You are on page 1of 1

Steiner Analysis Analisis Steiner dikembangkan dan oleh Cecil Steiner pada tahun 1950.

Analisis ini dapat dikatakan sebagai analisa sefalometrik moderen karena dua alasan yaitu analisa ini memperlihatkan pengukuran yang tidak berdiri sendiri melainkan menunjukkan suatu hubungan dalam pola analisanya. Yang kedua, analisis Steiner memberikan petunjuk spesifik pada pengukuran sefalometrik untuk rencana perawatan. Pada analisis Steiner, pengukuran pertama adalah sudut dari SNA, yang digunakan untuk mengevaluasi posisi anteroposterior maksila ke basis kranial anterior. Sudut normal untuk SNA adalah 82 2. Jadi, jika SNA pasien 84, dapat diinterpretasikan bahwa pasien mengalami protrusi maksila. Sedangkan jika SNA pasien kurang dari 80, dapat diinterpretasikan bahwa maksila mengalami retrusi. Serupa dengan SNA, SNB digunakan untuk mengevaluasi posisi anteroposterior dari mandibula. Sudut normal untuk SNB adalah 782. Interpretasi ini hanya berlaku jika bidang SN berinklinasi normal terhadap bidang horizontal dan posisi N normal. Sedangkan ANB digunakan untuk mengevaluasi hubungan rahang atas dengan rahang bawah. Langkah analisis selanjutnya adalah mengevaluasi hubungan dari gigi insisif atas ke garis NA dan gigi insisif bawah serta dagu ke garis NB, sehingga menghasilkan protrusi relatif dari gigi geligi. Tweed menyatakan sebelumnya bahwa insisif bawah harus berada pada sudut 65 terhadap Frankfort Horizontal Plane, sehingga menghasilkan kompensasi pada posisi insisif terhadap curamnya bidang mandibula. Pada analisa Steiner, baik sudut inklinasi dari setiap insisif maupun jarak dari ujung inisisal ke garis vertikal diukur. Jarak ini menunjukkan seberapa prominen insisif terhadap jaringan penyangga, sedangkan inklinasi menunjukkan apakah gigi telah berotasi atau bergerak dari posisinya. Analisis terakhir adalah inklinasi dari bidang mandibula terhadap SN.

You might also like