You are on page 1of 26

PT-PSP XX-X-2012

PEDOMAN TEKNIS PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH


TAHUN 2012

DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

KATA PENGANTAR Upaya pelaksanaan perluasan sawah, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani melalui pendampingan perluasan sawah sangat penting untuk mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta pemantapan ketahanan pangan, mengingat kebutuhan produksi tanaman pangan terus meningkat sedangkan alih fungsi lahan sawah setiap tahun terjadi pada areal persawahan yang cukup luas. Kegiatan pendampingan perluasan sawah dilaksanakan secara partisipatif dengan pendekatan persuasif kepada petani. Mengingat pendampingan perluasan sawah bersifat membantu petani setelah sawahnya dicetak untuk pengembangan di masa akan datang dan membutuhkan biaya yang cukup besar, maka diperlukan bantuan pembiayaan dari pemerintah baik pusat maupun daerah, yang diupayakan dari dana APBN, APBD I dan APBD II. Di lain pihak pelaksanaan pendampingan perluasan sawah akan melibatkan berbagai instansi terkait di pusat maupun di daerah, oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi secara baik dengan instansi terkait tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut maka disusun Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah sebagai acuan bagi petugas di pusat dan daerah dalam melaksanakan pendampingan perluasan sawah, agar dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Untuk menjabarkan Pedoman Teknis ini lebih

lanjut disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, apabila diperlukan penyesuaian menjadi tanggung jawab sepenuhnya Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi dan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/Kota. Semoga Pedoman Teknis ini bermanfaat dan terima kasih atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendampingan perluasan sawah. Jakarta, Januari 2012 Direktur Perluasan Dan Pengelolaan Lahan

Ir. Tunggul Iman Panudju, M.Sc. NIP. 19580526 198703 1 002

ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........ DAFTAR ISI .......... DAFTAR LAMPIRAN........ I. PENDAHULUAN ........... A. Latar Belakang.................................................................... B. Tujuan................................................................................. C. Sasaran............................................................................. II. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN SERTA KUALIFIKASI PETUGAS PENDAMPING .............................. A. Pengertian........................................................................ B. Ruang Lingkup Kegiatan.................................................. C. Komposisi dan Kualifikasi Petugas Pendamping ............ III. LANGKAH LANGKAH OPERASIONAL ................ A. Tahapan kegiatan ......................... B. Penggunaan Anggaran ................... C. Pembiayaan ............................................ IV. PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH A. Sosialisasi pendampingan perluasan sawah ..................... B. Pendampingan dalam pelaksanaan perluasan sawah....... 3 3 3 4 6 6 6 7 8 9 9 i iii v 1 1 2 2

iii

C. Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani ........ D. Demonstrasi Plot (Demplot) V. INDIKATOR KINERJA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH .................................................................................. A. Indikator Masukan (Input).. B. Indikator Keluaran (Output)...... C. Indikator Hasil (Out Come).... D. Indikator Manfaat (Benefit)....... E. Indikator Dampak (Impact)....... VI. PENUTUP....... LAMPIRAN ...............................................................................

9 10 11 11 11 12 12 12 13 14

iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran -1. Laporan perkembangan pendampingan cetak sawah tahun 2012 ................................................ Lampiran -2. Jadwal palang pelaksanaan kegiatan pendampingan cetak sawah TA. 2012 .................. Lampiran -3 Rekapitulasi kegiatan pendampingan perluasan sawah TA. 2012 ................................................... Lampiran -4 Contoh RAB pelaksanaan pendampingan perluasan sawah TA. 2012 disesuaikan dengan kondisi lapangan (sebagai acuan petugas) .......... 20 17 16 15

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan pembangunan disegala bidang yang pesat terutama industri dan pemukiman sangat berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian, karena menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya sawah menjadi non pertanian atau non sawah. Kebutuhan pengadaan beras masih tetap menjadi perhatian utama pemerintah, khususnya dalam menjamin ketersediaan pangan yang memadai dan berkelanjutan. Pemerintah khususnya departemen pertanian c.q. Direktorat Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian (PSP) memiliki komitmen untuk mengantisipasi permasalahan dimaksud melalui perluasan sawah. Untuk mengantisipasi supaya kegiatan perluasan sawah ini dapat didayagunakan/ditindaklanjuti oleh masyarakat secara optimal, dibutuhkan proses penguatan kapasitas oleh tenaga pendamping dalam rangka pelaksanaan fisik, penguatan kelembagaan masyarakat lokal dan pemberdayaan petani. Dalam mewujudkan pelaksanaan pendampingan yang efektif, maka diperlukan Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah, sehingga dalam pelaksanaan pendampingan terutama dalam pelaksanaan fisik di lapangan, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani akan dapat diperoleh hasil sesuai dengan yang direncanakan dan juga diharapkan para pendamping cetak sawah di lapangan dapat mengupayakan hal hal sebagai berikut :

