You are on page 1of 8

TEORI GRAPH

Dosen Pengampu : Dyani Primaningsih, S.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 2

1. 2. 3. 4. 5. 6.

HERI CAHYONO AGUNG DWI CAHYONO RUDI HARTONO MIKI ARIF NUGROHO AGUS DWI PRASETYO ARDHIE KUSUMA

( 08411.145 ) ( 08411.056 ) ( 08411.248 ) ( 08411.188 ) ( 08411.059 ) ( 08411.073 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI MADIUN 2011

Teori Graph

Halaman 0

1. Graph bipartisi Sebuah graph dikatakan bipartisi jika himpunan titik G dapat dipartisi menjadi dua himpunan bagian A dan B sedemikian hingga setiap sisi dari G menghubungkan sebuah titik di A dan sebuah titik di B. Kita sebut (A,B) bipartisi dari G, selanjutnya apabila G sederhana dan bipartisi dengan bipartisi (A,B) sedemikian hingga setiap titik di A berhubungan langsung dengan setiap titik di B, maka G disebut graph bipartisi komplit dan dilambangkan dengan Km.n dimana |A|=m dan |B|=n. Contoh:

G K3.2 Gambar diatas adalah contoh graph G bipartisi, sebagai akibat dari definisi graph bipartisi mungkin saja mempunyai sisi rangkap, tetapi tidak mungkin memuat gelung. Begitu juga banyaknya titik graph bipartisi komplit Km.n adalah m+n dan banyaknya sisi adalah mn.

2. Isomorfisme pada Graph Dua graph G dan H dikatakan isomorfik, ditulis G H, jika : (i) terdapat korespondensi satu-satu antara V(G) dan E(G); (ii) banyaknya sisi yang menghubungkan dua titik u dan v di G, sama dengan banyaknya sisi yang menghubungkan dua titik di H yang berkorespondensi dengan titik u dan titik v. Misalnya pada gambar berikut, graph G1 isomorfik dengan graph G2 lewat korespondensi berikut at, bs, cr, dq, ep, fu. Sedangkan graph G3 memuat sikel dengan panjang 3, yaitu (k,z,m,x), tetapi di graph G1 maupun di graph G2 tidak ada sikel dengan panjang 3.
d a b c x G3 Halaman 1 t s r n k l q p G2 u z m

e G1

Teori Graph

Sebagai akibat dari definisi diatas, diperoleh pernyataan berikut. Jika G dan H dua graph isomorfik, maka |V(G)| = |V(H)| dan |E(G)| = |E(H)|. Tetapi, konversi pernyataan tersebut tidak benar.

3. Derajat titik graph Misalkan G sebuah graph dan v sebuah titik G derajat titik v, dilambangkan dengan dG(v) atau d(v), adalah banyaknya sisi G yang terkait dengan titik v (dengan catatan setiap gelung dihitung dua kali). Derajat minimum G, dilambangkan dengan G, didefinisikan sebagai berikut : G = minimum {d(v) / v V(G)} Sedangkan deajat maksimum G, dilambangkan dengan (G), didefinisikan sebagai berikut : (G) = maksimum {d(v) / v V(G)} Graph G disebut graph beraturan-k jika setiap titik G berderajat k. Misalnya, graph komplit dengan n titik adalah graph beraturan (n-1). Sikel dengan n titik, Cn adalah graph beraturan-2. Graph H pada gambar dibawah adalah graph bertauran-3. Perhatikan bahwa jika G graph beraturan, maka (G) = (G).
u v x G w H

Karena dalam menghitung jumlah derajat semua titik di sebuah graph, setiap sisi graph dihitung tepat dua kali, maka jumlah derajat semua titik graph selalu sama dengan dua kali banyaknya sisi graph tersebut. Pernyataan ini merupakan teorema pertama dalam teori graph, dan dikenal dengan sebutan teorema jabat tangan .

