You are on page 1of 3

Munculnya tren PPP di Sektor Sanitasi dan Air Makalah ini menyajikan pengiktisaran dari munculnya pergeseran pada

kerja sama Public-private partnership (PPS) di sektor sanitasi dan air. Bedasarkan waancara dengan profesional yang terlibat langsung dilapangan, penelitian difokuskan pada empat area : kontrak,aturan, keuangan dan perjanjian pemangku kepentingan. Sememntara jelas ada keterbatasan untuk memakai metode wawancara,tujuan kita adalh menentukan persepsi yang ahli diamana trend PPPs diterapkan. Meskipun tela terjadi pemutunan dari sjumlah sekala kontarak yang diberikan pada peridahaan international sektor swasta sejak tahun 2001, khususnya lewat sektor national dan lokal, yang aktif di sektor air dan peningkatan presentasi populasi. Pihak lokal yang baru membawa aturan yang baik dan kebutuhan publik yang dikontrak sesuai hukum. Penekanan pada beberapa tahun ini adalah pergeseran menjadi konsesi yang panjang, dan sewa yang lebih sedikit, target yang lebih, manajemen pencapain kerja, pelayaan kontrak. Mengawasi pencapaina kerja dengan ukuran target membutuhkan instrumen aturan yang dapat memaksa pembangunan negara ydengan otonomi yang macet dan informasi yang bersih dalam kebijakan yang diperlukan untuk dibuat. Intervensi politik yang bisa menjaga tarif pada level terendah, keuangan yang berkelnajutan menjadi sebuah tantangan besar pada sektor ini, semntara pilihan inovasi keuangan yang tidak jelas antara publik dan swasta. Perjanjian pemangku kepentingan muncul sebagai prioritas sektor yang bersih, dengan mengharapkan meningkatnya pertanggung jawaban dari semua penyedia layanan. Tiga area baru menggganti PPPs yang datar berisi PPPs denga perusahaan lokal, PPs di kota kecil, area pedesaan, dan sektor privat yang terlibat lebih besar dalam perawatan air dan sanitasi. Hal 2 Perkenalan Setelah bebrapa tahun, pembangunan kerjasama pengembangan sanitasi dan air (BPD) telah bekerja dengan seperangkat alat yang mendukung perencanaan dan penerapan dari PPPs pada sektor sanitasi dan air. Alat ini dibuat pada tahun 2005 oleh konsorsium Swiss, terdiri dari SDC, SECO, dan Swiss Re. Sejak pembangunan itu, telah terjadi evolusi pada kontek PPPs, dan BPD sekarang sudah terlihat mengerti bagaimana peralatan yang mungkin bertemu dengan para praktisi dan pembuat kebijakan pada pengembangan dunia. Sintesis pendapat profesional dalam kemunculan tren PPPs, kususunya pada empat area : kontrak, regulasi, keuangan, dan perjanjian pemangku kepentingan. Metodologi Peneliti melakukan wawancara telepon dengan profesional yang akti terlibat dalam sektor sanitasi dan air, berdasarkan sebuah format wawancara semi struktur. Nara sumuber dintanya untuk mengomentari secara umum dari kemunculan trend dan tantangan selanjutnya , juga mendiskusikan pengembangan secara sepesifik dengan memperhatikan kotrak, aturan, keuangan dan perjanjian pemangku kepentingan. Wawancara dilakukan pada bulan juli dan november 2010 dengan perwakilan dari berbagai organisasi, terdiri dari bank pembangunan, operator sektor swasta, agen pembangunan, dan institusi pendidikan dan sejumlah konsultan independen yang aktif dalam are ini. Untuk memastikan interpretasi yang akurat, semua nara sumber diundang untuk mengomentari dalam draf pertama dalam makalah ini.

