You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Atom memiliki struktur yang unik. Ada beberapa model atom yaitu model atom Dalton, model atom Thomson, model atom Rutherford, model atom Bohr, dan model De Broglie. Model atom Bohr menggambarkan atom sebagai sebuah inti kecil bermuatan positif yang dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalam orbit sirkular mengelilingi inti mirip sistem tata surya, tetapi peran gaya gravitasi digantikan oleh gaya elektrostatik. Menurut Bohr, elektron-elektron bergerak di dalam orbitorbit dan memiliki momenta yang terkuantisasi. Untuk mengetahui bahwa energi elektron atom terkuantitasi, salah satunya dengan mengamati interaksi atom tersebut dengan cahaya (foton) yang jatuh pada atom tersebut. Adanya tingkattingkat energi ini mengakibatkan terjadinya eksitasi atom. Salah satu mekanisme untuk membuat atom tereksitasi adalah melaui tumbukan dengan partikel lain. Untuk lebih memahami hal ini, perlu dilakukan simulasi-simulasi model atom hidrogen. 1.2 Identifikasi Masalah Dengan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara menggunakan aplikasi simulasi peth untuk mengamati struktur dan perilaku dari atom hidrogen? 1.3 Tujuan Percobaan

1 2 3

Memahami struktur atom Memahami peristiwa transisi elektron Memahami kuantisasi energi

1.4 Metoda Percobaan Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan percobaan digunakan metode kepustakaan (Library research) dan metode lapangan (Field research).Percobaan kepustakaan (Library research) dilakukan untuk

memperoleh kerangka teori dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.Sedangkan percobaan lapangan (Field research) dimaksudkan untuk memperoleh data-data tentang penelitian yang dikumpulkan dan kemudian dianalisa. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan Laporan ini terdiri dari 5 Bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang isinya membahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan percobaan, metoda percobaan, sistematika penulisan serta pemberitahuan tempat dan waktu pelaksanaan percobaan. Bab II adalah bab tinjauan pustaka. Bab III adalah bab mengenai metodologi percobaan, bab ini menjelaskan prosedur yang akan kita lakukan, keterangan serta kegunaan alat-alat tersebut dan tata cara pengambilan data. Bab IV adalah bab data dan pembahasan.dalam bab ini akan dicantumkan data hasil dari percobaan dalam bentuk tabel. di dalam bab ini juga terdapat pengolahan data dan grafik terkait percobaan. Bab V adalah kesimpulan berisi rangkuman hasil hasil yang didapat dalam percobaan kali ini 1.6 Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan dilakukan pada tanggal 05 Maret 2013, pukul 13.30 sampai dengan 16.00 WIB. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifatsifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Proton, yaitu inti atom yang bermuatan positif sedangkan elektron, yaitu inti atom yang bermuatan negatif, sedangkan neutron, yaitu inti atom yang tidak bermuatan/ netral.

2.1 Model Atom Dalton Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa "Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi". Sedangkan Prouts menyatakan bahwa "Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu tetap". Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya tentang atom sebagai berikut: 1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi 2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda 3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen 4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

2.2 Model Atom Joseph John Thompson Joseph John Thompson merupakan penemu elektron. Thompson mencoba menjelaskan keberadaan elektron menggunakan teori dan model atomnya. Menurut Thompson, elektron tersebar secara merata di dalam atom yang dianggap sebagai suatu bola yang bermuatan positif. Model atom yang dikemukakan oleh Thompson sering disebut sebagai model roti kismis dengan roti sebagai atom yang bermuatan positif dan kismis sebagai elektron yang tersebar merata di seluruh bagian roti. Atom secara keseluruhan bersifat netral.

