You are on page 1of 156

PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TAMAN PENGASUHAN ANAK MELATI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Guna Menyelesaikan Studi Strata I Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh : Nama : Dyah Wahyuni NIM : 1214000001

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2005

HALAMAN PERSETUJUAN

Profil pembinaan Anak Usia Dini Di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang

Oleh : Nama Nim Jurusan : Dyah Wahyuni : 1214000001 : Pendidikan Luar Sekolah

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. K. Nurhalim, M.Pd. NIP. 130870431

Dra. Trie Suminar NIP. 132137919

Dekan FIP

Ketua Jurusan PLS

Drs. Siswanto, M.M NIP. 130515769

Drs. Achmad Rifa'i RC, M.Pd NIP. 131413232

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada : Hari Tanggal Panitia Ujian Ketua Sekertaris : : 8 September 2005

Drs. Siswanto, M.M NIP. 130515769

Drs. Achmad Rifa'i RC, M.Pd NIP. 131413232 Penguji I

Drs. Zoedindarto. B NIP. 130345749 Penguji II

Drs. K. Nurhalim, M.Pd. NIP. 130870431 Penguji III

Dra. Trie Suminar NIP. 132137919

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan taufiq hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI dengan Judul PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TAMAN PENGASUHAN ANAK MELATI SEMARANG. Penelitian ini dilaksanakan guna melengkapi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Drs. Siswanto, M.M. Dekan FIP atas bantuannya dalam memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 2. Drs. Achmad Rifai RC, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah atas bantuannya dalam memberikan ijin untuk penelitian. 3. Drs. Khomsun Nurhalim, M.Pd Dosen pembimbing I yang tiada hentinya memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 4. Dra. Tri Suminar, M.Pd Dosen pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

iv

5. Ny Moeljono S Trastotenojo sebagai pimpinan TPA Melati Semarang. 6. Berbagai fihak yang tidak dapat penulis cantumkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. Atas segala bantuannya penulis ucapkan banyak terima kasih, dengan segala keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan penulis yakin bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Agustus 2005

Penulis

ABSTRAK

Dyah Wahyuni, 2005, Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang . Skripsi Jurusan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Taman penitipan anak usia dini, taman pengasuhan anak Melati Semarang merupakan salah satu lembaga penyelenggara pengasuhan anak usia dini yang dikelola sejak tahun 1994. kegiatan yang dilakukan di TPA Melati berupa pengasuhan dalam rangka membina, mendidik, dan mengasuh anak usia dini serta sebagai wahana pembinaan kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tua mereka berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain. Adapun permasalahan yang muncul adalah bagaimana profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang, apa saja faktor penunjang dan penghambat pembinaan anak usia dini di TPA Melati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang profil pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati, dan mengidentifikasi faktor faktor penunjang dan penghambat pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi terfokus dan wawancara struktural diakhiri dengan observasi selektif dan wawancara kontras. Dalam pengumpulan data tidak diabaikan juga penggunaan sumber sumber non manusia seperti dokumen dan catatan catatan yang tersedia. Informan terdiri dari kepala TPA, Tenaga pengasuh dan orang tua anak didik di TPA Melati. Fokus penelitian ini adalah profil pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati Semarang yang meliputi : Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam perencanaan kurikulum dibuat oleh pengelola dan tenaga pendidik yang disarikan dari berbagai literatur tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Pengorganisasian disusun atas musyawarah bersama para penyelenggara TPA dengan mengacu pada pemberdayaan ibu ibu Dharma wanita Universitas Diponegoro dan anggapan bahwa mereka dipandang mampu dan mau serta mempunyai latar belakang pengalaman yang cukup meskipun mereka tidak meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan pembinaan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan yaitu setiap Senin sampai kami mulai pukul 07.30 sampai pukul 15. 30 Wib, sedangkan untuk hari Jumat mulai pukul 07.00 sampai 12.30 Wib. Secara keseluruhan pembina bertatap muka dengan anak didik selama 7 8 jam per hari. Pembinaan dilakukan dengan menyesuaikan seluruh kegiatan dengan usia dan tingkat perkembangan anak. Evaluasi dilakukan oleh tenaga pendidik dengan memberikan blangko isian setiap satu bulan sekali. Daya dukung dari penyelenggaraan pembinaan penitipan anak usia dini antara lain: Pada pengorganisasian kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang oleh para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih dahulu untuk pengambilan keputusan tentang kegiatan pembinaan, pada perencanaan daya

vi

dukung yang sangat berperan adalah persiapan sumber belajar yang memadai, penggunaan metode dan teknik pembinaan, sarana dan prasarana, evaluasi, letak TPA. Daya dukung Pelaksanan pembinaan meliputi sumber belajar yang berpengalaman dibidang pengasuhan anak, metode dan teknik yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan fungsinya. Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat dari respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa digunakan untuk lembar evaluasi yang sangat baik. Sedangkan faktor penghambat antara lain :Pada pengorganisasian dapat dilihat dari perlunya pemantauan yang lebih intensif dari ikatan pengurus dan pengelola untuk memantau kinerja pengasuh, sarana prasarana yang kurang atau perlu diperbaiki. Pada perencanaan penghambatnya adalah penyediaan sarana dan prasarana yang perlu adanya penggantian dengan yang baru. Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah pernedaan minat dan pola asuh orang tua, solusi yang diambil pengasuh adalah dengan tetap menbiarkan anak anak tersebut bermain dengan anak anak yang lain secara bebas tanpa paksaan dari siapapun. Evaluasi akan terhambat jika kedatangan anak anak ke TPA Melati hanya dalam waktu singkat, kadang kadang datang. Jalan keluar yang diambil pengasuh tetap memantau dan mengisi lembar evaluasi meskipun nantinya lembar tersebut tidak sampai pada orang tua anak didik. Berdasarkan temuan temuan dalam penelitian disarankan agar dalam perencanaan semua anggota organisasi dilibatkan, pembuatan kurikulum yang mengacu pada beberapa literatur buku tentang perkembangan dan pertumbuhan anak serta perlunya peningkatan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam pengorganisasian perlu dipertimbangkan latar belakang pendidikan, pengalaman dan kemampuan anggota. Perlu ditingkatkan kerja sama yang lebih baik antara pengelola dan tenaga pendidik, pengelola sebaiknya lebih memberikan kesempatan kepada tenaga pendidik untuk mengembangkan kemampuan dengan cara mengikutkan mereka pada kegiatan kegiatan pelatihan. Dalam pelaksanaan pembinaan perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus dan berkesinambungan dari pengelola agar kesalahan dalam kegiatan pembinaan dapat dibenahi secara dini. Sistem evaluasi pembinaan yang dilakukan oleh pendidik melalui pengamatan dan observasi terhadap perkembangan anak yang melibatkan orang tua peserta didik melalui blangko isian yang telah diterapkan agar dipertahankan dan ditingkatkan. Agar fasilitas penunjang yang ada dapat dipertahankan, untuk media belajar yang sudah usang dapat diganti dengan yang baru. Perlu dilakukan kerjasama dalam setiap kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi yang lebih baik antara pengelola dengan tenaga pengasuh.

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO Kesatuan akan menimbulkan kekuatan, kedamaian dan kemenangan, namun meskipun sulit dicapai tetapi kesatuan layak diperjuangkan untuk mencapai keberhasilan. Kesabaran merupakan modal utama mewujudkan semua impian.

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih sayang, doa, serta pengorbanannya. 2. Kakak-kakakku yang selalu memberi motivasi dan bantuan. 3. Adik-adikku makasih suportnya. 4. Buat Ayah Gue Tersayang Thanks a lot

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ KATA PENGANTAR ................................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR DOKUMENTASI ......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ A. Latar Belakang ....................................................................... B. Permasalahan............................................................................ C. Tujuan Penelitian ................................................................... D. Manfaat Penelitian ................................................................. E. Penegasan Istilah .................................................................... F. Sistematika Skripsi ................................................................. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Anak Usia Dini ................................................... B. Pembinaan Anak Usia Dini .................................................... C. Taman Pengasuhan Anak (Penitipan Anak) ..........................

i ii iii iv vi viii ix xii xiii 1 1 4 4 5 6 9

10 19 26

ix

D. Penyelenggaraan Program ...................................................... BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ............................................................ B. Lokasi Penelitian .................................................................... C. Fokus Penelitian ..................................................................... D. Sumber Data Penelitian .......................................................... E. Metode Pengumpulan Data .................................................... F. Keabsahan Data ..................................................................... G. Analisis Data .......................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian ...................................................................... 1. Sejarah Singkat Berdirinya TPA Melati Semarang ......... 2. Letak Geografis ............................................................... 3. Organisasi dan Ketenagaan TPA .................................... 4. Program Pembinaan ......................................................... 5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 6. Anak Didik ....................................................................... 7. Identitas Responden ......................................................... 8. Hasil Wawancara ............................................................. B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 1. Perencanaan Pembinaan ................................................... 2. Pengorganisasian .............................................................. 3. Pelaksanaan Pembinaan ...................................................

28

30 31 31 32 33 37 39

41 41 42 42 46 62 71 72 73 119 119 120 122

4. Evaluasi Pembinaan ......................................................... 5. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................ B. Saran - saran ........................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... LAMPIRAN

123 123

126 130 131

xi

DAFTAR DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Wawancara informan tenaga pengasuh ..................................................... 2. Kegiatan bercengkrama pengasuh dengan anak ....................................... 3. Kegiatan anak istirahat setelah makan siang ............................................. 4. Kegiatan anak bermain di luar ruangan ..................................................... 161 161 162 163

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi kisi instrumen .............................................................................. 133 135 136

2. Format evaluasi tingkat perkembangan motorik anak usia 0-1 tahun ....... 3. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak usia 1-2 tahun ............ 4. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak prasekolah usia 2-3 tahun .......................................................................................................... 5. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak usia > 3-4 tahun ........

137 138

6. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik anak prasekolah usia > 4-5 tahun ........................................................................................................ 139 7. Satuan kegiatan harian .............................................................................. 8. Format evaluasi tingkat perkembangan moral dan nilai nilai agama ..... 9. Format evaluasi tingkat perkembangan fisik ............................................ 10. Format evaluasi tingkat perkembangan bahasa ......................................... 11. Format evaluasi tingkat perkembangan kognitif ....................................... 12. Format evaluasi tingkat perkembangan sosial emosional ......................... 13. Format evaluasi tingkat perkembangan seni ............................................. 14. Pedoman wawancara ................................................................................ 15. Lembar Observasi .................................................................................... 16. Surat ijin penelitian ................................................................................... 17. Surat keterangan penelitian ...................................................................... 18. Dokumentasi penelitian ............................................................................ 140 141 142 143 144 145 146 147 154 159 160 161

xiii

DAFTAR TABEL DAN SKEMA

Tabel 1. Data ketenagaan TPA Melati ................................................................... 2. Lembar observasi lingkungan fisik .......................................................... 3. Data anak didik ......................................................................................... 4. Identitas pimpinan dan tenaga pengasuh .................................................. 5. Identitas orang tua anak didik .................................................................. Skema 1. Proses teknik pengumpulan data menurut Spradley ................................. 2. Struktur organisasi TPA Melati ................................................................ 40 44 46 66 71 72 72

xiv

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Undang - Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang - Undang. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang - undang dasar 1945, yang memungkinkan warganya mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Untuk mewujudkan pengembangan nasional dibidang pendidikan tersebut diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Menurut penjelasan umum UU No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

xv

Iklim pendidikan perlu diciptakan pada semua jalur, seperti yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya, agar perkembangan pendidikan menjadi wahana yang tepat untuk mempertinggi kualitas sumber daya manusia, untuk meletakkan dasar yang kuat demi tercapainya masyarakat yang terbuka, demokratis, adil dan sejahtera perkembangan pendidikan dengan kecenderungan baru harus diarahkan agar dapat menampung salah satu tujuan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan anak usia dini memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi perkembangan anak selanjutnya, sebab PAUD merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik , mental, yang itu akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas. Taman penitipan anak adalah lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya. Perlu diketahui bahwa keberadaan taman penitipan anak atau taman pengasuhan anak merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang mengalami perubahan struktur keluarga pada umumnya dan pada khususnya di kota-kota besar seperti Semarang. Dalam Undang-undang No: 20 tahun 2003,

xvi

menyatakan Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan atau informal yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD yang diselenggarakan pada jalur pendidikan non formal dapat berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Dalam pasal 28 ayat 1 dijelaskan Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Semakin meningkatnya jumlah orang tua yang bekerja diluar rumah membuat fungsi keluarga sebagai tempat untuk mendidik anak semakin berkurang, kompleknya kebutuhan pendidikan anak selaras dengan

perkembangan IPTEK, juga telah menuntut perlunya lembaga atau pihak lain yang mampu menangani pendidikan anak secara lebih profesional. Salah satu lembaga yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi tersebut adalah Taman Penitipan Anak atau Taman Pengasuhan Anak ( Depdiknas, 2001 ). Taman Penitipan anak adalah Wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain. Adapun maksud dan tujuan Taman Penitipan Anak adalah memberikan pelayanan

xvii

kepada anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal berdasarkan konsep pendidikan anak usia dini. Menanggapi kondisi yang demikian maka penulis akan berusaha mengungkap tentang : Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Tempat Pengasuhan Anak Melati Semarang. Faktor penunjang dan penghambat pembinaan Taman Penitipan Anak Melati Semarang.

B. PERMASALAHAN
Permasalahan dapat timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan kenyataannya. Adapun permasalahannya yang timbul dalam penelitian ini adalah: Bagaimana profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang ? Apa faktor penunjang dan penghambat pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang ?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk Mendeskripsikan tentang profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang. 2. Untuk mengidentifikasi faktor penunjang dan penghambat pembinaan Taman Penitipan Anak Usia Dini Melati Semarang.

xviii

D. MANFAAT PENELITIAN
Melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: Manfaat Teoritis Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan PAUD khususnya pada teknik penyelenggaraan PAUD di Taman Pengasuhan Anak. Sebagai bahan masukan dalam teknik manajemen penyelenggaraan PAUD di TPA. Manfaat Praktis Menambah wawasan peneliti tentang profil penyelenggaraan penitipan anak mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi TPA. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian lanjutan. Dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai bahan pemikiran tentang permasalahan yang berkaitan dengan tema pendidikan anak usia dini dan taman penitipan anak ( TPA ). dan

E. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kesalahan pengertian dan kesimpangan serta kekaburan kemungkinan penafsiran dalam pemakaian istilah-istilah yang berkaitan dengan judul penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan dan pembatasan tentang istilah-istilah atau kalimat-kalimat yang terangkum dalam judul penelitian. Adapun istilah-istilah yang perlu mendapatkan penegasan dan batasan adalah sebagai berikut : Profil

xix

Dalam American Peoples Encyclopedia (1962:996) profil adalah suatu gambaran yang memperhatikan tingkatan dasar pada bermacam-macam hal sesuai dengan lokasinya. Penggambaran seperti ini berdasarkan data yang dikembangkan oleh pengukuran tentang profil. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002:897) profil adalah grafik-grafik atau iktisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa profil adalah diskripsi atau gambaran sesuatu yang mencakup ciri-ciri yang melekat pada objek tersebut. Profil pendidikan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Pembinaan Menurut Mangun Hardjana pembinaan diartikan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif (Mangun Hardjana, 1986:12). Pembinaan adalah suatu bentuk dari serangkaian kegiatan untuk merubah sikap, mental dan perilaku kearah yang lebih baik atau segala usaha yang mengacu pada intensitas pembelajaran dalam kegiatan pendidikan untuk mempelajari hal-hal yang baru dengan tujuan

xx

mengembangkan pengetahuan, mengarahkan dan membetulkan kearah yang lebih baik. Pembinaan merupakan bagian dari pendidikan, namun pembinaan menekankan pengembangan manusia pada segi praktis. Taman Penitipan Anak Taman penitipan anak adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain (Depdiknas, 2001: 3). Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan masa yang paling baik dan sangat kritis bagi perkembangan fisik, motorik, moral emosional dan intelektual. Usia dini juga merupakan periode penting bagi pembentukan kepribadian anak di kemudian hari. Banyak aspek aspek kepribadian yang dapat ditanamkan pada anak. Aspek perkembangan anak yaitu aspek aspek yang dikembangkan dalam diri anak melalui PAUD. Aspek

perkembangan anak tersebut meliputi : a. Perkembangan fisik motorik. b. Perkembangan kognitif. c. Perkembangan moral, disiplin, etika. d. Perkembangan sosial, empati, kerjasama. e. Perkembangan emosional, harga diri dan aktualisasi diri.

xxi

f. Perkembangan bahasa dan literasi g. Perkembangan kreativitas dan daya cipta. ( Suyanto, Slamet ; 2003 : 53 81 ) Tempat Pengasuhan Anak Melati Istilah lama diartikan tempat penitipan anak, untuk memperhalus bahasanya maka istilah penitipan diganti dengan pengasuhan. Tempat pengasuhan anak sebagaimana dimaksudkan diatas

merupakan bagian dari pada pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, seperti yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain ( KB ), Taman Penitipan Anak ( TPA ), atau bentuk lain yang sederajat.

F. SISTEMATIKA SKRIPSI
Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang didahului dengan halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan intisari skripsi. Sistematika yang digunakan adalah sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan, yang membahas alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan, manfaat, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

xxii

BAB II

Tinjauan pustaka, bab ini menguraikan tentang berbagai teori, konsep dan pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan permasalahan penelitian.

BAB III

Metode penelitian, bab ini menguraikan tentang pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data dan analisis data.

BAB IV

Hasil penelitian dan pembahasan, bab ini berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB

Penutup, bab ini menguraikan tentang simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan sekaligus memberikan saran terhadap obyek yang telah diteliti serta pihak tersebut.

Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka untuk menyusun skripsi dan lampiran.

xxiii

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )


Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada anak dan sejak usia dini yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan dalam kehidupan tahap berikutnya (Depdiknas, 2001: 2). Pendidikan anak usia dini merupakan upaya yang terencana dan sistematis yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal (Rahman. S. Hibana, 2002: 2). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan

anak usia dini

(0-8 tahun) yang dilakukan melalui pemberian berbagai rangsangan pendidikan dengan tujuan agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Pentingnya PAUD Pendidikan Anak Usia Dini memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, xxiv

sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Anak yang mendapatkan pembinaan sejak usia dini akan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar, etos kerja dan produktivitas dan pada akhirnya anak akan lebih mampu untuk mandiri dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Ditinjau dari perkembangan otak manusia, maka tahap

perkembangan otak pada usia dini menempati posisi yang paling vital, yakni meliputi 80 % perkembangan otak. Lebih jelasnya bayi lahir telah mencapai perkembangan otak 25 % orang dewasa. Untuk mencapai kesempurnaan perkembangan otak manusia 50 % dicapai hingga usia 4 tahun, 80 % hingga usia 8 tahun dan selebihnya di proses hingga anak usia 18 tahun. Oleh sebab itu usia dini disebut sebagai usia emas Golden Age karena perkembangannya yang luar biasa (Rahman, 2002: 45). Proses PAUD dimulai sejak anak dalam kandungan, masa bayi hingga anak berusia kurang dari 8 tahun. Fungsi dan Tujuan PAUD Fungsi PAUD berfungsi untuk : Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk mengikuti pendidikan anak usia dini sesuai dengan potensi yang dimiliki, bahkan secara tidak langsung sejak anak masih dalam kandungan.

xxv

Membantu memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh di lingkungan keluarga, masyarakat (kelompok bermain, penitipan anak). Membantu memperbaiki mutu dan relevansi pendidikan anak usia dini. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini. (Santoso Soegeng, 2002: 25). Dengan demikian PAUD berfungsi untuk memberikan kesempatan pada anak untuk mengikuti pembinaan dalam mengembangkan potensi anak secara utuh. Tujuan PAUD Tujuan PAUD adalah mengembangkan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai dengan falsafah suatu bangsa (Suyanto, Slamet. 2003 :3). Secara umum tujuan program PAUD adalah menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma- norma dan nilai kehidupan yang dianut. Secara khusus tujuan program PAUD tercantum dalam Undang - Undang pendidikan prasekolah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Pendidikan anak usia dini dikenal dengan istilah pendidikan prasekolah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah, menyatakan bahwa pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

xxvi

perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur sekolah atau pendidikan luar sekolah. Menurut rumusan keputusan menteri pendidikan dan

kebudayaan RI Nomor 0486/ 4/ 1992 tentang taman kanak- kanak yang menyatakan bahwa taman kanak- kanak bertujuan membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya ( Rahman, 2002: 48 ). Pentingnya Memahami Anak Usia Dini Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak- kanak juga masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak- kanak adalah masa pembentukan fondasi dan dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Beberapa hal yang menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini, yaitu : Anak usia dini merupakan usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut merupakan periode diletakkannya struktur yang dibangun untuk sepanjang hidupnya. Pengalaman awal sangat penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat berkembang menjadi kebiasaan. Perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya yang sangat membutuhkan stimulasi fisik dan mental ( Rahman, 2002: 30-31 ).

xxvii

Dengan memahami karakteristik anak usia dini adalah diharapkan orang dewasa dapat : Mengetahui hal - hal yang dibutuhkan oleh anak, yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya. Mengetahui tugas - tugas perkembangan anak sehingga memberikan stimulasi kepada anak agar dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan baik. Mengetahui bagaimana membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Menaruh harapan dan tuntutan terhadap anak secara realistis. Mampu mengembangkan potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuannya. Cara Belajar Anak Usia Dini Anak pada usia dini ( 0-8 tahun ) memiliki kemampuan belajar yang luar biasa, khususnya pada masa kanak- kanak awal. Keinginan anak untuk belajar menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak belajar dengan seluruh panca inderanya untuk dapat memahami sesuatu, dan dalam waktu singkat ia akan beralih ke hal lain untuk dipelajari. Cara belajar anak mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia, secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut : a. Usia 0 1 tahun Anak belajar dengan mengandalkan kemampuan pancaindera (Pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa). Secara bertahap pancaindera anak difungsikan lebih sempurna. Sehingga usia satu tahun anak ingin mempelajari apa saja yang dilihat dengan menggerakkan seluruh panca indera. b. Usia 2 3 Tahun Anak melaksanakan proses belajar dengan sungguh sungguh. Ia memperhatikan apa saja yang ada dilingkungannya untuk kemudian ditiru. c. Usia 4 6 Tahun

xxviii

Kemampuan berbahasa anak semakin baik, begitu anak mampu berkomunikasi dengan baik maka akan segera diikuti proses belajar anak dengan cara bertanya. d. Usia 7 8 Tahun Perkembangan anak dari berbagai aspek sudah semakin baik. Anak melaksanakan proses belajar dengan cara yang semakin komplek, ia menggunakan pancainderanya untuk menangkap berbagai informasi dari luar, mulai mampu membaca dan berkomunikasi secara halus. Pada penelitian ini peneliti dapat melakukan pengamatan mengenai cara belajar anak seiring dengan bertambahnya usia anak dan kebutuhan perkembangannya Karakteristik Program PAUD Program pendidikan untuk anak usia dini memiliki karakteristik tersendiri, berbeda dengan program pendidikan sesudahnya. Hal utama yang membedakan karakteristik program pendidikan anak usia dini adalah tuntutan tingkat perkembangan dan cara belajarnya. Tingkat perkembangan dan cara belajar anak membawa konsekuensi langsung terhadap sifat dan isi program pendidikan anak usia dini , termasuk juga cara penyampaian. Beberapa karakteristik program pendidikan anak usia dini, antara lain : a. Karakteristik guru, lebih cenderung menunjukan keceriaan, kerjasama, dan keterlibatan secara total dengan kegiatan anak. b. Materi pelajaran, lebih terintegrasi, yaitu suatu program pembelajaran yang dapat menyajikan suatu aktivitas anak secara terpadu. c. Metode pendidikan, lebih menekankan metode yang bersifat rekreatif daripada metode ceramah. d. Media dan sarana, perlu dipilih sarana yang memudahkan dan memancing anak untuk terlibat, aman dan menyenangkan. e. Desain ruangan, perlu lebih meriah, kreatif dan menantang bagi anak untuk bereksplorasi. f. Sistem evaluasi, sistem evaluasi yang dilakukan untuk anak usia dini lebih bersifat natural, alamiah. Prinsip- prinsip PAUD Prinsip- prinsip PAUD, yaitu : a. Anak adalah peserta didik aktif b. Menyediakan fasilitas agar anak belajar melalui bermain dan bermain sambil belajar c. Memberikan kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif d. Mendorong anak untuk membangun dan mengembangkan idenya sendiri.

xxix

e. Memotivasi anak untuk mengembangkan potensi diri tanpa takut berbuat salah ( Rahman, 2002: 55 ). Bentuk- Bentuk Program PAUD Program pendidikan anak usia dini ( 0-8 Th ) memiliki beberapa bentuk organisasi, bentuk - bentuk program PAUD sebagai berikut : Pendidikan keluarga ( 0-3 Th ) Pada tahap ini pendidikan anak masih berada pada lingkup terkecil, yakni keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama dan utama bagi anak, sebab pendidikan keluarga merupakan fondasi bagi anak untuk membangun struktur kepribadian selanjutnya. Taman Penitipan Anak ( TPA ) Usaha Kesejahteraan Sosial RI, tempat penitipan anak adalah lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak, TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain. (Depdiknas, 2001: 3) Menurut Rapat koordinasi anak- anak balita yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan, intelektual, emosional dan sosial. Taman penitipan anak merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya (Rahman. S. Hibana, 2002: 59). Kelompok bermain Taman bermain merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak sebelum memasuki taman kanak- kanak. Taman Kanak- Kanak Taman kanak- kanak merupakan jenjang pendidikan setelah Playgroup, sebelum anak masuk sekolah dasar. TKA ( Taman Kanak- Kanak Al-Quran ) TKA adalah program bagi anak usia 4-6 tahun, yang materinya lebih menekankan pada materi Al-Quran. TPA ( Taman Pendidikan Al-Quran ) TPA merupakan program pendidikan bagi anak usia 7-12 tahun, yang materinya lebih menekankan pada materi Al-Quran. Sekolah Dasar Sekolah Dasar adalah jenjang pendidikan formal pertama setelah taman kanak- kanak (Rahman, 2002: 58-62).

xxx

Dengan melihat bentuk bentuk program pendidikan anak usia dini dapat disimpulkan bahwa Taman Pengasuhan atau Penitipan Anak Melati merupakan salah satu bagian dari program pembinaan anak.

Pembinaan Anak Usia Dini


Pengertian Menurut Mangun Hardjana pembinaan diartikan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara lebih efektif (Mangun Hardjana, 1986:12). Penitipan anak atau TPA adalah lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya ( Rahman, 2002; 59 ). Dalam Rapat hasil koordinasi Usaha Kesejahteraan Anak Departemen sosial RI, dikemukakan TPA merupakan lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak - anak balita yang dikawatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan intelektual, emosional dan sosial (Patmonodewo, 2003: 71). Dengan demikian pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati merupakan latihan, pendidikan, pembinaan yang dilakukan lembaga

xxxi

dengan memberikan pelayanan kepada anak usia dini yang dikawatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya selama ditinggal orang tua atau ibunya bekerja dalam bentuk pengembangan moral dan nilai nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial - emosional, dan pengembangan seni. Tujuan Pembinaan Anak Usia Dini Tujuan Umum Kegiatan pembinaan bertujuan mengembangkan potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya termasuk siap memasuki pendidikan dasar. Tujuan khusus Kegiatan pembinaan secara khusus bertujuan agar : Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Anak mampu mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik ( pancaindera ). Anak mampu berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar.

xxxii

Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan serta menghargai hasil karya yang kreatif ( Depdikbud, 2002: 4 ). Penyelenggaraan Program Pembinaan Adapun penyelenggaraan program pembinaan anak mencakup : Program pembinaan
Program pembinaan yang dipergunakan adalah kurikulum program pembinaan yang dibuat lembaga sesuai dengan kebutuhan anak usia dini. Adapun prinsip prinsip pendidikan untuk anak usia dini seperti yang dirumuskan oleh Tina Bruce (1987) dalam tulisan Aswarni Sudjud (1997) ada sepuluh prinsip prinsip pendidikan anak usia dini, yaitu : Usia anak adalah sebagian dari kehidupan secara keseluruhan, merupakan masa persiapan untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Fisik, mental dan kesehatan sama pentingnya seperti berfikir dan aspek psikis lainnya. Pembelajaran pada anak usia dini saling terkait tidak dapat di pisahkan. Motivasi intrinsik akan menghasilkan inisiatif tersendiri (Self Directed Activity) yang sangat bernilai. Program pendidikan pada anak usia dini perlu menekankan disiplin. Masa peka untuk mempelajari sesuatu pada tahap perkembangan tertentu perlu di observasi. Titik tolak hendaknya pada apa yang dapat dikerjakan anak, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan anak. Suatu kehidupan terjadi dalam diri anak ( inner life ) khususnya pada kondisi yang menunjang. Orang orang yang ada disekitar anak dalam melaksanakan interaksi dengan anak merupakan hal yang penting. PAUD merupakan interaksi antara anak dengan lingkungan, dimana dalam lingkungan tersebut termasuk orang dewasa dan pengetahuan itu sendiri ( Rahman. S. Hibana, 2002; 53-55 ).

Prinsip-prinsip pembinaan
1) Program pembinaan dibangun berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan anak secara tepat, bertahap dan terpadu. Bertahap adalah mengikuti tahap perkembangan usia anak yaitu usia 3 bulan sampai 3 tahun dan usia 3 tahun sampai 6 tahun.

xxxiii

Berulang artinya latihan atau simulasi diberikan secara berulang-ulang (anak memerlukan pengulangan dalam belajar) Terpadu adalah mengintegrasikan seluruh aspek pengembangan anak (pembentukan perilaku melalui pembahasan dan pengembangan kemampuan dasar). 2) Program pembinaan disesuaikan dengan usia, minat, kemampuan, bakat, dan tingkat perkembangan yang berbeda-beda pada setiap anak secara individual. 3) Program pembinaan menekankan proses interaksi dengan orang dewasa, teman sebaya dan bendabenda disekitarnya. 4) Program pembinaan dikembangkan untuk memberi kesempatan anak untuk berpartisipasi aktif melalui kegiatan permainan (menyentuh, mengenal, mencoba benda-benda). 5) Program pembinaan memberikan pengalaman nyata bagi anak sehingga termotivasi dan memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. ( Depdikbud, 2001:7-8 )

Organisasi penyelenggara
Organisasi penyelenggaraan taman pengasuhan anak adalah perorangan, keluarga, kelompok dan atau organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan pembinaan yang memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Adanya anak didik berusia sekurang - kurangnya 3 bulan sampai dengan 6 tahun (kecuali pada kasus khusus) dengan sejumlah lima orang atau lebih. 2) 3) 4) 5) Tersedianya sarana dan prasarana pembinaan Adanya kurikulum pembinaan Adanya tenaga pembinaan yang melaksanakan kurikulum program pembinaan Tersedianya sumber dana untuk pelaksanaan pembinaan

Proses Pembinaan
1) Proses pembinaan dalam satu hari minimal 2 jam @ 45 menit atau disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi anak. 2) Proses pembinaan dalam satu minggu minimal 3 kali pertemuan atau dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, situasi dan kondisi anak (Depdiknas, 2001:5-6).

Pengorganisasian
a. Perencanaan

Prinsip - prinsip perencanaan Dalam menyusun perencanaan, hendaknya memperhatikan prinsip prinsip sebagai berikut :

xxxiv

a) Berorientasi pada kebutuhan dan usia anak dalam berbagai pengembangan yang ingin dicapai dalam pembinaan. b) Pembinaan dilakukan dalam suasana bermain sambil belajar. Satuan kegiatan harian Satuan kegiatan mingguan
b. Pelaksanaan

1) Tema Merupakan wadah yang berisi unsur-unsur kegiatan untuk mengembangkan kemampuan anak. Tema yang diberikan sesuai dengan kemampuan anak dan usia anak yang berisi tentang tema keagamaan, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial-emosional, dan pengembangan seni. 2) Metode pembinaan (bermain sambil belajar) a) Persyaratan metode : Membuat anak aktif dan banyak terlibat Memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitas Sesuai dengan usia dan kemampuan anak Tidak membosankan anak Memungkinkan bagi anak untuk memilih aktivitas

b) Metode pokok (Bermain) c) Metode pelengkap (Latihan, bercerita, menyanyi)

xxxv

3) Persiapan sarana pembinaan Persiapan sarana pembinaan anak berupa perlengkapan ruangan, sarana dan peralatan pendukung belajar.

4) Pengelolaan proses pembinaan Pengelolaan proses pembinaan dilakukan penyelenggara berupa persiapan persiapan yang dilakukan bersama dengan pengasuh mulai dari proses pembinaan (pelaksanaan) yang berakhir pada penilaian atau evaluasi.
c. Penilaian Pembinaan / evaluasi

Penilaian pembinaan dilakukan dengan menggunakan instrumen dalam bentuk pengamatan observasi yang digunakan untuk merekam proses dan hasil dari suatu aktivitas sehari-hari di TPA
d. Komunikasi

Lembaga mengkomunikasikan hasil pembinaan dengan memberikan format penilaian yang telah diisi kepada orang tua untuk digunakan sebagai hasil akhir yang telah ditempuh dalam tiap tahap perkembangan anak.

Taman Pengasuhan Anak atau Penitipan Anak


Pengertian Taman Penitipan Anak Istilah lama diartikan tempat penitipan anak, untuk memperhalus bahasanya maka istilah penitipan diganti dengan pengasuhan.

xxxvi

Tempat Penitipan Anak adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anak karena bekerja atau sebab lain. (Depdiknas, 2001: 3) Menurut rapat koordinasi Usaha Kesejahteraan Sosial RI, Tempat Penitipan Anak adalah lembaga sosial yang memberikan pelayanan kepada anak- anak balita yang dikhawatirkan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya, karena ditinggalkan orang tua atau ibunya bekerja. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk peningkatan gizi, pengembangan, intelektual, emosional dan sosial. Taman penitipan anak merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan pengganti berupa asuhan, perawatan dan pendidikan bagi anak balita selama anak tersebut ditinggal bekerja oleh orang tuanya. ( Rahman. S. Hibana; 2002, 59 ). Fungsi dan tujuan TPA Fungsi TPA Fungsi TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan

kesejahteraan anak sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain (Depdiknas, 2001: 3). Tujuan TPA

xxxvii

1) Memberikan pelayanan kepada anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal berdasarkan konsep PAUD. 2) Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap keluarga yang mempunyai anak usia dini dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Penyelenggaraan Program
Perencanaan Kegiatan dalam bentuk apapun akan dapat berjalan dengan baik apabila direncanakan sebelumnya, sebab hanya dengan perencanaan yang baik maka suatu kegiatan tersebut hampir dapat dipastikan akan berjalan dengan baik pula. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang (H.D. Sudjana, 1992: 41). Dikatakan sistematik karena perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip prinsip tertentu dalam proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara alamiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi. Menurut William Kami (1986) menyatakan untuk mendorong kemampuan berfikir anak sebaiknya guru merancang suatu kegiatan yang memungkinkan masing masing anak untuk mendapatkan kesempatan khusus untuk memutuskan sendiri kegiatan mana yang dipilih. Pada perencanaan kegiatan ini terlebih dahulu pengelola dan tenaga pengasuh membuat

xxxviii

satuan kegiatan harian dan satuan kegiatan mingguan yang pembuatannya dimusyawarahkan dalam forum.

Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan usaha untuk mengintegrasikan

sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi yang diperlukan kedalam suatu kesatuan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hani Handoko, 1994 pengorganisasian merupakan suatu proses

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. (Didiet Hardjito, 1995 : 76). Untuk pengorganisasian

kegiatan dilakukan bersama sama oleh pengurus dan pengasuh dalam musyawarah yang didalamnya dibahas secara teknis penyelenggaraan program pembinaan. Pelaksanaan Setelah perencanaan dan pengorganisasian maka fungsi pelaksanaan baru dilakukan agar dapat merealisasikan tujuan yang ingin dicapai. Dalam proses manajemen pelaksanaan merupakan proses yang sangat penting sebagai tindak lanjut dari fungsi perencanaan dan

pengorganisasian. Pelaksanaan pembinaan penitipan anak dilakukan secara pelan dan pasti yang menyangkut pengembangan moral dan nilai nilai

xxxix

agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial - emosional, dan pengembangan seni.

