satu tujuan wisatawan untuk datang ke Kota Cirebon. Dari halhal tersebut maka pemerintah daerah Kota Cirebon melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon mencanangkan sebuah program promosi wisata melalui peluncuran sebuah branding pariwisata bagi Kota Cirebon, yaitu Cirebon The Gate Secret. Branding pariwisata Kota Cirebon ini baru saja dilaunching pada 18 April 2010 dengan tujuan agar para wisatawan berminat untuk datang dan menetapkan Kota Cirebon sebagai

salah satu kota tujuan wisata bagi para pelancong, baik dalam negeri maupun luar negeri. Branding pariwisata Cirebon The Gate Secret tersebut merupakan salah satu cara promosi pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon. Promosi dan komunikasi pemasaran sering dianggap sama oleh sebagian besar orang, akan tetapi sebenarnya mempunyai arti yang berbeda. Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua-arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Sedangkan promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah dan hanya dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu (Swastha, 1999:234). Jadi promosi pariwisata merupakan kampanye atau propaganda kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program yang teratur dan kontinyu (Pendit, 1994:37). Proses yang tidak kalah penting dari sebuah program promosi wisata yaitu manajemen. Manajemen disini memiliki peran penting didalam menjalankan sebuah program. Sebuah program akan berjalan dengan lancar atau tidak, semuanya bergantung pada proses manajemen yang dijalankan. Terdapat banyak pengertian manajemen menurut para ahli, salah satunya yaitu menurut Malayu (1987:3) manajemen merupakan ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.

Cirebon The Gate Secret merupakan sebuah branding pariwisata milik Kota Cirebon yang baru saja dilaunching pada April lalu. Berbeda dengan branding pariwisata yang dimiliki oleh kota-kota lain seperti Jakarta, Palembang dan Yogyakarta. Program promosi wisata yang dimiliki oleh Kota Cirebon terbilang masih sangat baru sekali. Pertama dilihat dari kesiapan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon sebagai instansi yang mengusrusi masalah promosi wisata ini, masih adanya buku panduan, brosur atau website tentang branding pariwisata ini. Sehingga banyak dari masyarakat Kota Cirebon sendiri yang belum mengetahui adanya branding pariwisata ini. Sehingga diperlukan kesiapan-kesiapan yang matang, oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik dalam mempromosikan branding pariwisata ini. Dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, dan

pelaksanaanya. Pelaksanaan Fungsi-fungsi manajemen apabila dijalankan dengan baik maka akan membantu proses dalam promosi wisata Kota Cirebon itu yang terbilang masih sangat baru apabila dibandingkan dengan kota-kota besar yang telah terlebih dahulu memilki branding pariwisata sebagai salah satu bentuk promosi dalam bidang pariwisata. Oleh karena hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti implementasi dari fungsifungsi manajemen dalam menjalankan promosi wisata melalui branding pariwisata Cirebon The Gate Secret. Sehingga nantinya dapat diketahui tujuan serta program-program apa saja yang ditawarkan dalam Cirebon The Gate Secret ini. Dan apakah didalam proses perencanaan sampai tahap pelaksanaannya terdapat hambatan-hambatan atau kesulitan di dalam promosi

wisata ini. Akan tetapi terdapat pembatasan dari fungsi manajmen promosi wisata ini yang akan menjadi fokus penelitian, yaitu hanya pada tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan dari promosi wisata di kota Cirebon.

C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi perumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana implementasi fungsi manajemen promosi wisata oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon dalam program Cirebon The Gate Secret.

D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini tidak lain bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana implementasi fungsi manajemen dalam kegiatan promosi wisata Cirebon The Gate Secret yang mencakup tahap perencanaan dan pelaksanaan. 2. Mengetahui strategi promosi wisata apa saja yang digunakan pada program promosi wisata Cirebon The Gate Secret sehingga dapat diketahui oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan msayarakat kota Cirebon pada khususnya. 3. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon dalam promosi wisata Cirebon The Gate Secret.

E. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat yang yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan bagi ilmu-ilmu sosial, khususnya Ilmu Komunikasi, yaitu pada tataran Komunikasi Pemasaran. 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta bermanfaat untuk menguji kemampuan peneliti berkaitan dengan penelitian. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon, maupun memberikan informasi bagi masyarakat luas serta institusiinstitusi yang berkepentingan dengan kajian penelitian.

F. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya mengenai promosi wisata, manajemen pengembangan pariwisata dan strategi komunikasi promosi wisata. Adapun beberapa penelitian yang menjadi acuan adalah sebagai berikut: a. Penelitian pada tahun 2003 yang berjudul Strategi Komunikasi Dalam Promosi Pariwisata (Studi deskriptif tentang strategi komunikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas dalam promosi

pariwisata) oleh Tentrem Saraswati, Fisip-UNSOED. Dalam penelitiannya

ini peneliti bermaksud meneliti tentang strategi komunikasi yang digunakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas dalam promosi pariwisatanya sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Banyumas ini. Dari sini juga peneliti ingin melihat strategi komunikasi apa saja yang telah digunakan sebelumnya melihat begitu luas wilayah Kabupaten Banyumas ini dan juga banyaknya tempat wisata yang berada di dalam lingkup Kabupaten Banyumas ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan pengamatan tanpa peran serta yang terbuka. Sedangkan analisis data menggunakan model interaktif dan untuk menjamin data menggunakan triangulasi sumber. b. Penelitian tahun 2008 yang berjudul Manajemen Pengembangan Pariwisata (Studi tentang perencanaan pengembangan pariwisata di Kabupaten Purworejo) oleh Andy Asmara. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti manajemen pengembangan pariwisata di Kabupaten Purworejo. Akan tetapi disini terdapat pembatasan masalah hanya sampai pada tahap perencanaan pengembangan pariwisatanya saja. Dalam penelitiannya ini peneliti ingin meneliti tentang perencanaan apa saja yang akan dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo dalam rangka mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Purworejo. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis deskriptif dengan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling.

Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, obesrvasi dan dokumentasi. c. Penelitian R. Satria Setyanugraha tahun 2008 yang berjudul Promosi Wisata Kabupaten Banyumas (Studi deskriptif kualitatif tentang upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas dalam promosi wisata periode tahun 2007/2008). Penelitian ini hampir sama dengan tema-tema penelitian sebelumnya akan tetapi penelitian ini lebih menekankan pada upaya-upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas dalam mempromosikan daerah wisata yang ada di Kabupaten Banyumas pada periode tahun 2007 s.d 2008. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. d. Penelitian oleh Yuliarti Dian Paniawati tahun 2008 yang berjudul Strategi Pengembangan Pariwisata Pada Objek Wisata Benteng Pendem Kabupaten Cilacap. Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Andi Asmara tentang manajemen pengembangan pariwisata, penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti ini juga meneliti tentang pengembangan pariwisata. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi Asmara adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti ini lebih fokus kepada strategi pengembangan yang dilakukan pada objek wisata Benteng Pendem oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling.

G. KERANGKA KONSEP G.1 Pariwisata Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir abad ke 17. Tahun 1972 Maurice menerbitkan buku petunjuk The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise . Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil ( Grand Tour dan Perit Tour). Pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta , terdiri dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata . Pari berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling. Terdapat pula beberapa pengertian tentang pariwisata yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan berdasarkan undang-undang: a) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan. b) Nyoman S. Pendit (1999:33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berkut : Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang

telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. c) Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. d) Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.). Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian antara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Jadi definisi pariwisata secara luas adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, ' bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok dan tidak untuk mencari keuntungan, sebagai usaha mencari keseimbangan, atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dan dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. e) Robert McIntosh dan Shashikant Gupta (dalam Pendit, 1999:37). Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya. f) Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu ( Burkart dan Medik ,1987). 1. Ada beberapa jenis-jenis pariwisata antara lain : Wisata Budaya Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini

disatukan dengan kesempatankesempatan mengambil bagian dalam kegiatankegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebihlebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihatlihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan daerahdaerah atau negaranegara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulaupulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulaupulau kecil sekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta. 3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usahausaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undangundang. Wisata cagar alam ini banyak

dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuhtumbuhan yang jarang terdapat di tempattempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya 4. Wisata Konvensi Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidangsidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badanbadan nasional maupun internasional untuk mengadakan

persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan programprogram atraksi yang menggiurkan 5. Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyekproyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihatlihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayurmayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6. Wisata Berburu Jenis ini banyak dilakukan di negerinegeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerahdaerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia,

pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan. 7. Wisata Ziarah Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempattempat suci, ke makammakam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orangorang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orangorang Islam ke tanah suci, orangorang Budha ke tempattempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempattempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umatumat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktuwaktu tertentu dengan

fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempattempat tersebut di atas. 8. Wisata Olah Raga ( Sports Tourism )

Jenis ini dibagi dalam dua kategori : 1. Big Sports Event Adalah peristiwa peristiwa olah raga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan Sepak bola dunia dan lain lain yang menarik tidak hanya bagi olahragawannya, tapi juga bagi penonton dan

pendukungnya. 2. Sporting Tourism of The Practitioners Adalah pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkannya sendiri, seperti mendaki gunung, memancing, berburu dan lain sebagainya. (Yoety A, 1979:33-34). Bentuk bentuk Pariwisata atau Pengelompokan pariwisata menurut bentuknya berdasarkan pada lama kunjungan dan efek ekonomi dari pariwisata yang diperinci sebagai berikut : 1. Pariwisata Perorangan ( individual) dan kolektif ( organized)

Yang dimaksud dengan pariwisata perorangan (individual) adalah dimana seorang wisatawan atau satu group wisatawan yang dalam melakukan perjalanan dengan cara mengatur sendiri. Mereka mengatur tentang programnya, menentukan tujuan, dan mengatur kebutuhan-kebutuhan selama perjalanan.

Sedangkan yang dimaksud dengan dengan pariwisata yang diorganisir ( organized tourism) adalah para wisata dimana cara pengaturan perjalanannya , baik program maupun penentuan waktunya dilaksanakan oleh travel agent atau tour operator. 2. Pariwisata jangka pendek dan jangka panjang

Yang dimaksud dengan pariwisata jangka pendek dimana lama perjalanannya diantara satu minggu sampai sepuluh hari. Penelitian ilmiah terhadap pariwisata pertamakali dilakukan pada permulaan abad XX. Setelah Perang Dunia II, perkembangan pariwisata makin pesat dan mantap. Dengan demikian, pariwisata menjadi salah satu dari kegiatan masa kini yang paling khas dengan konsekuensi social, politis, ekonomis, dan hukum yang cukup besar (J. Spillane,1994:27). Menurut James J. Spillane, penelitian tentang pariwisata secara kronologis dapat digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu: a. Pendekatan Advocacy ini mendukung pariwisata dengan tekanannya pada

Pendekatan

keuntungan ekonomis, pendekatan Advocacy mencapai puncaknya pada tahun 1960-an. b. Pendekatan Cautionary