Gambar 2.1 Model atom Joseph John Thompson 2.3 Model Atom Ernest Rutherford Penelitian penembakan sinar alfa pada plat tipis emas membuat Rutherford dapat mengusulkan teori dan model atom untuk memperbaiki teori dan model atom Thompson. Menurut Rutherford, atom mempunyai inti yang bermuatan positif dan merupakan pusat massa atom dan elektron-elektron mengelilinginya. Rutherford berhasil menemukan bahwa inti atom bermuatan positif dan elektron berada diluar inti atom. Akan tetapi teori dan model atom yang dikemukakan oleh Rutherford juga masih mempunyai kelemahan yaitu teori ini tidak dapat menjelaskan fenomena kenapa elektron tidak dapat jatuh ke inti atom. Padahal menurut fisika klasik, partikel termasuk elektron yang mengorbit pada lintasannya akan melepas energi dalam bentuk radiasi sehingga elektron akan mengorbit secara spiral dan akhirnya jatuh ke iti atom.

Gambar 2.2 Model Atom Ernest Rutherford 2.3 Model Atom Bohr Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum untuk atom hydrogen. Model ini merupakan transisi antara model mekanika klasik dan mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang teramati. Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empat postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di sekeliling inti. Dua gagasan kunci Model atom Bohr

1. Elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang terkuantisasi, dan dengan demikian energi yang terkuantisasi. Ini berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti. 2. Elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana mereka bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh.

Postulat Dasar Model Atom Bohr Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, antara lain : 1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom ; gerak elektron tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah mekanika klasik. 2. Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah memiliki harga momentum angular L yang merupakan kelipatan dari tetapan Planck dibagi dengan 2.

dimana n = 1,2,3, dan disebut sebagai bilangan kuantum utama, dan h adalah konstanta Planck. 3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom tidak memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya E tidak berubah. 4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi EU ke keadaan energi lebih rendah EI, sebuah foton dengan energi h=EU-EI diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan bertransisi ke keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.

Bohr menyatakan bahwa elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar. Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit

lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi elektromagnetik hf. Menurut Bohr, ada aturan fisika kuantum yang hanya mengizinkan sejumlah tertentu elektron dalam tiap orbit. Hanya ada ruang untuk dua elektron dalam orbit terdekat dari inti.

Gambar 2.3 Model Atom Bohr Model ini adalah pengembangan dari model puding prem (1904), model Saturnian (1904), dan model Rutherford (1911). Karena model Bohr adalah pengembangan dari model Rutherford, banyak sumber mengkombinasikan kedua nama dalam penyebutannya menjadi model Rutherford-Bohr. Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama dari atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat, dan dengan demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun demikian, karena kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.

Gambar 2.4 Model Bohr untuk atom hydrogen


Lintasan yang diizinkan untuk elektron dinomori n = 1, n = 2, n =3 dst.

Bilangan ini dinamakan bilangan kuantum, huruf K, L, M, N juga digunakan untuk menamakan lintasan
Jari-jari orbit diungkapkan dengan 1 , 2 , 3 , 4 , n . Untuk orbit tertentu
2 2 2 2 2

dengan jari-jari Bohr minimum a0 = 0,529


a0 4 0 2 me 2

Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan

dan energi elektron menjadi lebih rendah sebesar

En

B , n2

B : konstanta numerik dengan nilai 2,179 x 10 -18 J 13 .6eV

E = 0 E3 = -0,8 eV E2 = -3,4 eV E1 = -13,6 eV

Gambar 2.5 Tingkat-tingkat energi atom hidrogen Energi eksitasi suatu keadaan eksitasi n adalah energi diatas keadaan dasar, En - E1. Jadi, keadaan eksitasi pertama (n=2) mrmiliki energi eksitasi sebesar -3,4 eV (-13,6 eV ) atau 10,2 eV, keadaan eksitasi kedua memiliki energi eksitasi 12,1 eV dan seterusnya. Proses eksitasi terjadi apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi disebabakan gaya tarik atau gaya tolak radiasi partikel bermuatan maka elektron akan menyerap energi. Atom yang mengalami eksitasi ini disebut dalam keadaan tereksitasi (excited state) dan akan kembali kekeadaan dasar (ground state) dengan memancarkan radiasi sinarX. Peristiwa ini disebut deeksitasi. Baik eksitasi maupun deeksitasi inilah yang disebut transisi elektron. Jika sebuah elektron pada tingkat eksitasi jauh ke tingkat yang rendah, kehilangan energinya dipancarkan sebagai foton cahaya tunggal. Jika energi keadaan awal E2 dan energi keadaan akhir E1 energi foton yang dipancar adalah

