You are on page 1of 4

Mekanisme trauma Fraktur atau patah tulang adalah putusnya kontiniutas jaringan tulang dan tulang rawan yang

umumnya di sebabkan oleh rudapaksa.Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung,misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna,dan napat berupa trauma tidak langsung,misalnya jatuh tertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma,kekuatan dan arahnya.Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebapkan tulang patah dan luka terbuka sampai kepada tulang yang disebut patah tulang terbuka.Patah tulang dekat sandi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksesi sendi yang di sebut faktur dislokasi. Dislokasi sendi Dislokasi sendi dapat terjadi sponstan karena gerakan tidak spontan.dan karena kekerasan.Kadang dislokasi disertai dengan patah tulang, yang disebut patah tulang dislokasi,misalnya dislokasi pinggul dengan patah tulang pinggir asetabulum. Dislokasi sering disertai dengan kerusakan simpai sendi atau ligament sendi .Bila kerusakan tersebut tidak sembuh kembalidengan baik,dislokasi mudah terulang kembali yang disebut dislokasi habitual. Keadaan ini agak sering di temukan pada sendi bahu..Pada sendi pinggul ,pendarahan pada kaput femur mukin terganggu karena karena kerysakan simpai pada trauma dislokasi sehingga dapat terjadi nekrasis avaskuler. Diagnosis dapat di tegakkan atas dasar anamnesis yang khas dan tanda klinis nya.Umumnya deformasi dapat dilihat berupa perubahan posisi anggota

gerak dan perubahan kontur persendian yang bersengkutan.Pada pemeriksaan tidak ada gejala dan tanda patah tulang,sedangkan gerakan di dalam sendi yang terdislokasi terbatas sekali bahkan sama sekali tidak mukin. Deposisi diadakan dengan gerakan atau perasat yang berlawanan dengan gaya trauma dan kontraksi atau tonus otot. Reposisi tidak boleh dilakukan dengan kekuatan dan kekerasan karena mukin sekali mengakibatkan patah tulang.Untuk mengendurkan kontraksi dan spasme otot,perlu di berikan anesthesia setempat atau umum.kekenduran otot dapat memudahkan reposisi. 40-2-2 Anggota gerak atas Region bahu Anatomi dan kesiologi* pada regio bahu terdapat beberapa sendi yang saling berhubungan dan lasing memengaruhi ,yaitu sendi aternoklavikular,sendi akromioklavikular(sendi antara scapula dengan klavikula), dan sendi glonohumeral (sendi antara scapula dengan humerus)Hubungan antara skapulotorakal bukan merupakan sendi tapi suatu hubungan moskuler antara dinding toraks dan scapula.Melalui ke empat hubungan,yang terdiri atas tiga persendian dan satu hubungan moskular ini terjadi gerakan ke segala arah di seluruh lenganbahu. Lengan atas pada sendi bahu mempunyai lingkup gerak sendi global yang hampir sempurna. Dalam menganalisis gerakan sendi bahu, penting untuk membedakan gerakan murni pada gerakan sendi glenohumeral dan gerakan yang terjadi antara scapula dan toraks melalui kedua sendi klafikula gerakan yang terjadi pada sendi bahu keatas dari 0 sampai 180 derajat sebenarnya merupakan kombinasi dari gerakan sendi glenohumeral ,ditambah dengan

gerakan sendi keatas hubungan skapulotorakal ,sendi akromioklavikula ,dan sendi aternofikula. Gerakan vertikal merupakan gerakan ke atas dan kebawah dalam bidang fontal atau sigital.Gerakan ini terdiri dari abduksi dan aduksi di bidang frontal,sedang fleksi dan ekstensi merupakan gerakan fertikal di bidang sagital. Abduksi adalah gerakan seluruh lengan dari posisi nya di sisi badan lateral dan ke atas sampai lengan atas berada di sisi kepala (0 smpai180 derajat). Pada abduksi ini terjadi gerakan pada sendi glenohumeral sehingga tuberkulum mayus berputar keatas sampai bersinggungan dengan ligemantum korakoakromilias dan akromion. Di bawah ligemantum korakoakromilias dan akromion ini terdapat bursa subakromialis sehingga pergeseran tersebut berlangsung secara halus dan licin seperti pergerakan sendi. Pada gerakan ini juga terjadi gerakan ke atas sendi sternoklavikular dan rotasi ke atas dari hubungan skapulotorakal. Aduksi adalah gerakan sebaliknya,lengan bergerak dari sisi kepala turun ke bawah sampai ke sisi badan dan terus ke sekitar minus 20 derajat di depan atau di belakang tubuh. Fleksi vertikal adalah gerakan lengan dari sisi badan ke depan dan ke atas, sampai lengan berada di sisi kepala (0 sampai 180 derajat). Gerakan ekstensi vertikal adalah gerakan sebaliknya dan diteruskan dengan gerakan tubuh lngan dari sisi badan ke belakang (180 derajat sampai minus 60 derajat). Gerakan horizontal adalah gerakan kedepan dan kebelakang dalam bidang horizontal. Gerakan ini terdiri atas fleksi dan ekstensi horizontal(antevensi dan retroversi). Anteversi horizontal adalah gerakan lengan ke depan dalam bidang

horizontal mulai dari lengan terentang di sisi badan (0-235 derajat). Retroversi horizontal adalah gerakan sebalik nya ke arah belakang sampai lengan terentang horizontal di belakang badan (dari 135 sampai minus 45 derajat). Gerakan rotasi terdiri atas rotasi intern dan rotasi exstern sendi glenohumeral yang dapat terjadi pada bahu, baik dalam posisi abduksi-aduksi maupun fleksi exstensi.Gerakan ini mulai tampak gika homerous dalam posisi aduksi di sisi tubuh dan siku fleksi 90 derajat: posisi tangan kelateral merupakan letak 0 berajat. Rotasi exstern mencapai 30-40 derajat , dan rotasi internkurang lebih 100 derajat (bioa tangan di letakkan di pinggang) Gerakan elevasi (gerakan bahu ke atas) dan depresi (gerakan bahu ke bawah) merupakan gerakan sendisternoklavikular. Gerakan bahu ke depan di bidang horizontal juga merupakan gerakan artikulasio sternoklavikula. Dislokasi sendi glenohumeral. Kestabilan sendi bahu terutama terletak pada simpai sendi dam otot di sekitarnya Karena aktifitas artikulare sandi bahu dangkal.Oleh karena itu seringt trjadi dislokasi,baik akibat trauma maupun pada saat serangan epilepsy.Melihat lokasi kaput homeri terhadap prosesus glenoidalis, dislokasi paling sering kea rah anterior ,dan lebih jarang kea rah posterior atau inverior.pada dislokasi inferior kaput homerius terperangkap di bawah kapitas glenoilade sehingga lengan terkunci dalam posisi abduksi yang di kenal dengan namadislokasio erekta. Dislokasi anterior sering terjadi pada usia muda, antara lain pada atlet karena kecelakan olah raga.Dislokasi terjadi karena kekuatan yang menyebabkan gerakan rotasi extern dan exstensi sendi bahu. kapur

You might also like