You are on page 1of 6

VI.

PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini tablet yang akan dibuat berisi zat aktif Asetosal 100 mg / tablet dengan menggunakan metode kempa langsung yang merupakan metode dari pembuatan dan pencetakan tablet. Asetosal atau dikenal juga dengan nama aspirin, digunakan sebagai zat analgesic dan zat antipiretik. Maka dari itu aspirin digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, dan demam. Tujuan dari metode kempa langsung ini karena acetosal merupakan zat yang bisa dicetak menggunakan metode kempa langsung daripada granulasi basah maupun granulasi kering. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan eksipien yang

memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Metode Kempa Langsung biasanya dilakukan untuk bahan-bahan obat yang mempunyai daya kompresibilitas tinggi dan daya alir yang tinggi. Massa tablet yang dibuat dalam praktikum ini adalah 200 mg (dalam 500 tablet) dengan mempertimbangkan alat pencetak tablet yang tersedia dengan komposisi zat aktif (Asetosal) 100 mg, zat pengisi-pengikat (Avicel PH 102) 84 mg, primogel 8 mg dan zat pelincir Mg stearat dan Talk masing-masing 4 mg dan 4 mg hingga memenuhi massa 200 mg/tablet. Bahan pembantu (eksipien) yang digunakan pada pembuatan tablet Asetosal kali ini adalah Avicel PH 102, Promogel, Mg stearat dan Talk. Avicel berfungsi sebagai bahan pengisi-pengikat dalam bentuk kering karena penggunaan avicel PH 102 sebagai pengisi cetak langsung memberikan hasil yang baik. Kemampuan avicel sebagai zat pengisi cukup tinggi karena partikel mikrokristalnya yang berasal dari alam disatukan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antara hidrogen pada molekul selulosa yang berdekatan membuat padatan partikelnya lebih kuat dan lebih kohesif. Ketika dicetak avicel akan membentuk lapisan seperti plastik sehingga menghasilkan tablet yang kompak. Kerapatan curah avicel PH 102 rendah sehingga kemampuannya sebagai zat pengisi sangat baik. Luas permukaannya besar sehingga kemampuan untuk menutupi bahan lain atau sebagai pengikat

dalam sediaan tinggi. Avicel PH 102 menghasilkan kerapatan mampat yang optimal sehingga pencetakan dapat menghasilkan tablet yang memenuhi standar yang diharapkan. Penggunaan avicel PH 102 memberikan banyak keuntungan karena selain fungsinya sebagai pengisi pada granulasi basah maupun cetak langsung, juga dapat berfungsi sebagai self-lubrikan, adsorben, anti adheren, dan mampu memberikan daya integrasi yang lebih tinggi sehingga memungkinkan produksi skala besar dengan metode kempa langsung dalam industri farmasi. Bahan ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dalam pembuatan tablet secara komersial. Rentang konsentrasi avicel PH 102 sebagai pengisi adalah 20 90% dari berat total tablet, sebagai disintegran 5 15%, sebagai adsorben 20 90% dan sebagai anti adheren 5 20%. Pada percobaan dipakai avicel PH 102 sebanyak 42 % (sebanyak 84mg/tablet dalam bobot total 42g/500 tablet), jadi memenuhi syarat sebagai pengisi. Disamping itu juga memenuhi sebagai disintegran, adsorben, dan anti adheren. Pemilihan Avicel mampu memberikan daya adhesi pada massa serbuk pada tablet kempa serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Bila bahan pengikat yang ditambahkan terlalu sedikit, dapat menyebabkan tablet terlalu rapuh. Namun bila bahan pengikat terlalu banyak akan membentuk tablet yang keras dan susah hancur. Avicel selain berfungsi sebagai zat pengikat juga sebagai disintegran yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Kandungan disintegran, cara penambahan, dan derajat kepadatan berperan dalam efektivitas daya hancur tablet. Saat ini semakin banyak Avicel PH modern yang tersedia di pasaran. Misalnya Avicel PH-200 dengan partikel besar yang memungkinkan produksi untuk memaksimalkan kecepatan tekanan tablet karena memiliki daya flowabilitas yang tinggi, memberikan variasi berat minimum dan keseragaman isi sempurna. Kemudian Avicel PH-301 dan Avicel PH302 yang memiliki densitas tinggi, keduanya tidak hanya meningkatkan arus dan nilai produksi tetapi juga memungkinkan ukuran batch yang lebih besar karena menempati volume yang lebih sedikit dalam peralatan produksi. Kemudian saat produksi menggunakan bahan yang bersifat kasar, granular, kristalin atau yang sukar untuk dikempa, dapat dipertimbangkan penggunaan Avicel PH-105, dengan ukuran partikel dan peningkatan resultannya yang baik pada daerah permukaan tablet sehingga memberikan daya kompresibilitas yang tinggi.