: panjang gelombang rn : orbit elektron

En : tingkat energi h : Konstanta Planck

m : massa elektron e : muatan elektron

n : bilangan kuantum utama 0 : permitivitas ruang hampa

Gambar 2.6 Peristiwa eksitasi 2.4 Model De Broglie Sebuah elektron dalam mengelilingi inti hanya dalam orbit yang mengandung bilangan bulat kali panjang gelombang de broglienya

Energi total yang dapat dimiliki elektron atom hidrogen, terkuantisasi seperti persamaan berikut

2.5 Model Schrodinger Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat di dalam suatu orbital yaitu dalam 3 dimensi, yang memerlukan tiga bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), sudut (), dan magnetik (m). Terdapat persyaratan elektron boleh bertransisi dari suatu keadaan energi yang lebih tinggi ke keadaan energi yang lebih rendah yaitu bila kedua keadaan tersebut mempunyai perbedaan bilangan kuantum orbital : = 1.

BAB III METODA PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan Percobaan Komputer Modul simulasi

3.2 Prosedur Percobaan 1. Memahami Struktur Atom Hidrogen

Membuka simulasi Peth, maka akan terlihat gambar seperti di bawah :

Lakukan langkah-langkah seperti di bawah ini : Klik Predication, maka akan terlihat model-model atom (ada 6 model atom) Klik di salah satu model yang akan diamati, maka akan terlihat modelnya

Mengamati cahaya : klik light control, lalu klik lagi cahaya di salah satu cahaya yang akan diamati (white atau monochromatic), akan terlihat gambar berkas cahaya. Untuk dapat mengamati lebih teliti, geser-geser slider kearah slow, atau gunakan tombol pause kemudian gunakan tombol step.

2. Memahami Peristiwa Transisi Elektron Atom Hidrogen Untuk mengetahui bahwa energi elektron atomik terkuantisasi, diantaranya dengan mengamati interaksi atom tersebut dengan cahaya (foton) yang jatuh pada atom tersebut. Simulasinya sebagai berikut : Klik pada model atom yang akan kita amati (misal atom hidrogen). Klik foton yang akan kita pakai (white atau monochromatic), jika yang digunakan monochromatic sebaiknya slider terlebih dahulu ditempatkan pada panjang gelombang yang paling besar (780 nm). Klik light control, kemudian amati dan catat panjang gelombang dan apa yang terlihat. Mengubah-ubah besarnya panjang gelombang foton dari yang paling kecil, mengamati dan mencatat apa yang terjadi. (Data pengamatan ditulis dalam bentuk tabel). Mengamati setiap foton yang diabsorbsi dan setiap foton yang diemisikan. Untuk mengamati panjang gelombang foton dan banyaknya foton yang diemisikan, klik show spectrometer, akan terlihat panjang gelombang dan banyaknya foton-foton yang diemisikan. Untuk mengamati tingkat energi atom hidrogen, klik energy level, maka akan terlihat sketsa atom hidrogen.

BAB IV DATA & ANALISA 4.1 Data Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Struktur Atom Hidrogen No 1 2 3 4 Model Atom Billiard Ball Plum Pudding Classical Solar System Bohr Keterangan Berbentuk bulat seperti bola Bahan bermuatan positif berbentuk seperti awan dan di dalamnya terdapat elektron yang bergerak Elektron mengelilingi inti dan kemudian elektron jatuh ke inti (ambruk/ terjadi seperti ledakan) Terdiri dari inti yang terletak di pusat atom, elektron mengelilingi inti. Terjadi eksitasi dan deeksitasi jika bertumbukan dengan energi tertentu Terdiri dari inti yang terletak di pusat atom, elektron mengelilingi inti dengan bergerak gelombang setiap lintasan jumlah panjang gelombang dan panjang gelombangnya berbeda Atom terdiri dari inti terletak di pusat atom dan terlihat cahaya disekitarnya

