You are on page 1of 37

Askep Jiwa Menarik Diri

A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, peraingan di segala bidang juga semakin meningkat. Jika hal ini tidak diiringi dengan peningkatan pendidikan dan keterampilan maka kita akan semakin ketinggalan bahkan terlindas oleh zaman. Sehubungan dengan hal ini banyak penduduk bumi baik dari kalangan atas maupun kalagan bawah megalami tekanan batin. Dan apabila mekanisme koping tidak efektif, dapat timbul gangguan kejiwaan pada seseorang. Tentu saja hal ini bukan merupakan satu-satunya penyebab seseorang mengalami gangguan kejiwaan, tetapi banyak faktor lain yang dapat menjadi pencetus dan penentu hal tersebut terjadi. Gangguan jiwa ini cukup banyak macamnya dan setiap gangguan tersebut mempunyai gejala yang berbeda satu sama lain. begitu juga dengan menarik diri. Mengapa bisa sampai seseorang menarik diri atau menghindar dari lingkungannya sendiri ? padahal kita ketahui lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Seseorang akan semakin merasa bahwa dirinya hidup dan ada karena lingkungannya menganggap demikian. Bagaimana lingkungan jika tidak mengenal kita ? Perilaku menarik diri akan banyak menimbulkan dampak buruk salah satunya ialah halusinasi. Dan jika dibiarkan saja maka akan semakin bertambah parah, dan orang dengan menarik diri ini akan semakin sulit untuk dikembalikan kekeadaan semula yaitu ka dalam keadaan yang sadar diri dan sadar lingkungan. Lalu bagaimanakah cara kita menghadapi atau membantu orang dengan menarik diri agar tidak terjadi halusinasi atau dampak buruk yang lain dan kembali kekeadaan yang lebih baik ?

B. Rumusan Masalah a. Bagaimana cara menyusun konsep dasar teori dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hubungan sosial : menarik diri ? b. Bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada klien melalui tahapan proses perawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi ? c. Bagaimana cara mendokumentasi hasil asuhan keperawatan ? d. Bagaimana cara membandingkan, mengidentifikasikan serta menyimpulkan dan merumuskan kesenjangan yang ada antara konsep dasar dengan kasus nyata dilapangan ? e. Bagaimana cara memberikan sumbangan pikiran dalam taraf sederhana secara ilmiah untuk mengembangkan asuhan keperawatan dengan kasus medis skizofrenia hebefrenik berkelajutan bagi sama profesi dan diagnosa keperawatan gangguan hubungan sosial : menarik diri ?

Askep Jiwa Menarik Diri


C. Tujuan a. Mampu menyusun konsep dasar teori dan asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa keperawatan gangguan hubungan sosial : menarik diri. b. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien melalui tahapan proses perawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. c. Mampu mendokumentasi hasil asuhan keperawatan. d. Mampu membandingkan, mengidentifikasikan serta menyimpulkan dan merumuskan kesenjangan yang ada antara konsep dasar dengan kasus nyata dilapangan. e. Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam taraf sederhana secara ilmiah untuk mengembangkan asuhan keperawatan dengan gangguan hubungan sosial : menarik diri bagi sama profesi. D. MANFAAT 1. Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Keperawatan Jiwa 2. Sebagai pengalaman awal untuk membuat asuhan Keperawatan Jiwa 3. Sebagai refrensi dan investasi perpustakaan.

Askep Jiwa Menarik Diri


LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA
A. KONSEP DASAR Pedoman diagnostik Gangguan Psikotik Akut Skizofrenia harus : (1) Memenuhi kriteria onset harus akut yaitu dari suatu keadaan non psikotik sampai keadaan psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang, harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari kehari atau dalam hari yang sama, harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya (2) Disertai gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis Skizofrenia dan (3) Apabila gejala-gejala skizofrenia menetaap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah menjadi Skizofrenia. 1. Pengertian Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. (Rusdi Maslim, 1997; 46). 2. Penyebab a. Keturunan Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 vtelur 2-15 % dan kembar satu telur 61-86 % ( Maramis, 1998; 215 ). b. Endokrin Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan. c. Metabolisme Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita denga stupor katatonik konsumsi zat asam masih dalam pembuktian dengan pemberian obat

menurun. Hipotesa ini halusinogenik. d. Susunan saraf pusat

Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon aatau kortek otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat sediaan.

Askep Jiwa Menarik Diri


e. Teori Adolf Meyer : Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbyl disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme). f. Teori Sigmund Freud Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapoi psikoanalitik tidak mungkin. g. Eugen Bleuler Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu gejala primer (gaangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain). h. Teori lain Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacammacaam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui. i. Ringkasan Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat dikatakan bahwa faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang mempercepat, yang menjadikan manifest atau faktor pencetus ( presipitating factors ) seperti penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap suatu penyakit Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ). 3. Pembagian Skizofrenia Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama antara lain : a. Skizofrenia Simplek Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar

Askep Jiwa Menarik Diri


ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahanlahan. b. Skizofrenia Hebefrenia Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi banyaak sekali. c. Skizofrenia Katatonia Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor kaatatonik. d. Skizofrenia Paranoid Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan. e. Episode Skizofrenia akut Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya. f. Skizofrenia Residual Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan Skizofrenia. g. Skizofrenia Skizo Afektif Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga gejala-gejal depresi (skizo depresif ) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul serangan lagi. 4. Gejala Skizofrenia Ada 2 katagori skizofrenia yaitu : 1. Gejala Positif Gejala tipe I ditandai dengan munculnya persepsi, pikiran dan perilaku tidak biasa secara menonjol, misal : Halusinasi pikiran, pembicaraan kacau, dan perilaku katatonik. 2. Gejala Negatif Gejala tipe II ditandai hilangnya atau berkurangnya kemampuan +++ misal : tidak munculnya perilaku tertentu, afek datar dan alogia (tidak mau bicara).

