Professional Documents
Culture Documents
BAB I I
LANDASAN TEORI
A. Pengembangan Kepribadian
1. Pengertian Pengembangan Kepribadian
Dalam psikologi Barat tidak ditemukan istilah pengembangan, tetapi yang
digunakan adalah istilah perkembangan. Perkembangan adalah sebuah pemaparan
tentang kondisi manusia yang terus mengalami perubahan ke tingkat (fase) yang
lebih tinggi secara alami dan terus berputar terjadi. Sedangkan pengembangan
adalah usaha memposisikan kondisi manusia ke arah yang seharusnya dimiliki
(terjadi) ketika seseorang sudah berada pada posisi (fase) tertentu.
1
Kaitanya dengan fisik, berkaitan erat dengan peristilahan biologi, yaitu
pertumbuhan karena yang ditonjolkan adalah perkembangan fisik. Pertumbuhan
ini memang mempengaruhi perkembangan psikis, misalnya bertambahnya fungsi
otak memungkinkan anak bisa tertawa, berjalan, berbicara dan sebagainya.
Menurut Pawlik, psikologi kepribadian meneliti sifat-sifat perasaan dan tingkah
laku keseluruhan yang berbeda dengan orang lain. Psikologi kepribadian meniliti
keseluruhan struktur individu, sehingga satu sama lain tak terpisahkan, tapi
menjadi satu kesatuan. Seseorang melakukan sesuatu akan selalu dibayangi
minimal oleh dua hal, yaitu motivasi dan kekhasan pribadi, motivasi ada dalam
bentuk psikis dan kekhasan pribadi muncul dalam tingkah laku yang berbeda.
2
Adapun istilah pengembangan menunjukkan pada sesuatu yang akan
menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, di mana selama kegiatan tersebut
1
Rafi Sapuri. Psikologi Islam: Tuntunan J iwa Manusia Modern, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), 107.
2
Rafi Sapuri, Psikologi Islam, 108.
25
penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara tersebut terus dilakukan.
3
Bila setelah dilakukan mengalami penyempurnaanpenyempurnaan akhirnya alat
atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk digunakan seterusnya. Maka
berakhirlah kegiatan pengembangan tersebut.
Dengan demikian, pengembangan kepribadian Islam adalah setiap usaha
individu dengan kekhasan daya insani yang menempuh perjalanan hidup secara
fisik dan psikis kearah kebenaran (al-haqq). Statemen ini mengandung tiga unsur
sebagai suatu keterkaitan terpadu (centered relationship), yaitu (1) kekhasan daya
insani, (2) perjalanan hidup dan (3) kebenaran.
2. Tipe Pengembangan Kepribadian I slam
Dalam pengembangan kepribadian Islam, hal yang paling utama untuk
diperhatikan adalah pengembangan qalb (hati). Hati yaitu tempat bermuara segala
kebaikan ilahiyah karena ruh ada didalamnya. Secara psikologis, hati adalah
cerminan baik buruk seseorang.
4
Dalam psikologi Islam sendiri telah dibuat dua pendekatan, yaitu
pendekatan konten dan pendekatan rentang kehidupan. Dua buah pendekatan yang
berupaya memberikan solusi pada setiap orang yang mengalami gangguan
kepribadian (personality disorder) dan juga berupaya mengembangkan setiap
pribadi yang normal (sehat fisik dan psikis) agar menjadi manusia yang lebih
tangguh dan sesuai dengan tuntunan yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis.
3
Henayat Soetopo, Wasty Soemanto. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum(Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 1993), 45.
4
Rafy Sapuri. Psikologi Islam.Tuntunan J iwa Manusia Modern. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009). 113
25
Untuk mengetahui hal-hal apa yang harus dilakukan selama hidup, maka
berikut dikutip dari Al-Quran tahap-tahap penciptaan manusia.
Allah SWT. Berfirman dalam surat al-Muminun ayat 12 16 yang
berbunyi:
)9 $)=z }# '#= O =_ #% 3
O $)=z 9# )= $)= )=9# ` $)= 9# $ $3
9# $t: O '& $)=z z# 8$7F !# m& )=:# O /3)
/ 79 F9 O /3) )9# W7?
artinya:
Aku telah ciptakan manusia dari saripati tanah(12), kemudian kami
menjadikannya gamet dalam tempat yang kokoh (13), kemudian gamet itu kami
jadikan embrio, dan embrio itu kami jadikan janin, janin itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami
menjadikannya bentuk lain. Maka maha suci Allah, pencipta yang paling baik
(14)kemudian sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati
(15) kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dihari kiamat(16).