Evaluasi Menurut Brewer (1992) penilaian atau evaluasi adalah penggunaan sistem evaluasi yang bersifat menyeluruh untuk menentukan kualitas dari suatu program atau kemajuan dari seorang anak. (Patmodewo, 2003 : 138). Biasanya penilaian dikaitkan dengan penilaian terhadap perkembangan sosial, emosional, fisik maupun perkembangan intelektual. Dalam pembinaan ini evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengamatan yang dijalankan pengasuh untuk mengetahui tingkat perkembangan anak secara pasti dalam tiap harinya.

xl

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Menurut (FX. Sudarsono, 1999) hakekat penelitian adalah untuk mencari kebenaran yang dapat diujikan oleh orang secara obyektif untuk memperoleh kebenaran ilmiah. Untuk memperoleh kebenaran tersebut digunakan metode pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang memandang obyek kajian terdiri dari unsur yang saling terkait dan mendeskripsikan fenomena yang andal (Arikunto, 1993:203). Sesuai dengan judul yaitu tentang Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini di Taman Pengasuhan Anak Melati maka, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena tidak menggunakan angka-angka, tetapi mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan tentang permasalahan yang akan di bahas yang berkenaan dengan profil pembinaan anak usia dini di Taman Penitipan Anak dan faktor penunjang serta penghambat pembinaan. Agar peneliti dapat mendeskripsikan secara jelas dan rinci serta dapat memperoleh data yang mendalam dari fokus penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode kualitatif, menurut Bodgan dan Biklen (1982, 27-30) dalam Moleong (2002: 4-8) bahwa penelitian kualitatif memiliki lima ciri, yaitu :

xli

1. Dilaksanakan dengan latar alami, karena merupakan alat penting adalah adanya sumber data yang langsung dari peristiwa. 2. Bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata atau gambar daripada angka. 3. Lebih memperhatikan proses daripada hasil atau produk semata. 4. Dalam menganalisis data cenderung cara induktif. 5. Lebih mementingkan tentang makna (essensial).

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah obyek penelitian dimana kegiatan penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah dan memperjelas obyek yang menjadi sasaran penelitian, sehingga permasalahan tidak terlalu luas. Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat pengasuhan anak Melati Jl. Hayam Wuruk 1A Semarang, pemilihan lokasi penelitian tersebut karena TPA Melati berada di tengah lingkungan perkantoran / kampus.

C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berisi pokok kajian yang menjadi pusat perhatian, yaitu: 1. Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati, dengan ruang lingkup perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan evaluasi.

xlii

2. Faktor penunjang serta penghambat pembinaan penitipan anak usia dini yang berasal dari penyelenggara, pengasuh, orang tua, anak didik baik itu mengenai sarana prasarana maupun lingkungannya.

D. Sumber Data Penelitian


Menurut Lofland dan Lofland (1984 : 47) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain - lain ( Moleong, 2001 : 112 ). Dalam penelitian ini sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun sumber data primer berupa wawancara kepada informan dan observasi, sedangkan sumber data sekunder berasal dari dokumentasi. Untuk mendukung kegiatan penelitian ini, dilakukan pengumpulan data primer melalui wawancara yang bersumber dari informan penelitian. Informan adalah orang- orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi, latar belakang penelitian ( Moleong, 2001: 90 ). Pemilihan informan penelitian berdasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Profil TPA Melati dan faktor penunjang serta penghambat pembinaan. Pengambilan informasi penelitian dilakukan dengan mengambil informasi dari satu orang kepala TPA, 4 orang pengasuh, dan 5 orang tua peserta didik. Adapun penulis memilih 10 informan tersebut didasarkan pada keaktifan beliau beliau berada di TPA Melati diantaranya 1 orang pimpinan dan 4 orang pengasuh yang selalu ada di TPA dan 5 orang tua xliii

anak didik yang aktif menitipkan anaknya disana. Untuk memperoleh data dan informasi yang sebanyak banyaknya, peneliti mengobservasi terlebih dahulu situasi sosial lokasi penelitian. Adapun yang dilakukan adalah pengumpulan data lewat wawancara.

E. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data dilakukan bersama dengan pengumpulan data, adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi Merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian terlebih menggunakan pendekatan kualitatif. Pengamatan atau observasi dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981: 191-193) bahwa: a. Teknik pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung. b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri. c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam

situasi proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. d. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Untuk mengetahui gambaran awal tentang subyek penelitian, maka peneliti harus lebih dahulu mengadakan survey terhadap situasi sosial dan kondisi sasaran penelitian.

xliv

Dalam observasi atau pengamatan ini, peneliti mengadakan pengamatan situasi sosial lokasi penelitian serta mengetahui secara langsung kegiatan pengasuhan yang terjadi di TPA Melati Semarang. 2. Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Metode pengumpulan data dalam bentuk komunikasi verbal yang dapat mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, sesuatu dimasa lalu, memproyeksikan sesuatu yang diharapkan dimasa depan (Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2000:135). Dalam pengumpulan data tidak diabaikan juga penggunaan sumber-sumber non manusia seperti dokumentasi dan catatan-catatan yang tersedia. Wawancara dan observasi dipedomani dan dikembangkan sebagaimana yang diajukan oleh Spadley (Sanapiah: 1999: 91-108) yang diawali dengan observasi dan wawancara struktural serta diakhiri dengan observasi selektif dan wawancara kontras. Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Adapun pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dimana pada wawancara ini menggunakan pedoman wawancara yang dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Wawancara dilakukan melalui tanya jawab langsung kepada nara sumber (informan) yang dapat dipercaya kebenarannya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan orang tua anak asuh TPA Melati, tenaga pengasuh di TPA Melati, dan pimpinan TPA Melati. Setiap pertanyaan diarahkan pada bidang yang sedang diteliti yaitu pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang, hasil pertanyaan atau jawaban ditulis dalam lembaran yang disediakan. Adapun garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam wawancara tersebut adalah : a. Orang tua anak asuh TPA Melati 1) Identitas Orang tua, meliputi : Nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan alamat. 2) Pendapat orang tua tentang motivasi orang tua dan peran orang tua dalam proses, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan anak di TPA Melati. b. Tenaga Pengasuh

xlv

1) Identitas Tenaga Pengasuh meliputi : Nama, tempat / tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan alamat. 2) Pendapat tenaga pengasuh tentang pembinaan penitipan anak di TPA Melati yang berkaitan dengan metode pembinaan, alasan pemilihan metode, serta evaluasi akhir dari pembinaan. 3) Faktor penunjang dan penghambat pembinaan. c. Pimpinan TPA 1) Identitas Pimpinan TPA, meliputi : Nama, tempat / tanggal lahir, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan alamat. 2) Pendapat pimpinan tentang pembinaan penitipan anak di TPA Melati. 3) Faktor penunjang dan penghambat pembinaan. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode yang mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan suatu buku, surat kabar, majalah dan sebagainya. Dokumentasi juga dimaksudkan sebagai rekaman suatu peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa. Dokumen ini dimaksudkan untuk melengkapi data dari wawancara dan observasi. Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2000:160) ada beberapa alasan dari penggunaan dokumentasi, antara lain : a. Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong. b. Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian. c. Keduanya berguna dan sesuai untuk penelitian kualitatif.

xlvi

d. Relatif murah dan tidak sukar diperoleh. e. Keduanya tidak sukar ditemukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil bahan-bahan sumber dan data-data dokumentasi yang ada di Taman Pengasuhan Anak Melati berupa foto - foto pelaksanaan kegiatan penelitian, data - data lain berupa buku buku referensi lain yang berkaitan dengan tema pengasuhan anak usia dini.

F. Keabsahan Data
Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2000:173) ada empat kriteria yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk keabsahan data, yaitu : 1. Derajat kepercayaan (Credibility). 2. Keteralihan (Transferability). 3. Kebergantungan (Dependability). 4. Kepastian (Confirmability). Kriteria keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil penelitian dengan kenyataan yang diteliti di lapangan. Teknik-teknik yang digunakan untuk melacak atau membuktikan kebenaran atau taraf kepercayaan data melalui ketekunan pengamatan (persistent observation), triangulasi (triangulation), pengecekan dengan teman sejawat. Untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitian ini, teknik yang digunakan hanya terbatas pada teknik pengamatan lapangan dan triangulasi. Dezim dalam Moleong (2000:278) membedakan 4 macam triangulasi, yaitu : 1. Triangulasi sumber maksudnya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. xlvii

2. Triangulasi

metode

maksudnya

menurut

Patton

dalam

Moleong

(2000:178) terdapat dua strategi, yaitu : a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 3. Triangulasi peneliti maksudnya memanfaatkan peneliti untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. 4. Triangulasi teori maksudnya membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori yang telah ditemukan para pakar. Teknik triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dengan pertimbangan bahwa untuk memperoleh informasi dari para informan perlu diadakan croscek antara satu informan dengan informan yang lain sehingga akan diperoleh informasi yang benar benar valid. Informasi yang diperoleh Diusahakan dari narasumber yang benar- benar mengetahui akar permasalahan dalam penelitian ini.

G. Analisis Data
Bersamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan juga analisis data. Alur analisis mengikuti pendapat Spradley dalam Sanapiah (1990:91-108) dengan mereduksi banyaknya data yang diperoleh, diklasifikasikan dalam domain untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan relatif menyeluruh dari suatu fokus permasalahan yang diteliti.

xlviii

Analisis data dilakukan bersamaan dalam proses pengamatan dan wawancara deskriptif, selanjutnya dilakukan analisis taksonomik yang berusaha merinci lebih lanjut, mengorganisasikan atau menghimpun elemen-elemen yang sama. Analisis taksonomik dilakukan bersamaan dengan pengamatan terfokus dan wawancara struktural. Dalam tahap ini terkait dengan fokus penelitian, yaitu : Profil pembinaan penitipan anak usia dini di Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang dan Faktor penunjang dan penghambat pembinaan. Selanjutnya dilakukan analisis komponensial dengan mengorganisasikan kontras antar elemen dalam domain yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara terseleksi dan kemudian dilanjutkan dengan analisis tema untuk mendeskripsikan secara menyeluruh dan menampilkan makna dari yang menjadi fokus penelitian.

Deskriptif Terfokus
selektif

Struktural Deskriptif

kontras

Skema alur analisis data Spradley (Sanapiah, 1990: 91-108) Ket: Diawali dengan pengamatan dan wawancara struktural serta diakhiri dengan observasi selektif dan wawancara kontras.

xlix

Penjelasan dari skema diatas sebagai berikut : Pengamatan Deskriptif dilakukan untuk melihat secara umum tentang kondisi TPA Melati, setelah itu dilakukan pengamatan yang terfokus pada objek yang akan diteliti mengenai profil. Proses selanjutnya dilakukan pengamatan secara selektif untuk melihat bagaimana kegiatan pembinaan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi, bersama dengan proses pengamatan itu juga dilakukan wawancara Deskriptif kepada pimpinan TPA untuk memperoleh gambaran secara umum tentang sejarah singkat, letak geografis. Selanjutnya dilakukan wawancara terstruktur secara mendalam kepada pengasuh dan orang tua untuk mengungkap fokus penelitian. Untuk melengkapi dan mendukung data yang diperoleh, kemudian dilakukan pengambilan dokumentasi. Melalui kegiatan ini dapat diperoleh berbagai kejadian- kejadian yang dapat memperjelas dari setiap kegiatan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Hasil penelitian pada dasarnya merupakan data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi, dan

dokumentasi, tetapi sebelum disampaikan hasil penelitiannya terlebih dahulu disampaikan gambaran umum mengenai Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang (TPA) mengingat TPA tersebut sebagai tempat dilaksanakannya penelitian ini. 1. Sejarah singkat TPA Melati Semarang. Taman Pengasuhan Anak Melati (TPA) Semarang berdiri pada tanggal 31 Maret 1994, yang tercatat dalam akta notaris nomor 18 tahun 1994 dan dipelopori oleh

beberapa Dosen dan Guru Besar Universitas Negeri Diponegoro yang pada saat itu menjabat di Universitas Diponegoro. TPA Melati sejak berdiri dikelola oleh para istri pendiri dan ibu ibu Dharma Wanita UNDIP sampai sekarang.

li

Taman

Pengasuhan

Anak

Melati

Semarang dr

diresmikan pada tanggal 31 Maret 1994 oleh Prof

Moeljono Soegiarto Trastotenejo yang pada saat itu menjabat sebagai Rektor UNDIP. Peresmian TPA sebagai kenang-kenangan beliau mendekati masa pensiun. TPA Melati didukung langsung dan dikelola oleh ibu- ibu Dharma wanita UNDIP dan dikepalai oleh Ny Moeljono. TPA Melati berada dibawah naungan Universitas

Diponegoro dengan tenaga administrasi maupun tenaga teknis yang membantu kerja kepala TPA Melati. Dasar didirikannya Taman Pengasuhan Anak Melati adalah untuk memenuhi hak anak untuk tumbuh kembang dan perlindungan dengan menghindarkan kekosongan rawatan, asuhan, bimbingan dan pembinaan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, mendorong peran keluarga untuk memenuhi fungsi keluarga, membantu ibu pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja yang optimal, membantu program pemerintah dalam bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan dalam bidang jasa. 2. Letak Geografis

lii

Taman Pengasuhan Anak Melati terletak di jalan Hayam Wuruk I A Semarang propinsi Jawa Tengah, tepatnya berada di lingkungan Kampus UNDIP. Jarak Taman Pengasuhan Anak Melati dengan pusat

pemerintahan kota Semarang kurang lebih 5 km. TPA Melati berbatasan langsung sebelah utara dengan kampus UNDIP, sebelah barat jalan Pahlawan, sebelah selatan jalan Singosari dan sebelah timur kampus USM. Dengan

demikian TPA Melati terletak strategis ditengah-tengah perkantoran / kampus dimana para ibu-ibu atau orang tua bekerja. 3. Organisasi dan Ketenagaan TPA Taman Pengasuhan Anak Melati merupakan

lembaga pelaksana teknis yang dikelola langsung oleh ibu ibu Dharma Wanita UNDIP dan dibantu oleh beberapa pengasuh atau pendidik anak. Landasan dari berdirinya Taman Pengasuhan Anak Melati adalah Undang - undang no 6 tahun 1974 tentang ketentuan pokok kesejahteraan sosial dan UU no. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.

liii

Susunan kepengurusan Taman Pengasuhan Anak Melati Semarang sebagai berikut : Pelindung : Rektor UNDIP Prof. SR. Eko Budihardjo M.Sc Pembina : Prof. Dr. Moeljono S Trastotenejo Prof. DR. Dr. Harjono Soejitno Penanggung jawab UNDIP Ketua Wakil Ketua : Ny. Moeljono S Trastotenejo : 1. Ny. Warella 2. Ny. Anhari Basuki Sekretaris : Ir. Dewi Handayani Diono Iksan : Ketua Persatuan Dharma Wanita

Wakil Sekretaris : 1. Ir. Soegiarsih 2. Ir. Soemarti Prapto, SH Bendahara Pembantu Umum Soewito 2. Achmad Tenaga Pendidik : 1. Suparmi 4. Saryono 3. Ismiati : Prof. Ir. Joetata Hadihardaja : 1. Djoko Moeljanto 3.

liv

2. Sri Hastuti Astuti

4.

Estu

Dwi

STRUKTUR ORGANISASI TPA MELATI SEMARANG

Pelindung

Penanggung jawab

Ketua Pengelola

Wakil Ketua

Sekretaris

Bendahara

Wakil Sekretaris

TP

TP

TP

TP

lv

Pembantu umum

Ketenagaan yang ada di TPA Melati Semarang terdiri dari para istri- istri dan pegawai UNDIP yang menjabat sebagai ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, pembantu umum, tenaga pengasuh, yang secara

keseluruhan berjumlah 15 orang. Sumber tenaga yang ada di TPA Melati pada umumnya berusia 30-40 tahun dan memiliki kualifikasi pendidikan yang beragam mulai dari lulusan S3, S2, S1, D2, SMA, SMP. Untuk tenaga pengelola ditinjau dari latar belakang pendidikan cukup potensial untuk dapat mengembangkan pendidikan anak usia dini di TPA Melati, sedangkan untuk tenaga pengasuh ditinjau dari latar belakang pendidikannya kurang mendukung terhadap perkembangan anak karena rasionalnya tenaga kependidikan untuk pendidik setidak-tidaknya lulusan

lvi

PGTK atau bahkan sarjana terkhusus dari jurusan yang relevan atau sarjana psikologi, karena mereka harus benarbenar mendalami paedagogis, psikologi perkembangan anak dan ilmu jiwa anak.

Data ketenagaan TPA Melati UNDIP tahun 2005 tercantum dalam tabel berikut ini : Tabel I Data Ketenagaan TPA Melati UNDIP Tahun 2005
No 1. 2. 3. 4. 5. Nama Ny Moeljono S Trastotenojo Ny Warella Ny Anhari Basuki Ir Dwi Handayaani Ir Soegiarsih Pendidikan SMU SMU SMU S1 S1 Ket Ketua Wakil Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekr

lvii

6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Ir Soemarti Prapto S Prof . Joetata Djoko Moeljanto Soewito Achmad Saryono Suparmi Estu Dwiastuti Sri hastuti Ismiati

S1 S3 SMU SMU SMU SMU D2 SMU SMU SLTP

Wakil Sekr Bendahaara Pemb. Umum Pemb. Umum Pemb. Umum Pemb. Umum Tng Pendidk Tng Pendidk Tng Pendidk Tng Pendidk

4. Program Pembinaan TPA Melati merupakan lembaga yang memberikan pelayanan pembinaan berupa pengasuhan anak dalam jangka waktu tertentu yang termasuk dalam kategori TPA dengan pengasuhan sewaktuwaktu Care) yang melaksanakan (Incidental Day berupa

kegiatankegiatan

penyuluhan, pelayanan dan pembinaan dengan stimulasi psikomotorik dan psiko sosial sewaktu waktu bila diperlukan sesuai dengan kebutuhan orang tua.

