You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

ACARA IV PENGENALAN PROFIL TANAH

Disusun Oleh: Nama NIM Rombongan Asisten : Sella Wulandari : A1L012151 : C2 : Nova Margareth

Semester : Genap 2013

LABORATURIUM ILMU TANAH UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN AGROTEKNOLOGI PURWOKERTO 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tanah ditemukan dimana-mana di sekitar kita dan mempunyai arti yangsangat penting bagi kehidupan semua makhluk hidup di muka bumi ini, termasuk manusia. Manusia sangat tergantung pada tanah karena tanpa adanya tanah semuamakhluk hidup di muka bumi tidak akan bisa mempertahankan hidupnya. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Jenis tanah di setiap daerah pun berbeda-beda dan jenisnya. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.Setiap tanah biasanya memiliki tiga atau empat lapisan yang berbeda. Sebagian besar jenis tanah mengacu pada pola utama lapisan tanah yang terkadang disebut dengan lapisan tanah yang ideal. Setiap lapisan ditandai dengan huruf, dengan urutannya sebagai berikut: O-A-B-C-R. Fungsi utama tanah adalah sebagai medium alam untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Selanjutnya unsure hara di serap oleh akar tanaman dan melalui daun di robah menjadi persenyawaan organic seperti karbohidrat protein, lemak dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-lapisan inilah yang disebut dengan horizon

tanah yang terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon tanah tersebut biasa disebut Profil Tanah. Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air. Terdapatnya horizon-horizon pada tanah-tanah yang memiliki

perkembangan genetis menyugestikan bahwa beberapa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan Profil Tanah. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan pengamatan Profil Tanah dalam langkah awal penelitian dan pengamatan terhadap tanah.

B. Tujuan Mengenal suatu jenis tanah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horison-horison yang berkembang secara genetik. Proses-proses pembentukan tanah atau perkembangan horison dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi. Tanaman dan hewan memperoleh lingkungan pada semua jenis tanah, menjdai bagian dari bahan organik. Dalam semua jenis tanah mineral-mineral menahan mineralmineral sekunder dan campuran lainnya dengan pembentukan serentak dan dengan berbagai macvam daya larutnya yang padat dipindahkan dari satu horison melewati dan memindahkan bahan-bahan yang dapat larut. Kebanyakan jenis tanah mendapat tambahan debu, abu vulkanik atau sedimen-sedimen hasil kikisan tanah-tanah di bagian yang lebih tinggi. (Foth, 1988). Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan padat organik, air dan udara. Bahan pada mineral terdiri atas sibir batuan dan mineral primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral sekunder. Bahan padat organik terdiri atas sisa dan rombakan jaringan jasad, terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup. Air mengandung berbagai zat terlarut n. Maka disebut juga larutan tanah. Udara tanah berasal dariudara atmosfer, akan tetapi mengalami perubahan susunan karena saling tindaknya dengan tanah (Notohadiprawiro, 1998). Profil Tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran (panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara (Pasaribu, 2007). Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-

E-B-C-R. empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut lapisan tanah atas (Anonim,2010). Secara vertikal, tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteristik fisik, kimiawi dan biologis masing-masingnya sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan terhadap: (1) bahan induk asalnya (2) bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral nonbahan induk yang berasal dari letusan gunung api maupun yang terbawa oleh aliran air. Adapun syarat-syarat penampang tanah yaitu : a. b. Lubang penampang harus besar Penggalian sampai bahan induk dan dalam pemeriksaan,dipilih sisi lubang penampang yang mendapat sinar matahari c. d. Tidak menumpuk tanah bekas galian di atas sisi penampang pemeriksaan Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan,misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman e. f. Jika berair,air yang berada di penampang harus dukeluarkan terlebih dahulu Melakukan pengamatan pada sinar matahari yang cukup.