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

1. Tercetaknya sawah-sawah yang dapat diakseptasi oleh masyarakat di sekitarnya. 2. Terciptanya tenaga-tenaga pendamping atau motivator yang memiliki kemampuan dalam bidang teknis maupun non teknis seperti konstruksi perluasan sawah, penguatan kelembagaan dengan swadaya masyarakat. 3. Peningkatan pengetahuan, keterampilan masyarakat serta pola sikap yang adaptif terhadap aktivitas cetak sawah dan budidaya pertanian yang baik dan berkelanjutan. Pedoman Teknis ini diterbitkan sebagai acuan umum dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan perluasan sawah. Agar bisa terpakai di lapangan yang bersifat spesifik lokal, maka pedoman teknis ini perlu dijabarkan lebih lanjut baik untuk tingkat propinsi (regional) maupun kabupaten (lokal). B. Tujuan Tujuan dari kegiatan pendampingan adalah sebagai berikut : 1. Mendampingi petani dalam rangka melaksanakan kegiatan perluasan sawah baru. 2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam melaksanakan budidaya padi pada lokasi sawah baru. 3. Penguatan kelembagaan. C. Sasaran Sasaran pendampingan adalah petani pada areal perluasan sawah pada 26 Propinsi di 157 Kabupaten yang menjadi lokasi kegiatan pendampingan perluasan sawah pada TA. 2012.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

II.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN SERTA KUALIFIKASI PETUGAS PENDAMPING

A. Pengertian 1. Perluasan sawah Perluasan sawah adalah suatu usaha penambahan luasan/ baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan dengan kondisi yang belum dan atau lahan terlantar dapat diusahakan untuk pertanian. 2. Sawah Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, sehingga dapat ditanami padi dengan sistim genangan dan palawija/tanaman pangan lainnya. 3. Sawah baru adalah sawah yang baru dicetak/dikonstruksi dan belum mengalami pembentukan lapisan tapak bajak (plow layer). 4. Sarana Produksi Pertanian (Saprotan) Saprotan adalah sarana produksi pertanian yang terdiri dari pupuk, pestisida, benih, alat mesin pertanian, dll. 5. Petugas Pendamping Petugas pendamping adalah petugas yang ditugaskan khusus sebagai pendamping dalam upaya pelaksanaan fisik, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani. B. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan pendampingan perluasan sawah meliputi :

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

1. Memfasilitasi pembentukan/penguatan kelembagaan petani 2. Melakukan bimbingan dan penyuluhan antara lain : Pengorganisasian kelompok Bimbingan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah Bimbingan pembagian dan pemanfaatan saprotan Bimbingan pemanfaatan dan pengolahan lahan Bimbingan kesadaran/motivasi kelompok dalam pembuatan papan kelompok,pembuatan saluran irigasi/drainase, pembuatan pematang/batas kepemilikan, iuran kelompok, pemeliharaan prasarana irigasi dan sumber air, keberlanjutan fungsi lahan, dan sebagainya. f. Bimbingan pengembangan ekonomi rumah tangga. g. Bimbingan pengembangan potensi usaha agribisnis. 3. Pelaksanaan Demplot dalam pengembangan sawah baru 4. Membuat pelaporan perkembangan pelaksanaan kegiatan (lampiran 1). C. Komposisi dan Kualifikasi Petugas Pendamping Tenaga pendamping terdiri dari tenaga teknis budidaya pertanian dan tenaga teknis kelembagaan dengan kualifikasi sebagai berikut : 1. Pendidikan Pendidikan tenaga pendamping diutamakan yang berpendidikan sarjana (S1). Untuk tenaga teknis budidaya pertanian yaitu lulusan fakultas pertanian, sedangkan tenaga teknis kelembagaan berasal dari lulusan berbagai disiplin ilmu. a. b. c. d. e.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