Pendekatan kedua ini muncul pada tahun 1970-an. Sebaliknya pendekatan ini memandang bahwa pariwisata dapat mengakibatkan banyak kerugian (disbenefits) dalam aspek sosio-ekonomi. c. Pendekatan Adaptancy

Menyebutkan bahwa pengaruh negative pariwisata dapat dikontrol dengan mencari bentuk lain perkembangan pariwisata yang selama ini sudah dikenal secara umum atau dengan menyesuaikannya dengan

Negara/daerah tujuan wisata. d. Pendekatan Developmental

Menganggap bahwa pariwisata dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat tuan rumah dan peka akan selera masyarakat tuan rumah tersebut. G.2 Manajemen Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai suatu tujuan dari suatu organisasi. Dalam hal ini adalah pariwisata, salah satu aspek yang sangat penting dalam pariwisata adalah manajemen. Apabila manajemen yang dijalankan dalam suatu program pariwisata berjalan dengan baik, maka bisa dipastikan suatu program yang sedang dijalankan akan berjalan sesuai dengan keinginan. Mengingat manajemen sangat penting bagi pariwisata, maka disini akan dijelaskan terlebih dahulu pemahaman tentang manajemen secara umum maupun secara khusus. Istilah manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti mengendalikan, terutamanya mengendalikan kuda yang berasal dari bahasa latin manus yang berati tangan. Kata ini mendapat pengaruh dari

bahasa Perancis mange yang berarti kepemilikan kuda (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Dan selain itu terdapat beberapa definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah: a. Menurut George R. Terry dalam Malayu (1984:3) dalam bukunya Principles of Management (Homewood Illinois, Sixth edition, Richard Irwin , Inc., 1972): Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya. b. Pengertian manajemen menurut Drs. M. Manullang (1996:15), manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c. Manajemen menurut Patterson dan E.G. Plowman dalam Malayu (1984:3) Business Organization and Management (fifth edition,Homewood) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan. d. Sedangkan manajemen menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (1984:3) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. e. Manajemen menurut Harold Koontz dan Cyril ODonnel dalam Malayu (1984:3) adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, dan pengendalian. Selain itu manajemen juga memiliki beberapa fungsi dan juga pengertiannya. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, mengordinasi, dan mengendalikan atau pengawasan. Dan berikut adalah fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen: 1. Perencanaan (planning) Adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. 2. Pengorganisasian (organizing) Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,

bagaimana

tugas-tugas

tersebut

dikelompokkan,

siapa

yang

bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. 3. Penyusunan (Staffing) Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas member daya guna maksimal kepada organisasi. Dalam hal ini organizing dan staffing merupakan dua fungsi yang sangat erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orangorang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam organisasi tersebut. 4. Pengordinasian (Coordinating) Coordinating merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,

percekcokan, kekosongan, kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan member instruksi, perintah, mengadakan, pertemuan, untuk

memberikan penjelasan, bimbingan atau nasehat dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran. 5. Pengawasan(Controlling) Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskansemula(Manulang,1996:18-20). G.2.1 Manajemen Pariwisata Manajemen pariwisata adalah cara mengelola suatu pariwisata yang bisa menghasilkan suatu nilai ekonomis atau keuntungan untuk masyarakat disekitarnya dan pemerintah. Dalam mengembangkan pariwisata di suatu tempat atau daerah sangat dibutuhkan suatu manajemen pariwisata yang baik agar pariwisata di daerah menjadi maju dan bisa menghasilkan manfaat untuk masyarakat sekitar ataupun pemerintah. Oleh karena itu suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu : a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk berkunjung di obyek tersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk tinggal di sana. c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh (Yoeti, 1985:164). Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata (1985:181), mengatakan : Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam. Prasarana kepariwisataan tersebut antara lain : a. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal. b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

c. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi, kantor pos d. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit. e. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi wisata. f. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata. g. Pom bensin. Selain sarana dan prasarana untuk meningkatkan kemajuan sebuah objek wisata dibutuhkan suatu pelayanan informasi yang serba cepat efisien, dan efektif mengenai tujuan wisata beserta obyek-obyek yang menarik yang ada untuk memudahkan wisatawan yang berkunujung . Secara umum teknologi informasi akan sangat bermanfaat dalam penyajian informasi yang cepat, mudah dan akurat yang sangat dibutuhkan oleh wisatawan. Salah satu dari sekian banyak teknologi informasi yang bermanfaat bagi wisatawan dan dapat diakses dengan mudah dari manapun adalah internet. Internet menghubungkan sejumlah komputer menjadi suatu jaringan komputer. Hubungan antara komputer ini dapat melalui jaringan telepon biasa, atau jaringan digital khusus, sehingga dengan keberadaan jaringan telepon yang dapat menghubungkan lokasi-lokasi yang berbeda seberapapun jauhnya, maka dengan komputer yang tersambung ke jaringan komputer kita dapat mengakses data dari lokasi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek

yang berjauhan. Dengan keberadaan internet, pengguna dapat meminta informasi pariwisata untuk suatu daerah dengan hanya mengetikkan nama lokasi alamat internet. Selain sebagai media penyedia informasi internet juga dapat memudahkan wisatan untuk berinteraksi dengan operator pariwisata yang dikehendakinya. Antara lain untuk kepentingan pemesanan kamar hotel, tiket perjalanan, tiket pertunjukan dan mengakses segala kebutuhan informasi pariwisata lainnya sehingga sangat memudahkan dan

menghemat biaya serta menghemat waktu karena tidak perlu pergi sendiri ke tempat penjualannya. Walaupun demikian, sampai saat ini operator pariwisata yang telah memanfaatkan internet untuk melayani