Talk dalam formulasi digunakan sebagai glidan, sebanyak 0,5% dimana rentang konsentrasi sebagai glidan adalah 0,5 1%. Namun demikian Talk juga berfungsi sebagai adsorben, disintegran, dan zat untuk meningkatkan viskositas. Talk memiliki ukuran partikel yang kecil dengan luas permukaan spesifik yang besar sehingga memberikan karakteristik sifat alir yang baik dari serbuk kering untuk dicetak langsung. Mg stearat digunakan sebagai lubrikan sebanyak 1 % sedangkan rentang penggunaannya sebagai lubrikan adalah 1 10%. Penggunaan Mg stearat ini dalam jumlah yang cukup kecil karena zat tambahan lain juga mempunyai sifat lubrikan. Tujuan penambahan adalah untuk mempercepat aliran bahan dalam corong ke dalam rongga cetakan sehingga mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet, selain itu juga berguna untuk mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan cetakan. Penambahan lubrikan yang berlebihan akan menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Sebelum ditimbang bahan-bahan diayak terlebih dahulu untuk menyeragamkan ukuran partikel karena selama penyimpanan ada kemungkinan terjadinya penggumpalan. Distribusi ukuran partikel berpengaruh pada sifat fisika dan kimia serbuk, sehingga mempengaruhi homogenitas tablet akhir dan kestabilan produk. Setelah diayak dan ditimbang, bahan bahan tersebut dicampurkan dalam kantong plastik. Penambahan Mg stearat diberikan terakhir agar dapat melapisi semua bahan. Ukuran yang relatif seragam memudahkan proses pencampuran karena antara partikel yang satu dengan partikel yang lain akan memiliki peluang yang sama untuk bercampur. Pencampuran harus berlangsung secara diffusive mixing, yaitu perpindahan yang terjadi bukan perpindahan secara kelompok tetapi perpindahan masing masing partikel secara difusi. Jika yang terjadi perpindahan secara berkelompok, campuran akan sulit menjadi homogen. Sifat fisik masing-masing bahan dalam obat tersebut merupakan hal yang sangat kritis, adanya perubahan sedikit atau kesalahan perbandingan komposisi dapat mengubah sifat alir dan kegagalan proses pengempaan. Asetosal sangat peka terhadap cahaya dan kelembaban, maka jika disimpan dalam ruangan dengan kelembaban tinggi zat tersebut akan menjadi basah. Zat yang basah mempunyai daya alir yang buruk, sehingga akan mengganggu dalam proses pencetakkan dalam mesin tablet bahkan dapat merusak mesin tablet (Astuti, 2010).

