You are on page 1of 18

DEHIDRASI Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolah raga.

Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboraturium menunjukkan : Kadar Natrium : 130 mEq/l, Kalium : 2.5 mEq/l dan Klorida : 95 mEq/l. Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

SASARAN BELAJAR

Li. 1

Memahami dan Menjelaskan Tentang Cairan Tubuh dan Larutan Lo. 1.1 Memahami Definisi Cairan Tubuh Lo. 1.2 Memahami Definis Larutan

Li. 2

Memahami dan Menjelaskan Tentang Keseimbangan Cairan Dalam Tubuh Lo. 2.1 Memahami Kadar Cairan Ekstraselular dan Intraselular

Li. 3

Memahami dan Menjelaskan Tentang Dehidrasi Lo. 3.1 Memahami Definisi Dehidrasi Lo. 3.2 Memahami Jenis-Jenis Dehidrasi Lo. 3.3 Memahami Gejala-Gejala Dehidrasi Lo. 3.4 Memahami Patofisiologis Terjadinya Dehidrasi Lo. 3.5 Memahami Pemeriksaan Penunjang Pada Dehidrasi Lo. 3.6 Memahami Pengobatan/Terapi Pada Dehidrasi

Li. 4

Memahami dan Menjelaskan Tentang Elektrolit Dalam Tubuh Lo. 4.1 Memahami Definisi Elektrolit Lo. 4.2 Memahami Fungsi Elektrolit Dalam Tubuh Lo. 4.3 Memahami Kadar Normal Elektolit Dalam Tubuh Lo. 4.4 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektolit Dalam Tubuh

Li. 5

Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Dalam Islam

Li. 1

Memahami dan Menjelaskan Tentang Cairan tubuh dan Larutan

Lo. 1.1 Memahami Definis Cairan Tubuh Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Air adalah senyawa esensial untuk semua makhluk hidup. Cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari berat badan, persentase ini dipengaruhi oleh umur, lemak tubuh dan jenis kelamin. Tabel perubahan cairan tubuh total sesuai umur :

Cairan tubuh dibagi menjadi 2 yaitu : a. Cairan Ekstraseluler, yaitu cairan yang berada di luar sel. Terdiri dari : - Cairan Intravaskuler (plasma) : berada di dalam vaskuler - Cairan Interstisial : berada diantara sel - Cairan Transeluler : cairan khusus seperti serebrospinal, sekresi cairan cerna, intraokuler Cairan ekstraselular berperan sebagai pengentar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, regulator hormon, dll) dan penggakut serta sisa metabolisme b. Cairan Intraseluler, yaitu cairan yang berada di dalam sel tubuh. Berperan proses penyimpanan dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel, dan untuk mempertahankan volume darah dan osmolalitas cairan ekstrasel. Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia.Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Contoh : kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion

Lo. 1.2 Memahami Definisi Larutan Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya
3

disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu: a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun. b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik. Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh. c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap). Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. Berdasarkan daya hantar listrik 1. :

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas :

a. Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1) a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain b. Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: 0 < alpha < 1 a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain 2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak berion). Tergolong ke dalam jenis ini misalnya: a. Larutan urea b. Larutan sukrosa c. Larutan glukosa d. Larutan alkohol, dsb Berdasarkan kemampuan menyerap : Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan Larutan tak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu: a. Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult. Berdasarkan wujud / fasanya : Solvent No 1 2 3 Fasa Cair Cair Cair Contoh Air Aseton Air Fasa Cair Gas Padat Solut Contoh Alkohol Asetilen Garam Spiritus Zat untuk las Larutan garam
5

Larutan

4 5 6 7 8 9

Padat Padat Padat Gas Gas Gas

Pd Cd Au O2 Udara O2

Gas Cair Padat Gas Cair Padat

H2 Hg Ag He Minyak wangi naftalen

Gas oven Amalgam gigi Sinsin Gas untuk menyelam Spray Kamfer

Li. 2

Memahami dan Menjelaskan Tentang Keseimbangan Cairan Dalam Tubuh Lo. 2.1 Memahami Kadar Cairan Ekstraselular dan Intraselular

Air dalam tubuh tersebar antara cairan dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan cairan yang mengelilingi sel (cairan ekstrasel/CES). Dalam tubuh kadar kompartemen ekstrasel dan intrasel adalah sebagai berikut : Kompartemen intraselular ekstraselular interstisium plasma trans-selular % BB 33 22 15.4 4.4 4.4 % Juml. Cairan 60 40 28 8 4 Volume 24 L 16 L 11.2 L 3.2 L 1.6 L