Menurut Hakim, dkk. (1986), profil tanah merupakan penampang vertikal tanah dimulai dari permukaan tanah sampai lapisan bahan induk di bawah tanah. Pengamatan profil tanah meliputi pengamatan profil itu sendiri dan pengamatan faktor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Yang termasuk faktor sekeliling antara lain : vegetasi, topografi, kedalaman air tanah, usaha tani, serta ada tidaknya faktor penghambat seperti bahaya banjir, erosi, salinitas, keadaan berbatu, dan sebagainya. Untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburannya maka perlu diketahui ciri-ciri morfologi dari tanah tersebut. Tindakan budidaya tanaman akan lebih tepat, bila didasarkan pada sifat morfologi tersebut. Menurut Hardjowigeno (1987), sifat morfologi tanah adalah sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang, sebagian dari sifat-sifat morfologi tanah merupakan sifat-sifat

fisik dari tanah tersebut. Sifat-sifat fisik tanah meliputi tekstur tanah, warna tanah, konsistensi, dan struktur tanah. Tekstur tanah ialah perbandingan relatif (dalam persen) antara fraksifraksi pasir, debu, dan liat. Menurut Hardjowigeno (1987), tanah-tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara sedangkan tanah yang bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar. Tekstur tanah penting untuk diketahui oleh karena komposisi fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia, dan kimia tanah (Hakim dkk, 1986) Warna tanah adalah salah satu sifat fisika tanah yang mudah tampak. Warna tanah terjadi karena pengaruh berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama memberikan jenis warna tertentu (Subagyo ,1970). Warna tanah dapat digunakan dalam klasifikasi tanah, mencirikan perbedaan horizon-horizon. Warna tanah juga erat hubungannya dengan kandungan bahan organik ikatan besi dan pencucian (Hakim dkk, 1986). Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel, yaitu : hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value

menunjukkan gelap-terangnya warna sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum (Hardjowigeno:1987). Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air, yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi penting untuk klasifikasi tanah, pengelolaan tanah, dan perencanaan alat-alat olah tanah. Konsistensi ditetapkan dalam keadaan basah, lembab, dan kering (Hakim dkk, 1986).

Menurut Hardjwigeno (1987) dalam keadaan lembab, tanah dibedakan dalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul), sedangkan dalam keadaan kering, tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras, dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lainlain. Gumpalan gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Menurut Subagyo (1970), struktur tanah yang baik ialah yang mengandung udara dan air dalam jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Ini terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya besar, mempunyai perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap pukulan tetesan hujan. Menurut Hakim, dkk. (1986), struktur dapat memodifikasikan pengaruh tekstur dalam hubungan dengan kelembaban, porositas, tersedianya unsur-unsur hara, kegiatan, jasad hidup, dan pertumbuhan akar. Terdapat empat tipe utama struktur, yakni berbentuk lempeng, prisma, gumpal, dan spheriodal (Hardjowigeno ,1987) Karatan yang terdapat pada lapisan tanah mengandung unsur besi, dimana kandungan besi yang dapat larut dalam tanah sangat rendah dibandingkan dengan kandungan besi total tanah. Besi yang dapat larut berbentuk kation Fe2+, Fe3+, Fe(OH)2+, serta senyawa fekelat. Sedangkan besi yang terikat pada kisi-kisi mineral tidak dapat larut (Sanches, 1992). Meskipun tanah terdiri dari beberapa horizon, namun bagi tanaman,yang sangat penting adalah lapisan atas yang biasanya mempunyai ketebalan di bawah 30cm,bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan sayuran, yang paling berperan adalah kedalaman di bawah 20 cm. Oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu pada ketersediaan hara pada lapisan setebal ini, yang biasanya disebut dengan lapisan olah (Hanafiah, 2009).

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan Alat yang dipergunakan pada praktikum pengenalan profil tanah adalah boor tanah, abney level (clinometer), kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, buku Munsell Soil Color Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman tanah di lapang, dan daftar isian profil. Bahan-bahan yang dipergunakan adalah sampel tanah, larutan H2O2 3%, larutan HCl 10%, larutan -dipiridil dalam 1 N NH4Oac netral, dan aquades.

