You are on page 1of 6

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam mewujudkan dan meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya secara menyeluruh, terarah, berkesinambungan dan realistis.1 Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan penduduk Indonesia yang meningkat dengan cepat sehingga berakibat terjadinya mobilisasi penduduk yang tinggi. Perkembangan di bidang industri dan pertumbuhan kota-kota yang disertai dengan adanya peningkatan yang sangat tinggi di bidang transportasi memberikan dampak negatif. Salah satu dampak negatif adalah terjadinya Trauma kapitis akibat pekerjaan maupun meningkatnya Trauma kapitis karena kecelakaan lalu lintas.2 Trauma kapitis (cedera kepala) adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi neurologis, bahkan pada kematian.3 Pada umumnya Trauma kapitis terjadi akibat kecelakaan lalu lintas dengan kendaraan bermotor, jatuh/tertimpa benda berat (benda tumpul), serangan/kejahatan (benda tajam), pukulan (kekerasan), akibat tembakan, dan pergerakan mendadak sewaktu berolahraga. Insiden Trauma kapitis craniotomy pada anak-anak (79,3%), pada usia < 20 tahun (60%), pada orang dewasa dan orangtua > 35 tahun (74%).4

Universitas Sumatera Utara

Bagian anggota tubuh yang lain sering terkena Trauma kapitis pada kepala, termasuk pada thoraks, abdomen, maksilofasial, dan tulang leher. Kepala merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena trauma pada kecelakaan, sehingga pada Trauma kapitis intrakranial sering dilakukan tindakan pembedahan craniotomy.5 Pada Trauma kapitis di daerah kepala (kalvarium), kulit kepala dapat mengalami robekan, perdarahan karena terdapat pembuluh darah di dalam jaringan subkutis, dalam otot-otot dan tendon sehingga dapat menyebabkan perdarahan yang besar, maka dilakukan pembedahan craniotomy untuk mengeluarkan darah yang ada di dalam rongga isi otak kepala dan kemudian melakukan pemasangan pembalut untuk menekan pada kepala.6 Setiap tahun diperkirakan insiden penduduk dunia yang mengalami Trauma kapitis pada otak sekitar 300-500 per 100.000 penduduk. Di Amerika Serikat menurut Shackford dkk (1993), Cause Specific Death Rate (CSDR) Trauma kapitis 13,2 per 100.000 penduduk, dan merupakan penyebab kematian utama dari seluruh kasus trauma. Di Perancis menurut Tiret dkk (1990), insiden Trauma kapitis 281 per 100.000 penduduk dengan CSDR 22 per 100.000 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR) 4,4%.7,8 Di Hungaria (1990), setiap tahun terdapat 50.000 penduduk yang mengalami Trauma kapitis dengan insiden sebesar 0,42%, dan lebih kurang 15% diantaranya disertai dengan perdarahan otak.7 Amerika Serikat (2004), insiden Trauma kapitis seluruhnya sebesar 160 kasus per 100.000 penduduk, yang terbagi atas : insiden Trauma kapitis ringan sebesar 131 kasus per 100.000 penduduk, insiden Trauma kapitis sedang sebesar 15 kasus per 100.000 penduduk, dan insiden Trauma kapitis berat sebesar 14 kasus per 100.000