Komposisi antara plasma dan cairan interstisium hampir sama. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh pembuluh darah. Air dan semua konstituen plasma kecuali protein, secara terus-menurus dan bebas mengalir antara plasma dan cairan intersitum. Setiap perubahan komponen CES akan tercemin pada kompartemen interstisium, karena mereka terus-menerus bercampur. Berdeda dengan komposisi antar plasma dan cairan interstisium, antar kompartemen CES dan CIS dipisahkan oleh membran plasma sel. Membran sel ini sangat selektif terhadap lewatnya suatu bahan. Sehingga komposisi CIS dan CES berbeda. Perbedaan antara CES dan CIS : 1. Protein sel di CIS tidak dapat menembus membran sel 2. Distribusi natrium dan kalium serta anion penyertanya tidak seimbang karena efek pompa natrium-kalium ATPase yang terdapat di semua membran sel. Pompa ini aktif mengeluarkan natrium dan kalium masuk ke dalam sel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh : - Demam - Hyperventilasi - Suhu lingkungan dan kelembapan - Aktivitas (pada atlet lebih banyak cairan tubuhnya dibanding non atlet) - Potensi cairan - Umur ( makin tua makin berkurang cairan tubuhnya) - Tekanan hydostatik (pengaruh dalam pertukaran cairan introvaskular dengan cairan ekstravaskular. - Sel lemak ( semakin banyak lemak ditubuh, semakin berkurang kandungan air) Sumber Pemasukan dan Pengeluaran : Pemasukan Cairan yang diminum, makanan padat, oksidasi makanan Pengeluaran a. Kulit ( Keringat ) Air keluar secara penguapan melalui saluran nafas. Saat bernapas dan melalui kulit secara difusi. Kadar keringat normal 100ml/hari. suhu tinggi/aktivitas berat air dapat hilang 1-2 lt/jam. b. Feses Normalnya 100ml/hari. Meningkat pada penyakit diare. c. Ginjal/Urine Sisa cairan yang keluar dari tubuh ditemukan sebagai urin melalui ginjal.

Keseimbangan cairan tubuh dapat dipertahankan dengan cara : 1. Volume CES Regulasi volume CES sangat penting untuk mempertahankan tekanan darah. Pemeliharaan keseimbangan garam sangat penting dalam regulasi jangka panjang volume CES. a. Regulasi jangka panjang Regulasi ini dilakukan oleh ginjal dan mekanisme haus, yang masing-masing melakukan pertukaran cairsn yang diperlukan antara CES dan lingkungan eksternal untuk mengatur volume cairan tubuh total. b. Regulasi jangka pendek Regulasi ini dilakukan dengan cara, a) reflek baroreseptor mengubah curah jantung dan resistensi perifer total. Akan meningkat untuk meningkatkan tekanan darah pada saat tekanan darah terlalu rendah dan sebaliknya akan menurunkan tekanan darah bila tekanan darah terlalu tunggi. b) perpindahan cairan berlangsung secara temporer dan otomatis antara plasma dan cairan interstisium. Jika volume plasma teralalu besar, kelebihan cairan akan berpindah ke kompartemen interstisium dan sebaliknya jika volume plasma terlalu rendah makan, cairan akan berpindah dari kompartemen interstisium ke plasma. c. Regulasi pengerluaran daram di urin Regulasi ini dilakukan dengan dua cara, yaitu : a) laju filtrasi glomerulus (LFG).Pada saat jumlah natrium dalam tubuh menurun, ginjal akan menahan natrium yang difiltrasi agar eksresi natrium menurun sehingga dapat meningkatkan konsentrasi NaCl dan mengatasi penurunan natrium. b) reabsorpsi natrium di tubulus. Pada saat kadar natrium menurun, aldosteron akan meningkat dan natrium yang di reabsorpsi meningkat sehingga menurunkan kadar natrium yang dieksresi dan meningkatkan konsentrasi NaCl, hal ini akan mengatasi penurunan natrium. 2. Regulasi Osmolaritas CES Regulasi ini untuk mencegah membngkak atau menciutnya suatu sel. Setiap perubahan, penambahan/pengurangan air menyebabkan perubahan osmolaritas CES. Jika terjadi defisit air, maka zat terlarut pekat dan osmolaritas meningkat (hipertonik)dan sebaliknya jika terjadi kelebihan air, maka zat terlarut akan encer dan osmolaritas menurun (hipotonik).