Askep Jiwa Menarik Diri


LAPORAN PENDAHULUAN MENARIK DIRI
A. DEFINISI Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain atau menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993). Dalam rentang respon sosial, perilaku menarik diri terletak di antara respon adaptif (respon yang dapat diterima oleh norma sosial dan kebudaaan yang secara umum berlaku) dan respon maladaptif (respon yang yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah kurang dapat diterima oleh norma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku), tetapi pada akhirnya respon ini akan mengarah pada respon sosial maladaptif jika tidak diantisipasi lebih lanjut oleh individu yang bersangkutan. Di dalam rentang respon sosial ini, menarik diri digambarkan sebagai suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
RENTANG RESPON SOSIAL

Respon Adaptif Menyendiri Otonomi Bekerjasama (Mutualisme) Saling tergantung (Interdependen) B. ETIOLOGI Merasa sendiri (Loneliness) Menarik diri Tergantung (Dependen)

Respon Maladaptif Manipulasi Impulsif Narsistik Isolasi sosial

Gangguan hubungan sosial menarik diri dapat terjadi karena adanya berbagai faktor. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya gangguan hubungan sosial menarik diri : 1. Faktor Predisposisi (Pendukung) a. Faktor Perkembangan Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh kembang. Setiap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui oleh individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan menghambat perkembangan pada masa selanjutnya. Kurangnya stimulus kasih sayang, perhatian, dan kehangatan dari ibu (pengasuh) pada saat bayiakan memberikan rasa tidak aman yang akan menghambat terbentuknya rasa percaya.

Askep Jiwa Menarik Diri


b. Faktor Biologis Salah satu faktor pendukung penyebab terjadinya gangguan jiwa adalah genetik. c. Faktor Sosial Budaya Sosial budaya merupakan salah satu faktor pendukung yang menjadi penyebab terjadinya gangguan hubungan sosial menarik diri, misalnya anggota keluarga yang tiadak produktif akan diasingkan dari orang lain (lingkungan sosialnya). 2. Faktor Presipitasi (Pencetus) a. Stressor Sosial Budaya Beberapa contoh stressor sosial budaya sebagai penyebab terjadinya gangguan sosial budaya adalah keluarga yang labil, keadaan dirawat di Rumah Sakit. b. Stressor Psikologis Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini dapaat menyebabkan masalah dalam membina hubungan sosial. C. TANDA DAN GEJALA Individu dengan gangguan hubungan sosial menarik diri akan

memperlihatkan beberapa tingkah laku sebagai berikut : 1. Apatis (Acuh terhadap lingkungan) 2. Ekspresi wajah kurang berseri (cenderung menunjukkan ekspresi sedih) 3. Afek tumpul 4. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri 5. Komunikasi verbal menurun atau tiadak ada 6. Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain 7. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya 8. Intake makanan dan cairan terganggu 9. Retensi urine dan feces 10. Penurunan aktivitas 11. Tidak bertenaga 13. Haga diri rendah 14. Menolak berhubungan dengan orang lain, misalnya memutus percakapan atau pergi jika diajak untuk bercakap-cakap. 15. Respon kurang spontan. Sedangkan mekanisme koping yang biasa dipakai oleh individu dengan gangguan hubungan sosial menarik diri adalah regresi, represi, dan isolasi.

Askep Jiwa Menarik Diri


mekanisme koping ini digunakan sebagai usaha untuk mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam diri. D. ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL MENARIK DIRI Untuk membantu klien dengan gangguan hubungan sosial menarik diri, maka digunakan pendekatan proses keperawatan yang bertahap, meliputi : 1. Pengkajian Pengkajian individu dengan gangguan hubungan sosial menarik diri dilakukan untuk menggali faktor predisposisi, faktor presipitasi, tanda dan gejala, dan mekanisme koping yang dipakai oleh klien. 2. Masalah Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan Masalah Keperawatan yang mungkin ditimbulkan oleh individu dengan gangguan hubungan sosial menarik diri, antara lain : a. Isolasi sosial menarik diri b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah c. Resiko terjadi gangguan persepsi sensori : halusinasi Sedangkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dari masalah keperawatan yang ada adalah sebagai berikut : a. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi ... berhubungan dengan menarik diri b. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 3. Perencanaan Perencanaan meliputi perhatian terhadap kebutuhan pendidikan klien. Tanggung jawab perawat dalam hal ini adalah membantu klien dan keluarganya memahami tindakan keperawatan dan terapi yang dilakukan pada klien dengan gangguan hubungan sosial menarik diri. Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan tindakan keperawatan adalah untuk menumbuhkan perasaan yang menyenangkan dalam hubungan interpersonal secara maksimal dan mempertahankan perubahan yang telah dicapai dalam hubungan yang telah dibina. 4. Intervensi Pendekatan yang utama dalam tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan hubungan sosial menarik diri adalah : a. Memenuhi kebutuhan biologis, dengan cara : 1.) Memonitor intake dan output cairan dan nutrisi 2.) Memperhatikan kebersihan diri klien 3.) Mempertahankan sikap empatidan kesabaran perawat untuk

mengenali kebutuhan klien.

Askep Jiwa Menarik Diri


b. Komunikasi verbal dan non verbal 1) Pilih topik pembicaraan yang disukai oleh klien 2) Gunakan model pertanyaan terbuka 3) Kaji bahasa tubuh klien 4) Pertahankan kontak mata antar perawat dan klien 5) Gunakan sentuhan halus 6) Tatap klien waktu berbicara, badan agak membungkuk ke depan untuk memperlihatkan bahwa perawat siap membantu klien. c. Melibatkan orang lain dengan klien Diawali dengan membina hubungan anatara klien dengan perawat secara one to one kemudian dilanjutkan atau ditingkatkan dengan orang lain d. Intervensi keluarga 1) Bantu keluarga untuk mengerti kebutuhan klien 2) Bantu keluarga untuk tetap mempertahankan hubungan dengan klien 3) Berikan pendidikan kesehatan pada klien ataupun kelarga mengenai proses pengobatan. e. Terminasi 1) Bantu klien untuk melewati masa kehilangan 2) Bantu klien untuk mengatasi rasa takut atas ketidakmampuannya untuk mempertahankan hubungan yang sehat. 5. Evaluasi Evaluasi keberhasilan intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan hubungan sosial menarik diri terfokus pada perawat dan klien. a. Fokus pada perawat 1) Evaluasi diri 2) Supervisi oleh perawat lain yang berpengalaman b. Fokus pada klien 1) Perilaku klien berubah 2) Penggunaan komunikasi non verbal oleh klien 3) Klien dapat memulai percakapan 4) Klien mampu mengambil keputusan dan mengemukakan pendapat sehingga harga diri dan rasa percaya diri klien klien meningkat 5) Klien menggunakan sumber koping yang adekuat. E. POHON MASALAH Kerusakan Komunikasi Verbal (Akibat)

Kerusakan Interaksi Sosial, Menarik Diri (Masalah)

Gangguan Konsep Diri, Harga Diri Rendah (Penyebab)

Askep Jiwa Menarik Diri


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN JIWA (PERTEMUAN PERTAMA)

Hari / tanggal Waktu Pertemuaan ke I.