pelanggannya masih sangat sedikit. G.3 Komunikasi Pemasaran dan Promosi Sebelum mempelajari promosi secara lebih dalam, terlebih dahulu akan dibahas tentang komunikasi pemasaran. Kedua istilah ini meski sering dianggap sama, sebenarnya memiliki arti atau definisi yang berbeda. Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran (Swastha,1999:234). Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran. Akan tetapi perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pelanggan potensial, pemasok, pengecer, pihak-pihak yang memiliki kepentingan

pada perusahaan tersebut dan masyarakat umum. Setiap perusahaaan tidak dapat menghindari perannya sebagai komunikator sekaligus promoter. Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaannya tidak hanya seputar apakah akan melakukan komunikasi atau tidak, akan tetapi lebih pada apa yang akan dikomunikasikan kepada siapa dan seberapa sering (Kotler, 1998:205). Lebih lanjut lagi, komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk dipasar, yang secara umum sering disebut sebagai bauran promosi (promotion mix). Disebut bauran promosi karena biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk (Sutisna,2001:267). Sedangkan promosi bertujuan untuk merubah tingkah laku dan pendapat serta memperkuat tingkah laku calon pembeli. Dan sebagai dasar pengembangan kegiatan promosi adalah komunikasi. Promosi yang dikaitkan dengan industri pariwisata dalam bahasa Inggris disebut dengan berbagai istilah, tergantung pada jenis kegiatan promosi yang

diselenggarakan seperti : exhibition, expo atau exposition, industrial show, trade fair, trade show, professional/scientific exhibition. Dan disini terdapat pendapat dari beberapa ahli tentang promosi, diantaranya adalah: Menurut Stanton, promosi merupakan perencanaan dan manajemen suatu sub sistem pemasaran dengan tujuan memberikan informasi dan

menghimbau pelanggan sekarang dan yang mungkin dapat menjadi pelanggan (Stanton, 1993:135) Sedangkan promosi menurut Swastha merupakan arus informasi atau persuasi atau arah yang hanya dilakukan oleh satu organisasi atau individu tertentu yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak (Swastha, 1999:234). Promosi adalah komunikasi persuasif, mengajak, mendesak, membujuk serta meyakinkan. Ciri komunikasi yang persuasif adalah komunikator secara terencana mengatur berita dan cara penyampainnya untuk mendapatkan akibat tertentu dalam sikap dan tingkah laku si

penerima (Mursid, 1990:95) Berdasarkan pada beberapa definisi promosi diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan dalam pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan suatu produk dan jasa dengan cara mengkomunikasikan suatu produk atau jasa kepada khalayak dengan tujuan mempersuasif mereka sehingga dapat tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan. G.3.1 Fungsi dan Tujuan Promosi Sebelum membahas tentang fungsi dan tujuan promosi, akan dibahas terlebih dahulu tentang tujuan dasar dari promosi. Tujuan dasar dari promosi adalah menyebarluaskan informasi guna memberitahukan pelanggan potensial. Pendekatan yang baik adalah menetapkan tujuan promosi dan kemudian memperkirakan biaya yang diperlukan. Dana ini

dan kegiatan promosi harus dikoordinasikan menjadi kampanye promosi, didasarkan atas tema tunggal dan direncanakan untuk mencapai tujua promosi (Stanton, 1993:40). Sementara Wahab menyatakan bahwa tujuan umum promosi harus dibedakan dari tujuan pemasaran pada umunya, biasanya berupa sasaran penjualan yang harus dicapai. Karena itu tujuan promosi yang harus diungkapkan dalam bentuk angka-angka yang berasal dari penjualan. Misalnya: porsi pasar atau jumlah kedatangan wisatawan dan jumlah malam menginap wisatawan (Wahab, 1996:294) Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono, 2002:222) mengklasifikasikan tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut: 1. Menumbuhkan (category need). 2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada konsumen (brand awareness). 3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude). 4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase intention). 5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase facilitation). 6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning) Dalam menetukan suatu tujuan harus juga dapat persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan

mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) b) c) d) e)

Sasaran khalayak, jenis dan ukurannya Hasil-hasil komunikasi yang ingin dicapai Tanggapan masyarakat terhadap media dan isi pesan iklan tertentu Penetapan isi pesan iklan Media yang akan digunakan Tujuan-tujuan khusus dalam upaya promosi, seperti periklanan, promosi perjalanan dan kehumasan. Harus meliputi unsure-unsur utama sebagai berikut :

a)

Sasaran Sasaran adalah semua orang / lembaga yang perlu diketahui berdasarkan daerha masing-masing, sektor-sektornya, perilakunya dan yang ingin dicapai melalui bermacam-macam komunikasi.

b)

Isi pesan iklan Isi pesan iklan harus menciptakan/ membangkitkan kesadaran mengenai negara tujuan wisata atau sesuatu produk wisatanya, menghilangkan citra negatif dan menciptakan citra yang positif, memperkuat motivasi yang ada, meningkatkan kemauan untuk berkunjung dan menambah kemampuan para pengusaha penjual perantara dalam kegiatan penjualan produk wisata.

c)

Tujuan Merupakan semua hasil yang didinginkan untuk dicapai melalui semua upaya promosi terutama dengan cara meningkatkan permintaan penjualan produk-produk wisata Negara/ daerah yang

akan dikunjungi Tujuan-tujuan ini harus diungkapkan dalam bentuk angka-angka yang rinci. Bentuk-bentuk tersebut bisa meliputi angkaangka mengenai jumlah liputan atau jumlah sasaran komunikasi. Adapun peningkatan penjialan produk wisata tersebut harus diawali dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memperkenalkan produk wisata seluas mungkin 2) Menyusun produk itu agar sedapat mungkin menarik 3) Menyampaikan isi pesan yang menarik tanpa harus berbohong (Wahab, 1996:294-295). Selain terdapat beberapa tujuan dasar dari promosi, menurut Terence A. Shimp (2000:7) Promosi memiliki lima fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Informing (Memberikan Informasi) Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya, dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada. 2. Persuading (Membujuk) Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan.

Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer, yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan sekunder, permingtaan bagi merek perusahaan yang spesifik. 3. Reminding (Mengingatkan) Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan. 4. Adding Value (Menambah nilai) Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi,

penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai tambah tersebut benar-benar independen. Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing. 5. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan) Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan

produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel. G.3.2 Jenis-jenis Promosi Didalam mempromosikan suatu produk barang atau jasa, diperlukan kebijakan-kebijakan yang tepat dalam memilih alat promosi yang akan dipergunakan demi tercapainya tujuan promosi yang akan dilakukan. Untuk dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat maka perlu kita ketahui macam-macam alat promosi yang lazim dipergunakan dalam kegiatan promosi. Menurut Yoeti Secara garis besar alat promosi ( Promotion Instrumental) dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu antara lain: a. Advertaising / Iklan Iklan adalah penyampaian informasi tentang suatu produk, lengkap dengan informasi dan bentuknya, kegunaannya, sekaligus harga dari produk tersebut. b. Sales Support Sales support adalah kegiatan mengadakan kontak langsung atau mebujuk konsumen dengan memberikan semua bentuk promosi

material yang direncanakan untuk disampaikan kepada umum sehingga konsumen tertarik kepada produk yang ditawarkan. Adapun macammacam bentuk sales support dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu: 1) Brosur Brosur adalah bentuk publikasi cetakan dengan menggunakan kertas yang relative baik, lay outnya menarik berisi segala potensi yang hendak dipromosikan. 2) Prospectus Merupakan selebaran yang di design menarik didalamnya dicantumkan macam-macam hotel, lengkap dengan fasilitas, alamat, menu makanan, guide, taksi beserta tarifnya. 3) Direct mail material Surat penawaran yang dikirimkan kepada wisatawan potensial dengan menggunakan brosur, leaflet dan lain-lain. 4) Folder Folder adalah cetakan yang terdiri dari beberapa lipatan, tiap halaman lipatan mencantumkan gambar-gambar hotel, type kamar, fasilitas, entertainment dan tarifnya 5) Leaflet Berupa selebaran yang macam-macam informasi serba ringkas tentang obyek yang dipromosikan. 6) Booklet

Bentuk sales support ini seperti buku, isinya lebih lengkap dan biasanya ada tambahan pesan-pesan yang berisi promosi dari para sponsor. 7) Guide Book Bentuk promosi ini bersifat lebih luas dan lengkap, disamping berisi informasi yang berkaitan dengan unit-unit usaha

kepariwisataan juga member ulasan atau cerita secara ringkas tentang tourism destination serta ungkapan-ungkapan bahasa setempat atau sapaan yang biasa dipergunakan didaerah dimana obyek tersebut berada. 8) Display Promosi yang ditonjolkan secara memanjang dikantor, airlines, tour travel dan lain-lain. Display ini sendiri masih dibeda-bedakan dalam berbagai jenis, dan dibagi menjadi tiga jenis yaitu: window display, interior display dan exterior display. c. Public Relation Public relation adalah kegiatan promosi dengan menggunakan fungsi dari suatu unit atau bagian dari suatu organisasi atau perusahaan yang tugasnya member informasi yang diperlukan masyarakat, agar ada kesan baik dan menjaga hubungan dengan pihak luar dengan perusahaan yang bersangkutan. Cara promosi ini biasanya dilakukan dengan cara: 1) Proses press release

2) Proses conference 3) Pembuatan film dokumenter mengenai perjalanan ke suatu tempat tujuan wisata yang baru atau tempat istirahat yang baru. G.4. Cirebon The Gate Secret G.4.1. Sekilas tentang Kota Cirebon Kota Cirebon terletak pada bentangan 066977 - 067756 LS dan 1085255 -1085892 BT, dengan posisi strategis berada pada jalur pantai utara (pantura) Jawa Barat paling Timur. Sebagai daerah dataran rendah yang berbatasan dengan pegunungan, kota Cirebon memiliki ketinggian bervariasi antara 0-200 m dari permukaan laut, dengan kelembaban 2.260 mm/tahun. Selain dari sisi geografis Cirebon merupakan salah satu kota yang memiliki wisata sejarah. Karena di kota Cirebon terdapat beberapa keratin yang memang memiliki nilai sejarah yang tinggi, selain kerato terdapat juga situs-situs sejarah lainnya seperti Tamansari Goa Sunyaragi. Bukan hanya memiliki wisata sejarah saja, Cirebon juga terkenal dengan wisata kulinernya, banyak makanan khas yang dimiliki oleh kota Cirebon diantaranya adalah nasi lengko, nasi jamblang, terasi, krupuk melarat dan masih banyak lagi. Tidak hanya wisata sejarah dan kuliner Cirebon juga memiliki kesenian khas yaitu Tarling dan Tari Topeng Cirebonan. G.4.2. Cirebon The Gate Secret Seperti telah disebutkan dilatar belakang diatas, diadakannya branding pariwisata Visit Indonesia dan Visit West Java oleh pemerintah

