You are on page 1of 1

Dalam praktek klinik, adanya riwayat keluarga dengan migrain dan pencetus untuk serangan migrain merupakan kunci

untuk menjelaskan mengapa pasien ini lahir dengan keharusan mengalami migrain. Secara umum faktor herediter dalam migrain sekitar 40-60%. Phenotipe migrain adalah gangguan genetik komplek yang terjadi untuk memperlihatkan perbedaan lokus untuk sakit kepala migrain atau aura, beban variabel genetik (kerentanan gen yang multipel), dan variasi polimorfik yang berhubungan dengan gen. Keluarga dengan migrain umum, genetik yang rentan migren dapat berakumulasi. Ini menentukan ambang kritis serangan yang bisa diatur secara eksternal (contoh ; stress psikososial, terapi preventif, dan lain-lain) dan/ atau faktor- faktor internal ( contoh ; status hormonal, anxietas dan lain- lain). Beban genetik tidak hanya menentukan beratnya gangguan migrain, tetapi juga menentukan komplikasi yang kronis dari pengobatan yang berlebihan. Menganalisis karakteristik klinis dan neurobiologikal, munculnya fenomena autonomik yang bermanifestasi sebagai kolik abdomen, abdominal flushing, mual, pucat, diare, takikardi dan ketakutan atau anxietas, mensimulasikan sebagian besar aura dari temporal lobe epilepsy (TLE). Amigdale, hipotalamus dan inti medular saraf kranial mungkin penggerak dari kolik abdomen atau manifestasi otonomik, dalam dukungan : 1) Munculnya dicharge dalam amigdal dan ditransmisi ke usus lewat proyeksi langsung ke dorsal motor nukleus dari vagus yang memungkinkan respon simptom traktus gastrointstinal (GIT) dalam TLE, 2) Jalur simpatetik dari amigdala ke GIT bisa diaktifkan melalui hipotalamus, 3) adanya jalur langsung dari usus lewat nervus vagus ke solitary nucleus dari medula yang sangat berhubungan ke amigdala. Jalur ini bisa diaktifkan sejak kontraksi intestinal, dan 4) baru- baru ini, hal tersebut menyarankan bahwa neuron orexinergic dalam hipotalamus lateral mungkin menjadi penggerak untuk serangan migren.

You might also like