Serbuk yang telah homogen siap untuk dicetak. Sebelumnya disisihkan sejumlah serbuk untuk uji kemampatan dan laju alir. Serbuk ini tidak perlu dilakukan uji LOD karena pada metode kempa langsung, pemilihan bahan sudah disesuaikan dengan bahan baku yang memiliki kadar air yang rendah. Jika bahan baku yang ada memiliki kadar air yang tinggi, maka bahan tersebut tidak bisa digunakan untuk metode kempa langsung karena serbuk akan menempel pada alat pencetak dan menghasilkan laju alir yang buruk. Sebanyak 25 g serbuk diuji laju alir dan sudut istirahat, dimana diperoleh laju alir dan sudut istirahat 29,89 . Dengan sudut istirahat demikian, serbuk digolongkan mempunyai sifat alir yang baik. Sedangkan dari uji kompresibilitas diperoleh volume nyata = 29 ml dan volume mampat = 28 ml . Sifat alir ini akan mempengaruhi dapat tidaknya tablet dikempa. Pada saat pencetakan terbukti bahwa tablet dapat dicetak dengan baik. Serbuk kemudian dicetak menggunakan alat single punch tablet press. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan tablet cetak langsung, antara lain pemilihan eksipien pengisi-pengikat, dimana eksipien yang dipilih harus sesuai dengan zat aktif, memiliki kemampuan kompresibilitas, daya alir, dan kemampuan sebagai pelincir yang baik dan sesuai. Faktor lain adalah homogenitas ukuran serbuk yang akan berpengaruh terhadap proses pencampuran. Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang akan dicetak diperhitungkan dengan mengatur punch atas dan punch bawah dari alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak, diatur dengan punch bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet, digunakan punch atas. Volume bahan yang diisikan yang mungkin masuk ke dalam cetakan harus disesuaikan dengan beberapa tablet yang telah lebih dahulu dicetak. Penyesuaian ini diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan dibuat. Selama pencetakan, beberapa tablet yang dicetak diambil untuk pengontrolan berat dan kekerasan tablet. Jika berat atau kekerasannya berada diluar rentang yang diinginkan, alat pencetak dapat diatur kembali. Tablet yang dikehendaki adalah tablet yang memiliki massa 200 gram dengan rentang 5 % jadi dengan begitu rentang massanya adalah 190-210 gram. Setelah semua serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan. Berat tablet yang diperoleh adalah 200 mg sampai 230 mg, dengan berat rata rata 217,6

mg. Berat tablet ini dinyatakan tidak memenuhi syarat keseragaman bobot tablet, dimana penyimpangan berat yang diizinkan adalah 5% yaitu 210 mg atau 190, hal ini terjadi karena kesalahan teknis dalam memproduksi tablet yang mungkin disebabkan oleh laju alir serbuk yang tidak stabil, karena ketika dicoba 1 tablet didapatkan tablet dengan berat kurang dari 210 gram. Tebal dan diameter rata rata tablet yang dicetak masing masing 3,196 mm dan 8,5445 mm. Hal ini sudah memenuhi persyaratan farmakope bahwa diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Uji kekerasan dimaksudkan agar tablet cukup keras untuk tahan pecah dan tahan terhadap goncangan pada saat pengemasan dan proses distribusi. Akan tetapi harus cukup lunak untuk melarut dan akan menghancur sempurna begitu digunakan konsumen atau dapat dipatahkan di antara jari-jari bila tablet perlu dibagi untuk pemakaiannya. Kekerasan tablet yang ideal 70-80 N. Sedangkan pada pengujian waktu hancur, tablet harus hancur dalam waktu kurang dari 15 menit. Kekerasan rata rata tablet yang didapat adalah 70,45 N, dinilai cukup baik untuk tablet dengan berat lebih kurang 200 mg. Untuk mengetahui ketahanan tablet terhadap benturan dan gesekan, dilakukan uji friabilitas. Hal ini sangat penting terutama pada saat pengemasan dan pendistribusian. Dilakukan uji terhadap sejumlah tablet yang beratnya setara dengan 6,5 g. Friabilitas tablet diperoleh sebesar 0,014 %, memenuhi syarat friabilitas tablet yaitu kurang dari 1%. Jadi dapat dikatakan bahwa tablet memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan dan gesekan dan menunjukkan bahwa tablet tersebut cukup baik stabilitasnya dalam pengemasan dan penyimpanan. Uji waktu hancur diperoleh selama 18 detik. Waktu hancur ini lebih cepat daripada persyaratan waktu hancur di farmakope bahwa waktu hancur tablet tidak bersalut tidak kurang dari 15 menit, hal tersebut dinilai terlalu cepat sehingga dikhawatirkan akan segera hancur sebelum waktunya. Hal ini mungkin disebabkan oleh terlalu banyak disintegran, dimana avicell PH 102, primogel dan Talk sama sama memiliki sifat sebagai disintegran Uji-uji yang dilakukan terhadap tablet berguna untuk pengawasan mutu. Hal ini dilakukan selama proses produksi secara periodik karena akan melibatkan biaya yang sangat besar apabila pada akhir produksi ternyata menghasilkan tablet yang tidak memenuhi persyaratan. Syarat-syarat tablet yang baik, adalah sebagai berikut :

o o o o o

Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat pengemasan dan distribusi. Memiliki keseragaman bobot dan kandungan obat. Tablet dapat terbioavailable. Memiliki karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk. Memiliki kestabilan yang baik dan dapat tereffikasi.

You might also like