Pada program pembinaan telah dibuat acuan pelaksanaan kegiatan pembinaan di TPA Melati sebagai berikut :
a. Pengembangan moral dan nilai-nilai agama

lviii

Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan adalah: 1). Bersenandung lagu keagamaan Pengasuh menyenandungkan lagu-lagu keagamaan pada saat di dekat anak dan sesekali mengajak anak untuk ikut bersenandung. Hal ini membantu anak untuk lebih mengenal ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. 2). Mengikuti bacaan doa Menyayangi orang tua, orang di sekeliling, teman, binatang dan tanaman Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan serta menirukan sikap berdoa. Pengasuh membiasakan

memperdengarkan doa sebelum melakukan sesuatu bersama anak. Sesuai perkembangannya, pengasuh mengajak anak untuk mengikuti bacaan doa dimaksud dan menunjukkan sikap berdoa yang benar. 3). Meniru gerakan beribadah Pengasuh mengajak anak untuk menirukan gerakangerakan beribadah, sesuai agama masing-masing. Pengasuh kadang membiarkan bila anak melakukan kesalahan. Secara

lix

bertahap,

sesuai

dengan

perkembangan

daya

pikirnya,

diberitahukan cara-cara yang benar. 4). Mendengarkan cerita tentang kebesaran Tuhan Pengasuh TPA sering membacakan cerita-cerita tentang kebesaran Tuhan dan bila memungkinkan pengasuh

mempergunakan buku cerita untuk melakukan kegiatan ini. Sesuai dengan perkembangannya, cerita bisa diperluas

temanya, sehingga tidak sekedar menceritakan tentang ciptaan Tuhan. Selain itu pengasuh menceritakan atau membacakan buku cerita tentang perlunya menyayangi orang-orang di sekitar kita, menyayangi teman, maupun menyayangi binatang dan tanaman. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih daya fikir dan imajinasi anak. 5). Mengenal "nama" Tuhan ( Sesuai agama masing - masing ) Pengasuh memberitahukan kepada anak tentang sebutan "nama" Tuhan, sesuai agama masing-masing. Setelah itu pengasuh meminta anak untuk menirukan dan mengulangi setiap ada kesempatan. 6). Merasakan dan menunjukkan rasa sayang, cinta kasih melalui belaian rangkulan. Pengasuh TPA sering membelai atau memeluk anak dan membisikkan kata-kata yang lembut, yang disamping

lx

memberikan rasa aman pada anak juga dimaksudkan agar anak dapat merasakan rasa sayang dan cinta kasih. 7). Pengasuh mengajarkan anak untuk mengucapkan terimakasih setelah menerima sesuatu (dengan dorongan). Pengasuh TPA mengingatkan anak untuk mengucapkan terimakasih setiap kali menerima sesuatu. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengertian anak akan cara menghargai pemberian orang lain. 8). Mengucapkan salam Pengasuh membiasakan mengucapkan salam dengan suara yang cukup keras setiap kali bertemu dengan anak,hal ini dilakukan selain untuk mambantu anak berkomunikasi dengan orang lain juga secara tidak langsung membantu anak untuk berinteraksi dengan orang disekitarnya. 9). Mengucapkan kata-kata santun, seperti maaf, tolong. Pengasuh TPA membiasakan anak untuk mengucapkan kata-kata santun, misalnya minta maaf setelah melakukan kesalahan atau mengucapkan tolong sebelum minta tolong kepada orang lain. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih Kesopanan pada anak. b. Pengembangan Fisik Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengelola dan keterampilan tubuh termasuk gerakan-

lxi

gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (pancaindera). Indikator kernampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah: 1). Berjalan stabil Kegiatan ini dilakukan dengan maksud untuk melatih anak berjalan stabil dan seimbang, apabila pada umur 2 tahun lebih anak belum dapat berjalan, pengasuh segera menyarankan orang tua untuk secepatnya memeriksakan anak ke dokter atau therapy dan pengasuh ikut mengawasi anak yang berada pada pengawasan dokter untuk proses terapi. 2). Berjalan mundur Kemampuan anak untuk berjalan mundur harus makin dimantapkan. Pengasuh TPA kadang memvariasikan dengan perlombaan berjalan mundur dengan rintangan kecil dengan memberikan hadian pada anak bila dapat melewati rintangan tersebut agar anak termotivasi untuk terus mencoba dengan harapan mendapatkan hadiah. 3). Naik-turun tangga dengan atau tanpa berpegangan Dalam kegiatan ini pengasuh mengawasi anak saat naikturun tangga. Pengasuh tidak perlu ikut naik-turun bersama

lxii

anak, namun tetap harus mengawasi untuk menjaga berbagai kemungkinan yang ada, misalnya anak terjatuh. 4). Memanjat Dalam kegiatan ini pengasuh membiarkan anak

memanjat. pengasuh tinggal mengawasi saja dan berusaha untuk tidak berteriak saat anak melakukan gerakan yang cukup berbahaya, karena akan mengagetkan anak dan dapat mematikan niat anak untuk mencoba. 5). Berjalan mengikuti jejak secara lurus atau melingkar Dalam kegiatan ini pengasuh meminta anak untuk

berjalan di atas garis lurus atau melingkar yang dibuat di atas tanah. Ini merupakan latihan keseimbangan agar anak semakin dapat berjalan dengan mantap. 6). Berlari tanpa jatuh Pengasuh mengajak anak berlomba lari sampai jarak tertentu, 3 meter misalnya. Pengasuh mencari tempat yang cukup lapang, dengan sedikit rintangan misalnya diletakkan kardus kecil di antara area tersebut dan meminta anak untuk sesekali melompatinya. 7). Mengikuti gerakan binatang Sambil bercerita dengan anak pengasuh memperagakan gerakan binatang, misalnya cara angsa berjalan, gerakan sayap burung terbang, gerakan cacing berjalan. Pengasuh

lxiii

kemudian meminta anak untuk mengikuti gerakan-gerakan binatang tersebut. Selanjutnya pengasuh dapat pula

meminta anak untuk menirukan gerakan binatang yang dilihatnya sendiri di lingkungan TPA Melati. 8). Menendang, menangkap dan melempar bola dari jarak dekat Dalam kegiatan ini pengasuh memberikan sebuah bola kepada anak ( sebaiknya dipilih bola plastik). Pengasuh memberitahukan cara menendang, menangkap dan

melempar bola. Kadang pengasuh mengajak anak untuk bermain dengan bola. 9). Melompat dengan dua kaki sekaligus Pengasuh menunjukkan cara melompat dengan dua kaki sekaligus, baru kemudian pengasuh meminta kepada anak untuk menirukannya. Sebelum melakukan kegiatan ini, pengasuh dapat bercerita tentang katak yang sedang melompat. 10). Masuk ke dalam gorong-gorong atau meja-kursi atau kardus yang disusun Pada kegiatan ini pengasuh menyusun kardus yang ukuran agak besar sehingga anak dapat masuk ke dalamnya tidak jarang meminta anak untuk masuk ke bawah meja dan merangkak ke ujung meja yang lain dengan maksud melatih anak bergerak di ruang sempit.

lxiv

11). Membedakan permukaan 3 jenis benda melalui perabaan Pengasuh TPA Melati memberikan tiga jenis benda yang memiliki permukaan berbeda, misalnya kain wool, kain katun, dan amplas. Pengasuh meminta anak untuk meraba dan merasakan perbedaan permukaan ketiga jenis benda dimaksud untuk menuang (air, beras, biji-bijian), anak umumnya suka menuang sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pengasuh TPA Melati tinggal memberikan alat-alat dan bahan yang dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan ini, deangan harapan anak dapat memasukkan sesuatu kedalam tempat lain untuk mengetahui kemampuan anak dalam membedakan 3 permukaan benda yangberbeda. 12). Menunjuk mata boneka Pengasuh TPA Melati menunjukkan cara menunjuk, setelah itu meminta anak menunjukkan mana mata boneka. Pengasuh mengulangi kegiatan itu sampai anak dapat dengan tepat menunjuk pada mata boneka, dan kadang pengasuh juga meminta anak untuk menunjuk mata mereka masing masing. 13). Merobek lurus Dalam kegiatan ini pengasuh mengajari anak untuk merobek kertas secara lurus. Bila perlu pengasuh juga mengajari merobek kertas dengan melipat kertas itu terlebih dahulu , harapan

lxv

dari kegiatan ini dapat melatih perkembangan fisik otot tangan dengan meremas kertas sesuai keinginan. 14). Melipat kertas sembarangan Pengasuh menunjukkan kertas kepada anak dan mengajak anak untuk mulai bermaian melipat kertas, sebaiknya kertas berwarna,pengasuh membiarkan saja anak melipat kertas tersebut semaunya, dari situ dapat dilihat seberapa kreatifnya anak. c. Pengembangan Bahasa Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berfikir dan belajar. Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah: 1). Mengenal suara - suara di sekitarnya ( orang-orang terdekat, binatang, benda ) dan menirukan suara beberapa binatang Untuk memperkenalkan suara, pengasuh menirukan suara beberapa binatang atau suara lainnya. Kemudian pengasuh meminta anak untuk menirukan suara binatang sambil

menyebutkan nama binatangnya, dari kegiatan ini pengasuh secara langsung memberikan latihan pada mengenal suara yang didengar disekitar mereka. 2). Menyatakan dalam kalimat pendek 2-4 kata Mendengarkan radio atau melihat televisi merupakan latihan yang cukup bagus yang diberiakn pengasuh di TPA Melati untuk latihan menyusun kalimat. Komunikasi dengan anak secara lxvi

intensif akan sangat membantu kemampuan ini, dari kegiatan ini dapat dilihat dari cara anak mengungkapkan keinginannya. 3). Mengerti dan melaksanakan 1 perintah Pengasuh dapat meminta anak untuk mengambilkan suatu barang yang memang diperlukan, dan melihat respon anak untuk perintah yang diberikan apakah anak melakukannya sesuai perintah atau tidak. 4). Mengajukan pertanyaan Anak umumnya suka bertanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Pengasuh menjawab setiap pertanyaan anak dengan jawaban sejelas mungkin. 5). Menyebutkan nama benda Pengasuh sering berkomunikasi dengan anak,

dengan memberikan pertanyaan tentang nama panggilannya, nama-nama bagian / anggota tubuh, atau benda-benda yang telah dikenalnya. Pada saat bertanya, pengasuh

mengupayakan sambil menunjukkan benda / anggota tubuh yang ditanyakan. 6). Tertarik pada gambar dalam buku Pengasuh memberikan buku-buku atau majalah yang penuh dengan gambar berwarna. Dari kegiatan ini

pengasuh mencoba memberikan pertanyaan kepada anak

lxvii

untuk menyebutkan dan menceritakan isi gambar sesuai versi anak. d. Pengembangan Kognitif Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan berfikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah: 1). Mengelompokkan benda yang sama Pengasuh memberikan anak beberapa benda,

diantaranya lebih dari dua buah, kemudian meminta anak untuk mengelompokkan benda-benda yang sama. 2). Mengelompokkan bentuk (lingkaran dan bujursangkar) Pengasuh memperkenalkan bentuk lingkaran dan bujursangkar dengan menunjukkan gambarnya. Kemudian mengumpulkan berbagai gambar yang memiliki dasar bentuk lingkaran dan bujur sangkar, kemudian meminta anak untuk mengelompokkan gambar - gambar tersebut menjadi dua kelompok (lingkaran dan bujursangkar ). 3). Membedakan besar - kecil Pengasuh mencari benda sejenis yang ukurannya berbeda, misalnya daun atau batu kemudian menujukkan mana yang besar dan mana yang lebih kecil. Pengasuh mengajak anak untuk membedakan atau menyebutkan benda mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. lxviii

4).

Membedakan rasa Untuk membedakan rasa, pengasuh meminta anak untuk merasakan makanan yang berbeda rasanya. Misalnya garam, gula, asam. Saat anak merasakan sebutkan "nama" rasa yang dimaksud (asin, manis, asam). Pada kesempatan lain, pengasuh meminta anak untuk merasakan dan

menyebutkan nama rasa yang dimaksud. 5). Membedakan bau Untuk mengenal bau-bauan, Pengasuh memasukkan beberapa jenis minyak ke dalam botol atau masukkan beberapa rempah-rempah, masing-masing jenis dalam

kantung yang berbeda, kemudian meminta anak untuk membaui dengan mendekatkan hidungnya. Sebutkan

namanya setiap anak membaui jenis benda tertentu. Setelah beberapa kali, pengasuh melakukan hal yang sama namun kali ini pengasuh meminta anak untuk menyebutkan nama bendanya. 6). Mengulang bilangan 1,2,3,4,5 Pengasuh mengajak anak untuk menyebutkan

bilangan 1 sampai dengan 5 secara berurutan. Lakukan sambil bermain, misalnya saat berjalan ajak untuk

menghitung langkah kakinya atau sambil menghitung batu.

lxix

7).

Pengelompokan atau pengenalan warna (2 warna) Bersamaan dengan menanyakan nama-nama benda, pengasuh menyebutkan atau menanyakan (bila anak sudah mengenal) warna-warna dari benda-benda yang disebutkan namanya. Secara berulang-ulang pengasuh mengenalkan anak dengan 2 warna.

e. Pengembangan Sosial-Emosional Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai adalah kemampuan mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar dan rasa memiliki. Indikator kemampuan dan cara pencapaian kemampuan ini adalah: 1). Mengenal etiket makan dan jadwal makan teratur. Disamping melatih jadwal makan yang teratur, pengasuh memperkenalkan anak dengan etiket sederhana, misalnya makan harus dengan duduk, jangan berbicara saat makan, makan harus dengan tangan kanan. Hal itu dapat membantu anak tentang cara makan yang benar. 2). Mulai dapat "berbagi" Pengasuh mencoba meminta sebagian yang ada dalam genggaman anak, misalnya saat anak makan biskuit,

lxx

pengasuh meminta sedikit biskuit dan memberikan pada teman yang lain. 3). Mulai mahir menggunakan toilet (WC kamar mandi), dengan bantuan diingatkan. Pada saat anak menunjukkan tanda-tanda akan buang air dan tidak secepatnya menuju ke toilet, pengasuh mengingatkan agar anak segera ke toilet. Dengan bimbingan anak diberiakan pengertian kalau merasa sakit perut dan terasa ingin pipis kita harus segera ke kamar mandi, dengan kebiasaan itu diharapkan anak dapat melakukannya sendiri. 4). Dapat ditinggalkan oleh orangtuanya Pada usia 1-2 tahun, anak belum "bersedia" orang tuanya menghilang dari pandangannya, tetapi pada umur 2-3 tahun pengasuh menyarankan sebaiknya orang tua benarbenar meninggalkan anak sendirian agar anak terlatih untuk mandiri melakukan kegiatannya. 5). Dapat memilih kegiatan sendiri Pengasuh selalu memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih sendiri kegiatan yang akan

dilakukannya bersama-sama temannya, sebagai contoh kegiatan untuk bermain anak dibiarkan secara bebas melakukannya sendiri.

lxxi

6).

Menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih, takut. Pengasuh melatih anak untuk menunjukkan

ekspresi yang wajar, misalnya tunjukkan bagaimana wajah orang marah, atau membiarkan untuk sementara bila anak sedang kesal, marah asal anak tidak dibiarkan menangis. 7). Menjadi pendengar yang baik Pengasuh mengajari anak untuk menjadi pendengar yang baik. Misalnya jangan menyela pembicaraan orang lain dengan mencontohkan tidak akan menyela pada saat anak berbicara. Hal tersebut dicontohkan pengasuh pada anak saat salah satu dari anak bercerita tentang dirinya. 8). Latihan membereskan alat permainan Pengasuh melatih anak untuk membereskan alat permainannya setelah selesai bermain, untuk selanjutnya di TPA anak dibiasakan merapikan semua alat permainan yang telah selesai digunakan. f. Pengembangan Seni Kompetensi dan hasil belajar yang ingin dicapai kemampuan kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif. Indikator kemampuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah: 1). Mendengarkan musik dan mengikuti irama

lxxii

Pengasuh memperdengarkan musik dan memberi contoh anak gerakan-gerakan sesuai iramanya. Kesesuaian gerakan dengan irama merupakan latihan untuk mengenal ritmik. 2). Bertepuk-tangan dengan variasi Pengasuh mengajak anak untuk bertepuk tangan dengan bermacam-macam jeda tepuk sehingga menghasilkan berbagai macam suara yang dihasilkan. 3). Memukul-mukul benda dengan tangan Kegiatan ini mula-mula dilakukan sambil

mendengarkan musik, setelah itu tanpa iringan musik, kemudian pengasuh mengajak anak untuk membuat musik dengan memukul-mukul bangku meja misalnya. Dengan demikian pelaksanaan pembinan penitipan anak

dilakukan dengan menggunakan perencanaan kurikulum yang disusun berdasarkan kemampuan anak ( Rambush, 1994 ). Metode yang digunakan adalah metode bermain sambil belajar karena sesuai dengan pendapat Isenberg dan Quisenberry ( 1988 ) bermain merupakan kegiatan utama anak. Bagi anak, benda apa saja dapat dijadikan permainan, disaat bermain anak berinteraksi dengan objek dan secara sadar atau tidak sadar ia belajar atribut dari objek tersebut, oleh karena itu pembinaan di TPA Melati menggunakan prinsip bermain sambil belajar.

lxxiii

5. Sarana dan prasarana a. Kelengkapan ruangan Untuk kelengkapan ruangan TPA Melati

mempunyai beberapa ruangan diantaranya sebagai berikut : 1). Ruangan pembinaan anak, terdiri atas : a). Ruang makan anak b). Ruang pemeriksaan anak c). Ruang tidur anak d). Kamar mandi / toilet anak e). Ruang isolasi sementara ( bagi anak yang mendadak sakit ) f). Ruang belajar membaca, menulis, dan berhitung. g). Ruang Perpustakaan h). Ruangan bermain i). Ruangan tempat penyimpanan peralatan bermain 2). Halaman / tempat bermain di luar ruangan ( out door ) 3). Ruang administrasi perkantoran yang terdiri dari : a). Ruangan tata usaha

lxxiv

b). Ruangan tunggu orang tua c). Ruangan serbaguna d). Ruang pimpinan 4). Ruangan penunjang yang terdiri dari : a). Ruang dapur b). WC / kamar mandi petugas c). Ruang cuci / setrika d). Ruangan penjaga TPA Melati menyiapkan ruanganruangan

tersebut dengan memperhatikan tingkat keamanan dan kenyamanan ruangan bagi anak selama anak berada di TPA Melati agar anak terhindar dari kecelakaan dan penularan penyakit. b. Sarana pendukung Sarana pendukung yang disediakan TPA Melati antara lain : 1). Meja dan kursi anak 2). Karpet / tikar 3). Rak buku / almari 4). Rak penyimpanan alat - alat mainan

lxxv

5). Televisi dan Radio 6). Alat tulis kantor 7). Telepon 8). Mesin ketik 9). Sarana air bersih / ledeng 10). Kipas angin Adapun penggunaan sesuai dengan kebutuhan pembinaan. c. Peralatan pendukung belajar TPA Melati menyediakan juga peralatan

pendukung belajar bagi anak sesuai dengan kebutuhan anak, diantaranya : 1). Peralatan pendukung bimbingan belajar, antara lain : a). Alat belajar mengukur dan menghitung b). Alat melukis, alat kerajinan tangan, alat musik c). Fasilitas audiovisual ( TV ) d). Materi miniatur ( Rumah ibadah, rumah rumahan, orang - orangan ) e). Alat permainan teka - teki / puzzle

lxxvi

f). Alat percobaan ( Air, udara, api, tanah, tumbuhan ) 2). Peralatan pendukung bermain peran Peralatan yang disediakan TPA Melati untuk anak - anak bermain peran, antara lain : a). Alat - alat untuk peran keagamaan / manusia yang baik dan yang jahat b). Alat untuk peran kegiatan di dapur, masak masakan c). Alat untuk peran binatang d). Alat untuk peran profesi medis, dokter - dokteran e). Alat untuk peran petani f). Alat untuk sandiwara boneka 3). Peralatan pendukung permainan motorik kasar TPA Melati juga menyediakan peralatan

pendukung permainan motorik kasar, antara lain : a). Ayunan b). Ban bekas c). Alat pemanjat d). Papan luncuran / plosotan

lxxvii

e). Arena bermain bola f). Bantalan untuk berguling - guling g). Balok - balok ringan h). Jungkat - jungkit 4). Peralatan pendukung permainan budaya lokal Peralatan yang disediakan sebagai pendukung permainan anak yang berasal dari budaya Jawa tengah, antara lain : a). Gambar pahlawan b). Pakaian adat Jawa seperti blankon, kebaya c). Mainan tradisional seperti dakonan d). Lilin malam untuk melatih jari jari anak e). Boneka khas daerah, wayang, dan boneka tangan 5). Sarana Perpustakaan Sarana perpustakaan juga disediakan di TPA Melati baik untuk anak, orang tua maupun tenaga pendidik, antara lain : a). Buku keagamaan b). Buku kesehatan anak c). Buku petunjuk bimbingan anak

lxxviii

d). Buku cerita bergambar e). Buku gambar alam dan lingkungan f). Majalah anak

6). Peralatan pendukung permainan luar ruangan TPA Melati menyediakan pendukung permainan luar ruangan bagi anak untuk mengembangkan kreativitas anak, permainan pendukung permainan luar ruangan antara lain : a). Lapangan rumput sebagai arena berlari, senam b). Ayunan c). Tanda tanda lalu lintas d). Area berkemah / Rumah rumahan e). Papan plosotan f). Jungkat jungkit g). Sepeda sepedaan h). Ban bekas Dari keseluruhan sarana yang disediakan TPA Melati penggunaannya disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan pembinaan anak usia dini dan diperhatikan

lxxix

pula tingkat keamanan dan kenyamanan bagi tumbuh kembang anak. Tabel 2 Lembar Observasi Lingkungan Fisik Dan Fasilitas TPA No Nama Barang Keberadaa n Ad a 1. Kelengkapan Ruangan Ruang Pembinaan Anak o R. Makan o R. Pemeriksaan Anak o R. Isolasi Sementara o R. Tidur o Kamar Mandi o R Bacaan v v v v v / v v v 2 1 1 1 1 1 v v v v v v v v v Tidak Bai k Bur uk Jml Kondisi

Perpustakaan o R. Bermain o R.