: Rabu, 22 Juni 2011 : 10.00 : 1 (TUK 1)

Proses Keperawatan a. Kondisi kx DS :: Klien tampak menyendiri, melamun, ketika dikaji menjawab singkat/seperlunya, klien pergi apabila ada orang lain yang baru dikenalnya mendekati. b. Diagnosa Keperawatan Resti halusinasi berhubungan dengan menarik diri c. Tujuan Khusus TUK 1 : Kx dapat membina hubungan saling percaya d. Tindakan keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya Menyapa klien dengan ramah dan baik Memperkenalkan diri dengan sopan Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien Menjelaskan tujuan pertemuan Menunjukkan sikap empati dam menerima Memberikan perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien DO

II.

Proses Tindakan Keperawatan 1. Fase orientasi a. Salam terapeutik : Selamat pagi, Pak! b. Evaluasi validasi : Apa yang terjadi pada bapak ?, Kenapa bapak sampai berada disini? c. Kontrak : Bagaimana kalau kita berbincang-bincang ?, Pak B punya waktu khan ? saya ingin kenalan dengan bapak! 2. Fase kerja : Selamat pagi pak!, Perkenalkan nama saya R, saya mahasiswa Poltekkes Malang. Nama bapak siapa ?, Bapak suka dipanggil siapa ?, Bapak asalnya dari mana ? Saya akan merawat bapak kurang lebih 1 minggu, nanti kalau ada apa-apa bapak bisa hubungi saya. 3. Terminasi a. Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan bapak setelah ngobrol dengan saya ? b. Evaluasi obyektif Mengamati respon klien ( klien tersenyum, tidak menjawab pertanyaan yang diberikan ) c. Kontrak yang akan datang Nanti sore selesai makan, saya akan menemui bapak lagi. Kita akan ngobrol membicarakan masalah yang sedang bapak hadapi. Bagaimana, Pak?

10

Askep Jiwa Menarik Diri


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN JIWA (PERTEMUAN KEDUA)

Hari / tanggal Waktu Pertemuaan ke I.

: Kamis, 23 Juni 2011 : 18.30 : 2 (TUK 2)

Proses Keperawatan a. Kondisi kx DS : : Kx tampak menyendiri, melamun, ketika dikaji menjawab singkat/ sederhana. Klien pergi apabila ada orang lain yang mendekati. b. Diagnosa Keperawatan Resti halusinasi yang berhubungan dengan menarik diri c. Tujuan Khusus TUK 2 : Kx dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dan mengungkapkan perasaannya d. Tindakan keperawatan Menyapa klien dengan baik dan ramah Menanyakan kabar klien Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya. Memberi pujian pada klien karena telah mengungkapkan perasaannya. DO

II.

Proses Tindakan Keperawatan 1. Orientasi a. Salam terapeutik : selamat malam, bapak? b. Evaluasi validasi : Tadi sehabis olahraga, saya melihat bapak kok duduk berjauhan dengan teman-teman yang lain, kenapa pak ? c. Kontrak : Ayo Pak duduk di gubug itu, dan kita ngobrol sesuai dengan rencana kemarin. 2. Fase kerja Selamat malam, Pak! Ayo kita duduk di gubug itu. Dan nanti kita akan mendiskusikan tentang bagaimana berkenalan dengan orang lain. Dengan teman saya dulu, bagaimana, Pak? 3. Terminasi a. Evaluasi respon klien S : Bagaimana Pak, teman teman saya baik baik, kan sama bapak? Senag, kan punya banyak teman? O : Klien hanya tersenyum dan mengangguk b. Rencana lanjut klien Tadi kitakan sudah mencoba berkenalan. Bapak uga sudah mencoba berkenalan dengan orang lain yaitu teman teman saya. Sekarang mereka juga menjadi teman bapak. Besok kita akan mencoba berkenalan dengan klien lain di sini. c. Kontrak yang akan datang Besok kita akan bertemu di sini lagi pada jam yang sama. Saya harap, bapak mencoba berkenalan dengan teman yang lain.

11

Askep Jiwa Menarik Diri


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN JIWA (PERTEMUAN KETIGA) : Jumat, 24 Juni 2011 : 10.30 : 3 (TUK 3)

Hari / tanggal Waktu Pertemuaan ke I.

Proses Keperawatan a. Kondisi kx DS :: Kx dalam kondisi baik, komunikasi minimal, tetapi lebih baik dari hari kemarin, tersenyum saat disapa, kontak mata dengan pengkaji lebih sering dari hari kemarin. b. Diagnosa Keperawatan Resti halusinasi yang berhubungan dengan menarik diri c. Tujuan Khusus TUK 3 : Kx dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. d. Tindakan keperawatan Menyapa klien dengan ramah. Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain dan mendiskusikannya. Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dan mendiskusikannya. Memberi pujian kepada klien karena telah mau menjawab. DO

II.

Proses Tindakan Keperawatan 1. Fase orientasi a. Salam terapeutik Selamat sore, pak! b. Evaluasi validasi bagaimana pak, sudah mau ikut kegiatan ? Bagaimana perasaannya hari ini ? c. Kontrak Mari pak kita ngobrol sesuai janji kita kemarin, kita akan membahas keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. 2. Fase kerja Selamat sore, pak!, sudah persiapan ikut olahraga, marasa nyaman tidak punya banyak teman ? 3. terminasi a. Evaluasi respon klien Bagaimana perasaan bapak setelah mau berkumpul dengan teman? b. Rencana tindak lanjut Coba bapak ceritakan dan besok kenalkan dengan saya. c. Kontrak akan dating Besok kita akan mendiskusikan dan brkenalan dengan pasien lain,Ok.

12

Askep Jiwa Menarik Diri


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN JIWA (PERTEMUAN KEEMPAT)

Hari / tanggal Waktu Pertemuaan ke I.