Teori Graph

Halaman 2

Teorema 1.1 : (teorema jabat tangan). Jika G sebuah graph maka

= 2|E(G)|
Sebagai akibat dari teorema tersebut adalah teorema berikut. Teorema 1.2 : Banyaknya titik berderajat ganjil pada sebuah graph adalah genap. Bukti: Pandang sembarang graph G. Misalkan A dan B, berturut-turut adalah himpunan semua titik G yang berderajat genap dan ganjil. Jelas bahwa V(G)=A B, sehingga (Teorema 1.1) Selanjutnya, karena untuk setiap v akibatnya, A, d(v) genap, maka genap.

genap. Padahal untuk setiap titik v B, d(v) ganjil.

Akibatnya banyaknya titik di B atau |B| genap. (Terbukti) Perhatikan bahwa jika graph G beraturan-k, dengan n titik maka nk genap. Kiranya jelas bahwa tidak ada graph beraturan-k dengan n titik jika n dan k kedua-duanya bilangan ganjil. Misalkan G sebuah graph. Barisan monoton turun dari derajat titik-titik G disebut barisan derajat graph G, jika G sederhana maka barisan derajat G disebut graphik. Barisan derajat suatu graph dilambangkan dengan Misalnya, barisan derajat graph G pada gambar di atas adalah 1 = (5,5,3,1), karena graph G tersebut bukan graph sederhana, maka 1 bukan graphik. Pikirkan graph bipartisis komplit K3.2 graph ini memiliki 5 titik, dua diantaranya masing-masing berderajat 3 dan sisanya masing-masing berderajat 2 titik. Sehingga barisan derajat K3.2 adalah 2 = (3,3,2,2,2). karena K3.2 graph sederhana maka 2 adalah graphik. Jika diberikan sebuah graph, dengan mudah kita bisa menentukan barisan derajatnya. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah syarat dari sebuah barisan agar barisan tersebut merupakan barisan derajat sebuah graph? jawaban atas pertanyaan tersebut disajikan dalam teorema berikut.

Teori Graph

Halaman 3

Teorema 1.3 : Barisan bilangan bulat non negatif (d1, d2, . . ., dn) adalah barisan derajat sebuah graph jika dan hanya jika genap.

Untuk menentukan apakah barisan bilangan bulat non negatif merupakan suatu graphik atau bukan, dapat digunakan teorema berikut. Teorema 1.4 : misalkan = (d1, d2, . . . dn) barisan bilangan bulat non negatif monoton turun. Barisan graphik jika dan hanya jika barisan (d2-1, d3-1,......dd1+1-1, dd1+21....dn) graphik.

4. Representasi graph dalam matriks Selain dengan gambar, sebuah graph dapat disajikan dalam bentuk matriks. Ada dua jenis matriks yang digunakan, yaitu matriks berhubungan langsung (adjacency matrix) dan matriks keterkaitan (incidence matrix). Misalkan G sebuah graph dengan G(G) = {v1, v2, .., vn}. Matriks berhubungan langsung graph G adalah matriks bujur sangkar A(G) = (aij) berordo n x n yang baris dan kolomnya dilabel dengan label titik-titik graph G sedemikian hingga elemen aij menyatakan banyaknya sisi G yang menghubungkan titik vi dan vj.
e5 V1 e3 e1 V2 G e2 e4 V3 e7 e6 e8
V1 A(G) = V2 V3 V4 V1 V2 V3 V4

V4

Perhatikan bahwa A(G) adalah matriks simetris dan unsur-unsurnya bilangan bulat non negatif. Jika G tidak memiliki gelung, maka setiap unsur A(G) yang terletak di diagonal utama adalah nol. Kalau G graph sederhana, maka unsur-unsur A(G) nol atau satu. Jika diberikan sebuah matriks simetris A berordo nxn dan unsur-unsurnya bilangan bulat non negatif, maka pasti ada graph G dengan titik n dan matriks berhubungan langsung A(G) = A.

