You are on page 1of 3

T u j u a n d i l a k u k a n s t a n d a r i s a s i l a r u t a n a d a l a h u n t u k mengetahui ketetapan konsentrasi larutan dan dipakai sebagai pereaksi dalam metode titrasi.http://www.scribd.

com/doc/49157981/BAB-4-vq Ada dua cara menstandarkan larutan yaitu: 1. Pembuatan langsung larutan dengan melarutkan suatu zat murni dengan berat tertentu, kemudiandiencerkan sampai memperoleh volume tertentu secara tepat. Larutan ini disebut larutan standar primer, sedangkan zat yang kita gunakan disebut standar primer. 2. Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan cara menimbang zat kemudian melarutkannya untuk memperoleh volum tertentu, tetapi dapat distandartkan dengan larutan standar primer, disebut larutan standar skunder. http://annisanfushie.wordpress.com/2008/11/29/standarisasi-natrium-hidroksida-danpenggunaannya-untuk-penentuan-konsentrasi-asam-aseta/ Standardisasi adalah proses penentuankonsentrasi larutan baku dengan tepat.Larutan baku dibagi atas : beratbahan yang sangat murni yang dilarutkan danvolume larutannya diketahui. Contoh : larutan asamoksalat, larutan kalium iodat, larutan boraks, asamoksalat, larutan natrium klorida dan larutan seng. pasti karenabahan yang digunakan untuk membuat larutantersebut memiliki kemurnian yang rendah. Contoh :larutan NaOH, larutan natrium tiosulfat, larutanperak nitrat dan larutan natrium EDTA http://www.scribd.com/doc/31590863/Teknik-Pembuatan-Dan-Standardisasi-Larutan

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan. konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, antara lain Molaritas, Molalitas,dan sebagainya. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan. Untuk mengetahui konsentarsi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi. Standarisasi yang akan digunakan pada saat ini adalah penggunaan metode Titrasi Asam-Basa. http://damayanti-ardilah.blogspot.com/2012/04/larutan-standar-yang-menggunakanmetode.html
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH. Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri

antara zat yang dianalisis dan larutan standar.

Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. http://www.Fetrinaldi.files.wordpress.com%2F2012%2F01%2Fkimia-analisis-kuatitatifasam-basa.doc Penyiapan Natrium Tiosulfat 0,1 N Natrium tiosulfat berupa hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur kasar.Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari 33C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah larut dalam air dan tidak larut dalam etanol. Natrium tiosulfat Na2S2O3.5H2O mudah diperoleh dalam kemurnian yang tinggi, tetapi selalu ada sedikit ketidakpastian akan kandungan air yang setepatnya, karena sifat efloresen (melapuk lekang) dari garam itu. Karena itu zat ini tidak sesuai sebagai standar primer. Dalam penentuan titik akhir titrasi pada titrasi redoks digunakan indikator, dimana indikator ini memberikan perubahan warna yang berbeda pada saat terjadi oksidasi dan reduksi. Indikator indikator yang digunakan dalam titrasi redoks adalah sebagai berikut:

Auto Indikator (warna dari pereaksinya sendiri), apabila pereaksinya sudah mempunyai warna yang kuat, kemudian warna tersebut hilang atau berubah bila direaksikan dengan zat lain maka pereaksi tersebut dapat bertindak sebagai indikator. Contoh : KMnO4 berwarna ungu dila direduksi berubah menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna. Larutan I2 yang berwarna kuning coklat, titik akhir dapat diketahui dari awal terbentuknya atau hilangnya warna kuning, perubahan warna ini dipertajam dengan larutan amilum atau kloroform atau karbon tetraklorida : a. I2dengan amilum berwarna biru. Amilum terdiri dari amilosa dan amipektin, amilosa dengan I2 berwarna biru sedangkan amilopektin dengan I2 berwarna ungu. b. I2 larut dalm kloroform atau karbon tetraklorida berwarna ungu.

Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku sekunder, oleh karena itu, larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu distandardisasi terlebih dahulu. Hal ini disebabkan kestabilan larutan ini mudah dipengaruhi oleh pH rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya bakteri yang memanfaatkan sulfur (S). Pada pH yang rendah (<5), kestabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) akan terganggu sebab S2O32- akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut : S2O32- + H+ HS2O3- HSO3- + S Reaksi penguraian yang terjadi pada S2O32- ini berjalan lambat, maka kesalahan pada waktu titrasi tidak perlu dikuatirkan walaupun larutan yang dititrasi bersifat cukup asam, asal titrasi dilakukan dengan penambahan titran yang tidak terlalu cepat. Selain disebabkan adanya reaksi penguraian S2O32-, ketidakstabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari bakteri yangmenyebabkan terjadinya perubahan S2O32- menjadi SO3-, SO42-, dan S. S ini tampak sebagai endapan koloidal yang membuat larutan menjadi keruh ( tanda bahwa larutan harus diganti ). Untuk mencegah aktivitas dari bakteri, pada pembuatan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hendaknya digunakan air yang sudah dididihkan atau dapat pula ditambahkan pengawet seperti khloroform, natrium benzoat, atau HgI2. Standarisasi larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) biasanya menggunakan larutan KIO3 yang mempunyai kemurnian yang tinggi, sehingga cukup memenuhi syarat sebagai larutan baku primer. Namun sebagai baku primer KIO3 juga mempunyai kelemahan yaitu mempunyai berat ekivalen yang cukup rendah yaitu sebesar 35,67. Harijadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, halaman 212- 233, PT. Gramedia, Jakarta.

D a l a m b i d a n g k i m i a a n a l i t i k , n a t r i u m t i o s u l f a t i n i m e r u p a k a n l a r u t a n sta ndar yang digunakan untuk titrasi iodometri dan hanya terdapat dalam bentuk Pembuatan Natrium Tiosulfat penta hidrat, sehingga harus dilakukan standarisasi dengan larutan standar primer.Oksidasi oleh udara terdapat tiosulfat berlangsung perlahan dalam air, ion tiosufatakan mengkatalisasikan oksida oleh udara.D a l a m s u a s a n a a s a m i o n t i o s u l f a t i n i a k a n t e r u r a i m e n j a d i e n d a p a n belerang.S2O32-+ 2H+ H2S2O3 H2O + SO2+ S Senyawa tiosulfat ini sangat mudah teroksidasi. Ion iodium dap a t mengoksidasi tiosulfat menjadi tetrationat. Semua penentuan secara iodometri didasarkan pada atas reaksi natrium tiosulfat dengan iodium. Pada titrasi iodium tiosulfat, iodium bertindak sebagai oksidator.

Pada proses titrasi, iodium lambat laun akan hilang jika ditambahkanna trium tiosulfat. Larutan semula bewarna coklat tua menjadi semakin pu c a t (kuning) dan akhirnya tidak bewarna. http://www.scribd.com/doc/66124144/PEMBUATAN -NATRIUM-TIOSULFAT http://www.scribd.com/doc/12309632/MODUL2-Kesetimbangan-Kimia

You might also like