: Sabtu, 25 Juni 2011 : 10.30 : 4 (TUK 4)

Proses Keperawatan a. Kondisi kx DS :: Klien dalam kondisi baik, komunikasi minimal tetapi lebih baik dari hari kemarin, tersenyum saat disapa, kontak mata dengan pengkaji lebih sering dari hari kemarin, klien masih menyendiri. b. Diagnosa Keperawatan Resti halusinasi yang berhubungan dengan menarik diri c. Tujuan Khusus TUK 4 dan 5 : Kx Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dan mengungkapkan perasaannya d. Tindakan keperawatan Mengkaji kemampuan klien berhubungan dengan orang lain Mendorong kemampuan klien berhubungan dengan orang lain. DO

II.

Proses Tindakan Keperawatan 1. Orientasi a. Salam terapeutik : selamat malam, bapak? b. Evaluasi validasi : Tadi sehabis olahraga, saya melihat bapak kok duduk berjauhan dengan teman-teman yang lain, kenapa pak ? c. Kontrak : Ayo Pak duduk di gubug itu, dan kita ngobrol sesuai dengan rencana kemarin. 2. Fase kerja Selamat malam, Pak! Ayo kita duduk di gubug itu. Dan nanti kita akan mendiskusikan tentang bagaimana berkenalan dengan orang lain. Dengan teman saya dulu, bagaimana, Pak? 3. Terminasi a. Evaluasi respon klien S : Bagaimana Pak, teman teman saya baik baik, kan sama bapak? Senag, kan punya banyak teman? O : Klien hanya tersenyum dan mengangguk b. Rencana lanjut klien Tadi kitakan sudah mencoba berkenalan. Bapak uga sudah mencoba berkenalan dengan orang lain yaitu teman teman saya. Sekarang mereka juga menjadi teman bapak. Besok kita akan mencoba berkenalan dengan klien lain di sini. c. Kontrak yang akan datang Besok kita akan bertemu di sini lagi pada jam yang sama. Saya harap, bapak mencoba berkenalan dengan teman yang lain.

13

Askep Jiwa Menarik Diri


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERWATAN JIWA (PERTEMUAN KELIMA)

Hari / tanggal Waktu Pertemuaan ke I.

: Minggu, 26 Juni 2011 : 10.00 : 5 (TUK 5)

Proses Keperawatan a. Kondisi kx DS :DO : Klien dalam kondisi baik, komunikasi minimal tetapi lebih baik dari hari kemarin, tersenyum saat disapa, kontak mata dengan pengkaji lebih sering dari hari kemarin, klien masih menyendiri. b. Diagnosa Keperawatan Resti halusinasi yang berhubungan dengan menarik diri c. Tujuan Khusus TUK 4 dan 5 : Kx Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dan mengungkapkan perasaannya. d. Tindakan keperawatan Mengkaji kemampuan klien berhubungan dengan orang lain Mendorong kemampuan klien berhubungan dengan orang lain.

II.

Proses Tindakan Keperawatan 1. Orientasi a. Salam terapeutik : selamat malam bapak? b. Evaluasi validasi : Bagaimana, Pak? Sudah mencoba berkenalan dengan klien lain? c. Kontrak : Ayo Pak duduk di gubug itu, dan kita ngobrol sesuai dengan rencana kemarin. 2. Fase kerja Selamat malam, Pak! Ayo kita duduk di gubug itu. Dan nanti kita akan mencoba berkenalan dan gobrol dengan klien lain. Bapak mengatakan belum mencoba berkenalan dengan klien lain. Nah,... saya ada kenalan seorang klien yang mungkin bisa bapak ajak ngobrol. 3. Terminasi a. Evaluasi respon klien S : Bagaimana Pak,? Senang, kan punya banyak temamn. Bapak bisa berbagi cerita dengan teman bapak yang baru kenal hari ini. O : Klien tersenyum dan mengangguk b. Rencana lanjut klien Menganjurkan klien untuk tetap berhubungan dengan klien lain yang baru saja dikenalkan padanya, dan menganjurkan klien untuk mau berkenalan dan berhubungan dengan perawat atau petugas panti.

14

Askep Jiwa Menarik Diri


FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANGAN RAWAT

Flamboyan

TANGGAL DIRAWAT 6 Maret 2011

I. IDENTITAS KLIEN Inisial : Tn. B (L) Umur : 28 th Informan : Px dan Perawat Senior

Tanggal Pengkajian : 22 Juni 2011 RM No. : 00418

II. ALASAN MASUK Senyum senyum sendiri, acuh terhadap lingkungan (berdasarkan buku status klien) III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? 2. Pengobatan sebelumnya 3. Pengalaman Aniaya fisik Aniaya seksual Penolakan Kekerasan dalam keluarga Tindakan kriminal : Kx diam saja ketika ditanya tentang pernyataan diatas Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Hubungan keluarga _______________ Gejala Riwayat ______________ Tidak Jelaskan No. 1, 2, 3 Pernah Pelaku/Usia

Ya Tidak Pernah

Tidak

Korban/Usia Saksi/Usia

pengobatan/perawaran __________________

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

IV. FISIK 1. Tanda vital 2. Ukur 3. Keluhan fisik

: TD : 110/70 N : 84 x/menit S : 37 C : TB : 162 cm BB : 46 kg : Ya Tidak

RR : 16 x/menit

Jelaskan : _____________________________________________ Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

15

Askep Jiwa Menarik Diri


V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram

28

Keterangan : Perempuan Laki- laki Perempuan Meninggal Laki- Laki Meninggal Px Orang Terdekat Px ___ Satu Rumah

Jelaskan

: Px mengatakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, px belum menikah, px paling dekat dengan bapaknya. : Klien mengatakan bahwa ia menyukai seluruh bagian tubuhnya dan tidak ada bagian tubuhnya yang tidak disukainya. : Klien mengatakan bahwa namanya T. B dan dia bangga sebagai laki - laki : Klien mengatakan dulu pernah bekerja di PT. freport Papua : Pada saat ditanya harapan klien ingin segera sembuh dan cepat pulang dan bertemu dengan keluarganya : Klien mengatakan dulu hubungannya dengan orang lain baik. Klien sering mengikuti acara kerja bakti di lingkungannya. Pada saat pengkajian klien duduk tidak mau menatap pengkaji, saat ditanya bagaimana kalau klien pulang, klien mengatakan ingin sembuh dulu dan ada perasaan takut dan minder jika bertemu dengan keluarganya. : Harga diri rendah. : Saat di rumah dia sangat dekat dengan bapaknya.