5 6

De Broglie Schrodinger

Tabel 2. Hasil Pengamatan Berkas Cahaya No 1 2 Warna Terdapat foton dengan panjang gelombang mulai dari 92 nm Monochromatic sampai dengan 780 nm Terdapat 7 warna berbentuk buntelan-buntelan (paket White cahaya) Foton

Tabel 3. Hasil Pengamatan Transisi Elektron dan Kuantisasi Energi Atom Hidrogen dengan Menggunakan Model Atom Bohr Frekuensi Absorpsi No 1 2 (nm) 780 751 Warna Merah tua Merah Eksitasi Elektron dari ni nf Transisi Elektron dari ni nf Foton yang diemisikan (warna) -

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

701 650 601 550 500 450 400 350 151 125 122 118 111 109 103

Merah darah Merah terang Kuning Hijau rumput Biru telur asin Biru Ungu Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Abu-abu (UV)

12 13

18

97

Abu-abu (UV)

14

19

95

Abu-abu (UV)

15

20

94

Abu-abu (UV)

16

21 32 31 21 43 42 41 31 51 54 52 43 42 32 31 21 65 64 63 62 61 42 32 21 51 52 41

Abu-abu (UV) Merah Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Infra Red Biru Muda Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Infra Red Biru Infra Red Biru Muda Merah Infra Red Abu-abu (UV) Infra Red Infra Red Infra Red Ungu Abu-abu (UV) Biru Muda Merah Abu-abu (UV) Abu-abu (UV) Biru Tua Abu-abu (UV)

53 43

Infra Red Infra Red

Tabel 4. Hasil Pengamatan Spectrometer (Cahaya yang Diemisikan) Monochromatic Panjang Gelombang yang Diabsorpsi (nm) 94 95 103 122 125 Jumlah Foton yang Diemisi Warna Abuabu 2 baris 2 baris 2 baris 1 baris Ungu 1 baris Biru Tua 1 baris 1 baris Biru Muda Merah Infrared 1 baris 1 baris 1 baris Jumlah

Ungu Ungu Ungu Ungu Ungu

1 baris 1 baris -

5 baris 3 baris -

11 baris 8 baris 3 baris 1 baris

White Jumlah Foton yang Diemisi Biru Biru Ungu Merah Tua Muda 1 1 1 baris 1 baris baris baris

Abuabu 2 baris

Infrar ed 5 baris

Jumlah 4. aris

4.2 Analisa Data Struktur atom untuk masing-masing model sesuai dengan teori. Untuk model atom Billiard Ball dapat dilihat bahwa atom berbentuk bulat seperti bola. Pada model atom Plum Pudding, dapat diamati bahwa atom merupakan bahan bermuatan positif yang berbentuk seperti awan dan didalamnya terdapat elektron yang bergerak dan menyebar. Pada model atom Classical Solar System terlihat bahwa elektron mengelilingi inti dan kemudian elektron jatuh ke inti (ambruk)

