You are on page 1of 12

IDENTITAS

Nama

: Bayi Ulfiyatus Zahroh

Jenis kelamin : Perempuan Lahir BBL PB : 6 November 2011, Pk: 22.30 WIB : 3.600 gram : 48 cm

Ibu Umur Pekerjaan Alamat

: Ny. Hamsiyah : 28 tahun : Petani : Desa Lantek-Galis

Bapak Umur Pekerjaan Alamat

: Tn. Amin : 30 Tahun : Petani : Desa Lantek-Galis

Anamnesa Keluhan Utama: RPS Bayi lahir di bidan Sunarti tanggal 6 November 2011 Pk 22.30 WIB BB 3.800gr Kejang

Riwayat persalinan

Bayi lahir langsung menangis MRS 14 November 2011(usia 8 hari) Kejang sejak usia 7 hari Bayi tidak mau netek sejak usia 7 hari Mulut mencucu (+), sejak usia 7 hari, bila d beri rangsang Trismus (+), sejak usia 7 hari, bila dirangsang Kaku kuduk (+), sejak usia 7 hari Panas (+), sejak 14 November pagi

Lahir Spontan di bidan Sunarti Rutin Kontrol ke bidan selama masa kehamilan Mengkonsumsi Vitamin yang diberikan bidan Tali pusat pernah di bungkus daun sirih pada saat bayi umur 2 hari

PEMERIKSAAN FISIK Vital Sign Nadi : 120x/menit RR : 40x/menit Suhu : 37,8 C Keadaan Umum: tidak aktif

Kesadaran Kompos Mentis

Kepala Rambut Mata Hidung Telinga Mulut : warna hitam, lebat : Anemis (-)/(-), Ikterus (-)/(-), oedem palpebra (+)/(+) : Pernapasan Cuping hidung (-) : Tidak ada kelainan : Sianosis (+)

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening Thorax Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Dada simetris : (-) : (-) : Suara Napas Bronkovesikuler,

Ronki (-)/(-), Wheezing (-)/(-) Jantung Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Ekstremitas Atas : Akral Hangat (+)/(+), Oedem (-)/(-) Lengan kaku, boxing hand : Perut tampak tegang saat kejang : Hepar 2 jari dibawah arkus kosta, Spleen tidak teraba, perut papan : (-) : Bising Usus Normal Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Iktus Cordis tidak terlihat : (-) : (-) : S1 S2 Tunggal

Bawah

: Akral Hangat (+)/(+), Oedem (-)/(-) Ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi

Reflek Primitif Reflek genggam (-)/(-) Moro reflek kejut (+) Reflek menghisap (-)

Diagnosis: TETANUS

BAB I PENDAHULUAN Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Namun, banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali. Masalah pada neonatus ini biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, serta kurangnya perawatan bayi baru lahir. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Salah satu kasus yang banyak dijumpai di sejumlah negara tropis dan negara yang masih memiliki kondisi kesehatan rendah adalah kasus tetanus. Data organisasi kesehatan dunia WHO menunjukkan, kematian akibat tetanus di negara berkembang adalah 135 kali lebih tinggi dibanding negara maju. Mortalitasnya sangat tinggi karena biasanya baru mendapat pertolongan bila keadaan bayi sudah gawat. Penanganan yang baik memegang peranan penting dalam menurunkan angka mortalitas. Tingginya angka kematian sangat bervariasi dan sangat tergantung pada saat pengobatan dimulai serta pada fasilitas dan tenaga perawatan yang ada. Dengan tingginya kejadian kasus tetanus ini sangat diharapkan bagi seorang tenaga medis, terutama seorang bidan dapat memberikan pertolongan/tindakan pertama atau pelayanan asuhan kebidanan yang sesuai dengan kewenangan dalam menghadapi kasus tetanus neonatorum.

