Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK III
1. Dadan Samsi Ali Ramdani 2. Dea Nanda Arshani Maryadi 3. Dera Ramdani 4. Diki Somantri
Faktor Lingkungan
Faktor Biologis
Aging Proses
Faktor psikologis
KEHIDUPAN MANUSIA
Siklus Kehidupan :
Tumbang
Stabil
Mundur
Proses Degeneratif
Teori Seluler Teori Genetik Clock Teori Sintesis Protein Teori Keracunan Oksigen Teori Sistem Imun Teori Mutasi Somatik
TEORI BIOLOGIS
TEORI PSIKOLOGIS
BACK
Teori Biologis Genetika Dipakai dan rusak (wear and tear) Lingkungan
Tingkat Perubahan Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan Kerusakan oleh radikal bebas Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal yang berbahaya
Imunitas Neuroendokrin Teori Psikologis Kepribadian Tugas perkembangan Disengagement (pemutusan) Aktivitas Kontinuitas Ketidakseimbangan sistem
Integritas sistem tubuh untuk melawan kembali Kelebihan atau kurangnya produksi hormon Tingkat Proses Introvert lawan ekstrovert Maturasi sepanjang rentang kehidupan Antisipasi menarik diri Membantu mengembangkan usaha Pengembangan individualitas Kompensasi melalui pengorganisasian diri sendiri Barbara Cole Donlon (Keperawatan Gerontik Edisi 2, EGC, 2007)
TEORI SELULER
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel -sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence and Masson in Watson, 1992)
BACK
Menua telah diprogram secara genetik untuk spesies -spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar. (Hayflck, 1980)
BACK
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan tersebut. Pada lansia, beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal. (Tortora and Anagnostakos, 1990)
BACK
Adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu. Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mengalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora and Anagnostakos, 1990)
BACK
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun. (Goldstein, 1989)
BACK
Mekanisme pengontrolan genetik dalam tingkat sub seluler dan molekular yang bisa disebut juga hipotesis Error Catastrophe menurut hipotesis tersebut menua disebabkan oleh kesalahan-kesalahan yang beruntun. Sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi (DNA RNA) maupun dalam proses translasi (RNA protein/ enzim). Kesalahan tersebut akan menyebabkan terbentuknya enzim yang salah. Kesalahan tersebut dapat berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan terjadinya reaksi metabolisme yang salah, sehingga akan mengurangi fungsional sel. Apalagi jika terjadi pula kesalahan dalam proses translasi (pembuatan protein), maka terjadi kesalahan yang makin banyak, sehingga terjadilah katastrop. (Constantinides, 1994 dikutip oleh Darmojo dan Martono, 2000)
BACK
Pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel, misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. (MC Kay et all, 1935 dikutip Darmojo dan Martono, 2004)
BACK
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh di fagosit (pecah), dan sebagai produk sampingan di dalam rantai pernapasan di dalam mitokondria. Radikal bebas bersifat merusak karena sangat reaktif, sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak jenuh, seperti dalam membran sel, dan dengan gugus SH. Walaupun telah ada sistem penangkal, namun sebagian radikal bebas tetap lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak radikal bebas terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin banyak dan akhirnya sel mati.
BACK
Seseorang yang di masa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya setelah menua, sense of integrity yang dibangun di masa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari usia lanjut. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia. (Nugroho, 2000)
BACK
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, keluarga dan hubungan interpersonal. Perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya. (Kuntjoro, 2002)
BACK
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yakni : kehilangan peran (loss of role), hambatan kontak sosial (restriction of contacts and relationship), dan berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores and values). (Nugroho, 2002)
BACK
PERUBAHAN FISIK
Sistem Gastrointestinal Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi Sistem Endokrinologik Sistem Hematologik
Perubahan Psikologis
BACK
SISTEM PANCAINDRA :
1. Pendengaran : presbiakusis, gangguan refles kontrol postural, degenerasi korti, hilangnya neuron di kokhlea, elastisitas membran vibrasi basiler menurun, akumulasi serumen meningkat, atrofi striae vaskularis, degenerasi sel rambut di kanal semi sirkularis, penurunan pendengaran. 2. Penglihatan : presbiopia, lensa kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensa lemah, ketajaman penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang, lapang pandang menyempit. 3. Raba/ taktil : atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut, liver spot (pigmen coklat), tipis, berbercak, perabaan menurun. 4. Pengecap : hilangnya tanggap terhadap refleks batuk dan menelan, lipatan suara menghilang, suara gemetar, nada meninggi, kekuatan dan jangkauan menurun, atrofi dan hilangnya elastisitas otot dan tulang rawan larings. 5. Penciuman : gangguan rasa membau.
