You are on page 1of 31

2 Melalui perawatan kesehatan

keluarga yang berfokus pada


peningkatan perawatan diri (self-
care), pendidikan kesehatan dan
konseling keluarga serta upaya-
upaya yang berarti yang dapat
mengurangi risiko yang diciptakan
oleh pola hidup dan bahaya dari
lingkungan. Tujuannya adalah
mengangkat derajat kesehatan
keluarga secara menyeluruh, yang
mana secara tidak langsung
mengangkat derajat kesehatan dari
setiap anggota keluarga).
3. Mengingat keluarga merupakan
sistem pendukung yang vital bagi
individu-individu, sumber dari
kebutuhan-kebutuhan ini perlu dinilai
dan disatukan ke dalam perencanaan
tindakan bagi individu-individu
(Friedman, 1998)
 Keluarga adalah kumpulan dua orang
atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan
individu mempunyai peran masing –
masing yang merupakan bagian dari
keluarga (Friedman, 1998).
 Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Depkes. RI.
1998).
 Menurut Salvicion G. Bailon &
Aracelis Maglaya (1989) dalam
Effendy (1998) menjelaskan bahwa
keluarga adalah dua atau lebih dari
dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain,
dan di dalam perannya masing –
masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
 Menurut Sayekti (1994) dalam
Suprajitno (2004) menulis bahwa
keluarga adalah suatu ikatan /
persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa
yang berlainan jenis yang hidup
bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi,
dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.
 Family (yunani)
kumpulan individu yang hidup di
bawah seorang KK dan di dalam
rumah terdiri dari org tua, org
dewasa, anak-anak, saudara &
pembantu
 Murray & zenter (ahli kesehatan
jiwa)
unit dasar dari pertumbuhan,
pengalaman dan adaptasi
 Faber (ahli biologi)
suatu kumpulan manusia yang
berdasarkan atas perkawinan &
kelahiran
 Whall (1986) dalam analisis konsep tentang
keluarga sebagai unit yang perlu dirawat, ia
mendefinisikan keluarga sebagai kelompok
yang mengidentifikasikan diri dengan
anggotanya yang terdiri dari dua individu
atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh
istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak
diikat oleh hubungan darah atau hukum,
tapi yang berfungsi sedemikian rupa
sehingga mereka menganggap diri mereka
sebagai sebuah keluarga.
 
 Family Service America (1984)
mendefinisikan keluarga dalam suatu cara
yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua
orang atau lebih yang disatukan oleh
 Definisi yang berorientasi pada
formalitas atau legalitas “Keluarga
berkumpulnya dua orang atau lebih
dan saling berinteraksi yang ada
suatu ikatan perkawinan ataupun
adopsi”
.
 Burgess dkk. (1963) membuat
definisi yang berorientasi pada
tradisi dan digunakan sebagai
referensi secara luas :
 Keluarga terdiri dari orang-orang
yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
 Para anggota sebuah keluarga
biasanya hidup bersama-sama dalam
satu rumah tangga atau jika mereka
hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga sebagai
rumah mereka.
 Anggota keluarga berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain dalam
peran-peran sosial seperti suami-
istri, ayah dan ibu, anak laki dan
perempuan, saudara dan saudari.
 Keluarga sama-sama menggunakan
kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan
beberapa ciri unik tersendiri
(Friedman, 1998
 Keluarga merupakan sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran,yang
bertujuan untuk meningkatkan
budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental
emosional, sosial dari masing –
masing anggota keluarga
( Duvall )
 Dari beberapa pengertian
tentang keluarga, maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah
• Terdiri dari dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
• Anggota keluarga biasanya hidup
bersama atau kalau berpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
• Anggota keluarga berinteraksi satu
sama lain dan masing – masing
d. Mempunyai tujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan
budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan
sosial anngotanya
 Dari beberapa definisi dan
karakteristik yang dimiliki keluarga
diatas maka dapat disimpulkan
bahwa keluarga adalah beberapa
individu yang tinggal dalam sebuah
keluarga yang mempunyai ikatan
perkawinan, ada hubungan keluarga,
sanak famili, maupun adopsi yang
hidup bersama sesuai dengan tujuan
keluarga tersebut.
TAHAP – TAHAP KELUARGA
SEJAHTETRA
 Keluarga Pra sejahtera
adalah keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal, yaitu kebutuhan pengajaran
agama, sandang, pangan papan, dan
kesehatan, atau keluarga yang
belum dapat memenuhi keluarga
sejahtera tahap I atau memenuhi
salah satu tahap atau lebih.
A. Keluarga Sejahtera Tahap I
adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal, tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan
sosial psikologisnya, yaitu
kebutuhan pendidikan, KB, interaksi
keluarga, interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal, dan
Indikator Keluarga
Sejahtera Tahap I :
 Melaksanakan ibadah menurut
agama masing – masing yang dianut.
 Makan dua kali sehari atau lebih.
 Pakaian yang berbeda untuk
berbagai keperluan.
 Lantai rumah bukan dari tanah.
 Kesehatan (anak sakit dibawa ke
sarana kesehatan / petugas
kesehatan).
Keluarga Sejahtera Tahap II