2. Kapasitas/kemampuan petugas pendamping Kapasitas/kemampuan petugas pendamping harus memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Komunikatif (kemampuan berbicara dan mengungkapkan pendapat) b. Akomodatif (kemampuan mendengar dan menampung pendapat orang lain) c. Partisipatif (kemampuan mendorong dan melibatkan orang lain dalam kegiatan) d. Inisiatif, inovatif, kreatif (kemampuan memunculkan ide ide baru) e. Problem solving (kemampuan untuk pemecahan masalah) 3. Bersedia ditempatkan di lokasi Petugas pendamping bersedia ditempatkan pada lokasi pelaksanaan kegiatan perluasan sawah, bukan berdomisili di ibu kota Kabupaten.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

III.

LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL

Langkah-langkah operasional yang ditempuh dalam pencapaian sasaran pendampingan perluasan sawah sebagai berikut: A. Tahapan Kegiatan Bertitik tolak dari rencana pendampingan perluasan sawah, maka dalam mencapai sasaran dilakukan tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Sosialisasi pendampingan perluasan sawah ke masyarakat sekitar calon lokasi pendampingan. 2. Pendampingan dalam pelaksanaan perluasan areal sawah. 3. Peningkatan Kapasitas petani dan petugas pendamping khususnya mengenai penguatan kelembagaan petani. 4. Penggalian gagasan dalam pengembangan kelembagaan petani. 5. Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani. 6. Demonstrasi Plot. B. Penggunaan Anggaran Penggunaan anggaran pendampingan disesuaikan dengan kebutuhan setempat, antara lain : 1. Pengadaan alat kerja, 2. Pengadaan alat tulis kantor (ATK), 3. Operasional pendamping (biaya transportasi dalam rangka pelatihan, pertemuan, konsultasi, dll), 4. Insentif petugas pendamping,

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

5. Pelaksanaan penguatan kelembagaan (biaya pertemuan, pelatihan, rapat rapat, dll), 6. Pelaksanaan Demplot, 7. Monitoring dan pelaporan, 8. Kegiatan penunjang lainnya. C. Pembiayaan Pembiayaan untuk pendampingan perluasan sawah dapat berasal dari dana APBN, APBD I, APBD II dan dari petani/ kelompok tani sendiri, sedangkan pedoman ini hanya mengatur kegiatan yang dibiyai dari APBN (secara rinci peruntukannya dapat dilihat pada lampiran-4). Pembiayaan pendampingan perluasan sawah hanya dapat dilakukan sepanjang kabupaten tersebut melaksanakan kegiatan perluasan sawah. Jika terjadi revisi kegiatan perluasan sawah, maka kegiatan pendampingan perluasan sawah tidak bisa dilaksanakan. Pembiayaan untuk keberlanjutan pengembangan/penguatan kelembagaan menjadi tanggung jawab Pemda setempat dan atau petani/kelompok tani, yaitu : peningkatan kapasitas petani/ kelompok tani dan kelembagaannya, peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kelembagaan kelompok tani, pengembangan kemitraan kelompok tani, dan lain lain.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

IV. PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH Tahap pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : A. Sosialisasi pendampingan perluasan sawah. Sosialisasi bertujuan untuk memperkenalkan atau menyebarluaskan informasi mengenai pendampingan perluasan sawah kepada petani sebagai penerima program, maupun masyarakat lainnya serta kepada para pelaku dan instansi atau lembaga pendukung kegiatan pendampingan di semua tingkatan. Hasil yang diharapkan dari sosialisasi adalah pemahaman terhadap konsep- konsep, prosedur, kebijakan dan tahapantahapan dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan oleh pelakupelaku pendukung kegiatan pendamping dan petani sebagai pelaku sekaligus sasaran penerima program. B. Pendampingan dalam Pelaksanaan Perluasan Sawah Pendampingan ini bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing petani/kelompok tani dalam pelaksanaan perluasan sawah baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan Norma, Standar Teknis, Prosedur dan Kriteria yang ada. Hasil yang diharapkan dari pendampingan ini adalah pemahaman terhadap pelaksanaan, prosedur, kebijakan dan tahapan-tahapan dalam pelaksanan kegiatan perluasan sawah oleh petani, sehingga hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang direncanakan/diinginkan. Dalam pelaksana kegiatan pendampingan dapat melibatkan BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) dan atau Perguruan Tinggi.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

C. Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayan Petani Salah satu cara dalam penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani dapat dilakukan dengan cara Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) yaitu : 1. Visi atau cita-cita pendekatan PRA adalah perubahan sosial dan pemberdayaan (penguatan) petani/masyarakat agar ketimpangan sosial dan ekonomi ditiadakan atau dikurangi. 2. Tujuan praktis (jangka pendek) PRA adalah menyelenggarakan kegiatan bersama petani/masyarakat untuk mengupayakan pemenuhan kebutuhan praktis dan peningkatan kesejahteraan petani/ masyarakat, sekaligus sebagai sarana proses belajar. 3. Tujuan strategi (jangka panjang) PRA adalah membawa visi di atas yaitu mencapai pemberdayaan petani/masyarakat dan perubahan sosial melalui pengembangan petani/masyarakat dengan menggunakan pendekatan pembelajaran. 4. Secara umum PRA bertujuan untuk membantu merangsang keikutsertaan petani/ masyarakat dalam berbagai kegiatan, mulai dari tahap penjajagan kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi sampai perluasan kegiatan. 5. Dalam analisa PRA adanya kritik terhadap pendekatan pembangunan yang top-down. Prinsip dalam PRA adalah memberdayakan petani/masyarakat dengan belajar bersama. Karena petani/ masyarakat sendirilah yang mengenal kehidupan diri mereka, petani/masyarakat adalah sumber informasi bagi pengembangan penerapan metode PRA. Beberapa manfaat dari metode PRA adalah

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

bahwa lembaga atau tim peneliti dapat mempelajari dinamika kehidupan petani/masyarakat secara langsung. Berkaitan dengan keperluan pelaksanaan kegiatan lembaga pengembangan, memanfaatkan PRA berarti membantu lembaga untuk mengerti pola dan cara petani/masyarakat dalam membuat rencana dan menentukan prioritas terhadap kegiatan. Mengingat pelaksanaan kegiatan perluasan areal sawah TA. 2012 menggunakan pola Bansos Transfer uang ke rekening kelompok dengan jadual yang ketat, maka pelaksanaan pendampingan cetak sawah juga harus mempunyai jadual pelaksanaan yang ketat yang hampir bersamaan dengan kegiatan cetak sawah sedangkan untuk komponen kegiatan di lapangan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Jadual palang pelaksanaan pendampingan dan contoh komponen kegiatan (RAB) dapat dilihat pada lampiran 2 dan 4. D. Demonstrasi Plot (Demplot) dalam pengembangan sawah baru. Demontrasi plot (Demplot) dalam pengembangan sawah baru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan partisipasi petani dalam upaya peningkatan produksi dan produktivitas pada sawah baru yang berkelanjutan.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

10

V. INDIKATOR KINERJA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH Indikator kinerja kegiatan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : A. Indikator Masukan (Input) Dalam pelaksanaan pendampingan perluasan sawah beberapa hal pokok yang merupakan masukan/input antara lain : 1. Penyediaan anggaran Tugas Perbantuan (TP) yang berasal dari pemerintah pusat. 2. Petugas yang ditugaskan khusus sebagai tenaga pendamping perluasan sawah baru adalah petugas yang direkrut oleh Dinas Pertanian Kabupaten. 3. Hasil monitoring dan pelaporan pada berbagai wilayah. 4. Hasil koordinasi dengan instansi terkait. B. Indikator Keluaran (Output) Indikator keluaran yang diharapkan dari pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : 1. Termanfaatkannya sawah-sawah baru di 157 Kabupaten yang dapat diakseptasi oleh masyarakat di sekitarnya, 2. Meningkatnya pengetahuan, keterampilan masyarakat serta pola sikap yang proaktif terhadap aktivitas cetak sawah dan budidaya pertanian yang baik dan berkelanjutan, 3. Terciptanya kader pendamping atau motivator yang memiliki kemampuan dalam bidang teknis maupun non teknis penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

11

C. Indikator Hasil (Out Come) Indikator hasil yang diharapkan dari pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : 1. Meningkatnya pemahaman stakeholder terhadap pentingnya penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani, 2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan pemberdayaan petani dalam usahatani dan usaha ekonomi lainnya, 3. Meningkatnya kemampuan petani mengusahakan sawah baru di 157 Kabupaten. D. Indikator Manfaat (Benefit) Indikator manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : 1. Terciptanya dukungan stakeholder dalam penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani. 2. Meningkatnya produktivitas sawah baru di 157 kabupaten. E. Indikator Dampak (Impact) Indikator dampak yang diharapkan dari pelaksanaan pendampingan perluasan sawah sebagai berikut : 1. Terkelolanya sawah baru dari hulu sampai hilir secara profesional dan berkesinambungan. 2. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani di lokasi perluasan sawah di 157 kabupaten.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

12

VII.

