You are on page 1of 2

MODUL II

ANEMA HEMOLITIK DAN ANEMIA PASCA PERDARAHAN


SKENARIO 2 : ADA APA DENGAN RANI DAN TEMANNYA? Rani, perempuan 20 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mudah lelah, malaise dan demam subfebril. Dokter Puskesmas melakukan pemeriksaan fisik, ditemukan konjungtiva anemis, sklera subikterik dan splenomegali. Hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 7,2 g/dl, leukosit 10.800/mm3 LED 70/jam I, hitung jenis 0/2/3/65/24/6, sedangkan hasil pemeriksaan urine rutin dalam batas normal. Dokter bertanya apakah ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini? Rani menjawab tidak tahu. Kemudian Dokter merujuk Rani ke bagian Penyakit Dalam RSUP M. Djamil dengan diagnosis observasi anemia. Dokter Penyakit Dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah perifer lengkap, coombs test dan pemeriksaan penunjang lain yang sesuai. Ketika di IGD, Rani bertemu dengan temannya laki-laki 21 tahun yang terlihat pucat, karena baru saja mengalami kecelakaan lalulintas dengan perdarahan yang banyak. Rani kemudian dirawat di bagian Penyakit Dalam, sedangkan temannya dirawat di bagian Bedah. Rani bertanya apakah penyakitnya bisa sembuh dan bagaimana dengan temannya? Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami Rani dan temannya serta bagaimana penatalaksanaannya?

STEP 1 : TERMINOLOGI Demam subfebril : keadaan demam dengan suhu lebih dari 37C dan kurang dari 38,4C. Combs test : pemeriksaan darah yang digunakan dalam tes imunologi dan hematologi dengan memanfaatkan prinsip reaksi aglutinasi antara antigen-antibodi.

Coombs test terdiri atas 2 jenis; direct dan indirect. Malaise : perasaan yang menunjukkan keadaan tidak nyaman.

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH 1. Mengapa Rani sering mengeluh mudah lelah, malaise, dan demam subfebril? 2. Apa yang menyebabkan Rani mengalami sclera subikterik dan splenomegali? 3. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan darah rutin (Hb7,2 g/dl, leukosit 10.000/mm3, LED 70/ jam I, hitung jenis 0/2/3/65/24/6)? 4. Mengapa hasil pemeriksaan urin rutin Rani masih dalam batas normal? 5. Apa saja yang diperiksa dalam pemeriksaan urin rutin? 6. Apakah penyakit Rani bersifat herediter?
1

7. Mengapa dokter merujuk Rani ke bagian penyakit dalam dengan diagnosis observasi anemia? 8. Bagaimana teknik pemeriksaan Coombs test? 9. Apa saja pemeriksaan penunjang lain yang dpata dilakukan pada Rani? 10. Bagaimana pengaruh perdarahan yang banyak dengan keadaan teman Rani? Dan kenapa dirawat ke bagian bedah? 11. Bagaimana prognosis dari penyakit yang dialami Rani dan temannya? 12. Apakah penyakit Rani dan temannya bisa sembuh? Lalu bagaimana penanganannya?

STEP 3: PEMBAHASAN BERDASARKAN BRAINSTORMING STEP 4 : PEMBUATAN SKEMA

STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE Mahasiwa mampu menjelaskan : 1. Anemia hemolitik (etiologi, epidemiologi, pathogenesis, pemeriksaan,

tatalaksana, komplikasi, diagnosis banding, rujukan). 2. Anemia pasca perdarahan (etiologi, epidemiologi, pathogenesis, pemeriksaan, tatalaksana, komplikasi, rujukan).

You might also like