BAB II LANDASAN TEORI 1. DEFINISI Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat. 2. PENYEBAB Penyebab penyakit ini adalah clostridium tetani Kuman ini bersifat anaerobik dan mengeluarkan eksotoksin yang neorotropoik.. Clostridium tetani membentuk spora. Spora tersebut kebal terhadap berbagai bahan dan keadaan yang merugikan termasuk perebusan, tetapi dapat dihancurkan jika dipanaskan dengan otoklaf. Kuman ini dapat hidup bertahun-tahun di tanah, asalkan tidak terpapar sinar matahari, selain dapat ditemukan pula dalam debu, dan, kotoran hewan.Tetanus masuk melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan persalinan. Spora yang masuk disebabkan oleh proses pertolongan persalinan yang tidak steril, baik oleh penggunaan alat yang telah terkontaminasi dengan spora Clostridium tetani, maupun penggunaan obat-obatan untuk tali pusat yang juga telah terkontaminasi. Kebiasaan menggunakan alat pertolongan persalinan dan obat tradisionil yang tidak steril, merupakan faktor yang utama dalam terjadinya Tetanus Neonatorum. Tetanus tidak menularkan dari orang ke orang dan hanya dapat terjadi jika bakteri berubah bentuk menjadi bentuk vegetatif dalam tubuh manusia. 3. TANDA DAN GEJALA Masa inkubasi berkisar antara 5-14hari, tapi bisa lebih pendek ataupun lebih panjang. Berat ringannya penyakit juga tergantung pada lamanya masa inkubasi, makin pendek masa inkubasi biasanya prognosa makin jelek.

Diagnosa tetanus neonatorum biasanya dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis. Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan gejala: a. Trismus karena spasme otot-otot Mastikatoris. b. Kaku kuduk sampai opistotonus karena ketegangan otot-otot erector trunki. c. Ketegangan otot dinding perut. d. Kejang tonik terutama bila dirangsang. e. Risus sardonikus karena spasme otot muka. f. Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri kepala, nyeri anggota badan sering merupakan gejala dini. g. Spasme yang khas, yaitu badan kaku dengan opistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spame mula-mula intermiten diselingi periode relaksasi. Kemudia tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. h. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernafasan dan laring. Retensi urin dapat terjadi karena spasme otot uretral. i. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir. 4. KOMPLIKASI 1. Asfiksia 2. Sianosis 3. Gagal jantung

5. PENCEGAHAN Pemberian toxoid tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut-turut pada trimester ke-3 dikatakan sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat yang steril dan perawatan tali pusat selanjutnya. 6. PENATALAKSANAAN a. Pemberian saluran nafas agar tidak tersumbat dan harus dalam keadaan bersih. b. Pakaian bayi dikendurkan/dibuka c. Mengatasi kejang dengan cara memasukkan tongspatel atau sendok yang sudah dibungkus kedalam mulut bayi agar tidak tergigit giginya dan untuk mencegah agar lidah tidak jatuh kebelakang menutupi saluran pernafasan. d. Ruangan dan lingkungan harus tenang e. Bila tidak dalam keadaan kejang berikan ASI sedikit demi sedikit, ASI dengan menggunakan pipet/diberikan personde (kalau bayi tidak mau menyusui). f. Perawatan tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic. g. Selanjutnya rujuk kerumah sakit, beri pengertian pada keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke RS. 7. MEDIK DAN PERAWATAN a. Diberikan cairan intravena dengan larutan glukosa 5% dan NaCl fisiologis 4-1 selama 48-72 jam, selanjutnya cairan intravena hanya untuk memasukkan obat. b. Diazepam dosis awal 2,5 mg IV perlahan-lahan selama 2-3 menit. Dosis rumat 810 mg/kgbb/hari melalui cairan intravena dan diganti tiap 6 jam. c. ATS 10.000/hari, diberikan selama 2 hari berturut-turut dengan IM d. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10 hari e. Tali pusat dibersihkan / dikompresi dengan alkohol 70% betadine 10%. f. Rawat diruang yang tenang tetapi harus terang juga hangat g. perhatikan jalan nafas, dieresis, dan keadaan vital lain. Bila banyak lendir jalan nafas harus dibersihkan dan bila perlu diberikan oksigen