PENUTUP

Upaya penguatan kelembagaan dan pemberdayaan petani melalui pendampingan perluasan sawah sangat penting, untuk mendukung peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani serta pemantapan ketahanan pangan nasional. Dalam upaya pengembangan kegiatan pendampingan diperlukannya membangun kerangka pikir kemandirian masyarakat dan rasa mereka terhadap kegiatan yang sedang berjalan, salah satu cara dalam upaya tersebut dengan menggunakan pendekatan partisipatif (participatory action research). Kegiatan ini menekankan pada proses aksi-refleksi dari pengalaman masyarakat petani, dituangkan dalam bentuk analisa pembelajaran secara langsung berdasarkan pengalaman implementasi pengelolaan usahatani dan menajemen kelembagaannya. Oleh karena itu petani perlu dibina secara intensif dan difasilitasi dengan pelatihan pelatihan keterampilan agar petani dapat segera mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.

-----------------------------

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

13

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

14

Lampiran -1

Laporan Perkembangan Pendampingan Cetak Sawah Tahun 2012


Pendampingan Cetak Sawah FISIK Sosialisasi Ke Petani 4 Mengikuti Pelatihan 5 Pelatihan Petani 6 Koordi nasi Bimbingan 7 8 Pengembangan Kegiatan 9 Evaluasi Kegiatan 10 Lain - lain 11 Keterangan 12

No

Lokasi

Pendampingan Cetak Sawah (Pkt) 3

1 1 2 3 4

Keterangan : Untuk kolom 4 sampai dengan 10 jawabannya sudah atau belum Untuk kolom 11 kegiatan yang dilaksanakan selain dari kolom 4 s/d 10

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

15

JADUAL PALANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN CETAK SAWAH TA. 2012

Lampiran 2

NO

JENIS KEGIATAN

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agus

Sept

Okt

Nov

Des

1 Persiapan 2 Pemilihan Tenaga Pendamping 3 Penetapan Tenaga Pendamping 4 Sosialisasi 5 Rapat Koordinasi 6 Pembentukan Kelompok 7 Pembinaan kelompok dlm cetak sawah 8 Pembinaan pembagian Saprotan 9 Demplot 10 Monitoring & Laporan

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

16

Lampiran 3

RENCANA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012 Pendampingan Perluasan Sawah 2012 No. Propinsi/Kabupaten Volume (Paket) 3 6 5 5 3 8 5 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 47 3 1 1 1 1 1 1 1 10 Unit Cost (Rp) 4 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 Anggaran (Rp) 5 600.000.000 500.000.000 500.000.000 300.000.000 800.000.000 500.000.000 300.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 4.700.000.000 300.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 1.000.000.000

1 1.

2 ACEH 1 Aceh Barat 2 Aceh Timur 3 Bireun 4 Aceh Tengah 5 Nagan Raya 6 Aceh Utara 7 Aceh Besar 8 Aceh Selatan 9 Aceh Barat Daya 10 Aceh Singkil 11 Aceh Tamiang 12 Bener Meriah 13 Kota Subulussalam 14 Aceh Jaya 15 Gayo Lues 16 Pidie Jaya 17 Pidie JUMLAH SUMATERA UTARA 18 Madina 19 Nias Selatan 20 Labuhan Batu Utara 21 Tapanuli Selatan 22 Tapanuli Tengah 23 Toba samosir 24 Padang Lawas Utara 25 Nias Barat JUMLAH SUMATERA BARAT 26 Dharmas Raya 27 Pesisir Selatan JUMLAH R I A U 28 Rokan Hulu 29 Rokan Hilir 30 Pelalawan 31 Indragiri Hilir 32 Indragiri Hulu 33 Kuantan Singingi 34 Siak 35 Bengkalis 36 Kampar 37 Dumai JUMLAH BANGKA BELITUNG 38 Bangka Selatan 39 Bangka Barat 40 Belitung Timur 41 Bangka 42 Belitung JUMLAH J A M 43 44 45 46 47 48 49 B I Sarolangun Batanghari Sungai Penuh Tanjung Jabung Barat Kerinci Tanjung Jabung Timur Tebo JUMLAH

2.

