You are on page 1of 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Proses Pembelajaran Pengertian belajar menurut W. S.

Winkel (1996:53) adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilaisikap. Sedangkan Slamet (2003:2) mendefinisikan belajar sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Istilah belajar dan proses pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran sesungguhnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa belajar. Pembelajaran merupakan media yang diberikan pendidik dalam hal ini adalah seorang guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 2. Metode Mengajar Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen antara lain: peserta didik, pendidik, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode mengajar, media, dan evaluasi. Semua komponen tersebut sangat mempengaruhi tercapainya tujuan belajar mengajar. Tujuan belajar mengajar yang diinginkan tentu yang optimal untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Salah satunya adalah metode mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, memudahkan kegiatan belajar serta tercapainya tujuan pembelajaran secara optimal.

6 Ketepatan dalam memilih metode pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan. Metode mengajar yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan dan materi pelajaran yang akan diajarkan. Kondisi peserta didik juga merupakan salah satu pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran sehingga memberikan kesempatan untuk terjadinya suatu bentuk interaksi positif dari siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Dalam pemilihan metode belajar mengajar beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: (1) Sifat dari pelajaran, alat alat yang tersedia; (2) besar kecilnya kelas atau tempat; (3) kesanggupan guru; (4) banyak sedikitnya bahan dan tujuan pelajaran. Untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan karekteristik materi pelajaran. Adapun macam-macam metode pembelajaran antara lain: a. Metode ceramah Menurut Hasibuan (2008:13) metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Metode ini merupakan cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung kepada siswa. Metode pembelajaran ceramah menuntut keaktifan guru daripada siswa, tetapi metode ceramah tidak dapat ditinggalkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. b. Metode tanya-jawab Menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2008:14) dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang sangat penting, sebab metode bertanya dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam mengungkapkan gagasan atau ide, serta pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan dapat: 1) 2) 3) Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan. Mengembangkan pola berpikir dan belajar siswa aktif, sebab berpikir itu sendiri adalah bertanya.

7 4) 5) c. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang dibahas. Metode diskusi Menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2008:20) metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Sementara itu menurut Djamarah dan Zain (2002:99) metode pembelajaran diskusi merupakan cara penyajian pelajaran, di mana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan yang kemudian dibahas dan dipecahkan secara bersama. Metode kerja kelompok Menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2008:24) kerja kelompok adalah salah satu metode belajar-mengajar yang memiliki kadar Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Dalam pelaksanaanya menuntut kondisi serta persiapan yang jauh berbeda dengan format belajar mengajar aygn menggunakan pendekatan ekspositorik, misalnya ceramah. Bagi siswa yang belum terbiasa dengan penggunaan metode ini, dan masih terbiasa dengan pendekatan ekspositorik, membutuhkan waktu yang lebih untuk mereka berlatih. d. Metode simulasi Menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2008:27) simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja (berasal dari fakta simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, dan simulation yang artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja). Dalam suatu metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut JJ. Hasibuan dan Moedjiono (2008:28) kelebihan metode simulasi, antara lain: 1) Metode ini lebih menyenangkan, sehingga siswa secara wajar terdorong untuk berpartisipasi. 2) Menggalakkan guru untuk mengembangkan aktivitas simulasi. 3) Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya. 4) Memvisualkan hal-hal yang abstrak.

8 5) Tidak memerlukan keterampilan komunikasi yang baik. 6) Memungkinkan terjadinya interaksi antar siswa. 7) Menimbulkan respon yang positif terhadap siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasi. 8) Melatih berpikir kritis karena siswa terlibat dalam analisa proses dan kemajuan simulasi. e. Metode demontrasi Metode demontrasi merupakan metode mengajar yang efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru, atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta untuk mendemontrasikan suatu topik), atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas mengenai suatu proses, misalnya: cara kerja penyayatan pada proses membubut, mengefrais, dan lain-lain (JJ. Hasibuan dan Moedjiono, 2008:29). 3. Metode konvensional (ceramah) a. Pengertian Metode Ceramah Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Suryosubroto (1997:165) metode ceramah ialah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam hubungannya antara guru dengan murid-murid adalah berbicara. Metode ceramah paling sering digunakan terutama untuk mata pelajaran yang bersifat teori dan bukan praktik. Metode pembelajaran ceramah menuntut keaktifan guru daripada siswa, tetapi metode ceramah tidak dapat ditinggalkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Metode ini dilakukan dengan menyampaikan informasi materi pengajaran kepada anak didik dengan bahasa lisan. Dalam hal ini, peranan guru dan murid berbeda secara jelas, yaitu guru menerangkan secara aktif, sedangkan murid mendengarkan dan mengikuti secara cermat serta membuat catatan pokok persoalan yang diterangkan.

