You are on page 1of 21

Yudha Nurhantari Mei 2012

Mampu memberikan informed consent dengan benar Mampu melakukan anamnesis medikolegal Mampu melakukan pemeriksaan fisik (kepala s/d kaki) Mampu menentukan jenis pemeriksaan penunjang Mampu membuat diagnosis klinik Mampu aspek legal dan menghindari kesalahan medik

Adalah persetujuan atas tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien Bukan perjanjian antara dokter pasien pasien boleh mencabut persetujuannya

Oleh siapa ?: dokter yang akan melakukan tindakan (boleh diwakilkan dokter yang setara) Kepada Siapa? : pasien kompeten, jika tidak kompeten keluarga/wali ada saksi (2 ) Kapan : sebelum tindakan dilakukan

maksud tindakan tujuan tindakan metode tindakan termasuk pemeriksaan penunjang yang diperlukan efek samping, prognosis jika diterapi/tidak diterapi

Adalah aspek forensik pada praktek kedokteran klinik yaitu pada pemeriksaan pada pasien(bukan jenazah) yang mengalami perlukaan/keracunan memerlukan penanganan hukum memerlukan pembuktian medis Kekerasan fisik, kekerasan seksual,keracunan kecelakaan, identitas (umur, jenis kelamin, paternitas, maternitas)

Prinsip sama dengan anamnesis klinik, ditambah hal-hal spesifik, misal : Kronologis peristiwa: kapan, bagaimana, dimana pelaku : identitas, jumlah Senjata yang digunakan Racun/alkohol

Pada kekerasan seksual: tanyakan riwayat koitus terakhir, riwayat menstruasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi, adanya kegiatan anal/oral seks, mandi, ganti baju, dll

Lakukan pemeriksaan fisik klinik seperti biasa Tambahan : menemukan tanda-tanda akibat suatu kekerasan/racun pada tubuh pemeriksaan dari ujung kepala hingga ujung kaki dokumentasikan luka dengan kamera (seijin pasien) Tuliskan deskripsi luka sesuai kaidah forensik, buat mapping luka

Pada daerah tertutup rambut palpasi hatihati Wajah Mata visus Cavum oris Gigi geligi telinga

Memar cekik, jerat Hati-hati pada kecurigaan fraktur leher

Periksa adanya perlukaan dan faktur , needle mark, jejas jerat

Temukan adanya luka, faktur Periksa pelukaan intra internal Jika perlu: radiologi

Periksa adanya perlukaan internal ataupun eskternal Jika perlu: radiologi

Periksa adanya perlukaan internal ataupun ekternal Jika perlu: radiologi Periksa juga kemungkinan adanya gravidarum

Pasien relaks, Posisi litotomi Sebelum pemeriksaan Jangan usap dengan betadin Periksa adanya perlukaan , discharge, pendarahan Ambil vaginal swab : STI dan semen Periksa hymen rectal toucher, angkat keatas

Pasien belum menikah : jangan VT, jangan Spekulum (kecuali ada indikasi ) Sisir rambut pubes Lakukan pemeriksaan pada daerah anal Ambil anal swab Setelah selesai pemeriksaan ginekologi bersihkan dnegan betadine

Radiologi (jika diperlukan) Semen/sperma :Vaginal,Anal ,Oral swab Rambut pubes Toksikologi : darah dan urin Tes kehamilan (jika perlu)

Diagnosis klinik seperti biasa Pada kasus forensik klinik, jangan lupa untuk menuliskan subab utamanya. Misal :shock perdarahan ec luka tembak pada dada kiri CKB ec trauma tumpul di kepala belakang

Selalu melakukan tindakan sesuai SOP RS Tulis MR dengan lengkap dan jelas, segera setetalh periksa pasien Lakukan komunikasi yang baik dua arah dengan pasien/keluarga Selalu memberikan IC pada setiap tindakan yang akan dilakukan Rujukan dilakukan jika diperlukan, jangan di selesaikan sendiri

You might also like