(QS Al-Muminun: 12-16).
5
Ayat-ayat tersebut menginformasikan asal-usul manusia lengkap dengan
batasan-batasan, yaitu dibatasi oleh tanah dari segi fisik dan dibatasi oleh
kekuasaan Tuhan dari segi qalb. Manusia yang unggul adalah manusia yang
mampu mengembangkan potensi fisik dan psikis. Mencegahnya dari hal-hal yang
merusak dan mampu menyembuhkannya jika sudah terlanjur sakit.
Dalam psikologi Islam sendiri telah dibuat dua pendekatan yaitu
pendekatan Konten dan pendekatan rentang kehidupan. Dua buah pendekatan
yang berupaya memberikan solusi pada setiap orang yang mengalami gangguan
5
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985,
25
25
6
Rafy Sapuri. Psikologi Islam.Tuntunan J iwa Manusia Modern. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009). 116
7
Yaitu Allah Swt menampakkan asma, sifat-sifat, bahkan dzatnya.
25
b. Rentang Kehidupan
Untuk menjelaskan upaya-upaya pengembangan kepribadian, hanya
dipilih fase kehidupan dunia dari tiga fase besar yang ada. Pemilihan ini karena
hanya pada fase ini ikhtiyar dan usaha manusia dapat dilakukan.
1. Fase pra konsepsi, yaitu fase perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum.
Upaya-upaya pengembangan kepribadian fase ini adalah:
a. Mencari pasangan hidup yang baik
b. Segera menikah secara sah setelah cukup umur dan telah disepakati oleh
berbagai pihak.
c. Membangun keluarga yang saknah (damai sejahtera) diatas prinsip cinta-
kasih (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah) dengan landasan iman dan
takwa.
d. Senantiasa berdoa kepada Allah Swt, agar diberi keturunan yang baik
(durriyah thayyibah), terutama ketika memulai persetubuhan.
2. Fase pra-natal, yaitu fase perkembangan manusia yang dimulai dari
pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran.
Upaya-upaya pengembangan kepribadiannya yang diperankan oleh orang
adalah sebagai berikut:
a. Memelihara lingkungan psikologis yang sakinah, rahmah dan mawaddah,
agar secara psikologis janin dapat berkembang secara normal.
b. Senantiasa meningkatkan ibadah dan meninggalkan maksiat, terutama bagi
ibu, agar janinnya mendapat nr hidayah dari Allah Swt.
25
25
5. Fase tamyz, yaitu fase dimana anak mulai mampu membedakan yang baik dn
yang buruk, yang benar dan yang salah.
Upaya-upaya pengembangan kepribadian adalah sebagai berikut:
a. Mengubah persepsi konkret menuju pada persepsi yang abstrak, misalnya
persepsi mengenai ide-ide ketuhanan, alam akhirat, dan sebagainya.
b. Pengembangan ajaran-ajaran normatif agama melalui institusi sekolah,
baik yang berkenaan dengan aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
6. Fase balgh, yaitu fase dimana usia anak telah sampai dewasa.
Upaya-upaya perkembangan kepribadian pada fase ini adalah:
a. Memahami segala titah (al-khitb) Allah Swt. Dengan memperdalam ilmu
pengetahuan
b. Menginternalisasikan keimanan dan pengetahuannya dalam tingkah laku
nyata, baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga, komunitas
sosial, alam semesta maupun pada Tuhan.
c. Memiliki kesediaan untuk mempertanggung jawabkan apa yang
diperbuat, sebab pada fase ini seseorang telah memiliki kesadaran dan
kebebasan penuh terhadap apa yang dilakukan.
d. Membentengi diri dari segala perbuatan maksiat dan mengisi diri dengan
perbuatan baik, sebab masa puber merupakan masa dimana dorongan
erotis mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat.
e. Menikah jika telah memiliki kemampuan, baik kemampuan fisik maupun
psikis
25
25
8
Abdul Mujib, Kepribadian dalamPsikologi, 396-408.
9
Abdul Mujib, Kepribadian DalamPsikologi Islam( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Persada,
2007), 53.
25
25
25
dan memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi?. Pertanyaan how merujuk kepada
faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian, seperti: bagaimana faktor
genetika dan lingkungan berinteraksi dalam mempengaruhi kepribadian?
sementara pertanyaan why merujuk kepada faktor motivasional individu
berperilaku, seperti pertanyaan mengapa seseorang mengalami depresi?
jawabannya mungkin, karena dia di hina orang, kehilangan orang yang
dikasihinya, atau karena dia tidak lulus ujian.