9 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode ceramah merupakan suatu metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat proses penyampaian materi pelajaran dari seseorang (pengajar) kepada sekelompok orang (siswa) dengan menggunakan bahasa lisan. 4. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran John D. Latuheru (1988:14) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara tepatguna dan berdayaguna. Media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan pesan, berupa sejumlah kemampuan dan ilmu pengetahuan yang perlu dikuasai oleh siswa. Pesan ini dikomunikasikan melalui saluran penglihatan, pendengaran, audio visual, perasaan, dan performance, yang dapat merangsang fikiran dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar. Media pembelajaran yang baik hendaknya harus memenuhi beberapa syarat salah satunya adalah media tersebut harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan dan umpan balik. b. Penggunaan media pembelajaran Menurut Bruner yang dikutip Azhar Arsyad (2003:7) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung ( enactive), pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang baru. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Edgar Dale dalam (John D. Latuheru, 1988:16) mengemukakan bahwa pengalaman belajar seseorang, 75% diperoleh melalui indera lihat (mata); 13% melalui indera

10 pendengar (telinga); dan selebihnya melalui indera lain. Menurut Dale, pengalaman seseorang berlangsung mulai dari tingkat yang konkrit (pengalaman langsung) menuju ke tingkat yang abstrak, dalam bentuk lambang kata, melalui tahapan/tingkatan. Pada tingkat yang konkrit orang memperoleh pengalaman (belajar) dari kenyataan yang diperoleh dalam kehidupan. Selanjutnya, untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman, akan meningkat menuju ke tingkat yang lebih tinggi, yang akhirnya tiba pada puncak kerucut di mana pengalaman itu diperoleh, walaupun hanya dalam bentuk simbol atau lambang-lambang kata. Klasifikasi pengalaman tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman Dale (Dales Cone of experience). Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Abstrak
verbal simbol visual visual radio film tv wisata demonstrasi partisipasi observasi pengalaman langsung

Konkrit

Gambar 2. Kerucut Pengalaman E. Dale Berdasarkan kerucut pengalaman E. Dale, pengalaman langsung sebagai media pembelajaran memiliki kedudukan yang paling besar atau paling konkrit, sehingga diletakkan di dasar kerucut. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkrit). Sedangkan media pembelajaran yang mempunyai cakupan yang terkecil adalah media verbal, sehingga ditempatkan di puncak kerucut. Media verbal dianggap sebagai media yang paling abstrak. c. Ciri- Ciri media pembelajaran

11 Gerlach & Ely (1971) yang dikutip Arsyad Azhar (2003: 11-14), mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video. kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan ciri fiksatif, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.. 3) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributife dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja. d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

12 Media merupakan salah satu komponen pendukung yang penting dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran memiliki pengaruh yang besar dalam rangka membangkitkan keinginan dan minat siswa dalam belajar. Selain itu, media juga mampu untuk mengatasi kebosanan, membangkitkan motivasi dan rangsangan siswa untuk dapat lebih mengetahui, serta memahami materi yang disampaikan guru. Jadi, selain memberikan keuntungan pada siswa, media dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pemanfaatan sumber belajar dapat dikatagorikan menjadi dua , yaitu sumber belajar yang sengaja dirancang untuk pembelajaran (by design) dan sumber belajar yang dapat langsung dimanfaatkan yang berada di lingkungan tempat kegiatan belajar yang tidak secara khsusus dirancang untuk pembelajaran (by utilization). John D. Latuheru (1988: 23-24) mengemukakan manfaat dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar antara lain: 1) Media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan. 2) Media pembelajaran mengurangi, bahkan dapat menghilangkan verbalisme. 3) Media pembelajaran mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dari anak didik. 4) Media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain. 5) Media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu. 6) Media pembelajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami. 7) Media pembelajaran membantu anak didik dalam mengatasi hal/peristiwa/kejadian yang sulit nampak/diikuti dengan indera mata. 8) Media pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berusaha sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan. 9) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak didik dengan guru, dengan masyarakat, maupun dengan lingkungan alam sekitar mereka. Penggunaan media pembelajaran dalam membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar sangat dianjurkan. Pada proses belajar mengajar, dalam situasi