adalah keluarga yang dapat


memenuhi kebutuhan dasar secara
minimal serta telah memenuhi
seluruh kebutuhan psikologisnya,
tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangan, yaitu
kebutuhan untuk menabung dan
memeperoleh informasi
Indikator Keluarga Sejahtera
Tahap II :
 Melaksanakan ibadah menurut agama masing
– masing yang dianut.
 Makan dua kali sehari atau lebih.
 Pakaian yang berbeda untuk berbagai
keperluan.
 Lantai rumah bukan dari tanah.
 Kesehatan (anak sakit dibawa ke sarana
kesehatan / petugas kesehatan).
 Anggota keluarga melaksanakan ibadah
secara teratur menurut agama masing –
masing yang dianut.
 Makan daging / ikan / telur sebagai lauk pauk
paling kurang sekali dalam seminggu.
 Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m2
per orang.
 Aggota keluarga sehat dalam tiga bulan
terakhir sehingga dapat melaksanakan
fungsi masing-masing.
 Keluarga yang berumur 15 tahun ke
atas mempunyai penghasilan tetap.
 Bisa baca tulis latin bagi seluruh
anggota keluarga dewasa yang
berumur 10 sampai dengan 60 tahun.
 Anak usia sekolah (7 -15 tahun)
bersekolah.
 Anak hidup dua atau lebih, keluarga
masih PUS, saat ini memakai
Keluarga Sejahtera Tahap III
 adalah keluarga yang telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan dasar,
kebutuhan social psikologis, dan
kebutuhan pengembangan, tetapi
belum dapat memberikan
sumbangan (kontribusi) pada
masyarakat secara teratur (dalam
waktu tertentu) dalam bentuk
material, organisasi, dan lain
Indikator Keluarga
Sejahtera Tahap III
 Makan daging / ikan / telur sebagai
lauk pauk paling kurang sekali dalam
seminggu.
 Memperoleh pakaian baru dalam satu
tahun terakhir.
 Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m2
per orang.
 Aggota keluarga sehat dalam tiga
bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi masing-masing.
 Keluarga yang berumur 15 tahun ke
atas mempunyai penghasilan tetap.
 Bisa baca tulis latin bagi seluruh
anggota keluarga dewasa yang
 Anak usia sekolah (7 -15 tahun)
bersekolah.
 Anak hidup dua atau lebih, keluarga
masih PUS, saat ini memakai
kontrasepsi.
 Upaya keluarga untuk meningkatkan /
menambah pengetahuan agama.
 Keluarga mempunyai tabungan.
 Makan bersama paling kurang sekali
sehari.
 Ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
 Rekreasi bersama / penyegaran paling
kurang dalam 6 bulan.
 Memperoleh berita dari surat kabar,
radio, televisi, dan majalah.
Keluarga Sejahtera Tahap III
Plus
adalah keluarga yang telah
memenuhi seluruh kebutuhannya,
baik yang bersifat dasar, social
psikologis, maupun pengembangan,
serta telah mampu memberikan
sumbangan yang nyata dan
berkelanjutan bagi masyarakat
Indikator Keluarga
Sejahtera Tahap III PLUS
 Melaksanakan ibadah menurut agama
masing – masing yang dianut.
 Makan dua kali sehari atau lebih.
 Pakaian yang berbeda untuk berbagai
keperluan.
 Lantai rumah bukan dari tanah.
 Kesehatan (anak sakit dibawa ke
sarana
 Makan daging / ikan / telur sebagai lauk
pauk paling kurang sekali dalam
seminggu.

 Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m2
per orang.
 Aggota keluarga sehat dalam tiga bulan
terakhir sehingga dapat melaksanakan
fungsi masing-masing.
 Keluarga yang berumur 15 tahun ke
atas mempunyai penghasilan tetap.
 Bisa baca tulis latin bagi seluruh
anggota keluarga dewasa yang
berumur 10 sampai dengan 60 tahun.
 Anak usia sekolah (7 -15 tahun)
bersekolah.
 Anak hidup dua atau lebih, keluarga
masih PUS, saat ini memakai
kontrasepsi.
 ->Upaya keluarga untuk meningkatkan
 Keluarga mempunyai tabungan.
 Makan bersama paling kurang sekali
sehari.
 Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
 Rekreasi bersama / penyegaran paling
kurang 6 bulan.
 Memperoleh berita dari surat kabar,
radio, televisi, dan majalah.
 Anggota keluarga mampu
menggunakan sarana trransportasi.
 Memberikan sumbangan secara teratur
(waktu teratur) dan sukarela dalam
bentuk material kepada masyarakat.
 Aktif sebagai pengurus yayasan / panti.
Indikator Keluarga Miskin
 Tidak bisa makan dua kali sehari
atau lebih.
 Tidak bisa menyediakan daging /
ikan / telur sebagai lauk pauk paling
kurang seminggu sekali.
 Tidak bisa memiliki pakaian yang
berbeda untuk setiap aktivitas.
 Tidak bisa memperoleh pakaian baru
minimal satu stel setahun sekali.
 Bagian terluas lantai rumah dari
 Lantai rumah kurang dari 8 m2 untuk
setiap penghuni rumah.
 Tidak ada anggota keluarga berusia
15 tahun mempunyai penghasilan
menetap.
 Bila anak sakit / PUS ingin ber KB
tidak bisa ke fasilitas kesehatan.
 Anak berumur 7 – 15 tahun tidak
bersekolah.

You might also like