2. Aspek-aspek Kepribadian Siswa
Para ahli psikologi memberikan penekanan bahwa yang dipelajari oleh
psikologi bukanlah jiwa, tetapi tingkah laku manusia, baik perilaku yang kelihatan
(overt) maupun yang tidak kelihatan (covert).
a. Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu:
Aspek Kognitif (pengetahuan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan, daya
bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. Fungsi aspek
kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan, dan mengendalikan
tingkah laku.
b. Aspek Afektif, yaitu kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam
perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan,
kebutuhan, dorongan, dan element motivasi lainnya disebut aspek konatif
atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak) yang tidak dapat
dipisahkan dengan aspek afektif. Kedua aspek tersebut sering disebut
aspek finalis yang berfungsi sebagai energi atau tenaga mental yang
menyebabkan manusia bertingkah laku.
25
10
Syamsu Yusuf, DKK. Teori Kepribadian. (Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2008), 11.
25
25
25
yang tercipta adalah tegang maka materi yang diberikan tidak diserap hingga
maksimal dan akhirnya prestasi menurun.
4. Tipologi Kepribadian
Penentuan tipologi kepribadian dalam Islam, yang bersumber dari Al-
Quran dan al-Sunnah, banyak ragamnya. Keragaman itu disebabkan sudut
pandang dalam melihat dan mengklasifikasi ayat atau hadist Nabi saw, tentang
kepribadian. Adapaun tipologi kepribadian di bagi menjadi dua golongan, yaitu;
Tipologi pertama dengan pola berlawanan seperti positif versus negatif
atau baik versus buruk. Dalam QS.Al-Baqarah (2): 1-20 yang berbunyi;
9# 79 =G69# = )F=9 %!# ``
=9$/ `)` =9# $ % )` %!# `` $3 &
79) $ & 7=7% z$/ /` `%` 79`& ? /
79`& ` s=9# ) %!# #`. '# `= ?& & 9
? `` Fz !# ? /=% ? ? /&
9 ># ' $9# `) $# !$/ 9$/ z#
$ / ` !# %!# #`# $ ` )
& $ ` /=% " `# !# $ `9 ># 9&
$/ #%. /3 #) % 9 #? {# #9$% $) t
s=`` & ) ` 9# 39 ` #) %
9 #`# $. # '$9# #9$% & $. # '$9# & ) `
25
25
11
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985, 8-11.
12
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985, 87.
25
13
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985,235.
14
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985, 930.
25
2. Tipe Kafir (ingkar), yaitu mereka yang ingkar terhadap hal-hal yang harus
dipercaya sebagai orang mukmin. Tipe seperti ini digambarkan sebagai tipe
yang sesat, karena terkunci hati, pendengaran dan penglihatannyadalam
masalah kebenaran. Siksa Allah Swt, yang pedih tentu menjadi bagian dari
kehidupan akhirnya.
3. Tipe Munafik, yaitu mereka yang beriman kepada Allah Swt, dan hari akhir,
tetapi imannya hanya di mulut belaka, sementara hatinya ingkar. Mereka ingin
menipu Allah dan orang mukmin, walaupun sebenarnya ia menipu dirinya
sendiri, sedang mereka tidak sadar. Hati mereka berpenyakit, dan semakin
parah penyakitnya karena membuat kerusakan, menambah kebodohan
bersekutu dengan setan untuk mengolok-olok orang mukmin.
Tipologi kedua dengan pola yang linear, misalnya tipe orang yang ingin
berperang di jalan Allah, sedang sebagian yang lain bertipe pelajar agar memberi
peringatan pada kaumnya. (QS. Al-Taubah (9) : 122 yang berbunyi:
$ %. `9# #`9 $2 = . % ] $
#)G9 $!# #'`9 `% #) #`_ 9) `=9 't
Artinya:
tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu
dapat menjaga dirinya.
15
15
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985, 301-302.
25
16
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985, 48-49.
17
Al-Quran dan Terjemahannnya, Jakarta: Departemen Agama RI, 1985, 786.
18
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam..173-174.
25
25
25
19
Syamsu Yusuf, DKK. Teori Kepribadian. 13-14.
25
25
20
Rafi Sapuri, Psikologi Islam, 153-155
21
M Buchori, Psikologi Pendidikan (Bandung: Jemars,182)
25
22
Suadianto, 2009. Pentingnya mengenal Kepribadian Siswa Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar, dalam http://h2dy.wordpress.com. ( 17 Maret 2011)
23
Rita L Arkinson, Pengantar Psikologi ,jilid dua edisi kesebelas, (Batam Centre: Interaksara),
569.