Universitas Sumatera Utara

penduduk. Menurut Judith A.Falconer di Amerika Serikat (1994), lebih dari 50% penyebab Trauma kapitis di Amerika Serikat karena kecelakaan lalu lintas dengan kendaraan bermotor.9 Menurut Dahnert W, dkk di Amerika Serikat (1993), epidural hematoma akut (58%) perdarahan dari arteri, subacute hematoma (31%), cronic hematoma (11%).10 Setiap tahun di Indonesia insiden Trauma kapitis berkisar antara 200-300 per 100.000 penduduk, pada tahun (1992) terdapat korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas sebanyak 11.933 orang dengan CFR (21,5%), dan yang meninggal disebabkan karena Trauma kapitis.11 Hasil SURKESNAS (2001), menunjukkan bahwa kecelakaan merupakan penyebab kematian utama dengan Proporsional Mortality Rasio (PMR) 5,6%.12 Berdasarkan data World Health Report (1998), yang dikutip oleh Departemen Kesehatan menyatakan bahwa Trauma Kapitis merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia dan yang diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas sebesar 5,8 juta orang per 100.000 penduduk. Data dari Kepolisian RI selama tahun 2003-2005, frekuensi kasus kecelakaan lalu lintas meningkat dari 13.399 kasus menjadi 20.623 kasus dengan CFR dari (34,32%) menjadi (39,91%).13 Proporsi penyebab Trauma kapitis terbanyak 45% karena kecelakaan lalu lintas, 35% karena terjatuh, 10% karena kecelakaan dalam pekerjaan, 5% karena pada saat berolahraga, dan 5% karena diserang/dipukul.14 Propinsi DKI-Yogyakarta (2003) terdapat kasus Trauma kapitis diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas dengan PMR (3,04%).15 Propinsi Sumatera Utara (2005)

Universitas Sumatera Utara

terdapat korban meninggal dunia karena kasus Trauma kapitis yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan CFR (32,69%).16 Berdasarkan data Profil Kesehatan Kota Medan penyakit cedera intrakranial selama kurun waktu 3 tahun (2005-2007) berada pada peringkat kedua dari 10 penyakit terbesar yang menyebabkan kematian di seluruh rumah sakit kota Medan dengan CFR (4,37%), dan selama kurun waktu 3 tahun (2005-2007) berada pada peringkat kelima dari 10 penyakit terbesar di seluruh rumah sakit rawat inap kota Medan dengan CFR ( 2,18%).17 Berdasarkan penelitian Japardi (1995-1998) di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, terdapat penderita Trauma kapitis karena kecelakaan lalu lintas sebesar 96,5% dan yang dilakukan tindakan craniotomy dengan PMR (3,3%).18 Menurut penelitian Siahaan (2000) di RS Santa Elisabeth Medan, penderita Trauma kapitis dengan sebab kecelakaan lalu lintas 80,7% dan bukan kecelakaan lalu lintas 19,3%, yang dilakukan tindakan craniotomy dengan PMR (2,7%).19 Menurut penelitian Winarti Siregar (2006) di RSUP Haji Adam Malik Medan, penderita Trauma kapitis dengan sebab kecelakaan lalu lintas 85% dan bukan kecelakaan lalu lintas 15%, yang dilakukan tindakan craniotomy dengan PMR (1,4%).20 Data yang diperoleh dari rekam medik RS Umum Materna Medan pada tahun 2008-2009 terdapat 107 kasus craniotomy rawat inap. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy di RS Umum Materna Medan tahun 2008-2009.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah Belum diketahuinya karakteristik penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008 2009. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy di Rumah Sakit Umum Materna Medan Tahun 2008 2009. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy berdasarkan Sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan) di Rumah Sakit Umum Materna Medan. b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy berdasarkan Penyebab Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan. c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy berdasarkan Klasifikasi Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan. d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy berdasarkan Tingkat Keparahan Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan. e. Untuk mengetahui Lama Rawatan Rata-Rata penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy di Rumah Sakit Umum Materna Medan.

Universitas Sumatera Utara

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy berdasarkan Lokasi Tempat Kejadian Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan. g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Trauma kapitis yang dilakukan tindakan craniotomy berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum Materna Medan. h. Untuk mengetahui Lama Rawatan Rata-Rata berdasarkan Tingkat Keparahan di Rumah Sakit Umum Materna Medan. i. Untuk mengetahui distribusi proporsi Keadaan Sewaktu Pulang berdasarkan Tingkat Keparahan di Rumah Sakit Umum Materna Medan. j. Untuk mengetahui distribusi proporsi Tingkat Keparahan berdasarkan Klasifikasi Trauma kapitis di Rumah Sakit Umum Materna Medan. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi pihak manajemen dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di RSU Materna Medan. 1.4.2. Sebagai informasi dan bahan masukkan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan masalah penyakit Trauma kapitis post-op craniotomy. 1.4.3. Sebagai sarana menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan peneliti juga sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan study penulis di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

Universitas Sumatera Utara

You might also like