13 tertentu, terdapat unsur memberi dan menerima baik bagi guru maupun peserta didik. Adanya penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa memiliki keseragaman persepsi terhadap materi yang disampaikan oleh guru sehingga tidak ada perbedaan informasi di antara siswa. 5. Media Pembelajaran Interaktif Berbantuan Komputer Media pembelajaran merupakan salah satu penunjang keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Adanya media sangat membantu kelancaran komunikasi dari guru untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik. Untuk itu media dalam proses pembelajaran seyogyanya dirancang semenarik dan seinteraktif mungkin sehingga menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu segala informasi yang disampaikan oleh pengajar akan dapat diserap dengan baik. Adanya media pembelajaran interaktif diharapkan mampu menumbuhkan interaksi antar pengajar dengan peserta didik sehingga dapat terjalin dengan baik. Seiring perkembangan teknologi yang begitu pesatnya secara tidak langsung telah berpengaruh pada dunia pendidikan. Salah satu kemajuan teknologi yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan untuk mengekspresikan informasi yang kompleks tersebut dengan menggunakan beberapa media yang selanjutnya dikenal dengan multimedia. Meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Multimedia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan gambar. Namun pada bagian ini perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan dari gabungan media ini. Dengan demikian arti multimedia yang umumnya dikenal dewasa ini adalah berbagai macam kombinasi garfik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran (Azhar, 2003:169). Menurut Suyanto (2003:20-21) multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Sedangkan pembelajaran interaktif adalah suatu proses pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai media dalam menyajikan materi pelajaran dan

14 peserta didik berinteraksi secara langsung dengan komputer dalam proses belajarnya. Interaktif artinya peserta didik memperoleh respon aktif dan umpan balik secara eksplisit. Kehadiran media pembelajaran interaktif berbantuan komputer mampu memberi kesan yang positif dalam bidang komunikasi dan pendidikan karena dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Media pembelajaran interaktif memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi. Diharapkan kehadirannya dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. John D. Latuheru (1988:122) menyatakan ada beberapa keuntungan proses pembelajaran interaktif dengan menggunakan bantuan komputer, yaitu : a. Bekerja dengan komputer sebagai sesuatu yang baru bagi siswa, menimbulkan motivasi bagi mereka untuk lebih menekuni materi yang disajikan. b. Dengan adanya warna, musik, dan grafik yang dianimasi dapat menambahkan realisme, dan merangsang untuk mengadakan latihan-latihan kerja, kegiatan laboraturium, simulasi dan sebagainya. c. Kecepatannya dalam hal menanggapi respon siswa, justru merupakan sesuatu yang mengandung nilai-nilai penguatan (reinforcement). d. Kemampuan untuk mengingat secara cepat dan tepat, memungkinkan perlakuan/pekerjaan siswa yang lalu dapat dicatat dengan baik, dan dapat digunakan untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya. e. Andaikata komputer itu manusia, maka dapat digambarkan sebagai suatu pribadi yang sabar, sehingga dalam hal menggunakannya nampak suatu suasana tenang, aman, positif dan tepatguna. f. Kemampuan komputer dalam hal menyimpan dokumen secara aman, memungkinkan pengajaran individual dapat dijalankan dengan baik. Bagi guru, persiapan-persiapan dapat diadakan dengan baik untuk semua siswa (khususnya bagi siswa-siswa yang berbakat), dan kemajuan mereka dapat selalu dimonitor. g. Jangkauan kontrol guru menjadi lebih luas, dan banyak informasi dapat diperoleh; membantu guru mengadakan kontrol yang lebih ketat dan baik, tertuju pada bagian-bagian yang secara langsung merupakan kesulitan bagi siwa.

