You are on page 1of 47

Mei Irianti 05-801-967

Mata adalah organ penglihatan Berfungsi untuk mendeteksi cahaya dan memberikan pengertian visual Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat diinterpretasikan oleh sistem saraf manusia Bagian-bagian mata : - Kornea - Sclera - Uvea (Iris, Badan Siliar dan Koroid) - Lensa - Pupil - Retina

Uvea adalah suatu lapisan antara lapisan sklera dan retina dan terdiri dari Iris, Badan Siliar dan Koroid Uvea mengandung banyak pembuluh darah yang berperan dalam memberikan nutrisi ke mata Iris (Selaput Pelangi) adalah bagian yang memberi warna pada mata, terdapat di depan lensa mata dan memiliki sebuah celah yang disebut pupil Warna pada iris ditentukan oleh warna pigmen yang terdapat di dalamnya

Uveitis adalah peradangan pada uvea yang terjadi akibat kelainan autoimun, penyakit infeksi, peradangan dan trauma mata Jenis uveitis yang paling sering adalah uveitis anterior dimana peradangan terjadi di bagian depan mata dan dapat menyerang iris (iritis) atau badan siliar (siklitis) dan dapat terjadi bersama disebut sebagai Iridosiklitis Penyebab paling sering adanya riwayat kelainan autoimun seperti Arthritis Rheumatoid (peradangan sendi)

Dalam penanganan uveitis anterior diperlukan : - Diagnostik etiologic berdasarkan anamnesis - Pemeriksaan fisik umum - Pemeriksaan Opthalmologi - Pemeriksaan Laboratorium Tujuan Pengobatan adalah untuk mencegah kerusakan struktur dan fungsi mata

Uvea adalah lapisan vascular di dalam bola mata dan dilindungi oleh kornea dan sclera yang terdiri dari 3 bagian yaitu : 1). Iris = Perpanjangan badan siliar ke anterior , permukaan datar dengan celah yang berbentuk bulat di tengahnya yaitu pupil. Berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam bola mata secara otomatis dengan mengecilkan dan melebarkan pupil 2). Badan Siliar = Merupakan susunan otot melingkar Berfungsi mengubah tegangan kapsul lensa sehingga dapat focus untuk melihat objek dekat atau jauh dalam lapang pandang 3). Koroid = Segmen posterior uvea terletak diantara retina dan sclera yang berisi pembuluh darah dan berfungsi untuk memberi nutrisi pada retina bagian terluar

Sistem vascular uvea :


- Bagian anterior divaskularisasi oleh dua arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sclera ke arah temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optic dan tujuh buah arteri siliar anterior yang terdapat pada setiap otot superior, medial inferior dan satu pada otot rektus lateral

- Arteri siliar anterior dan posterior bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar

- Bagian posterior divaskularisasi dari arteri siliar posterior brevis yang menembus sclera di sekitar tempat masuk saraf optic

Persarafan uvea diperoleh dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral Terdapat tiga (3) akar saraf bagian posterior yaitu : 1). Saraf Sensoris yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk kornea dan badan iris 2). Saraf Simpatis yang mengakibatkan pupil dilatasi yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis, mensarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil 3). Akar saraf motorik yang akan memberikan saraf parsimpatis untuk mengecilkan pupil

Iris terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar dan badan siliar yang terletak antara iris dan koroid

Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal Badan siliar memiliki 3 otot akomodasi yaitu : Longitudinal, sirkular dan radial

Otot longitudinal badan siliar yang berinsersi di daerah baji sclera jika berkontraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercepat pengaliran cairan mata melalui sudut bilik mata Otot melingkar badan siliar jika berkontraksi pada akomodasi akan mengakibatkan mengendornya zonula zinii sehingga terjadi pencembungan lensa

Uveitis di klasifikasikan berdasarkan :


1). Lokasi utama dari bercak peradangan

- Uveitis Anterior meliputi Iritis, Iridosiklitis, - Uveitis intermediate yaitu Vitritis (peradangan vitreus) - Uveitis Posterior meliputi Koroiditis, Retinokoroiditis, Retinitis - Pan Uveitis (peradangan seluruh bagian uvea) 2). Berat dan Perjalanan Penyakit (Akut, sub akut, kronik,rekurens) 3). Patologinya (Granulomatosa dan Nongranulomatosa) 4). Penyebab yang diketahui - Bakteri : Tuberculosa, Sifilis - Virus : Herpes simpleks, Herpes zoster, CMV Sindrom behcet - Jamur : Kandidiasis - Parasit : Toxoplasma - Penyakit Sistemik : Arthritis reumatoid, Sarkoidosis, Penyakit kolagen