Penyimpangan v

lxxx

Mainan Halaman Ruang Perkantoran o R Pimpinan o R. Tata Usaha o R. Tunggu Orang Tua o R Serbaguna Ruang Penunjang o R. Dapur 2. o R. Cuci/ Setrika o Kamar mandi o R. Penjaga Sarana Pendukung Meja Kursi Karpet Almari Rak v v v v v v v Penyimpangan v 1 15 35 3 3 1 1 v v v v v v v v v v v v 1 1 1 v v v v v Administrasi v v v 1 1 1 v v v v

lxxxi

Mainan TV/ Radio Alat Tulis Kantor 3. Telepon Mesin Ketik Sarana Air Bersih Kipas Angin Peralatan Belajar Peralatan Pendukung Pendukung

v v v

v v

Bimbingan Belajar o Alat Menghitung Mengukur o Alat Melukis,

v Belajar v Dan v

1 2

v v

Kerajinan Tangan o Fasilitas Audio Visual o Alat Permainan TekaTeki/ Puzzle v 3 v v 1 v

lxxxii

o Alat Percobaan Peralatan Bermain Peran o Alat Pendukung Peran v Keagamaan o Alat Pendukung Peran v Kegiatan Dapur o Alat Pendukung Peran Binatang o Alat Pendukung Peran Profesi Medis v 1 3 2 1 1 2 2 1 v v v v v v v v v 2 4 v v 3 v Pendukung v 5 v

o Alat Pendukung Peran v Petani v

o Alat Pendukung Peran v Untuk Boneka Peralatan Sandiwara v v Pendukung v v

Permainan Motorik Kasar o Ayunan

lxxxiii

o Ban Bekas o Alat Pemanjat o Papan Luncuran o Arena Main Bola o Bantalan Berguling o Balok- Balok Ringan 5. o Jungkat- Jungkit Peralatan Pendukung v v v 4 3 2 v v v v 3 v v v v Untuk v 1 2 2 5 v v v v

Permainan Budaya o Gambar Pahlawan o Pakaian Adat Jawa o Mainan Tradisional o Lilin Malam

5 5

v v

Untuk v

Melatih Jari- Jari o Boneka Khas Daerah Sarana perpustakaan 6. o Buku Keagamaan o Buku kesehatan anak v 5 v

lxxxiv

o Buku

petunjuk v v v

1 1 4 2 1 1 1 3

v v v v v v v v

bimbingan anak o Buku cerita bergambar

o Buku gambar alam dan v lingkungan o Majalah anak v v v Peralatan pendukung v

permainan luar ruangan o Lapangan o Ayunan o Tanda- tanda lalu lintas o Kemah-kemahan o Papan plosotan o Jungkat- jungkit o Sepeda o Ban bekas 6. Anak Didik Jumlah warga belajar atau anak didik yang aktif sampai dengan Maret 2005 ada kurang lebih 5 anak,

lxxxv

selebihnya ada 10 warga belajar yang kadang kadang datang ke TPA. Dari banyaknya anak didik dan dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada, maka TPA Melati dirasa telah memenuhi syarat sebagai Lembaga Pembinaan dan Pengasuhan Anak. Adapun data-data dari anak didik yang aktif di TPA Melati adalah sebagai berikut : Tabel 3 Data Anak Didik Tetap TPA Melati UNDIP Tahun 2005 No. 1. 2. 3. Nama Gebyar Berlianto Moh. Nabil Bagas Izzulhaq Yustisya 4. 5. Rafida Safira Alfian Nanda 28 Mei 1999 11 Februari 2000 6 th 3 th Tempat / tgl Lahir 14 Juni 2001 6 Februari 1999 17 Februari 2002 Usia 4 th 6 th 3 th

Dari tabel diatas anak didik tetap yang ada di TPA Melati yang berusia 3 tahun berjumlah 2 anak, usia 4 tahun berjumlah 1 anak, dan usia 6 tahun berjumlah 2 anak.

lxxxvi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya usia anak yang dititipkan di TPA Melati adalah anak usia antara usia 3 tahun sampai 6 tahun. Keadaan ini menunjukkan bahwa usia anak di TPA Melati tergolong anak usia dini antara usia 3 - 6 tahun. Rentang usia ini merupakan usia dimana mereka memiliki kemampuan perkembangan yang sangat luar biasa baik secara fisik, psikis, sosial dan moral yang sesuai dengan penambahan usia mereka melalui kegiatan pembinaan tumbuh kembang anak. 7. Identitas Responden Identitas orang tua, kepala TPA Melati, dan tenaga pengasuh TPA Melati Semarang sebagai berikut : Tabel 4 Identitas Pimpinan dan Tenaga Pengasuh No Nama Usia Statu s 1. Ibu Moeljono 2. Ibu Suparmi 34 Th 45 Th Pendidik Alamat an Citandui Sltn D2 Sendang asri

Kepal SMU a TP

lxxxvii

3.

Ibu Estu Dwi

34 Th

TP

SMU

Jangli

4.

Ibu Sri Hastuti

56 Th

TP

SMU

Lamper

5.

Ibu Ismiati

31 Th

TP

SMP

Lempong

Tabel 5 Identitas Orang Tua Anak Didik No Nama Usia Pendidik an 1. Bp Suryanto 2. Ibu Sugiatmi 3. Ibu Suyatini 4. Ibu Tahmida 5. Ibu Romlah 33 Th SMU Pucang Gading 33 Th D3 Sendang Mulya 37 Th S1 Gemah Raya 40 Th S1 40 Th S1 Sendang Seruni Kompl BPLP Asri Alamat

8. Hasil Wawancara dengan informan Hasil penelitian mengenai profil pembinaan

penitipan anak usia dini di TPA Melati Semarang dapat

lxxxviii

dipahami melalui pembahasan dari 10 (Sepuluh ) orang responden dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Responden 1 Responden ini bernama Ny. Moeljono S Trastotenojo, beliau sebagai istri sekaligus juga kepala TPA Melati Semarang, berusia 45 tahun, pendidikan terakhir SMU, tempat tinggal di jalan Citandui Selatan Semarang. Beliau aktif diberbagai organisasi sosial. Menurut beliau TPA melati berdiri pada tanggal 31 Maret 1994 dan diresmikan oleh suaminya Prof dr. Moeljono S Trastotenojo yang pada saat itu meresmikan TPA Melati sebagai kenang - kenangan pada akhir masa jabatan beliau menjabat sebagai Rektor UNDIP. Menurut beliau perencanaan program pembinaan dilakukan secara musyawarah oleh para pengelola dan pengasuh. Untuk kegiatan harian dibuat oleh tenaga pengasuh yang disetujui oleh pengelola dan kepala sedangkan untuk jadwal dimusyawarahkan oleh seluruh pihak yang terlibat seperti kepala, pengelola, pengasuh dan orang tua. Di sini orang tua diminta saran dan masukan tentang jadwal keseharian. Dari hasil perundingan akhirnya untuk jadwal ditetapkan setiap Senin sampai Jumat diadakan pembinaan anak melalui kegiatan pengasuhan untuk setiap Senin sampai Kamis pembinaan dimulai pukul 07.00 WIB sampai 15.30 WIB, sedangkan hari Jumat pukul 07.00 WIB sampai 12.30 WIB. Perencanaan kegiatan pembinaan harian dibuat oleh tenaga pengasuh dan disetujui oleh forum musyawarah. Adapun perencanaan pembinaan dipersiapkan secara matang mulai dari persiapan kegiatan harian, peralatan dan sarana. Menurut beliau isi program pembinaan meliputi kegiatankegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak di berbagai aspek perkembangan, mulai dari perkembangan moral, motorik halus dan motorik kasar anak. Tentang isi program pembinaan dituangkan dalam kegiatan harian mulai dari anak datang ke TPA sampai waktu mereka dijemput orang tua mereka. Mengenai program pembinaan yang digunakan adalah kurikulum program pembinaan yang dibuat oleh lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan anak usia dini. Untuk kurikulum yang dipakai di TPA Melati yang mengacu pada menu penitipan anak. Kurikulum yang dipakai sekarang ini adalah mengacu pada menu pembinaan yang disesuaikan pada usia anak. Beliau menjelaskan sebenarnya sama kurikulum untuk TK, kelompok bermain, hanya saja bobotnya yang berbeda. Selanjutnya beliau menjelaskan mengenai tema pembinaan, tenaga pengasuh yang menentukan kegiatan dan disetujui oleh pengelola, lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa kurikulum itu sebenarnya hanya sebagai panduan

lxxxix

para tenaga pengasuh dalam membina anak dan dimasukkan dalam rencana kegiatan harian. Kurikulum yang dibuat sebelum proses pembinaan disarikan terlebih dahulu dari berbagai literatur dari buku buku tentang pertumbuhan anak dan perkembangannya kemudian dibuat rencana kegiatan harian yang nantinya dijadikan pegangan oleh tenaga pengasuh sehingga mereka tetap siap untuk kegiatan apa saja yang akan diberikan pada anak didik untuk setiap hari. Pada program pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci untuk tiap - tiap kegiatan bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih pengembangan moral dan nilai- nilai agama, dari kegiatan- kegiatan yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih pengembangan fisik dengan kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih pengembangan sosial emosional dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif. Tentang metode pembinaan yang diterapkan di TPA Melati adalah metode bermain sambil belajar. Metode belajar di sini tenaga pengasuh melibatkan anak untuk banyak terlibat dalam belajar, anak diberikan kesempatan untuk berkreativitas sesuai dengan kemampuan anak dan usia sehingga mereka tidak bosan dalam memilih aktivitas apa yang mereka inginkan. Untuk metode bermain sambil belajar dengan harapan metode ini dapat menarik minat anak menuju ke arah belajar dengan metode ini anak secara tidak langsung belajar melalui kegiatan permainan dengan menghayati proses permainan tersebut melalui panca indera dan emosi anak , ada berbagai manfaat dari metode bermain sambil belajar diantaranya anak akan memperoleh pengalaman baik manis maupun pahit. Pengalaman tersebut diperoleh sebagai suatu kenyataan dan akan menjadi suatu peristiwa penting

xc

yang akan direkam dalam memori anak, dengan bermain anak dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan kemandirian, mengembangkan kemampuan bermasyarakat dan bersosialisasi, mengembangkan toleransi dan anak belajar mengambil sikap positif agar dapat diterima dalam kelompok. Tentang proses pembinaan pengasuh mengacu pada rencana kegiatan harian yang telah dibuat dalam keseharian yang disesuaikan dengan usia anak. Tentang cara perekrutan pengasuh beliau membuka lowongan di koran tentang penawaran sebagai pengasuh anak dengan kriteria pendidikan maksimal D3 minimal SMP, yang berpengalaman dibidang pengasuhan anak, wanita, usia minimal 24 tahun, ramah, mau bekerja keras. Pada saat penerimaan calon pengasuh beliau langsung menguji calon tersebut, maksudnya untuk melihat apakah benar - benar ia mampu. Untuk ujian penerimaan tersebut dilakukan praktek tentang pengasuhan misalnya, bagaimana merawat anak mulai dari memandikan, memberi makan, menidurkan, mengajak bermain, menenangkan anak waktu menangis, mengajak bermain yang didalam permainan tersebut mengandung unsur belajar. Untuk perekrutan anak didik beliau menerangkan pada saat perekrutan syarat- syarat yang harus dipenuhi antara lain : anak usia antara 1,5 tahun sampai 7 tahun, sehat jasmani maksudnya tidak punya penyakit dalam yang sewaktu- waktu bisa kambuh di TPA, kalaupun punya penyakit terlebih dahulu memberitahu jenis penyakitnya, tidak menular pada anak lain, cara penanganan sementara. Kepengurusan yang secara administratif tersusun di TPA Melati terdiri dari pengelola dan tenaga Pembina. Untuk pengelola ada ketua, sekretaris, bendahara, untuk tenaga pembina terdiri dari beberapa pengasuh. Beliau mengatakan untuk berinteraksi dengan anak beliau sedikit mengalami kesulitan karena pada awal pertemuan anak takut pada beliau mungkin karena tidak sering bertemu, untuk semua kegiatan yang sekiranya memerlukan beliau untuk berinteraksi dengan anak harus didampingi oleh tenaga pengasuh supaya mereka tidak takut. Tentang cara penilaian yang dilakukan tenaga pendidik dengan menggunakan instrumen dalam bentuk pengamatan observasi yang digunakan untuk merekam proses dan hasil dari suatu aktivitas seharihari di TPA untuk melaksanakan pengamatan dengan baik tenaga pendidik harus menyiapkan format penilaian sesuai dengan keperluan, caranya setiap anak diamati sendiri-sendiri dan hasil pengamatan dicatat dalam format penilaian. Beliau mengatakan cara lembaga mengkomunikasikan hasil pembinaan dengan memberikan format penilaian yang telah diisi kepada orang tua untuk tiap satu bulan sekali dengan harapan orang tua tahu perkembangan yang terjadi pada anaknya pada saat dititipkan di TPA Melati dan dapat terus melatih

xci

anaknya di rumah seperti apa yang dilakukan tenaga pengasuh di TPA Melati. Untuk persiapan sarana beliau bersama tenaga pengasuh lainnya mempersiapkan berbagai keperluan untuk pembinaan seperti ruang pembinaan, alat permainan yang sejauh ini digunakan sebagai sarana belajar baik dalam ruangan maupun luar ruangan, kamar mandi, ruang tidur, ruang tunggu, dapur dan halaman luar. Persiapan sarana juga disesuaikan dengan kebutuhan TPA dan anak didik serta disesuaikan juga dengan kebutuhan anak karena untuk menunjang kegiatan pembinaan seperti alat - alat permainan yang digunakan baik untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar maupun halus. Harapan TPA setelah anak mengikuti pembinaan di TPA Melati menurut beliau setelah dibina anak anak yang dititipkan akan lebih siap untuk bergaul dengan orang lain, dapat berkembang kemampuan motoriknya baik itu motorik halus maupun kasar, siap mengikuti pendidikan formal. Beliau mengatakan untuk penyediaan sarana beliau selalu berkonsultasi dengan tenaga pengasuh karena pengasuh tenaga dianggap lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh anak baik pada saat pembinaan berlangsung atau pada saat pembinaan berakhir. Penyediaan sarana yang ada menurut beliau masih kurang karena mengingat biaya yang dibutuhkan sangat banyak sedangkan persiapan biaya operasional yang diterima dari orang tua dan sumbangan donatur belum mencukupi. Beliau mengatakan untuk persiapan sarana idealnya harus ditambah mengingat jumlah anak yang dititipkan naik turun, latar belakang anak berbeda-beda. Mengenai manajemen yang dan di TPA Melati beliau menjelaskan bahwa di TPA Melati ada yang namanya pengelola dan ada yang namanya tenaga pengasuh. Pengelola ada ketua yang dikepalai oleh beliau sendiri di bantu oleh dua orang wakil ketua, seorang sekretaris, dua wakil sekretaris, seorang bendahara dan pembantu umum sedangkan tenaga pembina disebut pengasuh, pengelola mengelola masalah manajemen penyelenggaraan TPA, sedangkan manajemen pembinaan itu menjadi tanggung jawab pembina. Untuk tenaga pembina atau pengasuh TPA Melati mencari orang-orang yang sudah berpengalaman untuk mengasuh anak dalam kondisi apapun meski jenjang pendidikan mereka hanya SMU atau SMP. Mereka diterima karena pengalaman sebagai pengasuh yang lama, ada juga yang latar belakang pengalaman sebagai baby sister. Untuk jaminan kesejahteraan pengasuh lembaga memberikan gaji dan tambahan uang kesehatan pada pengasuh dan mengikutsertakan tenaga pengasuh saat ada acara acara seminar yang berkaitan dengan anak usia dini dan usaha kesejahteraan anak dan keluarga dengan biaya yang ditanggung oleh lembaga. Hambatan yang dialami saat pembinaan yang sedikit menganggu adalah perbedaan pola asuh orang tua dan perbedaan minat anak, solusi yang

xcii

diambil untuk mengatasi hal itu pengasuh beserta pengelola berusaha mengatasi dengan tetap menggabungkan anak- anak tersebut menjadi satu kelompok saat bermain bebas, dengan harapan anak anak yang mempunyai perbedaan minat akan dapat berbaur dengan saling berinteraksi dengan yang lain melalui permainan tersebut, sedangkan untuk anak dengan pola asuh yang berbeda pengasuh melakukan pendekatan secara individual dengan menggunakan bahasa tubuh yang sebisa mungkin dipahami oleh anak, sebagai contoh telah dilakukan penerapan penggunaan bahasa tubuh tersebut pada anak yang dalam kesehariannya diasuh dengan pola pengasuhan otoriter dengan penggunaan bahasa Inggris dalam tiap percakapan, pengasuh menerapkannya pada tiap anak yang mengalami masalah. b. Responden 2 Informasi selanjutnya adalah R2 yang berpendidikan D2 Pendidikan Guru Luar Biasa ( PGSLB ) beliau menjelaskan tentang Penyelenggaraan Pembinaan Penitipan anak dilakukan oleh pengurus atau pengelola dan tenaga pendidik atau pengasuh. Untuk susunan kepengurusan yang secara administratif tercantum beliau menjelaskan bahwa di TPA Melati terdapat pengelola yang terdiri dari kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat orang pembantu umum dan tenaga pendidik yang terdiri dari empat orang. Dalam pembinaan jadwal pembinaan di musyawarahkan oleh tenaga pendidik dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30 WIB sampai 15.30 WIB dan setiap Jumat mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu tiap hari pembina bertatap muka dengan anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari. Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak melalui pengenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua agar anak tidak takut dengan pengasuh. Beliau mengatakan memang pada awalnya anak akan menangis dan takut akan suasana baru yang ia terima di TPA Melati. Mereka merasa sendirian dan takut dengan orang-orang yang baru ia kenal di sana, tenaga pengasuh menemani secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan, sebagai contoh ada salah satu anak asuh yang mengalami kesulitan bergaul dengan teman-teman yang lain di sini peran tenaga pendidik dituntut untuk menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa bergaul dengan teman yang lain caranya tenaga pendidik memberikan mainan dan membiarkan ia bermain dengan anak yang lain, karena dengan bermain anak akan bisa dengan sendirinya berinteraksi dengan teman bermainnya.