3.

5 5 10

100.000.000 100.000.000 100.000.000

500.000.000 500.000.000 1.000.000.000

4.

1 4 3 3 3 3 2 1 2 1 23

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

100.000.000 400.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 200.000.000 100.000.000 200.000.000 100.000.000 2.300.000.000

5.

9 1 1 1 1 13

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

900.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 1.300.000.000

6.

1 1 1 3 3 3 1 13

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

100.000.000 100.000.000 100.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 100.000.000 1.300.000.000

7.

BENGKULU 50 Bengkulu Selatan 51 Kaur 52 Bengkulu Tengah 53 Bengkulu Utara JUMLAH SUMATERA SELATAN 54 Musi Banyuasin 55 Muara Enim 56 O K I 57 Banyu Asin 58 OKU Timur 59 Ogan Ilir JUMLAH LAMPUNG 60 Mesuji 61 Tulang Bawang JUMLAH JAWA BARAT 62 Sukabumi JUMLAH

1 1 1 1 4

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 400.000.000

8.

10 4 5 5 1 5 30

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

1.000.000.000 400.000.000 500.000.000 500.000.000 100.000.000 500.000.000 3.000.000.000

9.

7 2 9

100.000.000 100.000.000 100.000.000

700.000.000 200.000.000 900.000.000

10.

1 1

100.000.000 100.000.000

100.000.000 100.000.000

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

17

Lanjutan lampiran 3

RENCANA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012 Pendampingan Perluasan Sawah 2012 No. Propinsi/Kabupaten Volume (Paket) 3 9 7 2 1 1 1 1 1 1 1 1 26 Unit Cost (Rp) 4 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 Anggaran (Rp) 5 900.000.000 700.000.000 200.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 2.600.000.000

1 11.

2 KALIMANTAN BARAT 63 Kubu Raya 64 Kab. Pontianak 65 Sintang 66 Melawi 67 Kayong Utara 68 Sanggau 69 Bengkayang 70 Landak 71 Kapuas Hulu 72 Ketapang 73 Sambas JUMLAH KALIMANTAN TENGAH 74 Barito Timur 75 Katingan 76 Seruyan 77 Kota Waringin Barat 78 Pulang Pisau 79 Kota Waringin Timur 80 Gunung Mas JUMLAH KALIMANTAN SELATAN 81 Kotabaru 82 Tabalong 83 Tanah laut 84 Banjar JUMLAH KALIMANTAN TIMUR 85 Bulungan 86 Kutai Timur 87 Kutai Kertanegara 88 Malinau 89 Tana Tidung 90 Kutai Barat JUMLAH SULAWESI UTARA 91 Talaud JUMLAH SULAWESI TENGAH 92 Morowali 93 Banggai 94 P o s o 95 Toli-toli 96 Donggala 97 Buol JUMLAH SULAWESI SELATAN 98 Wajo 99 Luwu 100 Luwu Timur 101 Luwu Utara 102 Pinrang 103 Barru 104 Sidrap 105 Bantaeng JUMLAH SULAWESI TENGGARA 106 Konawe 107 Kolaka 108 Konawe selatan 109 Konawe Utara 110 Buton Utara 111 Bombana 112 Muna JUMLAH GORONTALO 113 Gorontalo 114 Boalemo JUMLAH SULAWESI BARAT 115 Mamuju 116 Mamuju Utara 117 Mamasa JUMLAH

12.

9 2 2 2 5 1 2 23

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

900.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 500.000.000 100.000.000 200.000.000 2.300.000.000

13.

5 6 2 1 14

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

500.000.000 600.000.000 200.000.000 100.000.000 1.400.000.000

14.

5 5 5 1 1 10 27

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

500.000.000 500.000.000 500.000.000 100.000.000 100.000.000 1.000.000.000 2.700.000.000

15.

1 1

100.000.000 100.000.000

100.000.000 100.000.000

16.

7 1 1 1 1 1 12 10 7 7 2 2 3 1 1 33 4 4 4 2 2 1 3 20

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

700.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 1.200.000.000 1.000.000.000 700.000.000 700.000.000 200.000.000 200.000.000 300.000.000 100.000.000 100.000.000 3.300.000.000 400.000.000 400.000.000 400.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 300.000.000 2.000.000.000

17.