2. Konsep diri a. Gambaran diri

b. Identitas c. Peran d. Ideal diri e. Harga diri

Masalah Keperawatan 3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti

16

Askep Jiwa Menarik Diri


b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : Pada saat sebelum sakit klien mengatakan sering mengikuti acara kerja bakti membersihkan lingkungan sekitarnya, selama di RSJ klien selalu menyendiri dan jarang berkumpul dengan teman yang lain. Klien hanya mau mengikuti kegiatan di RSJ (kerja bakti kebersihan lingkungan, dinamika kelompok) apabila di suruh. c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : Sebelum sakit, klien idak mengalami hambatan dalam berhubungan dengan orang lain. Di Panti jiwa, klien jarang berhubungan dengan orang lain dan lebih senang menyendiri. Masalah keperawatan : Kerusakan interaksi sosial = Menarik Diri : Px sebelum sakit dan saat sakit tetap meyakini bahwa dirinya beragama islam b. Konflik Nilai/ keyakinan/ budaya : Klien mengatakan menyukai daging babi dan daging anjing serta meminum minuman keras, walaupun ia mengetahui bahwa semua itu dilarang dalam agamanya. c. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan tidak pernah menjalankan sholat lima waktu baik di rumah maupun di Panti jiwa, karena tidak bisa, tetapi tidak mau mengikuti acara pelajaran keagamaan, karena malas berkumpul dengan teman temannya. Klien juga mengatakan bahwa sejak kecil ia tidak pernah belajar tentang keagamaan Masalah Keperawatan : Distres Spiritual VI. STATUS MENTAL 1. Penampilan Tidak rapi Jelaskan Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak spt tidak sesuai biasanya : klien tidak memakai sandal, Klien memakai hem dan celana pendek, baju tidak dimasukkan. Rambut klien kotor dan acak acakan. : Defisit Perawatan Diri 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan

Masalah Keperawatan 2. Pembicaraan Cepat Apatis Jelaskan Keras Lambat

Gagap Membisu

Inkoheren

Masalah Keperawatan 3. Aktivitas Motorik Lesu Hipoaktif Jelaskan

Tidak mampu memulai pembicaraan : Klien memerlukan waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan dari pengkaji, dan jawaban yang diberikan klien ialah jawaban yang singkat singkat (satu dua patah kata) : Kerusakan Komunikasi Verbal

Tegang Grimasen

Gelisah Tremor

Agitasi Kompulsif

: Pada acara olah raga yang diadakan setiap sore, klien tidak pernah mau mengikutinya. Waktu kliuen banyak

17

Askep Jiwa Menarik Diri


digunakannya untuk duduk menyendiri atau tidur disamping got. Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas 4. Alam perasaaan Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan Masalah Keperawatan 5. Afek Datar Jelaskan Tumpul

:: Tidak ada masalah keperawatan

Labil

Tidak sesuai

Masalah Keperawatan

: Afek pada klien adalah dangkal/ datar. Karena pada saat diajak bicara respon wajah klien datar, dan kadang kadang tertawa. Selain itu, pada saat bertemu dengan perawat, klien hanya diam dan melihat saja. : Kerusakan komunikasi verbal

6. lnteraksi selama wawancara Bermusuhan Kontak mata (-) Jelaskan Masalah Keperawatan 7. Persepsi Pendengaran Pengecapan Jelaskan Masalah Keperawatan 8. Proses Pikir Sirkumtansial Flight of idea Jelaskan Masalah Keperawatan 9. Isi Pikir Obsesi Depersonalisasi Fobia Ide yang terkait Hipokondria Pikiran magis Tangensial Blocking Kehilangan asosiasi Penglihatan Penghidu :: Tidak ada masalah keperawatan Perabaan Tidak kooperatif Defensif Mudah tersinggung Curiga

: ketika diajak bicara px tidak melihat pengkaji,dan menjawab pertanyaan perlu waktu yang lama : Gangguan Komunikasi Verbal

Pengulangan pembicaraan/persevarasi : Px tidak mengalami gangguan proses pikir : Tidak ada masalah Keperawatan

18

Askep Jiwa Menarik Diri


Waham Agama Nihilistic Somatik Sisip pikir Kebesaran Siar pikir Curiga Kontrol pikir

Jelaskan : Klien memiliki ide aneh mengenai dirinya, yaitu ia beranggapan bahwa dirinya masih anak anak yang berumur 31 tahun dan pantas menikah ketika sudah berusia 60 tahun ke atas, karena pada saat itu, ia sudah menjadi bapak bapak. Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir 10. Tingkat kesadaran Bingung Disorientasi Waktu Jelaskan Masalah Keperawatan 11. Memori Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek Konfabulasi Sedasi Tempat Stupor Orang

: Px menyadari bahwa saat ini dia berada di RSJ Menur : Tidak ada masalah Keperawatan

Gangguan daya ingat saat ini Jelaskan

Masalah Keperawatan 12.

: Px mampu menjelaskan perjalanan dari RSJ Menur ke rumahnya, px juga dapat menceritakan masa lalunya : Tidak ada masalah Keperawatan

Tingkat konsentrasi dan berhitung Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan Masalah Keperawatan 13. Kemampuan penilaian Gangguan ringan Jelaskan

: Px mampu berhitung jika ditanya 10 + 10, px menjawab 20 : Tidak ada masalah Keperawatan

Gangguan bermakna : Saat diberi pilihan antara menuruti bisikan bisikan atau menghardiknya px lebih memilih menghardiknya karena takut dirinya akan marah marah lagi : Tidak ada masalah Keperawatan

Masalah Keperawatan 14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

19

Askep Jiwa Menarik Diri


Jelaskan : Px sadar saat ini sedang dirawat di RSJ dan px atau dia sakit jiwa tapi px tidak tahu apa itu sakit jiwa : Gangguan Proses Pikir Resiko Regiment Therapy Inefektif

Masalah Keperawatan

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Kemampuan klien memenuhi / menyediakan kebutuhan : Ya Tidak Makan Keamanan Perawatan Kesehatan Pakaiaan Transportasi Tempat Tinggal Uang Jelaskan Masalah Keperawatan

Ya 0

Tidak

: Px dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri : Tidak ada masalah Keperawatan