Li. 3

Memahami dan Menjelaskan Tentang Dehidrasi Lo. 3.1 Memahami Definisi Dehidrasi Dehidrasi adalah keadaan dimana berkurangnya volume air tanpa elektrolit (Natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium dari cairan ekstrasel. Akibatnya terjadi peningkatan natrium dalam ekstrasel sehingga cairan

intrasel akan masuk ke ekstrasel (volume cairan intrasel berkurang). Dengan kata lain, dehidrasi mengakibatkan pengurangan cairan intrasel dan ekstrasel.

Lo. 3.2 Memahami Jenis-Jenis Dehidrasi Jenis-jenis dehidrasi berdasarkan berkurangnya cairan elektrolitnya ada 3 : 1. Dehidrasi Hipertonik Kondisi dimana kehilangan volume air lebih besar dibandingkan volume natrium. Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan rasa haus dan gejala neorologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma lebih dari 150 mEq/l . dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hipernatremia 2. Dehirasi Isotonik Kondisi dimana kehilangan volume air sama dengan volume natrium. Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadi perubahan konsentrasi elektrolit darah. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma 130-150 mEq/l. 3. Dehidrasi Hipotonik Kondisi dimana kehilangan natrium lebih besar dibandingkan dengan volume air. Dehidrasi ini terjadi bila konsentasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/l. Dehidrasi jenis ini juga disebut sebagai dehidrasi hiponatremia. Jenis-jenis dehidrasi berdasarkan tingkatannya ada 3 : 1. Dehidrasi ringan, yaitu kehilangan volume cairan sekitar 5 % dari berat badan tubuh. 2. Dehidrasi sedang, yaitu kehilangan volume cairan sekitar 5 - 10 % dari berat badan tubuh. 3. Dehidrasi berat, yaitu kehilangan volume cairan lebih dari 10% dari berat badan tubuh. Lo. 3.3 Memahami Gejala-Gejala Dehidrasi Tanda dan Gejala Dehidrasi Dehidrasi Ringan Sedang Kehilangan berat 3-5 6-9 badan (%) Kondisi umum Haus, sadar, Haus, sadar, gelisah hipotensi postural Dehidrasi Berat 10 atau lebih

Nadi radial Respirasi

Biasanya sadar; ektremitas dingin, lembab, sianotik, kulit jari tangan dan kaki berkerut; kejang otot Kecepatan dan Cepat dan lemah Cepat, sangat lemah,kadang tekanan normal tidak teraba Normal Dalam, mungkin Dalam dan cepat cepat
9

Fontanella anterior Normal Tekanan darah Normal sistolik Elastisitas kulit Mata Air mata Keluaran kencing Cubitan kembali Normal Ada Normal

Cekung Normal atau rendah: hipotensi ortostatik segera Cubitan kembali perlahan Cekung Tidak ada atau berkurang Jumlah berkurang dan pekat

Sangat cekung Rendah, mungkin terukur

tidak

Cubitan tidak segera kembali Sangat cekung Tidak ada Anuria/oliguria berat

Lo. 3.4 Memahami Patofisiologis Terjadinya Dehidrasi Dehidrasi dapat terjadi karena hal-hal berikut : Aktivitas Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas. Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare. Usia . Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum. Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi. Diabetes. Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing. Luka bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar. Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi. Gastroenteritis. Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi. Stomatitis. Nyeri dapat membatasi asupan oral. Diabetic ketoasidosis (DKA). Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif. Demam penyakit. Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat mempengaruhi nafsu makan.
10

Pharyngitis. Ini dapat mengurangi asupan oral. Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia. Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat terjadi. Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menempatkan pasien pada risiko hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah. Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia. Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare terjadi

Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain : 1. Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan 2. Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar. Air seni akan tampak lebih pekat dan berwarna gelap. Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk ke kondisi selanjutnya yaitu : 1. Mulut kering. 2. Berkurangnya air mata. 3. Berkurangnya keringat. 4. Kekakuan otot. 5. Mual dan muntah. 6. Kepala terasa ringan terutama saat berdiri. Selanjutnya tubuh dapat jatuh ke kondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi maka akan sangat sulit untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal. Lo. 3.5 Memahami Pemeriksaan Penunjang Pada Dehidrasi Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk melakukan pengecekan pada dehidrasi adalah : a. Melakukan pemeriksaan elektrolit yang meliputi sodium, potasium, clorida, bikarbonat, total CO2, CMP, BMP, blood gases, dan osmolalitas. b. Melakukan pemeriksaan ginjal yang meliputi : - Kreatinin - Ureum - Asam urat c. Pemantauan yang invasif termasuk penurunan tekanan vena sentral (yangmenggambarkan tekanan atrium kanan) dan tekanan bagi kapiler pulmonal ,yang menggambarkan tekanan atrium kiri. Lo. 3.6 Memahami Pengobatan/Terapi Pada Dehidrasi Ada berbagai macam pengobatan untuk mengobati dehidrasi : 1. Pada dehidrasi ringan, pengobatan dilakukan dengan minum air putih biasa
11