SISTEM GASTROINTESTINAL
Penurunan intake.
SISTEM KARDIOVASKULER
Massa jantung bertambah, ventrikel kiri hipertropi, kemampuan peregangan jantung berkurang, perubahan jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi SA node dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat, konsumsi O2 pada tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas paru menurun. Katup jantung menebal dan kaku. Menurunnya kontraksi dan volume.
SISTEM RESPIRASI
Kekuatan otot pernapasan menurun dan kaku.
SISTEM ENDOKRINOLOGIK
Produksi hormon menurun.
SISTEM HEMATOLOGIK
Sumsum tulang mengandung lebih sedikit sel hemopoitik.
Respon regeneratif terhadap hilang darah atau terapi anemia pernisiosa agak berkurang.
Timbul penyakit anemia defisiensi besi, megaloblastik, anemia penyakit kronis.
SISTEM PERSENDIAN
Jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, fasia mengalami penurunan elastisitas. Ligament dan jaringan periarkular mengalami daya lentur. Terjadi degenerasi, erosi, dan kalsifikasi pada kartilago dan kapsul sendi. Fleksibilitas sendi menurun sehingga luas dan gerak sendi menurun. Kaku sendi.
Meningen menebal.
Degenerasi pigmen substantia nigra. Parkinson dan demensia. Vaskularisasi otak menurun.
TIA, stroke.
Gangguan persepsi analisis berkurang, memori jangka panjang dan pendek menurun, lebih egois dan introvert kaku dalam memecahkan masalah. Gangguan merasa panas, dingin, nyeri.
SISTEM INTEGUMEN
Kulit menipis, kering, fragil, berubah warna.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis).
Bungkuk (kifosis).
Persendian kaku dan membesar akibat atrofi otot. Kram. Tremor.
SISTEM REPRODUKSI
Pada lansia wanita terjadi :
Perubahan psikologis pada lansia : 1.Frustasi. 2.Kesepian. 3.Takut kehilangan kebebasan. 4.Takut menghadapi kematian. 5.Perubahan keinginan. 6.Depresi dan ansietas.
Perubahan psikososial pada lansia : 1.Pensiun. 2.Perubahan aspek kepribadian. 3.Perubahan dalam peran sosial di masyarakat.
4.Perubahan minat.
5.Penurunan fungsi dan potensi seksual.
BACK
BACK
Celluler
Organ
Environment
7. Demensia. 8.Gangguan penglihatan. 9.Ansietas/ kecemasan. 10.Dekompensasi kordis. 11.Diabetes mellitus, osteomalisia, dan hipotiroidisme. 12.Gangguan pada defekasi. Penyakit lanjut usia di Indonesia : 1.Penyakit-penyakit sistem pernapasan. 2.Penyakit-penyakit kardiovaskuler dan pembuluh darah. 3.Penyakit pencernaan makanan. 4.Penyakit urogenital. 5.Penyakit gangguan metabolik/ endokrin. 6.Penyakit pada persendian dan tulang. 7.Penyakit-penyakit akibat proses keganasan.
Menurut WHO, penyakit/ keluhan yang sering muncul pada lansia, diantaranya : 1.Artritis/ reumatisme. 2.Hipertensi dan CVD. 3.Bronkitis/ dispnea. 4.Diabetes mellitus. 5.Jatuh. 6.Stroke/ paralisis. 7.TBC. 8.Fraktur tulang. 9.Kanker. 10.Masalah kesehatan yang mempengaruhi ADL.
Menurut Departemen Kesehatan penyakit yang sering muncul pada orang dengan usia >55 tahun, terdiri dari : penyakit kardiovaskuler, penyakit muskuloskeletal, tuberkulosis, bronkitis, asma dan gangguan pernapasan, infeksi pernapasan akut, gigi, mulut, dan sistem pencernaan, gangguansistem syaraf, infeksi kulit, malaria, infeksi lain.