pusat dan pemerintah daerah. Mengharuskan juga daerah otonomi yang berada di bawah naungan pemerintah Jawa Barat membuat sebuah branding pariwisata dalam rangka memperkenalkan keunikan dan kekhasan daerah masing-masing sehingga nantinya diharapkan pariwisata di Indonesia dapat menggeliat kembali. Salah satu daerah di Jawa Barat yang juga membuat sebuah branding pariwisata adalah Kota Cirebon. Daerah yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini melaunching sebuah branding pariwisata dengan nama, Cirebon The Gate Secret. Cirebon the gate secret merupakan sebuah branding pariwisata yang dimiliki oleh Kota Cirebon. Branding pariwisata ini baru saja di launching dan diresmikan oleh Walikota Cirebon Subardi, pada hari Minggu tanggal 18 April 2010. Dan dengan adanya program itu, diharapkan dapat memperkenalkan makna kebudayaan Cirebon yang selama ini belum terungkap. Launching branding pariwisata Kota Cirebon ini bertujuan juga untuk menarik minat wisatawan yang penasaran akan kebudayaan dan kekhasan yang dimiliki oleh Kota Cirebon. Seperti Azan Pitu (azan tujuh) saat shalat Jumat di Masjid Sang Cipta Rasa Keraton Kasepuhan atau alasan mangkuk China menempel menghiasi sekeliling tembok keraton sebagian orang belum mengetahui makna-makna yang terkandung dalam budaya tersebut. Sehingga hal ini diharapkan akan membuat masyarakat di luar sana menjadi penasaran dan ingin mengetahuinya dengan langsung datang ke Cirebon

Seperti kota tujuan wisata yang lain,Kota Cirebon juga memiliki banyak alternatif tempat untuk disinggahi. Dimulai dari keraton yang masih ada di Cirebon sampai sekarang, wisata ziarah, wisata kuliner, wisata bahari, wisata kesenian dan kebudayaan Cirebon sampai dengan berbagai tempat hiburan modern yang terdapat di Kota Cirebon. Oleh karenanya pemerintah Kota Cirebon melaunching branding pariwisata Kota Cirebon dengan nama Cirebon The Gate Secret, karena masih banyak sekali hal-hal menarik yang dapat dieksplor di Kota Cirebon.

H. KERANGKA PIKIR

Program Pemerintah Pusat Visit Indonesia 2008

Program Pemerintah Provinsi Visit West Java 2008

Promosi Wisata Kota Cirebon

Branding Pariwisata Cirebon The Gate Secret

Implementasi manajemen Branding Pariwisata Cirebon The Gate Secret

Perencanaan (Planning)

Pelaksanaan(Or ganizing)

Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah berawal dari suatu program pariwisata yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat pada tanggal 26 Desember 2007oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. Program pariwisata Indonesia ini kemudian dikenal dengan nama Visit Indonesia Year 2008 yang masih berlanjut sampai saat ini yaitu Visit Indonesia Year 2010. Kemudian hal tersebut juga diikuti oleh provinsiprovinsi yang terdapat di Indonesia, pemerintah provinsi yang juga tidak kalah gencarnya dalam mempromosikan branding pariwisata mereka masing-masing. Seperti provinsi Jawa Barat yang memiliki nama Visit West Java untuk branding pariwisatanya. Dan selanjutnya program promosi pariwisata tersebut diikuti juga oleh hampir sebagian besar daerah-daerah yang ada di Indonesia. Sebagai wujud kepedulian untuk memajukan pariwisata di Indonesia yang memang memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Untuk itu Kota Cirebon sebagai daerah yang bernaung dalam provinsi Jawa Barat, turut serta juga dalam meningkatkan potensi pariwisata yang terdapat di daerah. Apalagi masih banyak sekali masyarakat yang belum atau kurang mengetahui keunikan yang ada di Kota Cirebon. Sehingga pemerintah daerah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon sepakat melaunching sebuah branding

pariwisata yang diberi nama Cirebon The Gate Secret.. Akan tetapi karena kendala kurangnya sosialisasi program promosi wisata ini, maka banyak masyarakat yang belum mengetahui maksud dan tujuan dari adanya program pariwisata tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin sekali meneliti tentang bagaimana implementasi fungsi manajemen dari sebuah program promosi pariwisata yang dijalankan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon. Akan tetapi fungsi manajemen yang akan diteliti hanya dimulai dari perencanaan dan sampai tahap pelaksanaannya saja, hal ini dikarenakan program promosi wisata ini masih terbilang baru. Sehingga nantinya dapat diketahui program apa saja yang akan menjadi tujuan dari branding pariwisata ini dan kendala serta hambatan apa saja yang terdapat dalam promosi wisata ini

I. METODOLOGI PENELITIAN I.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif ini merupakan metode peneltian yang mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis data dalam rangka memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi pada masa kini (Effendy, 1989:93) Menurut Singarimbun dalam metode penelitian deskriptif, peneliti mencoba menggali fakta mengenai kenyataan dari fenomena sosial yang ditemui dilapangan. Peneliti berusaha mengembangkan konsep dan

menghimpun

fakta

tetapi

tidak

melakukan

pengujian

hipotesis

(Singarimbun, 1989: 4). Apabila dilihat dari sudut metode uraiannya, metode penelitian deskriptif memiliki kekuatan atau keunggulan didasarkan pada anggapan bahwa dengan metode ini dapat: a) Mengumpulkan data yang bernilai statistik. b) Melukiskan keadaan suatu obyek pada suatu saat tertentu. c) Mengidentifikasi data yang menunjukkan gejala-gejala dari suatu peristiwa. d) Menemukan data yang menunjukkan appearance dari suatu realitas. e) Mengumpulkan data yang dapat menunjukkan realisasi suatu gagasan/ide atau peraturan. (Mukhtar dan E. Widodo, 2000:19). I.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kota Cirebon. I.3. Sasaran Penelitian Sasaran dalam penelitian ini adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan promosi pariwisata Kota Cirebon ini melalui branding pariwisata Cirebon The Gate Secret, khususnya pegawai pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon yang berada pada bidang pariwisata dan pemasaran. Selain itu juga sasaran penelitian ini akan melibatkan Jaka dan Rara Kota Cirebon selaku duta wisata Kota Cirebon, yang secara langsung berperan sebagai pihak yang terjun langsung dalam mempromosikan pariwisata di Kota Cirebon.