2. Pada seseorang yang kekurangan elektrolit, yaitu pemberian natrium dan kalium 3. Bila tekanan darah turun dan syok, yaitu dengan pemberian larutan NaCl intravena. 4. Pada pasien diare, yaitu selain diberikan cairan pengganti, diberikan juga obat untuk mengobati atau menghentikan diare. Jika ginjal terlalu banyak mengeluarkan air karena terjadi kekurangan hormon antidiuretik, maka diberikan hormon antidiuretik jangka panjang. 5. Terapi rehidrasi oral a. Hipertonik, makan atau minum yang mengandung sodium rendah (jus apel). b. Isotonik, makan atau minum yang mengandung sodium (jus tomat). c. Hipotonik, makan atau minum yang mengandung sodium tinggi. 6. Pemberian cairan kristaloid Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik Li. 4 Memahami dan Menjelaskan Tentang Elektrolit Dalam Tubuh Lo. 4.1 Memahami Definisi Elektrolit Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit mengandung dua muatan berbeda yaitu kation yang bermuatan positif dan anion yang bermuatan negatif. Kation, contohnya : natrium, kalium, kalsium, magnesium. Anion, contohnya : klorida, fosfat, bikarbonat.

Lo. 4.2 Memahami Fungsi Elektrolit Dalam Tubuh Fungsi elektrolit dalam tubuh bermacam-macam, berikut adalah fungsi elektrolit dalam tubuh yang dibagi menjadi dua bagian yaitu muatan positif atau disebut juga kation dan muatan negatif disebut anion. KATION 1. Natrium - Aktivitas neuromuskular : transmisi dan konduksi impuls syaraf - Cairan tubuh : Mengatur osmolalitas vaskular dan mengatur keseimbangan air, bila kadar natrium meningkat akan terjadi retensi air - Selular : Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
12

- Aktivitas enzim - Mengatur keseimbangan asam basa 2. Kalium - Aktivitas neuromuskular : transmisi dan konduksi impuls syaraf serta kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung - Cairan tubuh : mengatur osmolalitas intraselular - Selular : pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi - aktivitas enzim untuk metabolisme selular 3. Kalsium - Mengatur fungsi jantung - Kontraksi dan relaksasi otot - Pertumbuhan tukang dan gigi - Aktifitas enzim 4. Magnesium - Produksi intrasel - Sintesis protein dan DNA ANION 1. Klorida - Kompenen utama asam lambung - Buffer kimiawi - Osmolaritas plasma 2. Fosfat - Pembentukan tulang dan ATP - Komponen DNA & RNA 3. Bikarbnat - Regulasi asam basa - Komponen dari bikarbonat-karbonik asam buffer

Lo. 4.3 Memahami Kadar Normal Elektolit Dalam Tubuh Kadar normal larutan elektrolit dalam tubuh (mineral) yaitu : A. Kation d. Natrium e. Kalium f. Kalsium g. Magnesium : 135 - 145 mEq/L : 3,5 - 5 mEq/L : 8,5 - 10 mg/dL : 1,3 - 2,1 mEq/L

13

B. Anion h. Cl : 95 108 mEq/L i. Phosphat : 2,5 4,5 mg/L j. Bicarbonat : 22 26 mEq/L Tabel kebutuhan mineral dalam tubuh : Bayi Anak-anak dan remaja Usia (tahun) 0 0,5 0,5 1 13 46 7 10 11 + Dewasa Natrium (mg) 115 350 250 750 325 975 450 1350 600 1800 900 2700 110 3300 Kalium (mg) 350 925 425 1275 550 1650 775 2325 1000 3000 1525 4575 1875 - 5625 Klorida (mg) 275 200 400 1200 500 1500 700 2100 925 2775 1400 4200 1700 - 5100

Lo. 4.4 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektolit Dalam Tubuh A. Gangguan Keseimbangan Natrium Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di dalam tubuh diatur oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron. 1. HIPONATREMIA Asupan makanan - rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L - asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel - anoreksia nervosa - pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan Keluarnya natrium dari saluran pencernaan - muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna - bulimia - kehilangan potassium Keluarnya natrium dari ginjal - gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH pengeluaran Na, Cl dan air - diuretik Pengaruh hormon - ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal cairan ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air kadar Na berkurang - Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) produksi hormon adreno-kortikal berkurang pengeluaran Na dan retensi K Manifestasi Klinis Hiponatremia : Manifestasi klinis hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah. Gangguan saluran cerna : mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram
14