xciii

Sama halnya dengan interaksi, untuk pendekatan yang dilakukan pembina untuk pembinaan adalah pendekatan bermain sambil belajar. Dalam pembinaan pendidik menyesuaikan isi program dengan kebutuhan anak, pendidik membuat rencana kegiatan harian yang nantinya digunakan untuk pedoman dalam kegiatan pembinaan. Sebagai contoh anak yang kurang dapat bergaul membutuhkan bimbingan dan bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain dan solusinya pendidik membantu agar anak dapat bergaul dan bersosialisasi dengan anak yang lain melalui kegiatan bermain. Beliau menjelaskan pada dasarnya pembina juga menyesuaikan isi program dengan usia anak sebagai contoh untuk anak usia 2 tahun dan 6 tahun berbeda pembinaannya, karena perkembangan tubuh dan otaknya berbeda. Tahap tahap kegiatan pembinaan didasarkan pada usia misalnya usia 3 sampai 6 tahun. Untuk awal datang pukul 07.00 08.00 WIB anak tiba di TPA dan melalui proses pemeriksaan umum dengan tujuan meningkatkan komunikasi, sosialisasi dan etika. Untuk sarana yang disediakan tempat cuci kaki dan tangan, tempat penyimpanan pakaian untuk selanjutnya pukul 08.00 WIB sampai 09.00 WIB kegiatan yang dilakukan bebas di luar. Berjemur kegiatan yang dilakukan tenaga pendidik mengawasi anak di luar, adapun tujuan agar anak belajar bersosialisasi dan meningkatkan kesegaran jasmani. Jam 09.00 - 09.30 WIB waktu minum susu tujuannya dengan memberikan susu sambil berbincang-bincang dapat meningkatkan komunikasi dan sosialisasi dengan anak. Pukul 09.30 - 10.00 WIB kegiatan bermain dalam ruangan. Pukul 10.00 - 11.00 WIB tidur, pukul 11.00 - 11.30 WIB makan siang dan minum. Pukul 11.30 12.30 WIB bernyanyi, bercerita dan kegiatan bebas. Pukul 12.30 13.30 WIB ganti pakaian, membersihkan badan dan tidur siang. Pukul 13.30 - 15.30 WIB Membersihkan diri, ganti baju, minum susu dan bersiap pulang. Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan metode pembinaan adalah keinginan anak atau respon anak, usia anak yang berbeda, dan perbedaan pola asuh orang tua. Pada program pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci untuk tiap kegiatan bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih pengembangan moral dan nilai agama, dari kegiatan yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih pengembangan fisik dengan Kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan

xciv

bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih pengembangan sosial, emosional dari kegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif. Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk mengkomunikasikan hasil pembinaan pendidik tinggal memberikan blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap bulannya. Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan yang berupa balok susun, mobil-mobilan, boneka, buku cerita, puzzle, rumah-rumahan susun. Untuk alat-alat belajar yang digunakan dan mendukung kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui perkenalan dengan anak yang didampingi orang tua anak agar mereka tidak takut untuk selanjutnya pengasuh mengajak bermain dengan harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pendidik juga berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka. Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak yang diberikan mereka sangat puas dengan hasil perkembangan anak mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang diberikan kepada anak mereka, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar mandiri meletakkan sepatu atau sandal pada tempatnya dan orang tua juga menerapkan hal yang sama di rumah. Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa-apa, pada awal mereka datang mereka merasa asing di tempat mereka berada sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di TPA teman-teman yang ada, mereka mempunyai motivasi untuk bermain dan berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan itulah yang pendidik gunakan untuk melatih anak belajar sambil mereka bermain.

xcv

Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun3 tahun kompetensi pengembangan fisik yang diharapkan adalah kemampuan anak dalam mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar serta menerima rangsangan sensorik ( panca indera ) dengan cara berjalan stabil, berjalan mundur, naik turun tangga, memanjat, berjalan mengikuti jejak, berlari tanpa jatuh, mengikuti binatang, menendang, menangkap dan melempar bola jarak dekat, melompat dan sebagainya sedang untuk usia 4-5 tahun kompetensi dan hasil belajar yang dicapai sama untuk melatih motorik kasar dan halus dengan cara berjalan stabil, berjalan maju dan mundur, naik turun tangga tanpa berpegangan, memanjat menaiki tangga plosotan, berlari tanpa jatuh bolak - balik, menirukan gerakan binatang, menangkap, menendang dan melempar bola jarak jauh serta melompat, menuang air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat perbedaan kemampuan belajar berdasarkan usia. Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di sekitar mereka langsung bisa akrab, anak-anak merasa ingin tahu tentang orang baru yang datang di tempat mereka ( TPA Melati ). Keingintahuan mereka itulah yang membuat anak-anak TPA berani mendekati orang lain dan mengajak bicara dengan bahasa mereka. Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman-teman sebayanya, anak-anak menikmati walau kadang tenaga pengasuh harus sabar menangani mereka saat berebut mainan. c. Responden 3 Informasi selanjutnya adalah R3 yang berpendidikan SMU. Beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan pembinaan penitipan anak dilakukan oleh pengelola dan pengasuh. Untuk susunan kepengurusan beliau menjelaskan bahwa di TPA Melati terdiri dari para pengelola, tenaga pengasuh. Beliau juga mengatakan pengelola terdiri dari kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat orang pembantu umum dan tenaga pengasuh yang terdiri dari empat orang. Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan oleh tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30 WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu pembina bertatap muka dengan anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari. Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak melalui pengenalan awal kepada anak yang didampingi oleh orang tua

xcvi

agar anak tidak takut dengan pengasuh, tenaga pengasuh menemani secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan. Untuk pendekatan yang dilakukan pembina dalam pembinaan adalah pendekatan bermain sambil belajar. Pengasuh membuat rencana kegiatan harian yang nantinya digunakan untuk pedoman dalam kegiatan pembinaan. Sebagai contoh anak yang usianya 2 tahun dengan anak yang usianya 6 tahun berbeda pembinaannya, karena perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.. Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan metode pembinaan biasanya pada respon anak, usia anak yang berbeda, perbedaan pola asuh orang tua. Pada program pembinaan beliau mengatakan secara rinci untuk tiap kegiatan bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih pengembangan moral dan nilai- nilai agama, dari kegiatan - kegiatan yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih pengembangan fisik dengan Kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih pengembangan sosial emosional dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif. Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh tinggal memberikan blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap bulannya.

xcvii

Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan seperti balok susun, mobil - mobilan, boneka, buku cerita, puzzle, rumah rumah susun. Untuk alat - alat belajar yang digunakan dan mendukung kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui perkenalan dengan anak yang didampingi oleh orang tua anak agar mereka tidak takut, untuk selanjutnya pengasuh mengajak mereka bermain dengan harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pengasuh juga berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka. Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak yang diberikan sangat puas dengan hasil perkembangan anak mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang ada, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar menyebutkan benda benda yang ada disekitarnya, orang tua juga diharapkan memperhatikan dan membantu anak memberikan kosakata benda benda yang baru mereka kenal di rumah. Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa-apa, pada awal mereka datang mereka diperkenalkan tempat mereka berada sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di TPA teman - teman yang ada mereka mempunyai motivasi untuk bermain dan berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan itulah yang pengasuh gunakan untuk melatih anak belajar sambil mereka bermain, tidak jarang orang tua mengeluhkan anak mereka pada saat tidak datang ke TPA malah rewel dirumah. Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya. Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di sekitar mereka langsung bisa akrab, anak - anak merasa ingin tahu tentang orang baru yang datang ke TPA Melati. Keingintahuan mereka itulah yang membuat anak-anak TPA berani mendekati orang lain dan mengajak bicara dengan bahasa mereka. Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman - teman sebayanya mereka menikmati walau kadang tenaga pengasuh harus sabar menangani mereka saat berebut mainan. d. Responden 4 Informasi selanjutnya adalah R4 yang berpendidikan SMU sebagai pengasuh beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan pembinaan penitipan anak dilakukan oleh pengelola dan tenaga pengasuh.

xcviii

Untuk susunan kepengurusan yang secara administratif beliau menjelaskan bahwa di TPA Melati terdapat pengelola yang terdiri dari kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat orang pembantu umum dan tenaga pengasuh yang terdiri dari empat orang. Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan dahulu oleh tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola dan kemudian diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30 WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.30 WIB, keseluruhan pembina bertatap muka dengan anak didik selama 7 sampai 8 jam perhari. Perencanaan yang dilakukan pengasuh sebelum pembinaan dilaksanakan adalah merencanakan tema kegiatan harian serta mempersiapkan sarana yang dibutuhkan pada kegiatan tersebut sehingga semua teratur dan berjalan dengan baik. Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak melalui pengenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua agar anak tidak takut dengan pengasuh. Menurut beliau memang pada awalnya anak menangis dan takut akan suasana baru yang ia terima di TPA Melati. Mereka merasa sendirian dan asing dengan orang-orang yang baru ia kenal di sana, tenaga pengasuh menemani secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan, contohnya ada salah satu anak asuh yang mengalami kesulitan bergaul dengan teman - teman yang lain di sini peran tenaga pengasuh dituntut untuk menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa bergaul dengan teman yang lain cara yang biasa ditempuh adalah dengan memberikan mainan dan membiarkan ia bermain dengan anak yang lain, karena menurut beliau dengan bermain anak akan bisa dengan sendirinya berinteraksi dengan teman bermainnya. Sama halnya dengan interaksi, untuk pendekatan yang dilakukan pembina adalah pendekatan bermain sambil belajar. Dalam pembinaan pengasuh menyesuaikan isi program dengan kebutuhan anak, pengasuh membuat rencana kegiatan harian yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembinaan. Sebagai contoh anak yang kurang dapat bergaul membutuhkan bimbingan dan bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain dan solusinya pengasuh membantu agar anak dapat bergaul dengan anak yang lain melalui kegiatan bermain dengan tema Pengembangan nilai - nilai agama dan kasih sayang terhadap sesama, dimana dalam tema ini terdapat kegiatan bermain yang mengajarkan anak untuk bersosialisasi secara tidak langsung.. Beliau menjelaskan pada dasarnya pembina juga menyesuaikan isi program dengan usia anak sebagai contoh untuk anak usia 2 tahun dan 6 tahun pembinaannya berbeda, karena perkembangan tubuh dan otaknya berbeda.

xcix

Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan metode pembinaan adalah respon anak atau keinginan anak, perbedaan pola asuh orang tua, usia anak yang berbeda. Pada program pembinaan ini beliau mengatakan secara rinci untuk tiap- tiap kegiatan bermain sambil belajar yang secara tidak langsung melatih pengembangan moral dan nilai - nilai agama, dari kegiatan - kegiatan yang ada hasil kegiatan yang diharapkan adalah kemampuan beribadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan serta mencintai sesama. Melatih pengembangan fisik dengan Kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui panca indra. Melatih pengembangan bahasa beliau menjelaskan hasil yang diharapkan dari kegiatan ini agar anak mampu menggunakan bahasa baik secara pasif maupun aktif dan dapat berkomunikasi dengan baik yang nantinya bermanfaat dalam perkembangan selanjutnya. Pengembangan kognitif yang pengasuh berikan disini dengan harapan anak dapat berpikir logis, kritis dalam memberikan alasan dan memecahkan masalah selain itu secara tidak langsung dapat melatih anak untuk menemukan hubungan sebab akibat. Melatih pengembangan sosial emosional dari kegiatankegiatan yang dilakukan beliau mengatakan harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini agar anak mempunyai kemampuan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan memahami keragaman sosial serta budaya. Selanjutnya ia mengatakan bentuk pembinaan yang melatih pengembangan seni diharapkan mampu mengajarkan kepada anak untuk mempunyai kepekaan terhadap irama, nada, birama dan berbagai bunyi serta menghargai hasil-hasil karya yang kreatif. Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh memberikan blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap bulannya. Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana belajar yang digunakan seperti alat - alat permainan yang berupa balok susun, boneka, mobil - mobilan, buku cerita, puzzle, rumah - rumahan susun. Untuk alat - alat belajar yang digunakan dan mendukung kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui pendekatan awal dengan anak yang didampingi orang tua anak agar mereka tidak takut untuk selanjutnya pengasuh mengajak bermain dengan harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu juga pengasuh berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar.

Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak yang diberikan mereka merasa sangat puas dengan hasil perkembangan anak mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang diberikan kepada anak mereka, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar mandiri membereskan alat alat permainan yang baru saja ia gunakan untuk bermain dan meletakkan pada tempatnya dan orang tua saat rumah diharapkan juga mengingatkan anak untuk membereskan mainannya sendiri dan mengembalikan pada tempat semula. Motivasi anak pada saat mengikuti kegiatan di TPA sama sekali tidak ada, pada awal mereka datang mereka merasa asing di tempat mereka berada sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di TPA teman - teman yang ada mereka mempunyai motivasi untuk bermain dan bertemu teman - teman yang lain dan pada kesempatan itulah yang digunakan pengasuh untuk melatih anak belajar sambil mereka bermain, sedangkan motivasi orang tua lebih memilih TPA Melati karena menurut mereka lokasi TPA dekat dengan tampat kerja. Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun 3 tahun pengembangan fisik yang diharapkan adalah kemampuan anak dalam mengelola dan ketrampilan tubuh yang didalamnya termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan motorik halus dan gerakan motorik kasar serta menerima rangsangan pancaindera dengan cara melempar bola jarak dekat, berjalan stabil, naik turun tangga, memanjat, berjalan mengikuti jejak, mengikuti binatang, berjalan mundur, menendang, menangkap dan melompat dan sebagainya sedang untuk usia 4 - 5 tahun kompetensi dan hasil belajar yang dicapai sama untuk melatih motorik kasar dan halus dengan cara berjalan stabil, mundur dan berjalan maju, berlari tanpa jatuh bolak-balik, naik turun tangga tanpa berpegangan, memanjat menaiki tangga plosotan, menirukan gerakan binatang, menangkap, menendang dan melempar bola jarak jauh serta melompat, menuang air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat perbedaan kemampuan belajar berdasarkan usia. Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di sekitar mereka langsung bisa akrab, anak-anak merasa ingin tahu tentang orang baru yang datang ke TPA Melati. Keingintahuan mereka itu yang membuat anak-anak TPA berani mendekat dan mengajak bicara dengan bahasa mereka. Reaksi anak-anak ketika bermain dengan teman-teman sebayanya anak-anak menikmati permainan meski kadang tenaga pengasuh harus sabar menangani mereka saat berebut mainan.