Adapun kriteria informan yang akan dipilih oleh peneliti adalah: 1) Merupakan pihak yang terkait dalam proses pembuatan

branding pariwisata Cirebon The Gate Secret. 2) Terlibat secara langsung pada tahap perencanaan dan pelaksananaan promosi wisata Kota Cirebon. 3) Terlibat secara langsung dalam mempromosikan branding pariwisata Cirebon The Gate Secret. I.4. Jenis Data Penelitian Jenis data penelitian ini adalah data kualiatif deskriptif yang mampu mendeskripsikan suatu proses. Data kualitatif umumnya adalah data yang berupa nonangka seperti: kalimat-kalimat atau catatan foto, rekaman suara dan gambar. Data biasanya bersifat fleksibel, sehingga data kuantitatif dapat pula diinterpretasikan secara kualitatif (Mukhtar dan E. Widodo, 2000:116). Adapun sumber data yang digunakan adalah: a. Data Primer Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer atau sumber pertama di lapangan (Bungin, 2001:128). Dalam penelitian ini data yang diambil secara langsung dari peneliti kepada sumbernya tanpa perantara. Sumber data dapat berupa benda, situs atau manusia (Mukhtar dan E. Widodo, 2000:117). b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Merupakan data pendukung yang diperoleh peneliti berupa artikel, literature, atau hasil kajian pustaka yang terkait dengan penelitian ini (Bungin, 2001:128). I.5. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber dari dokumen yang ada dapat berupa surat, memorandum, agenda, laporan-laporan, peristiwa tertulis, catatan-catatan atau laporan-laporan, berita-berita di surat kabar, internet dan artikel yang relevan. b. Wawancara mendalam (In-depth interview) Wawancara mendalam (In-depth interview) merupakan proses menggali informasi secara mendalam melalui percakapan langsung yang diarahkan pada masalah tertentu, sebelumnya pertanyaan tidak ditentukan secara baku. Melalui wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami seseorang atau subjek penelitian tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian dan apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan waktu lampau, waktu sekarang dan juga masa mendatang (Faisal, 1998: 6162). c. Observasi

Yakni pengamatan yang dilakukan menggunakan indra penglihatan tanpa menggunakan pertanyaan-pertanyaan, metode ini dilakukan dengan cara melakukan analisis dan memahami berbagai gejala yang berkaitan dengan objek penelitian melalui pengamatan-pengamatan kondisi-kondisi nyata yang terjadi di lapangan. I.6. Validitas Data Untuk menguji validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan cara triangulasi yaitu mengumpulkan beberapa sumber untuk mengumpulkan data yang sama yang merupakan teknik pemeriksaaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pambanding terhadap data itu (Moleong, 2004 : 178). Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pengecekan data dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyelidik, dan teori. Adapun dalam penelitian ini, yang digunakan adalah triangulasi berdasarkan sumber yang berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat validitas suatu informasi melalui rentang waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat tercapai dengan jalan: a. b. c. d. e. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan pendapat dan pandangan orang yang latar belakangnya berbeda. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Patton dalam Maleong, 2000:178).

Sedangkan cara yang digunakan untuk menguji data dalam penelitian ini adalah cara ke-1 yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,dan cara ke-5 yaitu membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hal ini karena penggunaan cara tersebut sudah cukup bisa mewakili untuk menguji

validitas data yang ada dan juga akan bisa lebih mempersingkat waktu,tenaga dan biaya. I.7. Teknik pemilihan informan Penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk memilih informan. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam purposive sampling, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalah yang telah diteliti secara dalam. Syarat dalam memilih dan menentukan seorang informan, yaitu : jujur, taat, patuh dalam peraturan, suka berbicara, dan tidak termasuk dalam kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian (Moleong, 2002:90). I.8. Teknik analisis data Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar (Patton dalam Moleong, 1990:103). analisis yang digunakan adalah menggunakan analisis interaktif (Miles dan Huberman, 1992:19) Model analisis ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Proses ini berjalan terus menerus seperti sebuah siklus. a. Pengumpulan Data Merupakan proses pengambilan data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi, gambar, foto, dan

sebagainya (Moleong, 2004:190) b. Reduksi Data Merupakan proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di lapangan sehingga peneliti memilih dan memfokuskan data yang relevan dengan pemisahan data (Miles & Huberman,1992:16). c. Penyajian Data Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan pengambilan keputusan, riset dan pengambilan tindakan berdasarkan pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut. Semuanya dirancang secara sistematis, dengan demikian seorang penganalisa dapat melihat apa yang sedang terjadi dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah melangkah melakukan analisis. (Miles & Huberman,1992:18) d. Penarikan Kesimpulan

Merupakan proses mengartikan segala hal yang ditemui selama peneliti melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan. Dengan kata lain, tahap ini merupakan proses untuk menarik kesimpulan terhadap apa yang didapat selama penelitian. Gambar dibawah ini merupakan komponen-komponen analisis data model interaktif: Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar 8. Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992:20)