25
Selain itu sikap, sikap kadang-kadang dikaitkan dengan tindakan yang kita
ambil karena objek sikap ( saya selalu mendapat nilai 90 pada waktu pelajaran
bahasa Inggris dan saya selalu dapat nilai 5 kalau mendapatkan tugas
matematika). Dengan demikian ahli psikologi biasanya memandang sikap sebagai
perilaku.
1. Konsistensi sikap
Sikap tertentu nampaknya muncul bersamaan. Sebagai contohnya,
orang yang mendukung tindakan afirmatif tampaknya orang yang sama
dengan yang mendukung undang-undang pembatasan senjata, yang
menentang hukuman mati, dan yang memegang posisi pro dalam aborsi.
Sekilas tindakan yang berbeda itu tampaknya tidak berhubungan satu sama
lain secara logika. Namun mengetahui seseorang memilikiliki salah satu
sikap itu sering memungkinkan kita menduga dengan cukup akurat sikap
lain yang dimilikinya, dan tampaknya terdapat sejenis logika yang terlibat.
Singkatnya, sikap seseorang seringkali mengikuti semacam logika internal,
tetapi tidak selalu logika formal yang kaku, dan memang inilah sejenis
psiko-logika yang diteliti oleh para ahli psikologi social.
24
2. Fungsi sikap
Sikap memiliki sejumlah fungsi psikologi yang berbeda. Orang yang
berbeda mungkin memiliki sikap yang sama karena alas an yang berbeda,
dan seseorang mungkin memegang sikap tertentu dengan lebih dari satu
alasan. Fungsi sikap bagi seseorang juga mempengaruhi bagaimana tingkat
24
Rita L Arkinson, Pengantar Psikologi ,jilid dua edisi kesebelas, (Batam Centre:
Interaksara),573.
25
25
25
25
Rita L Arkinson, Pengantar Psikologi ,jilid dua edisi kesebelas, (Batam Centre:
Interaksara),576-579.
26
Linda L Davidoff, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1981), 333.
25
Kita seringkali harus bertindak dalam cara yang tidak konsisten dengan apa
yang kita rasakan, sebagai pendidik, kita sering memberikan mereka ilmu dari
berbagai mata pelajaran dan itu harus diserap semuanya oleh para siswa sehingga
kadang muncul kebosanan pada diri mereka, dari sini muncul ketidaksenangan
salah satu pelajaran dari para siswa.
Pada umumnya, sikap cenderung memprediksi perilaku jika;
a. Sikap yang Kuat dan konsisten
Memprediksikan perilaku secara lebih baik dibandingkan sikap yang
lemah atau ambivalen. Hal ini di ilustrasikan dalam survey pemilihan
presiden, sebagian besar inkonsistensi sikap pemilih dengan sikap yang
lemah karena mendapatkan tekanan dari kawan dan rekan kerja yang
saling bertentangan. Ambivalensi dan konflik dapat berasal dari diri orang
itu juga. Jika kita menyukai sesuatu yang buruk bagi kita, seringkali sulit
memprediksikan perilaku.
b. Sikap yang didasarkan pengalaman langsung seseorang
Memprediksikan perilaku ketimbang sikap yang terbentuk dari
membaca atau mendengar tentang suatu masalah. Contohnya siswa yang
sering mengikuti kegiatan yang diselenggarakan di sekolah, sehingga
dapat memberikan pengalaman secara langsung dan akhirnya menjadi
sesuatu yang biasa karena sering dilakukan walaupun ada dari sebagian
mereka yang terpaksa. Dan hal itu telah di interpretasikan sebagai bukti
proses persepsi diri, yang dijelaskan sebelumnya, dimana sisw dapat
mengambil sikapnya dari observasi perilaku mereka sendiri.
25
27
Rita L Arkinson, Pengantar Psikologi ,583.
25
dan peserta didik mengejek dengan kata kurang sopan. Apabila kita langsung
memarahi dan tidak bisa menahan emosi kita, maka kita akan ditakuti oleh dia dan
bisa saja peserta didik tersebut dan yang lain langsung merasa tegang dan
akhirnya pada saat pelajaran, bukan suasana yang menyenangkan yang didapat
melainkan suasana tegang. Kita sebagai pendidik harus melihat kepribadian siswa
tersebut apakah mudah tersingung atau tidak. Bila murid tersebut tidak mudah
tersinggung, kita bisa mengingatkan kesalahannya dengan cara lelucon. Namun
bila dia mudah tersinggung maka kita bisa menegur saat di luar jam pelajaran.
Bila suasana yang tercipta adalah tegang maka materi yang diberikan tidak diserap
hingga maksimal dan akhirnya prestasi menurun.