2. Kegiatan Hidup Sehari- hari a. Perawatan diri Bantuan minimal Bantual total Mandi Kebersihan Makan BAB/BAK Ganti pakaiaan Jelaskan Masalah Keperawatan b. Nutrisi Ya Tidak Apakah anda puas dengan pola makan anda? Apakah anda makan memisahkan diri? Jika ya, jelaskan alasanya : Px senang dapat makan enak dan teratur 3x sehari dan makan bersama temannya Frekuensi makan sehari 3 kali Frekuensi udapan sehari 1 kali Nafsu makan meningkat Diet khusus : Tidak ada diet khusus Jelaskan : Px dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan c. Tidur Ya Apakah ada masalah ? Apakah anda merasa segar setelah bangun tidur ? Apakah ada kebiasaan tidur siang ? Tidak : Px dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri : Tidak ada masalah Keperawatan

Lamanya 7- 8 jam Apa yang menolong anda untuk tidur ? suasana yang tenang dan nyaman Waktu tidur malam : jam 21.00 wib waktu bangun tidur : jam 04.30 wib

20

Askep Jiwa Menarik Diri


Sulit untuk tidur Bangun terlalu pagi Semnabolisme - Terbangun saat tidur - Gelisah saat tidur - Berbicara dalam tidur : : Tidak ada masalah Keperawatan Ya Mengantisipasi kebutuhan sehari- hari Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri Mengatur pengunaan obat Melakukan pemeriksaan kesehatan (follow up) Tidak

Jelaskan Masalah Keperawatan 3. Kemampuan klien dalam

Jelaskan : Px mampu melakukan itu semua Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Keperawatan 4. Klien memiliki sistem pendukung Ya Tidak Ya Keluarga Teman sejawat Profesional/ terapis Kelompok sosial Jelaskan Masalah Keperawatan

Tidak

: Px mengatakan bahwa keluarga, terapis, teman sejawatnya mendukung pengobatannya : Tidak ada masalah Keperawatan

5. Apakah klien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau hobi Ya Tidak Jelaskan Masalah Keperawatan VIII. MEKANISME KOPING Adaptif Bicara dengan orang lain Mampu menyelesaikan masalah Teknik relaksasi Aktivitas konstruktif Olahraga Lainnya Masalah Keperawatan Maladaptif Minum Alkohol n Reaksi lambat atau berlebih Bekerja berlebihan Menghindar Mencederai diri Lainnya : Koping individu tak efektif : Px tidak suka berinteraksi dengan orang lain : Kerusakan interaksi sosial = Menarik Diri

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik Selama di RSJ klien sangat jarang dijenguk oleh pihak kluarganya. Klien mengatakan tidak pernah mempunyai masalah dengan suatu kelompok baik di rumah, maupun di RSJ. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik Klien jarang berhubungan dengan orang orang di Panti, dan lebih suka menyendiri. Masalah dengan pendidikan, spesifik Pendidikan hanya sebatas SMP Masalah dengan pekerjaan, spesifik kx bekerja di PT Freport Papua, dan tidak pernah mengalami kesulitan dalam pekerjaannya.

21

Askep Jiwa Menarik Diri


Masalah dengan perumahan, spesifik Klien mengatakan rumahnya dulu cukup baik walaupun sederhana, sedangkan di Panti, klien mengatakan merasa nyaman dan kerasan tinggal di Panti, dan lebih menyukai tempat di samping got atau di kamar terpencil tempat klien perilaku kekerasan yang kebetulan sedang kosong, dari pada di kamarnya sendiri yang berdekatan dengan kamar klien yang lain. Masalah ekonomi, spesifik Klien mengatakan, keluarganya sebagian besar adalah PNS. Klien juga bekerja, dan keluarga klien merupakan keluarga yang mampu. Di Panti, klien menjadi tanggungan pemerintah untuk segala keperluan sehari harinya. Masalah lainnya, spesifik tidak ada masalah Masalah Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG Penyakit jiwa Faktor presipitasi Koping Masalah Keperawatan system pendukung penyakit fisik obat-obatan : Kurang pengetahuan tentang pelaksanaan program terapeutik

XI. DATA- DATA LAIN Tidak ada XII. Aspek Medik Diagnosa Medik: Sckizophrenia Hebrefenik Terapi Medik: Vitamin B, Haloperidol 2 x 2,5 mg XIII. Daftar Masalah Keperawatan Harga diri rendah. Kerusakan interaksi sosial = Menarik Diri Distres Spiritual Defisit Perawatan Diri Kerusakan Komunikasi Verbal Intoleransi Aktivitas Gangguan Proses Pikir Resiko Regiment Therapy Inefektif Koping individu tak efektif XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. 2. 3. 4. Resti Halusinasi Berhubungan Dengan Menarik Diri Gangguan Komuikasi Verbal Berhubungan Dengan Perubahan Proses Fikir Menarik Diri Berhubungan Dengan Harga Diri Rendah Koping Individu Tidak Efektif Berhubungan Dengan Ketidak mampuan menangani stressor 5. Defisit Perawatan Diri Berhubungan Dengan Penurunan Merawat diri

22

Askep Jiwa Menarik Diri


ANALISA DATA SINTESA Nama : Tn. B NIRM : 00418 Ruangan : -

No 1 DS :

Data Klien mengatakan mandi 2x/hari, tidak memakai sabun dan tidak memakai handuk. Klien mengatakan jarang gosok gigi, hanya jika ada sikat gigi saja. Klien mengatakan keramas dua minggu sekali, tidak memakai sampoo dan tidak pernah menyisir rambutnya. Klien mengatakan ganti baju sekali dalam sehari. Klien mengatakan BAK dan BAB di got, dan tidak pernah cebok.