Uveitis Anterior atau Iridosiklitis merupakan peradangan pada iris dan badan siliar yang terjadi mendadak Berlangsung selama 6-8 minggu Penyebab : Penyakit sendi (Rheumatoid Arthritis), virus herpes simplex atau zooster, sifilis, tuberculosis, toxoplasmosis, trauma, sindrom bechet dan sarkoid

Gejala subjektif :
- Nyeri di mata - Sakit kepala - Penurunan tajam penglihatan - Fotofobia dan Lakrimasi

Gejala objektif :
- Mata merah - Presipitat Keratik - Miosis pupil - Benjolan koeppe - Flare atau Hipopian dalam bilik mata depan - Sinekia Posterior
Jika terjadi radang badan siliar yang berat akan mengakibatkan kekeruhan di dalam badan kaca (lensa) dan terjadinya hipotoni atau penurunan tekanan bola mata karena hipofungsi badan siliar yaitu gangguan fungsi pembentukan cairan mata oleh badan siliar

Jika terjadi radang badan siliar yang berat akan mengakibatkan kekeruhan di dalam badan kaca (lensa) dan terjadinya hipotoni atau penurunan tekanan bola mata karena hipofungsi badan siliar yaitu gangguan fungsi pembentukan cairan mata oleh badan siliar Terdapat tiga (3) bentuk keratic presipitat : - Bentuk besar (Granulomatosa) - Bentuk kecil (Nongranulomatous) - Stellata (Terletak di bagian superior endothelium kornea)

Tujuan Pengobatan Iridosiklitis :


1). Untuk menghilangkan nyeri dan inflamasi pada mata 2). Mencegah kerusakan struktur ocular terutama pada macula dan saraf optic

Pengobatan dengan melebarkan pupil menggunakan obat midriatikum (siklopegik) sehingga dapat menghilangkan nyeri akibat spasme siliar dan mencegah pembentukan sinekia posterior yaitu dengan sulfas atropin 1% tiga kali sehari

Kortikosteroid tetes dapat diberikan untuk menekan peradangan Antibiotik atau antimikroba dapat diberikan jika mikroorganisme penyebabnya diketahui

Disebut juga Cyclitis yaitu terjadi peradangan vitreous (vitritis) Uveitis intermediate terjadi bilateral pada kedua mata Gejala subjektif : - Floaters - Penglihatan kabur - Fotofobia - Rasa nyeri dan kemerahan

Gejala khas adanya kondensat vitreous yang mengambang bebas seperti "bola salju"

Penyebab uveitis intermediate pada sebagian besar pasien tidak diketahui (idiopatik) namun pada penderita sarkoidosis dan account multiple sclerosis terjadi kasus sebanyak 10-20% kasus dan jarang pada penderita sifilis dan TBC Komplikasi yang paling sering adalah Edema makula cystoid, Vaskulitis retina, dan Neovaskularisasi dari disk optik

Merupakan peradangan pada retina dan koroid Dapat mempengaruhi pembuluh darah retina sehingga menimbulkan vaskulitis retina Pada uveitis posterior terjadi penurunan tajam penglihatan secara bertahap, biasanya bilateral, sering dikaitkan dengan adanya floaters Penyebab Uveitis Posterior adalah virus, CMV, herpes simplex, bakteri, jamur, parasit, toxoplasma, penyakit autoimun, SLE, leukemia, sarcoidosis, voght-koyanagi dan harada syndrome

Gejala subjektif : - Penglihatan kabur - Floaters Gejala objektif : - Lesi pada fundus dimulai dari retinitis atau koroiditis tanpa komplikasi - Lesi baru tampak tepi lesi kabur disertai perdarahan disekitarnya dan dilatasi vaskuler

Pengobatan prinsipnya tergantung dari penyebab ditujukan untuk mempertahankan penglihatan sentral, mempertahankan lapang pandangan dan mencegah atau mengobati perubahan struktur mata

Nama penderita Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Alamat Tanggal Pemeriksaan

: Tn. R : 65 Tahun : Laki-Laki : Sekolah Dasar (SD) : Tani : Arso : 18 Juni 2012

Keluhan

Utama : Merah pada mata kanan

Merah pada mata kanan, Nyeri (+), Berair (+), Gatal (+) dan Rasa mengganjal di mata sejak 2 minggu Awalnya mata kanan pasien terkena hempasan serpihan tanah saat mencabut rumput. Sempat memakai tetes mata dan salep mata yang diberikan oleh tetangga selama 4 hari pemakaian namun tidak sembuh

- Riwayat sakit mata dengan

keluhan yang sama tidak ada - Tahun 2007 pasien pernah mengalami kram dan kaku pada telapak tangan dan jari-jari tangan sebelah kiri