18.

19.

2 1 3 11 10 1 22

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

200.000.000 100.000.000 300.000.000 1.100.000.000 1.000.000.000 100.000.000 2.200.000.000

20.

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

18

Lanjutan lampiran 3

RENCANA PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012 Pendampingan Perluasan Sawah 2012 No. Propinsi/Kabupaten Volume (Paket) 3 5 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 22 Unit Cost (Rp) 4 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 Anggaran (Rp) 5 500.000.000 300.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 2.200.000.000

21. NUSA TENGGARA TIMUR 118 Belu 119 Sumba Timur 120 Mangarai Timur 121 TTU 122 Mangarai 123 TTS 124 Sikka 125 Sumba Barat Daya 126 Sumba Tengah 127 Rotendao 128 Flores Timur 129 Kupang JUMLAH 22. NUSA TENGGARA BARAT 130 Sumbawa 131 Sumbawa Barat 132 Lombok Timur 133 Dompu 134 Lombok Utara JUMLAH 23. MALUKU 135 Maluku Tengah 136 Buru 137 Seram Bagian Timur 138 Maluku Barat Daya JUMLAH 24. MALUKU UTARA 139 Halmahera selatan 140 Halmahera tengah 141 Kep. Sula 142 Halmahera barat 143 Halmahera timur 144 Halmahera utara 145 Tidore kepulauan JUMLAH 25. PAPUA BARAT 146 Manokwari 147 Fak-Fak 148 Teluk Bintuni 149 Sorong 150 Sorong Selatan JUMLAH 26. P A P U A 151 Merauke 152 Jayapura 153 Jayawijaya 154 Nabire 155 Kerom 156 Waropen 157 Mimika JUMLAH T O TAL

10 7 2 2 1 22 7 2 2 1 12 3 2 2 1 2 2 1 13 1 2 2 1 1 7 10 2 2 2 1 1 1 19 436

100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000

1.000.000.000 700.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 2.200.000.000 700.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 1.200.000.000 300.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 1.300.000.000 100.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 100.000.000 700.000.000 1.000.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 1.900.000.000 43.600.000.000

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

19

Lampiran 4 CONTOH RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PERLUASAN SAWAH TA. 2012 (DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN DI LAPANGAN) I. BIAYA PERSONIL (RENUMERATION) NO. SUSUNAN TIM JML BLN (ORANG) 1 2 9 9 VOLUME BILLING RATE 9 18 Rp. Rp. 1.700.000 Rp. 1.500.000 Rp. Rp. TOTAL 15.300.000 27.000.000 42.300.000

TENAGA PELAKSANA 1 Team Leader/ koordinator tim 2 Tenaga Pendampingan di lapangan (Teknis dan Kelembagaan) JUMLAH I

II. BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL (DIRECT REIMBURSABLE COST) NO. URAIAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN 1 3 50 2 1 1 11 KALI Kali OP OP Tahun Paket Bln 300.000 2.000.000 500.000 4.700.000 3.000.000 10.000.000 200.000 Rp. TOTAL 300.000 6.000.000 25.000.000 9.400.000 3.000.000 10.000.000 2.200.000 55.900.000

DALAM RANGKA PELAKSANAAN PENDAMPINGAN 1 Koordinasi Tim 2 Pelatihan Kelompok Tani 3 Transport lokal PP (Daerah) 4 Konsultasi, pelatihan, pertemuan (luar daerah) 5 Sewa Rumah 6 Demplot 7 Penyusunan Laporan JUMLAH II III. BIAYA BAHAN DAN ALAT NO. URAIAN

VOLUME SATUAN 9 9 Bln Bln

1 ATK + Komputer Supplies, dokumentasi 2 Fotocopy JUMLAH III

HARGA SATUAN TOTAL (Rp) (Rp) Rp. 100.000 Rp. 900.000 Rp. 100.000 Rp. 900.000 Rp. 1.800.000

NO

URAIAN Rp. Rp. Rp. Rp.

JUMLAH BIAYA 42.300.000 55.900.000 1.800.000 100.000.000

I. BIAYA PERSONIL (RENUMERATION) II. BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL (DIRECT REIMBURSABLE COST) III. BIAYA BAHAN DAN ALAT BIAYA TOTAL

Pedoman Teknis Pendampingan Perluasan Sawah 2012

20

You might also like