B. Prosedur Kerja 1. Tempat pembuatan profil dipilih. Sebelumnya pengeboran (boring) dilakukan di tempat0tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter, supaya keseragaman tercapai. 2. Lubang sedemikian rupa digali sehingga profit tanah dengan panjang 2 meter, lebar 1,5 meter dan kedalamn 1,5 meter terbentuk. Tangga kebawah dibuat didepan bidang pengamatan profil untuk memudahkan pengamat turun.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan
Nomor Lapisan Dalam Lapisan (cm) Simbol Lapisan Batas Lapisan Batas Topografi Warna Tanah (Matriks) Tekstur Tanah Kandungan bahan kasar (konkresi/hablur/fragmen) Struktur tanah Konsistensi B-ss 1 - VF B-ss L-vf K-sh k-ba 5,5 6 5 6 1- C B-so L-f K-sh 1-M-sb B-ss L-f K-sh s 1 1-5 cm O b w 2 5-27 cm A b w 35 yr 3/4 cl 3 27-51 cm E d s 7,5 yr 3/4 cl w 2,5 yr 3/4 cl w 10 yr 2/2 cs Fe 1-F-ab B-ss L-vf K-s Bi5 4 51-78 cm B 5 78-105 cm C

Karatan pH tanah (lapang) Reaksi terhadap HCl Perakaran Epipedon Horison Pendiri Bawah Padas

Halus banyak sampai : 78-85 cm Kasar sampai : 85 105 cm

Tanpa / cambric

B. Pembahasan Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air danudara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi ( senyawa porganik dan anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N, P,K,Ca, Mg, S, CU, Zn,Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain ), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota ( organisme ) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi ) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanahuntuk mengehasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun kehutanan (Kemas A.H, 2007 ). Profil tanah merupakan suatu iris dan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuatlubang dengan ukuran panjang, dan lebar serta kedalam tertentu sesuai dengan keadaan tanahdan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibatterkena gaya-gaya alam (natural forces) Terhadap proses pembentukan mineral, serta pembentukan dan pelapukan bahan-bahan koloid (Hakim dkk, 1982 ). Hasil pelapukan batuan-batuan yang bercampur dengan sisa batuan dari organism yang hidupdiatasnya. Selain itu, terdapat pula udara dan air di dalam tanah. Air dalam tanah berasal dariair hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap ketempat lain, di samping pencampuran bahan organic didalam proses pembentukan tanah, terbentuk pula lapisan-lapisan tanah (Hard jowigeno, 1985). Ada enam horison dan lapisan utama dalam tanah yang masing-masing diberi simbol dengan satu huruf kapital yaitu (dari atas ke bawah): O, A, E, B, C, dan R (Hardjowigeno, 2003).

Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horizon-horizon sebagai berikut ; O-A-E-B-C-R. a. Horizon O Horizon O merupakan horizon yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-

sisa tanaman ( Oi ) dan bahan organik tanah hasil dekomposisi serasah (Oa). b. Horizon A Horizon A adalah horizon mineral berbahan organik tanah ( BOT ) tinggi sehingga berwarna agak gelap. c. Horizon E Horizon E adalah bahan horizon mineral yang telah tereloviasi ( tercuci ) sehingga kadar BOT, liat siikat, Fe dan Al rendah tetapi kadar pasir dan debu kuarsa ( seskuoksida ) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang. d. Horizon B Horizon B adalah horizon eluviasi yaitu horizon akumulasi bahan eluvial dari horizon di atasnya. e. Horizon C Horizon C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi. f. Horizon R Horizon R adalah bahan induk tanah. Prosedur kerja praktikum acara 5, yaitu: 1. Membuat lubang penampang harus cukup besar agar orang dapat dengan mudah duduk dan berdiri di dalamnya dan pemeriksaannya berjalan dengan sempurna. 2. Mengukur penampang 1,5 m x 1m sampai bahan induk dan pemeriksaan dipilih di sisi lubang penampang pada bagian teratas. 3. Tidak menumpuk tanah bekas galian di atas sisi penampang pemeriksaan. 4. Melakukan pengamatan pada sinar matahari yang cukup. Pada praktikum kali ini, digunakan larutan seperti H2O2 dan HCl. Fungsi dari H2O2 adalah untuk menguji adanya bahan organik. Sedangkan HCl, berfungsi untuk mengetahui derajat keasaman suatu tanah dan menentukan adanya asam karbonat dalam tanah. Berikut reaksi dari uji terhadap kandungan bahan organik tersebut:

Mn + H2O2 akan mengeluarkan asap CaCO3 + H2O2 akan bergelembung reaksi antara tanah dengan HCl tidak menunjukkan suatu reaksi, sehingga tidak ada asam karbonat pada tanah yang diamati profilnya. Hasil praktikum acara 5 yaitu, setiap kelompok mendapatkan satu horison tanah. Kelompok 1 mendapatkan horizon O dengan tebal 5 cm, dimana horizon tersebut banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kelompok 2 mendapatkan horizon 2 yaitu horizon A dengan tebal 22 cm. Pada horizon 2 berwarna dark brown. Kelompok 3 mendapatkan horizon tanah no 3 yaitu horizon E dengan ketebalan 23 cm. Kelompok 4 mendapatkan horizon 4 yaitu horizon B dengan ketebalan 27 cm. Kelompok 5 mendapatkan bagian tanah yang hampir mendekati bed rock, dengan ketebalan 27 cm dengan warna very dark brown. Kemudian diambil contoh tanah untuk diuji dengan cara seperti acara 4 yaitu pengamatan dengan indra.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah yaitu, bahan induk organism, topografi, iklim, dan waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka untuk menentukan berbagai jenis tanah yang berbeda adalah amat besar (foth, H.D. 1999). 1. Bahan induk Keadaan alamin bahan induk akan mempunyain pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh yang mendalam dalam perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. Pembentukan tanah dapat di mulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu penghancuran batu an keras secara fisik, dimana granit dibuka. Penghancuran batuan dapat membatasi lajudan kedalaman perkembangan tanah, dimana laju penghancuran melebihi laju pemindahan bahan oleh erosi.

2.

Iklim Pengaruh iklim yang penting mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperature. Iklim juga mempengaruhi

pembantukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami. Tidaklah terlalu mengejutkan bahwa terdapat beberapa

penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang pararel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10c akan menaikkan laju reaksi kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi dengan meningkatnya rata-rata temperature tanah. Rupanya hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai tingkatan pengaruh iklim yang konstan selama genesa tanah.

3.

Organisme Tanaman mengabsobsi unsure hara dari tanah dan mengangkut nutrient ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh kepermukaan tanah perombakan bahan organik akan melepaskan unsure hara untuk kesuburan dirinya sendiri. Profil tanah rumput mengandung lebih banyak bahan organic terdistribusi lebih uniform di dalam tanah daripada tanah hutan. Tanah dengan vegetasi hutan kira-kira separuh dari kadungan bahan organik dan terdistribusi tidak merata dengan tingkat perkembangan profil tanah lebih sempurna. Horizon-horizon pada solum lebih asam dan persentase jenuh basa yang rendah dan lebih banyak liat yang akan dipindahkan dari horizon A ke horizon B.

4.

Topografi Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu : a. Mempengaruhi jumlah presipitasi yang di absorpsi dan di tahan dalam tanah, sehingga mempengarui kelembaban b. Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi c. Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspense atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain.

5.

Waktu Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua. Pada tanah-tanah muda, kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi. Kematangan dicirikan oleh kandungan bahan organic yang konstan sebagai penambah di imbangi oleh yang hilanh. Unsur yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah dilapukkan.

BAB V KESIMPULAN

1. Dari data pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa warna tanah ventrisol 10 yr 2/2, batas topografi wavy, tekstur lempung berpasir, tidak memiliki kandungan Fe, struktur tanah sedang, konsistensi agak lekat(slightly sticky), pH tanah 5, reaksi terhadap HCL(tidak berubah), perakaran halus banyak, epipedon(anthropic). Profil tanah yaitu suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang memperlihatkan lapisan-lapisan tanah. Kedalam efektif untuk profil tanah dapat ditentukan dengan melihat batasan perakaran tumbuh.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hanafiah, Kemas. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Buckman, O, Hanry, Brady, C, Nyle. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Barat Karya Aksara. Foth,HD dan L.N.Turk . 1999. Fundamental of soils science. New York:fifth Ed. John. Waley & soil. Gobahong, prof. Dr. 1994 Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung. Hakim, , dkk.1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung. Kartasapoetra, A. G, Ir. Dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air. Jakarta: Rineka Cipta Pairunan. A. K. dkk. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Ujung Pandang: BKPT INTIM Purwowidodo. 1991. Ganesa Tanah. Jakrta: Rajawali. Tim Penyusun. 2010. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

You might also like