Catatan Pada setiap tindakan yang dilakukan terhadap bayi yang dirawat dengan tetanus neonatorum harus dilakukan denganseksama dan hati-hati , oleh karena semua tindakan ini dapat merangsang terjadinya spasme dan kejang. 8. KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN Akibat keadaan bayi yang payah dan tidak dapat menyusui untuk memenuhi kebutuhannya. Perlu di beri infus dengan cairan glukosa 5%, bila kejang sudah berkurang pemberian makanan dapat diberikan melalui sonde dan sejalan dengan perbaikan, pemberian makanan bayi dapat diubah memakai sendok secara bertahap. 9. DIAGNOSA BANDING 1. Meningitis 2. Rabies : terdapat kejang dan kaku kuduk. : terdapat spasme otot faring dan laring.

BAB III KESIMPULAN

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat. Masa inkubasi berkisar antara 5-14hari, tapi bisa lebih pendek ataupun lebih panjang. Berat ringannya penyakit juga tergantung pada lamanya masa inkubasi, makin pendek masa inkubasi biasanya prognosa makin jelek. Diagnosa pemeriksaan klinis. Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan gejala: j. Trismus karena spasme otot-otot Mastikatoris. k. Kaku kuduk sampai opistotonus karena ketegangan otot-otot erector trunki. l. Ketegangan otot dinding perut. m. Kejang tonik terutama bila dirangsang. n. Risus sardonikus karena spasme otot muka. o. Kesukaran menelan, gelisah, mudah terangsang, nyeri kepala, nyeri anggota badan sering merupakan gejala dini. p. Spasme yang khas, yaitu badan kaku dengan opistotonus, ekstremitas inferior dalam keadaan ekstensi, lengan kaku dan tangan mengepal kuat. Anak tetap sadar. Spame mula-mula intermiten diselingi periode relaksasi. Kemudia tidak jelas lagi dan serangan tersebut disertai rasa nyeri. q. Asfiksia dan sianosis terjadi akibat serangan pada otot pernafasan dan laring. Retensi urin dapat terjadi karena spasme otot uretral. r. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir. tetanus neonatorum biasanya dapat ditegakkan berdasarkan

DAFTAR PUSTAKA

www.shvoong.com http://id.shvoong.com/ http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/keperawatan-bayi-baru-lahir/ www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=073 http://www.usu.ac.id/id/files/artikel/Tetanus_Neonatorum.pdf http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking2.pdf http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://infohidupsehat.com/wpcontent/uploads/2007/10/tetanus.thumbnail.jpg&imgrefurl=http://pengobatangalihgumelar.blogs pot.com/2009/01/penyakit-tetanus.html&usg=__KqbR1FsZIrvJFaNoomguFn-

kyEM=&h=128&w=98&sz=5&hl=id&start=16&um=1&tbnid=zGXyxV3lpp_E2M:&tbnh=91&t bnw=70&prev=/images%3Fq%3Dtetanus%2Bneonatorum%26hl%3Did%26sa%3DN%26um%3 D1 http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://mawarmawar.files.wordpress.com/2009/02/ecoli _micrograph187162824_std1.jpg&imgrefurl=http://mawarmawar.wordpress.com/2009/02/27/pe nyakit-yang-disebabkan-olehbakteri/&usg=__2VjcyLeNSCaq1LgSMNdJfMt16wc=&h=360&w=480&sz=38&hl=id&start=2 &um=1&tbnid=mEnvoFiChLqq0M:&tbnh=97&tbnw=129&prev=/images%3Fq%3Dbakteri%2 BClostridium%2Btetani%26hl%3Did%26sa%3DG%26um%3D1

You might also like