Alergi obat dan makanan disangkal oleh pasien

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos Mentis Tanda Vital : SB= Afebris, Nadi = 82x/m Respirasi = 22x/m, TD = 140 / 70 mmHg

Sikap

: Kooperatif Ekspresi : Sesuai Respon : Baik

Motoris

: Parese (-) Sensoris : baik Refleks : Baik

AVOD = 6 / 30 AVOS = 6 / 12 Inspeksi : Hiperemis (+/-), Lakrimasi (+/-) : Edema palpebra (+/-) : Pupil Miosis (+/-) Konjungtiva Palpebra : Hiperemis (+/-) Konjungtiva bulbi : Hiperemis (+/-) : Injeksi siliar (+/-) Bulbus Oculi : Slera hiperemis (+/-) Palpasi : Nyeri Tekan (+/-)

Laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan mata kanan merah disertai penurunan tajam penglihatan, rasa gatal, berair, perih dan rasa mengganjal sejak 2 minggu yang lalu akibat terkena hempasan tanah saat mencabut rumput.

Pemeriksaan opthalmologi :
- Edema palpebra (+/-) - Nyeri tekan (+/-)

- Konjungtiva Bulbi : Hiperemis (+) : Dilatasi pembuluh darah (+) - Bulbus okuli : Sclera sedikit hiperemis : Injeksi siliar (+) : Pupil miosis (+)

Triaxytrol eye drops 4 x gtt I OD

Loratadin 1 x 10 mg

Ad Vitam : ad bonam Ad fungtionam : dubia ad bonam Ad Sanationam : ad bonam

Menjaga mata agar tidak terkena debu atau kotoran Kontrol kembali dua hari kemudian untuk melihat efektivitas respon corticosteroid yang diberikan

Peradangan pada uvea bagian anterior (uveitis anterior) terkait adanya radang pada iris dan badan siliaris

Ditegakkan diagnosis suspec uveitis anterior yang didiagnosa banding dengan Konjungtivitis akut, Iritis akut, Glaukoma akut dan Benda Asing Kornea dikarenakan tidak ditemukan tanda khas secara objektif untuk uveitis anterior Gejala umum pemeriksaan oftalmologis : - Edema palpebra, Injeksi siliar (+), pupil miosis (+) - Konjungtiva bulbi hiperemis (+)

Berdasarkan teori pada uveitis anterior terdapat : - Injeksi Siliar di sekitar limbus - Keratic presipitat - Miosis pupil - Nodul iris seperti benjolan koeppe - Flare atau hipopian (lapisan sel-sel inflamasi pada bagian inferior) dalam bilik mata depan - Sinekia posterior

Anamnesis riwayat penyakit sebelumnya pada tahun 2007 pasien pernah mengalami kram dan kekakuan pada telapak tangan dan jari-jari tangan kiri kemudian pasien berobat ke poliklinik saraf dan didiagnosa menderita CTS (Carpal Tunnel Syndrome)

CTS adalah penyakit di pergelangan tangan terkait kegiatan yang dilakukan berulang. Penyebabnya belum diketahui secara pasti namun dapat dianggap sebagai saraf yang tertekan oleh carpal tunnel dan biasanya diturunkan secara genetis Gejala CTS adalah perasaan kaku di jempol, jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis CTS dapat terkait dengan adanya Rheumatoid Arthritis namun untuk menegakkan diagnosa diperlukan pemeriksaan laboratorium (Kimia darah)

Pada Uveitis Anterior etiologinya dapat berkaitan dengan adanya Rheumatoid Arthritis namun hanya dapat diperoleh dari gejala klinis yang disampaikan oleh pasien tanpa pemeriksaan laboratorium untuk Rheumatoid factor

Penatalalaksanaan pada pasien diberikan Triaxytrol eye drops 4 x 1 tetes OD dan Loratadin 1x10mg tablet Triaxytrol terdiri atas Dexametason 1mg/ml, Polimyxin B-sulfate 10000 SI/ml dan Neomicin sulfat 3,5mg/ml Triaxytrol merupakan obat anti inflamasi kombinasi steroid dan antibiotik sehingga dapat mengurangi peradangan, serta Loratadin untuk mengatasi keluhan subjektif berupa rasa gatal pada mata sehingga dapat menguranginya dan tidak terjadi peradangan kembali akibat gosokan pada mata pasien

Prognosis untuk Ad fungsionam adalah Dubia ad Bonam yaitu kemungkinan membaik karena tingkat peradangan minimal sehingga dapat segera diobati. Namun telah terdapat penurunan visus pada mata kanan pasien dengan visus AVOD 6/30 disertai riwayat peradangan pada uvea, efek samping corticosteroid yang digunakan serta usia pasien yang sudah cukup berumur (65 tahun ) sehingga dapat terjadi katarak

You might also like