Masalah Defisit Perawatan Diri

DO: - Penampilan klien tidak rapi dan badannya bau. - Rambut klien tampak kotor dan acak - acakan - Klien duduk di lantai/ di samping got, walaupun kotor. 2 DS : - Klien mengatakan tidak mau berkumpul dengan teman temannya karena malu. - Klien mengatakan lebih senang duduk sendiri di samping got sambil melamun. DO: - Klien selalu tampak menyendiri duduk di samping got sebelah kamarnya, dan jarang mengikuti kegiatan dinamika kelompok. - Klien tidak pernah berkumpul dengan teman temannya. - Klien jarang menjawab pertanyaan. Menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat, lambat dan terkesan seperlunya saja (bicara hanya 1 2 patah kata). Kadang hanya mengangguk, menggeleng dan tertawa. 3 DS: - Klien mengatakan malas untuk berkumpul dengan teman temannya karena minder. Harga Diri Rendah Menarik Diri

DO: - Pada saat berbicara klien jarang menatap wajah lawan bicaranya. - Klien segera pergi apabila sat dikaji ada orang lain yang datang DS : - Klien mengatakan ia masih anak anak yang Perubahan proses fakir berumur 31 tahun dan pantas menikah ketika ia telah berumur 60 tahun keatas. - Klien mengatakan merasa takut jika di dekati

23

Askep Jiwa Menarik Diri


orang baru. DO: - Klien tampak sering melamun - Bicara klien lambat 5 DS: - Klien mengatakan malas jika diajak ngobrol dan tidak dapat berbuat apa apa jika tidak diberi tahu. - Klien mengatakan jarang berkomunikasi dengan orang lain dan lebih suka memendam permasalahan, jika mempunyai masalah. DO: - Klien melakukan kegiatan apabila disuruh saja - Klien tampak menghindar apabila didekati orang yang baru dikenalnya Koping Individu Tidak Efektif

DS: - Klien mengatakan beragama islam, tetapi tidak Distres Spiritual pernah menjalankan sholat lima waktu, baik di rumah maupun di Panti. - Klien mengatakan tidak pernah belajar keagamaan sejak kecil, dan di Panti tidak mau mengikuti kegiatan belajar keagamaan DO: - Klien tidak pernah sholat - Klien tidak pernah mengikuti kegiatan belajar keagamaan, seperti belajar mengaji, belajar sholat, dan lain lain.

24

Askep Jiwa Menarik Diri

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

Nama Klien RM No. Bangsal/ tempat

: Tn.B : 00418 :NO DX 1 DIAGNOSA KEP. Resiko tinggi halusinasi berhubungan dengan menarik diri

Nama Mahasiswa Institusi

: Eny Nur Azizah : Akper Kerta Cendekia

TANGGAL 22 Juni 2011

TUJUAN

PERENCANAAN KRITERIA STANDAR

INTERVENSI

TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi resiko halusinasi TUK: 1.1 Ekspresi wajah bersahabat, 1.1.1Bina hubungan saling percaya 1. Klien dapat membina menunjukkan rasa senang, dengan menggunakan prinsip hubungan saling ada kontak mata, mau komunikasi terapeutik: percaya berjabat tangan, mau a. Sapa klien dengan ramah menyebutkan nama, mau baik verbal maupun menjawab salam, mau duduk nonverbal berdampingan dengan b. Perkenalkan diri dengan perawat, mau mengutarakan sopan masalah yang dihadapi c. Tanyakan nama lengkap klien dengan nama panggilan yang disukai

25

Askep Jiwa Menarik Diri


klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan

23 Juni 2011

2. klien dapat menyebutkan 2.1 penyebab menarik diri

Klien dapat menyebitkan 2.1.1 penyebab menarik diri yang berasal dari: Diri sendiri 2.1.2 Orang lain Lingkungan 2.1.3

2.1.4

24 Juni 2011

3. klien dapat menyebutkan 3.1 Klien dapat menyebutkan 3.1.1 keuntungan keuntungan berhubungan

26

Askep Jiwa Menarik Diri


berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dengan orang lain, misalnya 3.1.2 Beri kesempatan kepada klien : untuk mengungkapkan Banyak teman perasaan tentang keuntungan Tidak sendiri berhubungan dengan orang Bisa diskusi, dll lain 3.1.3 Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain 3.1.4 Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain Klien dapat menyebutkan 3.2.1 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian tidak berhungan kerugian bila tidak dengan orang lain, misalnya: berhubungan dengan orang Sendiri lain Tidak punya teman 3.2.2 Beri kesempatan pada klien Sepi, dll untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain 3.2.3 Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak

3.2

27

Askep Jiwa Menarik Diri


berhubungan dengan orang lain Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap: K-p K-p-plain K-p-p lain-k lain K-kel, masy Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain

3.2.4

25 Juni 2011

4. Klien dapat 4.1 Klien dapat melaksanakan mendemonstrasikan hubungan social secara hubungan social secara bertahap bertahap antara : K-P K-P-P lain K-P-P-K lain K-kel, masyarakat

4.1.1

4.1.2

4.1.3

4.1.4

28

Askep Jiwa Menarik Diri


4.1.5 Diskusikan jadwal harian yang dapat diisi dengan klien dalam mengisi waktu 4.1.6 motivasi untuk mengikuti kegiatan ruangan 4.1.7 beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam ruangan 26 Juni 2011 5. Klien dapat mengumgkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain 5.1 Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain untuk: Diri sendiri Orang lain 5.1.1 dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain 5.1.2 diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain 5.1.3 beri reinforcement positif atas kemampuan klien

27 Juni 2011

6. klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga

6.1 Keluarga dapat : 6.1.1 bina hubungan saling percaya Menjelaskan dengan keluarga : perasaannya Salam, perkenalan Menjelaskan cara merawat Jelaskan tujuan klien Buat kontrak Mendemonstrasikan cara Eksplorasi perasaan klien merawat klien menarik 6.1.2 diskusikan dengan keluarga

29

Askep Jiwa Menarik Diri


diri Berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri tentang : Perilaku menarik diri Penyebab perilaku menarik diri Akibat bila perilaku menarik diri tidak ditanggapi cara keluarga menghadapi klien menarik diri 6.1.3 dorong anggota keluarga untuk memberi dukungan untuk berkomunikasi dengan orang lain 6.1.4 anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal 1x seminggu 6.1.5 beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga

