You are on page 1of 4

TEORI KONSUMSI DAN TABUNGAN DARI FRANCO MODIGLIANI

Teori Konsumsi dari Modigliani pada dasarnya dikembangkang oleh 3 orang yaitu Alberto Ando, Ricahrd Brumberg dan Franco Modigliani, akan tetapi yang mendapatkan penghargaan Nobel hanyalah Modigliani karena salah satu teori konsumsinya yang terkenal atau dikenal dengan nama Hipotesis Daur Hidup ( Life Cycle Hypothesis) yang menyatakan bahwa konsumsi seseorang selain dari pendapatannya, juga bergantung pada kejayaannya, hal mana kekayaan ini di dapat dari penyisihan pendapatan yang tidak dikonsumsi, yaitu tabungan data atau dari kekayaan warisan/turun-temurun. Tabungan ini bisa saja menjadi investasi sehingga menghasilkan aktiva misalkan tabungan mendapatkan bunga dan pengambilan tabungan untuk investasi. Berbeda dengan Friedman, Modigliani menganggap bahwa konsumsi tidak harus yang berasal dari pendapatan, karena menurutnya pendapatan bervariasi selama kehidupan seseorang dan tabungan dapat menggerakan pendapatan dari masa hidupnya ketika pendapatannya tinggi ke masa hidup ketika pendapatannya rendah atau sama sekali tidak ada (terutama bila sistem pembayaran pensiun menggunakan sistem lump sum (dibayar dimuka). Beberapa variabel dan indikator yang menjadi pertimbangan untuk

membentuk fungsi konsumsi LCH ini adalah : Kekayaan awal = W (wealth), Tafsiran lama hidup = TL (time of life), Masa bekerja untuk memperoleh pendapatan = WL ( wages of life), Pendapatan = Y (Income). Konsumsi = c. Berdasarkan indikator ini maka dapat dirumuskan : Pendapatan semuru hidup (masa kerja) = Y x WL = YL ( income of life) Konsumsi seumur hidup= C x TL Dengan demikian : C x TL = Y x WL Dengan demikian fungsi konsumsi berdasarkan pendapatan adalah : C= C= xY

Ini adalah merupakan proporsi konsumsi atas pendapatan tiap tahunnya. CONTOH Misalkan seseorang bekerja selama 45 tahun, Pendapatan pertahunnya adalah Rp. 100.000 tafsiran masa hidup (berdasarkan angka harapan hidup) dihitung dari awal bekerja adalah 50 tahun, maka dapat ditentukan : (misalkan saja mulai bekerja umur 25 tahun) 1. Pendapatan seumur hidup (masa kerja) = Y x WL = 45 x Rp. 100.000 = Rp. 4.500.000 2. Konsumsi = C= xY= x Rp. 100.000 = 0,9 x Rp. 100.000 = Rp. 90.000

Padahal Rp. 90.000 adalah setara dengan rata-rata konsumsinya selama hidup 50 tahun itu, yaitu :

C=

x Rp. 100.000 = 0,9 x Rp. 100.000 = Rp. 90.000

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh informasi bahwa selama masa bekerja kecenderungan mengkonsumsi orang tersebut adalah sebesar 0,9 yaitu 90% pendapatannya digunakan untuk konsumsi, sisanya sebesar 10% tentu saja ditabung dan ini akan menjadi aktivanya. Kekayaan (aktiva), orang tersebut adalah setara dengan masa pensiun dikalikan dengan rata-rata jumlah konsumsinya selama 1 tahun, yaitu : W = Rp. 90.000 x (50 45) = Rp. 450.000 Setara dengan menabung setiap tahunnya Rp. 10.000 dikalikan dengan masa kerjanya yaitu 45 tahun. Tabungan sebesar Rp. 10.000 diperoleh dari besarnya

pendapatan pertahun Rp. 100.000 dikurangi dengan jumlah konsumsi sebesar Rp. 90.000. Berdasarkan model dan contoh perhitungan di atas maka dapat dibentuk model utuh fungsi konsumsi LCH ini sebagai berikut : C = W + YL, seluruhnya dibagi dengan TL, C= xW+ x Y, ingat (YL = WL x Y)

berarti :

Fungsi konsumsinya adalah C = W + Y

Bila mengambil contoh pada kasus di atas maka akan dapat ditentukan fungsi konsumsinya yaitu :

C=

xW+

xY

C=

W+

C = 0,02W + 0,9Y Dengan demikian besarnya konsumsi sesuai contoh di atas adalah : C = 0,02 (450.000) + 0,9(4.500.000) = 9000 + 4.050.000 = Rp. 4.059.000 Sejumlah 9000 adalah konsumsi semasa pensiun dan 4.050.000 adalah konsumsi selama masa kerja. Dengan demikian besarnya tabungan selama masa bekerja hingga pensiunnya adalah sebesar 4.500.000 4.059.000 = 441.000.

Sejumlah 441.00 inilah yang akan menjadi warisan kepada keturunannya dan tentu saja akan menjadi kekayaan bagi penerusnya.

You might also like