15 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif berbantuan komputer adalah suatu pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai media dalam menyampaikan materi dengan menggabungkan audio, musik, animasi, teks, grafik, dan gambar serta dalam menyajikannya peserta didik berinteraksi langsung dengan komputer sehingga terjadi hubungan timbal balik antara komputer dengan pengguna melalui alat perantara ( keyboard, mouse, dan sebagainya) untuk mendapatkan respon aktif dan umpan balik secara eksplisit. 6. Adobe Flash Software Adobe Flash merupakan sebuah program aplikasi standar authoring tool profesional yang dikeluarkan oleh perusahaan internasional. Aplikasi Adobe Flash ini digunakan untuk membuat animasi vektor dan bitmap yang sangat menakjubkan untuk keperluan pembangunan situs web yang interaktif dan dinamis. Selain itu aplikasi ini juga dapat digunakan untuk memuat animasi logo, movie, game, pembuatan navigasi pada situs web, banner, tombol animasi, menu interaktif, interaktif form isian, e-card, screen server, dan pembuatan situs web atau pembuatan aplikasi-aplikasi web lainnya (Andreas, 2003:3) Pembuatan media pembelajaran interaktif dengan memanfaatkan software Adobe Flash ini dikemas dalam bentuk file dan CD interaktif. Adobe Flash merupakan bahasa pemprograman yang bekerja pada sistem operasi Windows, dan mempunyai cakupan kemampuan yang luas dan sangat canggih. Adobe Flash mempunyai kemampuan menggabungkan pemprograman visual yang berorientasi pada objek kedalam lingkungan pengembangan yang memudahkan programer. Program ini berbasis vektor grafis, jadi aksesnya lebih cepat dan terlihat halus pada skala resolusi layar berapapun. Program ini juga dapat diisi dengan bitmap yang diimpor dari program lain. Salah satu keunggulannya adalah ukurannya yang begitu kecil namun dapat menampilkan animasi web yang mengagumkan. Selain itu juga mempunyai kemampuan untuk membuat animasi secara streaming, yaitu dapat menampilkan animasi langsung meskipun proses download dan loading belum selesai seluruhnya. Adobe Flash juga dapat digunakan untuk membuat movie kartun dan aplikasi web interaktif yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan aplikasi yang dibuat. 7. Prestasi Belajar

16 Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan sebuah proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar tersebut. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Menurut Sunaryo (1983:4) prestasi belajar adalah perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. B. Kerangka Berfikir Pembelajaran merupakan proses alih pengetahuan yang disampaiakan guru kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien apabila ada dua hal penting yang dimiliki oleh guru yaitu metode pembelajaran yang sesuai dan ketersediaan media yang tepat dalam pembelajaran. Kesalahan dalam pemilihan metode dan media yang dipakai dapat berakibat pada kurang efektifnya pembelajaran, materi tidak tersampaikan atau yang paling mengkhawatirkan adalah gagalnya proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran berbantuan komputer yaitu salah satu media pembelajaran yang dirancang dan dibuat untuk keperluan dalam pembelajaran dengan menggunakan perangkat komputer pada mata pelajaran TIK. Pembuatan media ini menggunakan fasilitas software Adobe Flash CS3 Professional. Perancangan dan pembuatan media pembelajaran berbantuan komputer tentang memfrais kompleks merupakan program animasi yang mudah digunakan dan sangat berdaya guna untuk membuat animasi sederhana sampai animasi kompleks. Penggunaan software pendukung lainnya juga diperlukan agar program multimedia yang dihasilkan lebih komunikatif dan interaktif dengan pemakai. Produk media pembelajaran berbantuan komputer yang dikemas dalam modul file Adobe Flash CS3 Professional dan keping CD kemudian divalidasi terlebih dahulu oleh ahli media maupun ahli materi sebelum diujicobakan kepada sisiwa. Penggunaan media pembelajaran berbantuan komputer di dalam proses pembelajaran dilakukan dengan harapan dapat mempermudah dalam penyampaian materi, mempermudah

17 penyerapan materi oleh siswa, meningkatkan minat belajar siswa, dan meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga pada akhirnya diduga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Bentuk kemasan materi yang ditampilkan sangat mudah untuk diamati secara audio maupun visual sehingga memudahkan siswa menyerap dan mencerna materi yang disampaikan. C. Hipotesis Berdasarkan dari kajian teori dan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan beberapa hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada perbedaan prestasi belajar siswa kelas VII di SMPantara sebelum dengan setelah diajar menggunakan metode pembelajaran berbantuan media pembelajaran interaktif berbantuan komputer. 2. Ada peningkatan prestasi belajar siswa kelas VII Teknik Pemesinan di SMP setelah diajar menggunakan metode pembelajaran interaktif berbantuan komputer.

You might also like