Gangguan jantung : hipotensi Gangguan neuromuskular : kelemahan otot Lain-lain : kulit kering, pucat, membran mukosa kering,sakit kepala,depresi,kejang 2. HIPERNATREMIA Terjadi karena cairan hipotonik tidak diganti secara adekuat. Hipernatremia disebabkan karena penurunan osmolalitas urin turun atau sama dengan serum B. Gangguan Keseimbangan Kalium Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 % terdapat di cairan intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam sel 150 mEq dan di cairan ekstrasel 3,5 5,3 mEq. 1. HIPOKALEMIA Asupan makanan - rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L - malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang - anoreksia nervosa - alkoholisme Keluarnya kalium dari saluran pencernaan - muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna - operasi saluran cerna, fistula saluran cerna - bulimia Keluarnya kalium dari ginjal - fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut - diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium - hemodialisis, peritoneal dialisis Pengaruh hormon - penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium dan retensi natrium - stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh - penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti aldosteron Gangguan fungsi selular - trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi - menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular Redistribusi kalium - alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel - insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

Manifestasi Klinis Hipokalemia : Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran pencernaan. Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan peristaltik dan ileus Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot pernafasan Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia
15

2. HIPERKALEMIA Disebabkan karena defisiensi aldosteron, deplesi natrium, asidosis, trauma, hemolisis sel darah merah, diuretik pengganti kalium Li. 5 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum Dalam Islam

1. Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Alloh Shallallaahu alaihi wa Sallam berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baikbaik yang Kami berikan kepadamu". (Al-Baqarah: 172). Yang baik disini artinya adalah yang halal. 2. Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Alloh, agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu. 3. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu kotor, dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas makanan yang ada di tanganmu. 4. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: "Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan". (Muttafaq'alaih). 5. Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan menyungkur. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda; "Aku tidak makan sedangkan aku menyandar". (HR. al-Bukhari). Dan di dalam haditsnya, Ibnu Umar Radhiallaahu anhu menuturkan: "Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam telah melarang dua tempat makan, yaitu duduk di meja tempat minum khamar dan makan sambil menyungkur". (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani). 6. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: " dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak". (Muttafaq'alaih). 7. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Alloh Subhanahu wa Taala dan jika lupa menyebut nama Alloh Subhanahu wa Taala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi". (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun meng-akhirinya dengan Hamdalah, karena Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Alloh sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya". (HR. Muslim). 8. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depanmu. Rasulllah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda Kepada Umar bin Salamah: "Wahai anak, sebutlah nama Alloh dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang di depanmu." (Muttafaq'alaih). 9. Disunnatkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu sesudahnya. Diriwayatkan dari Ka`ab bin Malik dari ayahnya, ia menuturkan: "Adalah Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam makan dengan tiga jari dan ia menjilatinya sebelum mengelapnya". (HR. Muslim).
16

10. Disunnatkan mengambil makanan yang terjatuh dan membuang bagian yang kotor darinya lalu memakannya. Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila suapan makan seorang kamu jatuh hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan membiarkannya untuk syetan". (HR. Muslim). 11. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum. Hadits Ibnu Abbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). 12. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Tiada tempat yang yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk bernafas". (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani). 13. Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka orang-orang yang sedang makan, namun seharusnya ia menundukkan pandangan matanya, karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan mereka dan membuat mereka menjadi malu. 14. Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut bertentangan dengan etika. 15. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa jijik, seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepalamu kepada tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang mengandung makna kotor dan menjijik-kan. 16. Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau berkata, "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana wadah air." (HR. Al Bukhari) 17. Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas disebutkan "Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri". (HR. Muslim).

17

DAFTAR PUSTAKA

Behrman R.E. et al (1999), Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15, ab.A.Samik Wahab, Jakarta, EGC Darwis, Moenadjat, dkk.(2008).Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan AsamBasa.jakarta.UPK-PKB FKUI http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/kimia-larutan-kimia-dasar/ http://medicastore.com/penyakit/284/Dehidrasi.html http://organisasi.org/kekurangan-cairan-tubuh-dehidrasi-gejala-diagnosis-jenis-macampengobatan http://www.dzikir.org/index.php/etika-dalam-islam/58-etika-makan-minum
http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia-dan-elektrolittubuh.html

Sherwood, Lauralee (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta. EGC
Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.4. Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5 . hal: 175-182.Jakarta : Interna Publishing Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Ed.4 Price Sylvua, Wilson. Patofisiologi edisi 6 vol 1

www.labtestonline.org www.ndiel2.wordpress.com

18

You might also like