hingga terlihat seperti ledakan. Pada model atom Bohr, atom terdiri dari inti yang terletak di pusat atom yang dikelilingi oleh elektron. Pada model atom De Broglie, atom terdiri dari inti yang terletak di pusat atom dan elektron mengelilingi inti dengan bergerak gelombang setiap lintasan jumlah panjang gelombang dengan panjang gelombangnya yang berbeda. Pada model atom Schrodinger, atom terdiri dari inti yang erletak di pusat atom dengan cahaya yang terlihat di sekitarnya. Untuk pengamatan berkas cahaya menggunakan monokromatik dan polikromatik (putih). Pada foton monochromatic, terlihat foton dengan panjang gelombang mulai dari 92 nm sampai dengan 780 nm. Pada foton polikromatik (putih), terdapat 7 warna berbentuk buntelan-buntelan (paket) cahaya. Untuk pengamatan berikutnya menggunakan model Bohr, hanya foton dengan panjang gelombang tertentu saja yang dapat diserap oleh elektron sehingga dieksitasi dan mengalami transisi elektron sehingga menghasilkan foton yang diemisikan. Pada percobaan terlihat bahwa untuk panjang gelombang berkas cahaya dari 780 nm sampai dengan diatas 122 nm dan dibawah dari 122 nm sampai dengan diatas 103 nm tidak ada yang diserap. Sedangkan pada masingmasing foton yang dapat diserap, tiap-tiap foton yang diemisikan memiliki nilai panjang gelombang yang berbeda tiap transisi elektron dengan energi transisi yang berbeda pula. Hal ini membuktikan bahwa energi total yang dimiliki elektron atom hidrogen terkuantisasi. Hasil pengamatan spektrometer untuk model De Broglie sama dengan hasil pengamatan model Bohr. Sedangkan untuk mengamati hasil spektrum model Schrodinger memerlukan waktu yang relatif lama. Pada foton monochromatic, panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom sebesar 94 nm maka ada 11 macam panjang gelombang foton yang diemisikan. Pada panjang gelombang yang diabsorpsi oleh atom sebesar 95 nm maka jumlah atom yang diemisikan sebanyak 8 macam panjang gelombang. Pada panjang gelombang yang diabsorpsi sebesar 103 nm maka ada 3 macam panjang gelombang foton yang diemisikan. Jika panjang gelombang yang diabsorpsi sebesar 122 nm maka ada 1 macam panjang

gelombang foton yang diemisikan. Pada panjang gelombang yang diabsorpsi sebesar 125 nm maka tidak akan ada foton yang diemisikan. Sedangkan pada foton polikromatik (white), jumlah foton yang akan diemisikan sebanyak 11 macam panjang gelombang. Untuk berkas cahaya polikromatik (putih) terdiri dari 7 warna. Setelah melakukan pengamatan, dapat diketahui bahwa abu-abu (UV) memiliki panjang gelombang sedikit di atas 92 nm. Ungu memiliki panjang gelombang sedikit di atas 400 nm. Biru tua memiliki panjang gelombang diantara 425 nm 450 nm. Biru muda memiliki panjang gelombang diantara 450 nm 500 nm. Infra Red (IR) memiliki panjang gelombang diantara 780 nm 7500 nm.

BAB V KESIMPULAN

5.1 Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Atom memiliki struktur yang unik. Ada beberapa model atom yaitu model atom Dalton, model atom Thomson, model atom Rutherford, model atom Bohr, dan model De Broglie. Elektron-elektron dapat

memancarkan dan menyerap radiasi elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. 5.2 Transisi elektron adalah peristiwa ketika elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasa dengan tingkat energi lebih tinggi dimana elektron akan menyerap energi dan juga ketika elektron dengan pindah dari lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi ke lintasan dengan tingkat energi lebih rendah dimana elektron akan memancarkan energi foton. 5.3 Pada praktikum, foton-foton yang diemisikan mempunyai panjang gelombang berbeda-beda untuk setiap perbedaan energi transisi yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa energi total yang dimiliki elektron hidrogen terkuantisasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Jakarta : UI Press 2. Gribbin, John. 2003. Fisika Kuantum. Jakarta : Erlangga 3. http://id.wikipedia.org/wiki/Model_Bohr 4. http://yulpan-paisal.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-enus-x-none.html 5. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Vika%20Susanti/d alton.html 6. Gambar 2.1 http://hermesgarpesimanullang.blogspot.com/2013/01/teori-atom-johndalton-jj-thomson.html Gambar 2.2 http://bundafisika.blogspot.com/2012/07/model-atom-rutherford.html Gambar 2.3 dan 2.4 http://denipermana125.wordpress.com/2012/06/page/2 Gambar 2.5 dan 2.6 http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/frhz.html

You might also like