Hal 3 Rangkuman dari PPPs Sejak 2001, telah terjadi penurunan dalam jumlah kontrak taunan PPP yang diberikan dalam sanitasi dan air. Yang paling menurun disebabkan oleh penandatangan kontrak beresiko ada tahun 1990an, khusunya di Ameria Latin dan Afrika. Banyak kontrak yang dihentikan secara politis dan menghasilkan kemrosotan signifikan investasi dari sektor swasta (dan beberapa kasus untuk sektor publik juga). hasilnya adalah bahwa sekarang ada pendekatan yang lebih hati-hati dari semua stakeholder dalam kontrak PPPs yang dituukan, mereka hanya melihat pada satu pilihan untuk mereformasi infrastruktur. Tantangan selanjutnya , banyak contoh, penyedia layanan tidak membahas tanggung jawab dan keterbukaan tentang siapa yang harus membayar secara penuh biaya pelayanan dan deperlukan ekspasni pada yang sering macet. pada dasarnya itu adalah hal politik. Kita tidak mempunyai banya cerita sukses. Konsekuensinya, pihak swasta tidak tertarik ada pasar ini. Bank dunia juga mengganti kebijakan dari pemasaran PPs. Mereka sekarang juga berfokus pada perusahaan swasta.tidak ada satupun yang mendorong untuk PPPs. Namun, secara luas kebutuhan yang ada dibawah managemen sektor publik, PPPs bukan berarti hal yang sudah terlewatkan. Sektor ini juga mempunyai perpindahaan seteril yang luas tentang perdebatan publik melawan swasta ke dalam diskusi yang konkret tentang bagaimana meyakinkan pelayanan yang mungkin terbaik dalam sumber daya yang terbatas. Penyedia elemen kunci terletak pada dukungan politik dan strategi yang terbukti untuk mengatasi oprasional dan pengiriman pelayanan yang terkendala untuk regulasi yang efektif dan keuangan yang berkelanjutan, dan pengawasan kerbukaan, perjanjian pemangku kepntingan yang berkomitmen- ada pengkuan pertumbuhan tentang kualitas pelayanan yang diberikan, yang menganggap ada kekurangan dalam model pengiriman pelayanan. Generasi ke dua dari PPPs kotrak yang sekarang muncul adalah cerminan dari pelajaran tahun 1990an dan awal 2000an. Kontrak yang terbaru menjadi lebih inovatif, konteks pendekatan yang lebih sepesifik itu lebih cocok untuk dearah negara berkembang. Sementara tidak mudah untuk mengumumkan kedalam global atau bahkan ditren regional, beberapa tema yang lus muncul dan dirangkum dalam makalah ini, diorganisir seputar isu kunci dariseperti kontrak aturan , keungangan, aturan, dan perjanjian pemangku kepentingan. ada kecenderungan untuk WB dan summbangan lain untuk melihat sektok swasta sebagai obat mujarab tetapi tidaj ada pendekantan yang seimbang. Tidak ada pengakuan pada kontrak dengan operator swata yang hanya alat tetapi mereka bukan satu satunya. itu bukan masalah apakah kebutuhan itu berjalan sama dengan publi atau privat , tetapi deperlukan sebuah pemsaran bisnis dengan agen air yang bebas menemukan sumber daya yang berbeda. Kontrak Batas antara publik dan swasta menjadi berbeda tipis. Utilitas publik yang diberikan oleh kontark international di negara lain. Sebagai contoh, ONEP (maroko) memenagkan kontrak di kemeron dan

vintens evides Int. Belanda diberikan kontrak manajemen di Ghana. Mereka juga ikud bergabung dalam kepemilikan dan iut campur dalam peraturan persahaan dimana operator swasta berbagi dengan keprluan publik atau municapility (sebagai conth kasus di Cartagena, Colombia dengan Aguas de Barcelona). Pada tambahan, publik juga melakukan investigasi pada inovasi pilihan pilihan keuangan., kepemilikan yang menjadi lebih kompleks. Sebagai contoh menjual saham seperti kasus dalam beberapa tahun terakir untuk meningkatkan modal belanja. mirip pendekatan yang dilakukan di air Phnom Penh di Cambodia. Aturan ini telah memhasilkan beberapa keberhasilan, tetapi mereka juga bingung dalam menentukan pertanggung jawaban antara kepeluan publik, pemangku kepentingan dan konsumen, Beberapa negara mendapatkan kotntrak PPPs yang lebih dari yang lainya. Sebagai contoh, Cina, Rusia, Eropa bgian timur, dan Colombia Kolombia yang memperluas pengguanaan PPPs, sementara Negara Amerika Selatan (seperti Bolivia dan Venezuela) menentang type yang banyak dari aturan PPPs. Meskipun demikian, secara umum, telah ada pergesan secara global dari kontrak konsesi menuju kontrak dengan investasi keuangan yang kurang diharapkan, seperti sewa affermage dan kontrak manajemen dengan insentif dasar kinerja yang jelas. Meskipun investasi yang dalam aturan ini dari sektor swasta, jumlah orang yang dilayani, meningkat. New Generation Contracks Baru baru ini banyak lagi manajemen kontrak sampai 3-5 tahun seperti ini di Ghana, Algeria,Armenia dan Johanesburg. Dalam aturan ini, kepemilikan dan penetapan manajemen aset dengan dengan publik yang berwenang dan sektor swata memberikan keahlian untuk meningkatkan efisiensi, mempertinggi struktur manajemen dan membangun kapasitas. Di beberapa kasus, kontrak hanya sebagai perangsang untuk mengganti dan membuka pendekatan baru. Kontrak hanya hanya satu bagian dalam pengiriman. Sebagai contoh, di Yordania kontrak swasta difkokuskan hanya utnuk meningkatkan penagihan dan koleksi rasio. Pada contoh lain, PPP terlibat reformasi secara luas, seperti yang terjadi di Ghana. Manajemen dapat disukai oleh pemodal dari sektor swasta yang mempunyai sedikir resiko dalam wwajah ekonomi khusunya dan devaluasi mata uang. Meskipun demikian, mungkin investasi keuangan menjadi menurun, karena biaya dalam memenejen resiko menjadi mahal, dibandingkan dengan bagimana meningkatkan kinerja. Dengan kata lain, level resiko dari keuangan masih bisa tergantung signifikanya bagimana struktur pembayaran insentif dan berapa banyak kontrak dengan biaya tetap. Meningkatkan minat dalam membangun manajemen kontrak antar entinitas publik terlihat bagaimana operator publik terlibat dalam manajemen kontrak untuk meningkatkan kinerja dari operator pulik lainya. Contoh yang baru ada saat menajemen kontrak antara Vitens Evides International dan operator national di Ghana, serta saat berdiskusi

You might also like