30

Askep Jiwa Menarik Diri

POHON MASALAH

Akibat

Resiko perubahan sensori : halusinasi

Masalah Utama/ CP

Isolasi sosial : menarik diri

Penyebab/ ETIOLOGI

Gangguan harga diri : harga diri rendah

31

Askep Jiwa Menarik Diri


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama : Tn.B TGL 22/06/11 (10.00 WIB) DX KEP NIRM : 00418 IMPLEMENTASI TUK 1 Membina hubungan saling percaya 1. Memberi salam pada klien Selamat pagi, Pak ! 2. Menyebutkan nama, menjabat tangan klien dan menanyakan nama klien serta daerah asal klien Perkenalkan nama saya eny, dari Akper Kerta Cendekia Sidoarjo. Nama bapak siapa, dan bapak berasal dari mana? 3. Menjelaskan maksud hubungan interksi Mulai hari ini hingga tiga hari kedepan, saya akan merawat bapak. Saya akan membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang bapak hadapi. Boleh saya tahu, kenapa bapak sampai dibawa kemari? Dan siapa yang mengantarkan bapak ke sini? 4. Menjelaskan tentang kontrak yang akan dibuat Topik : Bagaimana kalau kita bicara mengenai hal hal yang menyebabkan bapak dibawa ke sini? Tempat : Bapak mau berbincang bincang di mana? Bagaimana Ruangan : EVALUASI T.T.D S: B, Jawab klien saat ditanya namanya. Manado Jawab klien saat ditanya daerah asalnya. Kakak ipar jawab klien ketika ditanya siapa yang mengantarnya ke Panti Atmo Waloyo. O: Klien diam saja ketika ditanya mengapa ia sampai dibawa ke Panti jiwa. Ekspresi wajah klien datar Klien jarang menatap wajah lawan bicaranya Jawaban klien hanya singkat dan lambat A : TUK tercapai sebagian I

P : Pertahankan TUK I dan lanjutkan Tuk II

32

Askep Jiwa Menarik Diri


kalau di gibug sana itu? Waktu : Bapak mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit saja? 5. Memberikan rasa aman dan sikap empati 6. Melakukan kontak mata singkat dan sering 23-0611 (16.00 WIB) TUK 2 Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya/ menyebutkan penyebab klien menarik diri 1. Memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya. Bapak tahu, tidak, mengapa bapak di bawa ke sini? 2. Memangnya bapak di rumah kenapa, kok sampai dibawa ke sini? 3. Bapak kok saya lihat selalu berada di samping got itu? Apa yang sedang bapak lakukan di sana? 4. Kenapa bapak jarang berkumpul dengan teman yang lain? Terus tadi saat acara belajar mengaji bersama, bapak kok nggak kelihatan? Bapak sedang ada di mana waktu itu? Bapak tahu, kan kalau tadi itu ada jadwal acara belajar mengaji? 5. Apa yang bapak rasakan saat sendirian? 6. Besok akan

S: Melamun. Jawab klien ketika ditanya apa yang dilakukan saat menyendiri di samping got. Malu. Jawab klien ketika ditanya mengapa jarang berkumpul dengan temantemannya yang lain Di sana. Jawab klien sambiil menunjuk got, ketika ditanya sedang ada di mana saat acara belajar mengaji berlangsung. Senang. Jawab klien ketika ditanya perasaannya setelah ngobrol dengan mahasiswa. Selamat sore. Klien

33

Askep Jiwa Menarik Diri


diadakan acara terapi aktifitas kelompok oleh mahasiswa Akper Kerta Cendekia. Bapak ikut ya, acaranya besok pagi jam 8.00 WIB, kita akan melanjutkan bincang-bincang kita mengenai keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian jika tidak mau berhubungan dengan orang lain. 7. Bagaimana perasaan bapak setelah ngobrol dengan saya ? 8. Mengucapkan salam perpisahan. Selamat sore Pak, sampai jumpa besok pagi. menjawab salam dari pengkaji. O: Ekspresi wajah klien datar. Klien diam saja saat di Tanya mengapa ia sampai dibawa ke Panti jiwa. Klien diam saja saat ditanya mengapa tidak mengikuti acara belajar mengaji klien hanya mengangguk ketika ditanya sudahkah mengetahui bahwa pada jam itu sedang diadakan acara belajar mengaji. Klien mengangguk saat dimintai persetujuanya untuk mengikuti acara TAK. A : TUK tercapai sebagian II

P : pertahankan TUK II dan lanjutkan TUK III

34

Askep Jiwa Menarik Diri


TUK 3 1. Memberikan kesempatan pada klien untuk menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain. Bapak suka tidak berbincang-bincang dengan kami ? Bapak suka tidak kalau banyak temanteman ? Menurut bapak apa keuntungannya mempunyai banyak teman ? 2. memberikan kesempatan pada klien untuk menyebutkan kerugian berhubungan dengan orang lain. Menurut Bapak kalau tidak punya teman bagaimana rasanya ? 3. Memperhatikan ekspresi klien saat menjawab pertanyaan 4. Mengadakan kontak singkat tapi sering

24-0611 (16.00 WIB)

S: Klien tersenyum saat ditanya oleh perawat senang, jawab klien saat ditanya senang atau tidak diajak berbincangbincang oleh perawat suka, jawab klien ketika ditanya bagaimana perasaannya jika mempunyai banyak teman. O: Klien tersenyum saat ditanya oleh perawat wajah klien tampak ceria Klien diam saja saat ditanya penyebab ia dibawa ke panti jiwa A: TUK I tercapai TUK II belum tercapai TUK III tercapai P : pertahankan TUK II dan lanjutkan TUK IV

25-0611 (18.30 WIB)

TUK 4 dan 5 1. Mengkaji kemampuan S : berjabat klien berhubungan tangan, jawab dengan orang lain klien ketika Apa yang bapak ditanya apa yang

35

Askep Jiwa Menarik Diri


lakukan jika berkenalan dengan orang lain ? Hal apa saja yang bapak tanyakan ketika berkenalan dengan orang lain 2. mendorong kemampuan klien berhubungan dengan orang lain Bapak, sekarang kita mencoba untuk berkenalan dengan orang lain, dengan teman saya dulu ya, Pak. Namanya Rif, Nur . silahkan bapak melanjutkan perkenalannya dilakukan saat berkenalan dengan orang lain nama dan alamat, jawab klien ketika ditanya apa saja yang perlu ditanyakan ketika berkenalan dengan orang lain ceria. O: - Kontak mata klien lebih sering daripada hari kemarin -Klien tersennyum saat disapa - Klien mau berjabat tangan dan menanyakan nama dan alamat pada perawat yang diperkenalkan padanya - Klien diam saja saat ditanya penyebab ia dibawa ke panti jiwa A : TUK II belum tercapai TUK IV dan TUK V tercapai sebagian P : pertahankan TUKII, TUKIV danTUK V

36

You might also like