You are on page 1of 6

1 1111111 1 l t 111111111111 1 111111111111111111111111111111111111111 1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111

2 - 22222222 2 22 2 . 2 22222222 2 22 2. 2 22222222 2 22 2. 2 22222222 2 22 2. 2 22222222 22 22. 2 2222222 2 22 2 . 2 2222222 2 22 2. 2 2222222 2 22 2. 2 2222222 2 22 2 2222 222222 222222 222222 22 22 2 2222222 2 222s2? 222 222s2 222 222 222j2 2222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222 222r 222s2 222 222 2222222222

"#%''((ral dan ulangan 3 tumbuh 2 tunas lateral. Selanjutnya pada perlakuan ketiga, yaitu tanaman lombok yang tunas apikalnya dipotong dan ditambah lanolin, pada pengamatan I tidak ditemukan tunas lateral. Pada pengamatan II dan III ulangan 3 tidak ditemukan tuna nn or s t v y z {| ~ P s lateral. Pembahasan Pucuk apikal merupakan tempat produksi auksin, jika pucuk apikal (tunas pucuk) dipotong maka produksi auksin akan terhenti. Akibat terhentinya produksi auksin oleh pucuk apikal maka auksin yang tertimbun di tunas lateral akan mengalami perubahan balik sehingga kadar auksin pada tunas lateral tersebut akan berkurang. Berkurangnya kadar auksin ini menyebabkan tunas lateral dapat tumbuh. Hormon auksin juga tergantung pada intensitas penyinaran matahari. Secara umum, tumbuhan akan lebih memaksimalkan pertumbuhan pada bagian apikal dibanding bagian lateral. Proses ini dapat disebut juga dominansi apikal. Dominansi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi hormon (Khrishnamoorthy, 1981; Taiz and Zeiger, 1998 dan Hopkins, 1995). Teori Nutritive Diversion Theory menerangkan bahwa arah distribusi nutrisi dan metabolit dikontrol oleh auksin. Sintesis auksin terjadi di apikal batang dan daun-daun muda yang sedang tumbuh. Auksin tersebut kemudian ditransport secara basipetal ke bagian bawah. Meskipun demikian, konsentrasi auksin pada bagian apikal tetap lebih tinggi dibandingkan dengan bagian di bawah apikal batang. Nutrisi atau metabolit lebih banyak ditransport ke bagian tanaman yang mempunyai konsentrasi auksin tinggi, sehingga nutrisi dan metabolit akan lebih banyak ditransport ke apikal batang sehingga pertumbuhan apikal batang akan menekan pertumbuhan cabang lateral (Khrishnamoorthy, 1981) Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap dominansi apikal pada tumbuhan lombok. Ada tiga jenis perlakuan, perlakuan I tanaman lombok dibiarkan normal, perlakuan II

dipotong tunas apikalnya dan perlakuan III dipotong tunas apikalnya dan pada potongannya ditambah lanolin+IAA. Setiap jenis perlakuan memiliki 3 ulangan. Pada perlakuan I, hasil pengamatan I-IV tidak tumbuh tunas lateral, kemudian pengamatan V-X pada ulangan 2 dan 3 tumbuh tunas lateral, hasil akhirnya masing-masing (ulangan 2 dan 3) tumbuh 2 tunas lateral, namun pada ulangan 1 tidak tumbuh tunas lateral sama sekali sampai akhir pengamatan X. Ulangan 1 menunjukkan dominansi apikal yaitu tanaman lombok yang masih memiliki tunas apikal lebih mendominasi pertumbuhan dibanding tunas lateral. Jadi untuk perlakuan I ulangan 1 telah sesuai dengan teori. Sedangkan untuk ulangan 2 dan 3 ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain, umur tanaman tidak sama persis, perlakuan praktikan yang tidak sesuai prosedur atau faktor lainnya. Prinsip dari perlakuan untuk mengatur keseimbangan hormon pada ketiak daun di bawah ujung batang dapat dilakukan dengan girlding [adalah peristiwa penghilangan floem secara melingkar pada batang (Hopkins, 1995)]. Girlding dapat dilakukan secara sederhana yaitu pemotongan pada tunas yang terletak pada bagian apikal. Teori Direct Theory of Auksin yang menerangkan tentang fenomena dominansi apikal menerangkan bahwa auksin yang disintesis pada ujung batang akan ditransport secara basipetal ke bagian batang yang lebih bawah. Hal ini menyebabakan terakumulasinya auksin pada ketiak daun dibawahnya yang akan menginisiasi pembentukan tunas lateral pada ketiak daun terhambat atau terjadi dormansi tunas lateral. Inisiasi pembentukan tunas lateral mensyaratkan konsentrasi auksin yang lebih rendah dibandingkan konsentrasi auksin optimal untuk pertumbuhan memanjang batang. Pada perlakuan II, dimana ujung tunas daun dipotong akan menghilangkan floem yang terdapat pada tunas apikal, sehingga auksin akan terakumulasi pada ketiak daun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tunas lateral mulai tumbuh setelah dilakukan pemotongan terhadap tunas lateral, dan selama dua minggu pengamatan terdapat 2-5 tunas lateral yang tumbuh. Jadi percobaan yang dilakukan pada perlakuan kedua ini sesuai dengan teori. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indol asetat IAA yang berperan untuk pemanjangan batang. Pada perlakuan III tumbuhan lombok dipotong bagian ujungnya dan diberi dengan pasta lanolin yang telah dicampur dengan larutan IAA. Adanya larutan IAA ini berperan dalam pengembalian keadaan dominansi apikal. IAA yang dioleskan pada bagian ujung terpotong ini akan menambah kadar auksin di bagian apikal, sehingga terjadi dominansi apikal lagi namun tingkatannya lebih rendah bila dibanding

dengan yang tidak dipotong ujung tunas apikalnya. Pada hasil pengamatan menunjukkan bahwa tunas lateral yang dapat tumbuh lebih sedikit bila dibandingkan dengan perlakuan II yaitu hanya 2-3 saja tunas lateral yang muncul. Hal ini menunjukkan bahwa dominansi apikal telah kembali berfungsi. Jadi perlakuan III ini telah sesuai dengan teori.

You might also like