DAFTAR PUSTAKA Ali, Adrian M. 1989. Potensi dan Upaya Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial : Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, Airlangga University Press, Surabaya. . 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Faisal, Sanapiah. 1995. Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar Aplikasi, Rajawali Press, Jakarta. . 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasinya, Y3, Malang. Fandeli, Chafid, dkk. 2000. Pengusaha Ekowisata, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. .2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan, Liberty Offset, Yogyakarta. Hartono, Sulaiman. 2004. Pendekatan Dalam Bidang Pariwisata Indonesia., Remaja Rosdakarya, Bandung. Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Publik Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Cetakan Ketiga, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta. Kotler, Philip. Dan A.R. Andersen. 1995. Strategi Pemasaran Untuk Organisasi Nirlaba, Cetakan Pertama, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium,Pearson Education, Ltd dan PT. Prenhallindo, Jakarta. Miles, Mathew B. dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif, UI Press, Jakarta.

Moleong, Lexy J.M.A. 2005, Metode Kualitatif, Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Mukhtar & E. Widodo. 2000, Konstruksi Kearah Penelitian Deskriptif, Avyrous, Yogyakarta. Mursid, M. 1990, Manajemen Pemasaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Pendit, N. S. 1994, Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana), Cetakan Kelima, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Singarimbun, Masri & S. Efendi. 1989, Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta Spillane, J.J. 1994, Pariwisata Indonesia Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan, Cetakan Pertama, Kanisius, Yogyakarta. Sutisna. 2001, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Cetakan Pertama, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Sutopo, Heribertus. 1998, Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar Teoritis dan Praktis, Pusat Penelitian Universitas Negeri Surakarta, Surakarta. . 2002, Metode Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian, Sebelas Maret University Press, Surakarta. Swastha, Basu. 1999, Azas-Azas Marketing, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta. Terry, G.R & Rue, L.W. 1996. Dasar-dasar Manajemen. Cetakan Keenam, Bumi Aksara, Jakarta. Wahab, Salah. 2002. Manajemen Kepariwisataan, Cetakan Keempat, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Yoeti, A. Oka. 1983. Pengantar Ilmu Pariwisata. Angkasa , Bandung.

Yoeti, A. Oka. 1990. Pemasaran Pariwisata. Angkasa, Bandung. Skripsi: Asmara, Andi. 2008. Manajemen Pengembangan Pariwisata ( Studi Tentang Perencanaan Pengembangan di Kabupaten Purworejo). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jendral Soedirman. Tidak Diterbitkan. Paniawati, Yuliarti. D. 2008. Stretegi Pengembangan Pariwisata Pada Obyek Wisata Benteng Pendem Kabupaten Cilacap. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jendral Soedirman. Tidak Diterbitka. Saraswati, Tentrem. 2003. Strategi Komunikasi Dalam Promosi Pariwisata (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas dalam Promosi Wisata). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Jendral Soedirman. Tidak Diterbitkan. Setyanugraha, R. Satria. 2008. Promosi Wisata Kabupaten Banyumas (Studi Deskriptif Kualitatif Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas dalam Promosi Pariwisata Periode Tahun 2007/ 2008). Skripsi. Fakultas Sosial dan Politik, Universitas Jendral Soedirman. Tidak Diterbitkan. Sumber Lainnya: http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/pengantar-industri-pariwisatadefinisi.html. Diakses hari Kamis, tanggal 13 Mei 2010. http://prabowo-womanizer.blogspot.com/2009/10/sistem-informasi-manajemenpariwisata.html. Diakses hari Kamis, tanggal 13 Mei 2010. http://mangkutak.wordpress.com/2009/01/05/dasar-pengertian-pariwisata. Diakses hari Kamis, tanggal 13 Mei 2010. http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/10/04/18/111736walikota-luncurkan-cirebon-the-gate-secret. Diakses hari Selasa, tanggal 18 mei 2010.

http://www.antarajawabarat.com/lihat/berita/22784/cirebon-the-gate-secret-jadibranding-pariwisata. Diakses hari Selasa, tanggal 18 mei 2010.

Pedoman Wawancara

Identitas Responden Nama :

Jenis Kelamin :

Perencanaan Promosi Wisata Cirebon The Gate Secret 1. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan perencanaan promosi wisata? 2. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam merencanakan branding pariwisata Cirebon The Gate Secret? 3. Apa saja tujuan dari branding pariwisata Cirebon The Gate Secret? 4. Bagaimana proses sebuah branding pariwisata direncanakan? 5. Siapa saja yang menjadi target sasaran dari promosi wisata Cirebon The Gate Secret ini? 6. Apa alasan penentuan target sasaran tersebut? 7. Mengapa mengambil nama branding pariwisata Cirebon The Gate Secret? 8. Program-program apa saja yang ada pada promosi wisata Cirebon The Gate Secret ini? 9. Apa saja informasi/ pesan yang tercantum dalam promosi pariwisata ini? Pelaksanaan Promosi Wisata Cirebon The Gate Secret 1. Siapa saja pihak yang terlibat dalam melakukan promosi branding pariwisata Cirebon The Gate Secret?

2. Bentuk-bentuk promois apa saja yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon? 3. Media apa saja yang digunakan dalam promosi branding pariwisata Cirebon The Gate Secret? 4. Faktor-faktor apa saja yang mendukung di dalam melaksanakan promosi branding pariwisata Cirebon The Gate Secret ini? 5. Masalah/ kendala apa saja yang dihadapi dalam melaksanakan promosi wisata ini? 6. Program promosi wisata apa saja yang telah terlaksana selama ini selain Cirebon The Gate Secret?

You might also like