Teori Graph

Halaman 4

Perhatikan bahwa derajat titik graph G diperoleh dengan menjumlahkan semua unsur A yang terletak di baris yang bersesuaian dengan titik tersebut, setelah unsur pada diagonal utama di baris itu dikalikan dua. Misalnya: d(v1) = 2x0 + 2 + 1 + 0 = 3 d(v2) = 2 + 2x0 + 1 + 0 = 3 d(v3) = 1 + 1 + 2x1 + 3 = 7 d(v4) = 0 + 0 + 3 + 2x0 = 3 Secara umum diperoleh sebagai berikut. Jika A = (aij) matriks berhubungan langsung graph G, maka D(vi) = aii + Jika matriks A(G) = A dikalikan dengan dirinya sendiri, maka diperoleh
V1 V 2 V3 V4

A2 =

V1 V2 V3 V4

Perhatikan unsur A2 yang terletak di baris ke-i dan kolom-j menyatakan banyaknya jalan-(vi, vj) di graph G dengan panjang 2. Misalnya unsur A2 yang terletak pada baris ke-1 dan kolom ke-4 adalah 3. Jadi ada 3 jalan-(v1, v4) di graph G dengan panjang 2, yaitu : (v1, e3, v3, e6, v4), (v1, e3, v3, e7, v4), (v1, e3, v3, e6, v4). Ada 5 jalan-(v1, v1) di graph G dengan panjang 2, yaitu: (v1, e1, v2, e1, v1), (v1, e1, v2, e2, v1), (v1, e2, v2, e1, v1), (v1, e2, v2, e2, v1), (v1, e3, v3, e3, v1). Begitu juga terdapat 3 jalan di (v3, v2), generalisasi dari observasi ini diberikan pada teorema berikut: Teorema 1.5: Misalkan G adalah graph dengan V(G) = {v1, v2, ., vn). Jika A adalah matriks berhubungan langsung graph G, maka untuk suatu bilangan bulat positif k, unsur matriks Ak yang terletak di baris ke-i dan kolom ke-j menyatakan banyaknya jalan yang menghubungkan titik vi dan titik vj di graph G dengan panjang k.

Teori Graph

Halaman 5

Dari teorema 1.5 dapat dibuktikan pula teorema berikut: Teorema 1.6: Misalkan G sebuah graph dengan V(G)={v1, v2, . . . , vn}. misalkan A adalah matriks berhubungan langsung graph G dan B = (bij) adalah matriks dengan B = A + A2 + . . . + An-1. Graph G terhubung jika dan hanya jika bij 0, untuk setiap i dan j, i j.

Selain dengan matriks berhubungan langsung, sebuah graph dapat pula disajikan dalam matriks keterkaitan. Misalkan graph G mempunyai n buah titik : v1, v2, . . ., vn dan t buah sisi : e1, e2, . . ., et. Matriks keterkaitan graph G adalah matriks M(G) = (mij) berordo n x t yang barisnya dilabel dengan label titik-titik G dan kolomnya dilabel dengan label sisi-sisi G, sedemikian hingga

0 , Jika sisi ej tidak terkait dengan titik vi Mij = 1 , Jika sisi ej terkait dengan titik vi dan ej bukan gelung 2 , Jika sisi ej terkait dengan titik vi dan ej gelung Contoh : perhatikan gambar graph G berikut
e5 V1 e3 e1 V2 G e2 e4 V3 e7 e6 e8

V4

Matriks keterkaitan dari graph tersebut adalah sebagai berikut


e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 e8

M(G) =

V1 V2 V3 V4

Jumlah semua unsur M(G) yang terletak pada baris ke-I menyatakan derajat titik vi di graph G, sedangkan jumlah semua unsur M(G) yang terletak pada setiap kolom selalu 2.

Teori Graph

Halaman 6

DAFTAR PUSTAKA

Teori Graph

Halaman 7

You might also like