ci

e. Responden 5 Informasi selanjutnya adalah R5 yang berusia 31 tahun sebagai tenaga pengasuh beliau menjelaskan tentang penyelenggaraan pembinaan penitipan anak dilakukan oleh para pengelola beserta pengurus dan dalam pelaksanaannya di bantu oleh tenaga pengasuh. Dalam susunan kepengurusan beliau menjelaskan bahwa dalam organisasi TPA Melati terdapat pengelola yang terdiri dari beberapa pengurus ada kepala TPA, dua orang wakil ketua, seorang sekretaris, dua orang wakil sekretaris, seorang bendahara, dibantu oleh empat orang pembantu umum dan empat orang tenaga pengasuh. Dalam pembinaan jadwal pembinaan dimusyawarahkan oleh tenaga pengasuh dan kemudian disetujui oleh pengelola selanjutnya diambil keputusan waktu pembinaan dilaksanakan pada tiap hari senin sampai jumat, untuk setiap senin sampai kamis dilakukan pukul 07.30 WIB sampai 15.30 WIB dan setiap jumat mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.30 WIB, keseluruhan waktu pembina bertatap muka dengan anak didik selama 7 sampai delapan jam perhari. Tentang cara pengasuh melaksanakan interaksi dengan anak melalui perkenalan awal kepada anak, yang didampingi oleh orang tua agar anak tidak takut dengan pengasuh, pada awalnya anak akan menangis dan takut akan keadaan baru yang ia terima di TPA Melati, tenaga pengasuh menemani secara langsung pada saat pembinaan berlangsung dan memberikan bimbingan pada anak-anak yang membutuhkan bimbingan, contoh ada salah satu anak asuh yang mengalami kesulitan bergaul dengan teman-teman yang lain karena perbedaan cara mengasuh orang tua disini peran tenaga pendidik dituntut untuk menemani anak tersebut agar secara perlahan-lahan bisa bergaul dengan teman yang lain. Usaha ini dilakukan karena dengan bermain anak akan bisa dengan sendirinya berinteraksi dengan teman bermainnya, dari kegiatan kegiatan itulah mengapa saya lebih memilih menitipkan anak saya di TPA daripada ditempat lain. Hampir sama dengan interaksi, pendekatan yang dilakukan pembina untuk pembinaan adalah pendekatan bermain sambil belajar . Dalam pembinaan pengasuh menyesuaikan isi program dengan kebutuhan anak dan usia anak, pengasuh membuat rencana kegiatan harian yang nantinya digunakan untuk pedoman dalam kegiatan pembinaan. Sebagai contoh anak yang kurang dapat bergaul membutuhkan bantuan agar ia dapat bergaul dengan anak yang lain dan solusinya pengasuh membantu agar anak dapat bergaul dan bersosialisasi dengan anak yang lain melalui kegiatan bermain. Beliau menjelaskan pada dasarnya pembina juga menyesuaikan isi program dengan usia anak karena perkembangan tubuh dan otaknya berbeda. Tahap tahap kegiatan pembinaan didasarkan pada usia misalnya usia 3 sampai 6 tahun. Untuk awal datang pukul 07.00 08.00 WIB anak tiba di TPA dan melalui proses pemeriksaan umum

cii

dengan tujuan meningkatkan komunikasi, sosialisasi dan etika, untuk sarana yang disediakan tempat cuci kaki dan tangan, tempat penyimpanan pakaian untuk selanjutnya pukul 08.00 WIB sampai 09.00 WIB kegiatan yang dilakukan bebas di luar. Berjemur kegiatan yang dilakukan tenaga pendidik mengawasi anak di luar. Adapun tujuan agar anak belajar bersosialisasi dan meningkatkan kesegaran jasmani. Jam 09.00 - 09.30 WIB waktu minum susu tujuannya dengan memberikan susu anak diajak berkomunikasi dan sosialisasi dengan anak. Pukul 09.30 - 10.00 WIB kegiatan selanjutnya bermain dalam ruangan dengan menggunakan alat alat permainan dalam ruangan. Pukul 10.00 - 11.00 WIB waktu ini digunakan untuk istirahat dan tidur. Pukul 11.00 - 11.30 WIB anak anak diberikan makan siang dan minum dari TPA Melati. Pukul 11.30 - 12.30 WIB kegiatan selanjutnya bernyanyi, bercerita dan kegiatan bebas diluar ruangan. Pukul 12.30 - 13.30 WIB anak anak diberi pakaian ganti, membersihkan badan dan tidur. Pukul 13.30-15.30 WIB Membersihkan diri, ganti baju, minum susu dan bersiap pulang. Untuk metode yang digunakan adalah : metode bermain sambil belajar. Dalam pembinaan kendala yang dialami saat menggunakan metode pembinaan adalah keinginan anak atau respon anak, usia anak yang berbeda, dan perbedaan pola asuh. Untuk penilaian dilakukan menggunakan instrumen pengamatan dengan menggunakan blangko isian yang dibuat bersama-sama pengelola dan pengasuh. Beliau mengatakan untuk mengkomunikasikan hasil pembinaan pengasuh tinggal memberikan blangko isian yang sudah diisi sebelumnya kepada orang tua dan menjelaskan perkembangan anak selama di TPA Melati dalam tiap bulannya. Untuk sarana belajar beliau menjelaskan ada beberapa sarana belajar yang digunakan seperti alat-alat permainan yang berupa balok susun, boneka, buku cerita, puzzle, mobil - mobilan, rumah-rumahan susun. Untuk alat-alat belajar yang digunakan dan mendukung kegiatan berupa puzzle, buku dongeng, balok-balok susun. Beliau mengatakan cara pembina berinteraksi dengan anak melalui perkenalan dengan anak yang didampingi orang tua anak agar mereka tidak takut untuk selanjutnya pendidik mengajak bermain dengan harapan anak-anak belajar bersosialisasi di samping itu pendidik juga berupaya mengenalkan anak kepada lingkungan sekitar mereka. Mengenai respon orang tua tehadap hasil perkembangan anak yang diberikan mereka sangat puas dengan hasil perkembangan anak mereka, mereka juga mendukung untuk setiap kegiatan yang diberikan kepada anak mereka, orang tua juga turut menyukseskan kegiatan tersebut dengan melatih anak mereka tentang apa yang diberikan tenaga pengasuh sebagai contoh di TPA anak dilatih untuk belajar

ciii

mandiri meletakkan sepatu atau sandal pada tempatnya dan orang tua juga menerapkan hal yang sama di rumah. Untuk motivasi anak saat mengikuti kegiatan di TPA pada awalnya anak sama sekali tidak punya motivasi apa - apa, pada awal mereka datang mereka merasa asing di tempat mereka berada sekarang, setelah mengenal lingkungan sekitar TPA, orang-orang yang ada di TPA teman-teman yang ada mereka mempunyai motivasi untuk bermain dan berjumpa teman-teman yang lain dan pada kesempatan itulah yang pengasuh gunakan untuk melatih anak belajar sambil mereka bermain. Kemampuan belajar anak di TPA Melati menurut beliau kemampuan belajar anak disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangannya, sebagai contoh untuk kelompok usia 2 tahun 3 tahun pengembangan fisik kompetensi yang diharapkan adalah kemampuan anak dalam mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan motorik halus dan gerakan motorik kasar serta menerima rangsangan sensorik ( pancaindera ) dengan cara berjalan stabil, berjalan mundur, naik turun tangga, memanjat, berjalan mengikuti jejak, berlari tanpa jatuh, mengikuti binatang, menendang, menangkap dan melempar bola jarak dekat, melompat dan sebagainya sedang untuk usia 4 - 5 tahun Kompetensi dan hasil belajar yang dicapai sama untuk melatih motorik kasar dan halus dengan cara berjalan stabil, berjalan maju dan mundur, naik turun tangga tanpa berpegangan, memanjat menaiki tangga plosotan, berlari tanpa jatuh bolak balik, menirukan gerakan binatang, menangkap, menendang dan melempar bola jarak jauh serta melompat, menuang air tanpa tumpah. Dari situ dapat dilihat perbedaan kemampuan belajar berdasarkan usia. Untuk berinteraksi dengan tenaga pengasuh dan orang lain di sekitar mereka langsung bisa akrab, anak - anak merasa ingin tahu tentang orang baru yang datang di tempat mereka ( TPA Melati ). Keiingintahuan mereka itulah yang membuat anak - anak TPA berani mendekati orang lain dan mengajak bicara dengan bahasa mereka. Reaksi anak - anak ketika bermain dengan teman - teman sebayanya anak-anak menikmati walau kadang tenaga pengasuh harus sabar menangani mereka saat berebut mainan. f. Responden 6 Informasi selanjutnya R6 yang berpendidikan S1 jurusan teknik. Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil usia beliau 40 tahun, ayah dari Gebyar Berlianto ini mengatakan alasan memilih TPA Melati sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan tempat kerja istri. Beliau juga mengatakan pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, karena menurut beliau anaknya sekarang lebih mandiri dari pada sebelumnya, dulu anaknya belum bisa meletakkan sepatunya pada rak

civ

sepatu, tapi setelah dilatih untuk mandiri di TPA Melati dengan meletakkan alas kaki di rak sepatu yang ada di TPA Melati dan itu sangat membantu kerja ibu di rumah, dengan tanpa disuruh anak dapat melakukannya sendiri. Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan pembinaan dilakukan setiap senin dan jumat dan beliau juga selalu menitipkan anaknya pada hari itu, untuk tiap hari beliau sebelum bekerja mengantar anak ke TPA terlebih dahulu selanjutnya beliau menjemput kembali putranya setelah pulang kerja jam 16.00 WIB. Beliau memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di kemudian hari, dari kegiatan kegiatan yang diberikan dengan anaknya sangat mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali mulai dari keagamaan, olah tubuh, berbahasa, dan berkomunikasi. Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA Melati saat anak sedang rewel karena sakit atau memang kadangkadang anak tidak mau ditinggal kerja. Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti pembinaan anak beliau tidak rewel dan cengeng, anak saya lebih mandiri di rumah dia tidak rewel. Sejak mengikuti pembinaan anak saya mandiri mengerjakan sesuatu yang menyangkut dirinya tanpa harus meminta tolong orang lain. Sebagai contoh untuk mengambil sepatu dilakukan sendiri, memakai sepatu sendiri, dan mengembalikan sepatu pada tempatnya semula setelah dipakai tanpa harus disuruh. Anak saya sekarang lebih lancar berbicara dan tidak takut dengan orang yang tidak dia kenal, mungkin karena di TPA sering diajak berbincang-bincang. Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari istri saya yang bekerja di UNDIP, jarak rumah saya dengan TPA Melati kirakira 10 km. Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan sendiri ataupun angkatan kota, dari hal itu pula yang membuat beliau lebih memilih TPA Melati dari pada tempat penitipan yang lain. Mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menitipkan anak di TPA Melati, beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- sampai dengan Rp 400.000,- per bulannya. Beliau telah menitipkan anak di TPA Melati 3 tahun yang pada saat pertama kali masuk di TPA Melati usia 3 bulan. Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau dan istri dapat bekerja lebih tenang sehingga beliau merasa perlu sekali menitipkan anaknya agar anaknya tidak kehilangan masa anakanaknya dan masa belajarnya. Untuk meluagkan waktu dalam memantau perkembangan anak di TPA beliau selalu datang ke TPA saat istirahat kerja meskipun

cv

hanya sebentar. Selain itu beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan anak memang harus selalu dilakukan sekecil apapun bentuk perhatian tersebut sangat berarti bagi perkembangan anak selanjutnya. Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati. g. Responden 7 Informasi selanjutnya R 7 yang berpendidikan D3 Kesehatan. Beliau bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( BP7 ) usia beliau 40 tahun, ayah dari Mohammad Nabil ini mengatakan alasan memilih TPA Melati dari pada tempat penitipan yang lain atau play group sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh angkutan umum. Beliau juga mengatakan pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, karena beliau merasakan perbedaan yang mencolok pada anaknya sekarang dulu anak saya takut dan cengeng saat berada di sekolah sehingga sangat merepotkan gurunya sampai - sampai saya harus menunggui di sana, tetapi sekarang mungkin karena telah terbiasa berada bersama anak anak lain ia jadi lebih berani dan tidak cengeng dari pada sebelumnya, tentang mengapa memilih TPA dari pada play group menurut beliau tempat penitipan yang sekarang dipilih lebih aman dan tepat untuk anak beliau, yang menurutnya hanya masalah kepercayaan saja mengapa beliau memilih TPA Melati yang pada dasarnya hampir sama pelayanannya dengan play group, dari seluruh kegiatan yang diberikan saya lebih senang kegiatan anak dalam pengembangan seni dan bahasa yang melatih anak untuk menghargai hasil karya yang ada dan berkomunikasi yang merupakan hal yang terpenting untuk perkembangan anak selanjutnya. Untuk jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan jadwal telah ditetapkan bersama, pembinaan dilakukan setiap hari senin sampai kamis pukul 07.30 sampai pukul 15.30 dan hari jumat mulai pukul 07.00 sampai 12.30, dan beliau juga selalu menitipkan anaknya setelah pulang sekolah. Dalam sehari harinya anak beliau tetap sekolah, beliau menjemput anak setelah pulang sekolah dan langsung mengantarnya ke TPA. Beliau memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di kemudian hari. Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA Melati saat anak sedang sakit sementara pekerjaan saya tidak bisa ditinggal, terpaksa saya harus menitipkannya di TPA dan saya setiap saat terus memantau keadaan anak dan itu membuat pikiran saya tidak bisa tenang. Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti pembinaan anak beliau lebih mandiri, tidak rewel dan cengeng. Sejak

cvi

mengikuti pembinaan anak saya mandiri mengerjakan sesuatu yang menyangkut dirinya tanpa harus meminta tolong orang lain, tidak rewel dan cengeng, malah anak saya rewel dirumah kalau hari minggu TPA Melati tutup karena memang tidak ada jadwal, ya terpaksa saya mengajak anak saya ke tempat hiburan lain. Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari kakak saya yang kebetulan melewati jalan Hayam Wuruk dan melihat papan nama yang terpampang di depan TPA dan kebetulan juga sejak anak saya lahir saya tidak pernah mempekerjakan pembantu rumah tangga, karena takut kalau kalau anak saya tidak bisa menyesuaikan diri dengan pembantu saya dan saya memang tidak bisa percaya dengan pembantu pembantu rumah tangga jaman sekarang, dari situ saya mencoba mencari informasi dengan langsung datang ke TPA dan bertanya tanya seputar pengasuhan anak, setelah tahu ada lembaga yang secara resmi mengasuh dan membina anak- anak di usia dini saya langsung tertarik dan mengambil keputusan menitipkan anak di sana. Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan sendiri ataupun angkatan kota, selain itu sarana dan prasarana yang ada sangat memuaskan, keramahan dan kesabaran tenaga pengasuh yang saya rasakan dapat membantu anak saya dalam belajar Mengenai biaya yang dikeluarkan untuk menitipkan anak di TPA Melati beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- sampai Rp 400.000,- dengan per bulannya. Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau dapat bekerja lebih tenang, karena sebelum saya mendapatkan solusi menitipkan anak, suami saya terus mendesak saya untuk keluar dari tempat kerja untuk mengasuh anak di rumah tapi setelah saya menemukan TPA Melati dan suami saya setuju untuk menitipkan anak kami memutuskan menitipkan anak di TPA. Sekarang saya dan suami tidak lagi khawatir seperti dulu, kami lebih bisa tenang dan dapat berkonsentrasi dengan pekerjaan masing masing. Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak di TPA beliau lakukan melalui telepon, dengan bertanya kepada pengasuh bagaimana keadaan anak di TPA begitu juga sebaliknya pihak TPA selalu siap memberikan kabar tentang anak anak yang diasuh kepada orang tua kalau ada masalah pada anak anak di TPA, beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan anak memang harus selalu beliau lakukan sekecil apapun bentuk perhatian tersebut sangat berarti. Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati. h. Responden 8 Informasi selanjutnya R 8 yang berusia 33 tahun, beliau berpendidikan D3 dan bertempat tinggal di Sendang Mulyo ini

cvii

mengatakan alasan memilih TPA Melati sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang bagus, tempatnya bersih, dan yang penting anaknya nyaman berada di TPA Melati. Tentang pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, terlebih lagi anak anak di TPA dapat lebih mandiri mengerjakan segala sesuatu kegemarannya sendiri tanpa harus minta bantuan kalau tidak benar benar terpaksa. Karena menurut beliau anaknya sekarang lebih mandiri, dulu anaknya tidak mau melakukan segala sesuatunya sendiri misalnya mengambil botol minumnya sendiri di meja semuanya harus saya yang mengerjakan, tapi setelah dua minggu pertama saya menitipkan anak saya mengalami perkembangan yang pesat, saya tinggal memberi perintah meletakkan botol minuman yang sudah habis isinya ke meja langsung dikerjakannya, dan itu sangat membantu pekerjaan saya di rumah. dari seluruh kegiatan yang diberikan saya lebih senang kegiatan anak dalam melatih pengembangan fisik dengan kompetensi hasil yang diharapkan adalah anak anak mempunyai kemampuan mengelola dan ketrampilan tubuh termasuk gerakan gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan kasar serta mampu menerima rangsangan sensorik melalui panca indra yang merupakan hal yang terpenting untuk perkembangan anak saya selanjutnya. Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan pembinaan dilakukan setiap hari senin dan jumat dan beliau juga selalu menitipkan anaknya pada hari itu, untuk setiap hari sebelum bekerja beliau mengantar anak ke TPA terlebih dahulu selanjutnya beliau menjemput kembali setelah pulang kerja. Gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di kemudian hari. Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA Melati saat anak sedang rewel karena sakit atau memang kadangkadang anak tidak mau ditinggal kerja. Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti pembinaan anak beliau lebih mampu berinteraksi dengan anak lain, lebih mandiri untuk melakukan kegiatannya sendiri, saya tinggal memantau kegiatan apa saja yang dilakukannya, saya juga lebih fleksibel untuk membiarkan anak saya melakukan aktivitasnya sendiri tanpa harus memberikan tekanan tekanan yang nantinya mematikan kreativitasnya. Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari teman kerja saya yang dulu sebelum mempunyai pembantu menitipkan anaknya di TPA, dan setelah mempunyai pembantu ia berhenti menitipkan anaknya, dan memilih pembantu yang mengasuh anaknya, beliau juga mengaku lebih percaya kepada TPA Melati dari pada tempat lainnya karena anak saya kelihatan menikmati sekali selama di

cviii

i.

TPA, Saya takut memindahkan anak saya ke tempat lain, ya kalau anak saya cocok, kalau tidak malah saya yang repot. Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan sendiri ataupun angkatan kota. Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau keberatan menyebutkannya, karena beliau beranggapan berapapun biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan anak akan beliau keluarkan yang terpenting anak tercukupi baik soal pendidikan maupun pengasuhan Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena pengalaman pribadi beliau yang tidak mengenakan yang pernah beliau alami sewaktu kecil, dimana beliau dulu kurang perhatian yang cukup soal perkembangan fisik, kurang bergaul dengan anak anak seusia sehingga beliau merasa kehilangan masa kanak kanaknya, itu terjadi karena kedua orang tuanya sibuk bekerja. Dari pengalaman itu saya tidak mau anak saya mengalaminya, maka saya monomer satukan kebutuhan kebutuhan anak saya, dan menitipkan anak dulu sebelum anak saya masuk sekolah. Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak di TPA beliau selalu datang menanyakan kondisi anak di TPA dan tidak jarang saya datang sekali kali ke TPA saat istirahat kerja meskipun hanya sebentar. Selain itu beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan anak memang harus selalu dilakukan sekecil apapun bentuk perhatian tersebut sangat berarti bagi perkembangan selanjutnya. Responden 9 Informasi selanjutnya R6 yang berpendidikan SMU, Ibu dari Rafida Safira ini mengatakan alasan memilih TPA Melati sebagai tempat penitipkan anak karena fasilitasnya bagus untuk kenyamanan anak, pembinaan yang dilakukan pengasuh memuaskan dapat membantu perkembangan anak. Dari kegiatan yang diberikan beliau senang kegiatan yang mencakup pengembangan kognitif, karena menurut beliau hal itu penting bagi anak beliau. Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau menyesuaikan dengan jadwal yang dibuat TPA Melati setiap hari senin sampai kamis pukul 07.30 WIB sampai pukul 15.30 WIB dan hari jumat mulai pukul 07.00 WIB sampai 12.30, WIB dan beliau juga selalu menitipkan anaknya pada hari itu tentunya setelah pulang sekolah, untuk tiap hari beliau mengantar anak ke TPA terlebih dahulu langsung setelah pulang sekolah selanjutnya beliau menjemput kembali putranya setelah pulang kerja. Beliau memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri karena kesibukan beliau sebagai wiraswasta berdagang di pasar yang kurang memberikan perhatian yang penuh kepada anak.

cix

j.

Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA Melati saat anak sedang bandel karena tidak mau dititipkan dan menangis minta diajak ke tempat saya dagang, dan itu tidak memungkinkan saya untuk meninggalkan anak di tempat pengasuhan. Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti pembinaan, anak beliau lancar berbicara dan lebih berani untuk berbicara dengan orang lain dan tidak malu malu baik dirumah atau disekolah, mungkin karena di TPA sering diajak berbincang-bincang oleh pengasuh. Saya mengetahui keberadaan TPA Melati dari keponakan saya yang kuliah di UNDIP yang mengatakan ada tempat pengasuhan anak, yang sebelumnya saya cari cari keberadaannya karena TPA yang ada dipasar pasar kebanyakan sekarang sudah tidak ada lagi kalaupun ada kegiatan yang ada didalamnya tidak jalan. Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis sekali, TPA dekat dengan jalan raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan sendiri ataupun angkatan kota. Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- per bulannya untuk menitipkan anak di TPA Melati. Beliau baru menitipkan anak di TPA Melati 3 bulan ini. Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau dan suami dapat bekerja lebih tenang, beliau menggunakan kesempatan ini untuk bekerja mencari nafkah demi pendidikan yang baik untuk anak anaknya, beliau menjelaskan lebih memilih TPA Melati daripada tempat lain karena anak saya terlanjur menikmati tempat itu dari awal. Anak saya itu dari pertama saya ajak langsung senang melihat anak anak yang ada bermain disana dan kesenangan awal itu yang tidak pernah saya lihat sebelumnya dari anak, makanya saya tidak berani ambil resiko memindahkan anak ke tempat lain. Menurut beliau nanti saja dipindahkan ke TK setelah usianya mencukupi. Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak di TPA beliau menggunakan jasa telepon untuk mengetahui kondisi anaknya. Beliau juga mengatakan untuk memantau perkembangan anak memang harus selalu dilakukan sekecil apapun bentuk perhatian tersebut sangat berarti bagi perkembangan selanjutnya. Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati. Responden 10 Informasi selanjutnya seorang Perempuan yang usia 37 tahun, beliau bekerja di PEMDA, ibu dari Alfian Nanda ini menuturkan alasan memilih TPA Melati sebagai tempat menitipkan anak mereka karena fasilitas yang memuaskan, tempatnya bersih, dekat dengan jalan raya yang memudahkan transportasi. Beliau juga mengatakan pembinaan yang dilakukan sangat memuaskan, karena menurut beliau

cx

anaknya sekarang lebih mandiri dari pada sebelumnya, dulu anaknya belum bisa mengambil baju sendiri, tapi setelah dilatih untuk mandiri di TPA Melati dengan mengambil pakaiannya sendiri dari tas yang mereka bawa dari rumah, memang perubahan itu belum berarti tapi beliau yakin dari pelajaran itu setidaknya anak akan tambah pengetahuannya. Tentang jadwal beliau menitipkan anak beliau mengatakan beliau menyesuaikan dengan jadwal yang dibuat TPA Melati setiap hari senin sampai kamis pukul 07.30 sampai pukul 15.30 dan hari jumat mulai pukul 07.00 sampai 12.30 WIB. Untuk tiap hari beliau sebelum bekerja terlebih dahulu mengantar anak ke TPA selanjutnya beliau menjemput kembali putranya setelah pulang kerja. Beliau memberikan gambaran pembinaan yang beliau harapkan adalah pembinaan yang dapat sepenuhnya membantu anak untuk lebih mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang tua yang bekerja di kemudian hari. Kesulitan yang beliau hadapi saat menitipkan anak di TPA Melati saat anak sedang rewel karena sakit. Pembinaan yang dilakukan TPA Melati secara keseluruhan sangat membantu anak saya mulai dari perkembangan moral dan nilai- nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif anak, dan pengembangan sosial emosional serta pengembangan seni. Perubahan yang sangat mencolok selama anak mengikuti pembinaan anak beliau tidak rewel dan cengeng, anak saya lebih mandiri di rumah dia tidak rewel. Sejak mengikuti pembinaan anak saya mandiri mengerjakan sesuatu yang menyangkut dirinya tanpa harus meminta tolong orang lain. Saya mengetahui keberadaan TPA Melati UNDIP dari teman saya, dari informasi tersebut saya langsung percaya dan memasukkan anak disana, tentang masalah mengapa tidak memilih play group atau TPA lain beliau mengungkapkan, karena terlanjur percaya baik sama pengasuhnya dan tidak bisa dibohongi adalah saat perkembangan yang mencolok sekali pada saat dirumah anak saya tidak rewel dan lebih mandiri. Letak TPA Melati menurut beliau sangat strategis, TPA dekat dengan jalan Raya, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan sendiri ataupun angkatan kota. Mengenai biaya yang dikeluarkan beliau mengatakan sekitar Rp 125.000,- sampai dengan Rp 400.000,per bulannya untuk menitipkan anak di TPA Melati. Motivasi beliau menitipkan anak di TPA Melati karena beliau dan istri dapat bekerja lebih tenang selain itu beliau merasa agar anaknya tidak kehilangan masa anak-anaknya dan masa belajarnya perlu sekali menitipkan anaknya.. Untuk meluangkan waktu dalam memantau perkembangan anak di TPA beliau datang ke TPA saat istirahat kerja meskipun hanya sebentar.

cxi

Beliau berharap anak akan dapat mandiri setelah mengikuti semua kegiatan yang ada di TPA Melati.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan di depan yang meliputi : perencanaan pembinaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi pembinaan.
1. Perencanaan Pembinaan

Taman

Pengasuhan

Anak

Melati

merupakan

lembaga pengelola penitipan anak yang dikelola oleh para ibu - ibu Dharma wanita UNDIP dan dalam perencanaan pembinaan yang ada di TPA Melati dirancang oleh pengelola dan para tenaga pengasuh yang mengacu pada pembelajaran anak usia dini. Kurikulum yang dipakai saat ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan beberapa literatur dan buku - buku tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang disarikan kemudian dijabarkan dalam kegiatan harian. Dalam kurikulum dibuat program kegiatan harian yang nantinya akan digunakan pengasuh sebagai pedoman pembinaan.
cxii

Dalam kegiatan harian yang dilakukan didasarkan pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini antara 0 - 8 tahun, Adapun tingkat perkembangan yang ingin dicapai meliputi pengembangan moral dan nilai nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial emosional dan pengembangan seni. Adapun penjabaran dari tiap tiap kegiatan dapat dilihat dari satuan kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harian yang telah dibuat oleh para pengasuh dan disetujui oleh kepala TPA Melati melalui proses musyawarah. Penentuan metode dan media yang digunakan secara keseluruhan mengacu pada tujuan pembinaan berdasarkan usia dan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Pembinaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat bersama - sama tenaga pengasuh, pengelola dan sesuai kebutuhan orang tua. Dari temuan tersebut dapat diketahui bahwa

perencanaan yang ada di TPA Melati Semarang dibuat sebelum pembinaan dilakukan dengan menentukan

cxiii

kegiatan harian, metode dan media yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak serta melibatkan orangorang yang ada dalam organisasi. Dengan demikian langkah-langkah yang ditempuh sesuai dengan saran Williams dan Kami (1986) yang menyarankan untuk mendorong kemampuan berfikir anak sebaiknya guru merancang suatu kegiatan yang memungkinkan masingmasing anak mendapatkan kesempatan khusus untuk memutuskan sendiri kegiatan mana yang dipilih. Hal ini dapat dilihat dari satuan kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harian yang telah dibuat TPA Melati.
2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah usaha mengintegrasikan sumber - sumber manusiawi dan non manusiawi yang diperlukan ke dalam suatu kesatuan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam pembentukan organisasi di TPA Melati Semarang didasarkan atas keputusan bersama-sama ikatan ibu - ibu dharma wanita UNDIP dengan pertimbangan bahwa mereka dipandang mampu dan mau dalam artian mereka dipandang berpotensi, cxiv berkemampuan dan cukup

berpengalaman untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan yang diberikan dalam organisasi tersebut. Perekrutan pengasuh didasarkan pada pengalaman di bidangnya serta ketelatenan dan kesabarannya mengurus anak, sedangkan perekrutan anak didik didasarkan pada usia anak yang tidak lebih dari 1,5 tahun sampai 7 tahun, tidak berpenyakit dalam Pembagian tugas serta wewenang dalam organisasi ini cukup jelas dimana masing-masing anggota organisasi mengerti dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi ini. Tugas pengelola adalah bertanggung jawab terhadap manajemen penyelenggaraan, sedangkan para tenaga pembina atau pengasuh bertanggung jawab terhadap manajemen pembinaan. Dari informasi yang didapat tersebut dapat diambil kesimpulan sementara, bahwa pengorganisasian TPA merupakan suatu proses pengatur, mengelompokkan dan membagi tugas serta pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Dari keterangan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sementara bahwa pengorganisasian di TPA Melati merupakan suatu proses pengelompokan dan mengatur serta membagi tugas tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien Hani Handoko. 1994 ( didiet Hardjito, 1995 : 76 ). Hal ini dapat dilihat dari kepengurusan yang ada di TPA Melati, para Pengurus sudah paham betul tugas dan kewajibannya sebagai suatu kesatuan dalam organisasi, hal ini di pelopori oleh kepala TPA Melati itu sendiri, beliau sebagai sosok pimpinan yang mengayomi anggotanya dan seorang yang

cxv

dapat membedakan antara tanggung jawab pekerjaan dengan urusan pribadi. 3. Pelaksanaan Pembinaan Setelah perencanaan pengorganisasian selanjutnya fungsi

pelaksanaan baru dilakukan agar dapat merealisasi tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari beberapa komentar para informan bahwa pelaksanaan dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam satuan kegiatan harian yang didasarkan pada usia anak, semua kegiatan dilaksanakan tanpa hambatan yang berarti. Semua kegiatan yang dilakukan dipilih dalam rangka perkembangan moral dan nilai- nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif anak, dan pengembangan sosial emosional serta pengembangan seni.. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dilakukan menganut prinsipprinsip perkembangan anak usia dini dan bermain sambil belajar. Pada pelaksanaan kegiatan diharapkan semua tujuan pembinaan tercapai mulai dari Pengembangan moral dan nilai nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial emosional, pengembangan seni. Metode yang dipakai adalah metode bermain dan belajar atau belajar sambil bermain, kurang beragamnya alat permainan yang ada sehingga proses belajar menjadi kurang sempurna, TPA Melati mengatasinya dengan penggunaan media alami bermain yang ada di TPA misal tanah berumput.

cxvi

4. Evaluasi pembinaan Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Dari hasil informsasi yang didapat penilaian atau evaluasi di TPA Melati sesuai dengan pendapat Brewer ( 1992 ) yang menyatakan penilaian adalah penggunan sistem evaluasi yang bersifat komprehensif, menyeluruh untuk menentukan suatu program atau kemajuan dari seorang anak. Dari data yang diperoleh dari para responden diatas evaluasi pembinaan di TPA Melati dilaksanakan oleh pengasuh dengan melibatkan orang tua peserta didik. Evaluasi dilaksanakan melalui pengamatan dan observasi dalam setiap kegiatan, hal ini telah diterapkan oleh TPA Melati dengan menggunakan alat ukur berupa pengisian lembar pengamatan yang dilakukan oleh pengasuh yang dalam evaluasi melibatkan orang tua peserta didik melalui buku penghubung yang diserahkan tenaga pengasuh kepada orang tua. 5. Faktor faktor pendukung dan penghambat Daya dukung dari penyelenggaraan pembinaan penitipan anak usia dini antara lain: a. Pengorganisasian Kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang oleh para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih dahulu untuk pengambilan suatu keputusan tentang kegiatan pembinaan. b. Perencanaan

cxvii

Pada perencanaan daya dukung yang sangat berperan adalah persiapan sumber belajar yang memadai, penggunaan metode dan teknik pembinaan yang tepat, sarana dan prasarana, evaluasi, letak yang strategis. c. Pelaksanaan Daya dukung yang sangat berperan meliputi sumber belajar yang berpengalaman dibidang pengasihan anak, metode dan teknik pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan fungsinya. d. Evaluasi Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat dari respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa digunakan untuk mengisi lembar evaluasi. Sedangkan faktor penghambat adalah: a. Pengorganisasian Penghambat dari kegiatan pengorganisasian dapat dilihat dari perlunya pemantauan yang lebih intensif dari ikatan pengurus dan pengelola untuk melihat kinerja pengasuh, sarana dan prasarana yang kurang dan perlu diperbaiki. b. Perencanaan Pada perencanaan penghambatnya adalah pada penyediaan sarana dan prasarana yang perlu adanya pergantian media belajar yang

cxviii

sudah tidak bisa dipakai dengan yang baru. Solusi sebelum media diganti anak-anak masih tetap menggunakan media belajar yang lama. c. Pelaksanaan Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah perbedaan minat dan pola asuh orang tua, jalan keluar yang diambil pengasuh dengan membiarkan anak bermain bersama dengan temanteman yang lain dan harapan pengasuh, minat anak dapat tumbuh dengan sendirinya dan anak dapat berinteraksi dengan anak yang lain. d. Evaluasi Penghambat dari evaluasi-evaluasi jika anak datang hanya dalam waktu yang singkat atau hanya beberapa kali saja ke TPA Melati. Solusi pengasuh tetap memantau anak-anak yang datang dengan mengisi lembar evaluasi dan memberikan kepada orang tua anak didik.

cxix

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN Berdasarkan temuan data sebagaimana tersebut pada Bab IV, dapat disimpulkan. Adapun beberapa kesimpulan tersebut sebagai berikut : 1. Pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati a. Perencanaan Pembelajaran Pembuatan kurikulum dilakukan oleh pengelola dan tenaga pendidik yang dikembangkan berdasarkan beberapa literatur dan buku tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang disarikan kemudian dijabarkan ke dalam rencana kegiatan harian. Tema, metode dan media ditentukan oleh pengasuh yang dikoordinasikan kepada pengelola yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak. b. Pengorganisasian Pembentukan organisasi TPA Melati disusun berdasarkan keikutsertaan anggotanya dalam dharma wanita UNDIP dengan pertimbangan keaktifan dalam organisasi dan dianggap mempunyai kemampuan serta kompetensi dalam mengembangkan TPA Melati. Pembagian tugas dan wewenang jelas dalam artian pengelola bertanggung jawab terhadap menajemen penyelenggaraan, pengasuh bertanggung jawab terhadap menajemen pembinaan. Perekrutan pengasuh didasarkan pada pengalaman dan ketelatenan, sedangkan

cxx

perekrutan anak didik didasarkan pada usia yang tidak lebih dari 1,5 7 tahun dan tidak berpenyakit dalam c. Pelaksanaan Pembinaan Pelaksanaan pembinaan dilakukan dengan menganut prinsip perkembangan anak usia dini dan menggunakan metode bermain sambil belajar. Bimbingan dan pemantauan dari pengelola masih diperlukan oleh pengasuh dalam setiap proses pembinaan. Pada pelaksanaan pembinaan yang dilakukan mencakup kegiatan yang melatih pengembangan moral dan nilai nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa dan seni, pengembangan kognitif dan pengembangan sosial emosional. d. Evaluasi Pembinaan Evaluasi pembinaan dilaksanakan oleh pengasuh melalui lembar pengamatan dengan melibatkan orang tua peserta didik melalui buku penghubung yang diserahkan tenaga pengasuh kepada orang tua. Pada pelaksanaan digunakan acuan pelaksanaan yang mencakup berbagai aspek diantaranya pengembangan moral dan nilai nilai agama, pengembangan fisik, pengembangan bahasa, pengembangan kognitif, pengembangan sosial-emosional, pengembangan seni,

sebagai contoh evaluasi pada anak dilakukan saat anak sedang aktif melakukan kegiatan bermain di TPA, dari situ dapat dilihat dan dinilai perkembangan anak untuk kemudian dituangkan dalam lembar evaluasi.

cxxi

2. Faktor Pendukung dan Penghambat a. Faktor pendukung 1) Pengorganisasian Kegiatan yang diselenggarakan dikelola dengan matang oleh para personil organisasi melalui kegiatan musyawarah terlebih dahulu untuk pengambilan suatu keputusan tentang kegiatan pembinaan. 2) Perencanaan Pada perencanaan daya dukung yang sangat berperan adalah persiapan sumber belajar yang memadai, penggunaan metode dan teknik pembinaan yang tepat, sarana dan prasarana, evaluasi, letak yang strategis. 3) Pelaksanaan Daya dukung yang sangat berperan meliputi sumber belajar yang berpengalaman dibidang pengasihan anak, metode dan teknik pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat usia dan

perkembangan anak, sarana dan prasarana yang digunakan sesuai dengan fungsinya. 4) Evaluasi Daya dukung kegiatan evaluasi di TPA Melati dapat dilihat dari respon orang tua terhadap perkembangan anak yang bisa digunakan untuk mengisi lembar evaluasi.

cxxii

b. Faktor Penghambat 1) Pengorganisasian Penghambat dari kegiatan pengorganisasian dapat dilihat dari perlunya pemantauan yang lebih intensif dari ikatan pengurus dan pengelola untuk melihat kinerja pengasuh, sarana dan prasarana yang kurang dan perlu diperbaiki. 2) Perencanaan Pada perencanaan penghambatnya adalah pada penyediaan sarana dan prasarana yang perlu adanya pergantian media belajar yang sudah tidak bisa dipakai dengan yang baru. Solusi sebelum media diganti anak-anak masih tetap menggunakan media belajar yang lama. 3) Pelaksanaan Pada pelaksanaan hal yang menghambat adalah perbedaan minat dan pola asuh orang tua, jalan keluar yang diambil pengasuh dengan membiarkan anak bermain bersama dengan teman-teman yang lain dan harapan pengasuh, minat anak dapat tumbuh dengan sendirinya dan anak dapat berinteraksi dengan anak yang lain. 4) Evaluasi Penghambat dari evaluasi-evaluasi jika anak datang hanya dalam waktu yang singkat atau hanya beberapa kali saja ke TPA Melati. Solusi pengasuh tetap memantau anak-anak yang datang

cxxiii

dengan mengisi lembar evaluasi dan memberikan kepada orang tua anak didik.

B. SARAN Berdasarkan temuan penelitian di lapangan yaitu tentang profil pembinaan penitipan anak usia dini di TPA Melati secara keseluruhan sudah sesuai dengan kebutuhan anak usia dini, namun kekurangannya masih saja tetap harus dibenahi diantaranya pada perencanaan yang harus terus melibatkan seluruh anggota organisasi, perlunya peningkatan pendidikan pengasuh ke jenjang yang lebih tinggi dan pengelola hendaknya memberikan kesempatan bagi para pengasuh untuk meningkatkan jenjang pendidikannya, pemantauan pelaksanaan kegiatan perlu dilakukan, penggunaan media dan sarana yang tepat perlu ditingkatkan dan untuk penggunaan media belajar yang sudah usang dapat diganti dengan yang baru.

cxxiv

DAFTAR PUSTAKA
Hardjito, Didiet.1995. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta. PT Grafindo Persada. Joesoef , Soelaiman.1992. Konsep Dasar PLS. Surabaya. Bumi Aksara. .2001. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pada Taman Penitipan Anak. Depdiknas. Moleong. Lexy, J. 2001. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung Remaja. Rosdakarya Offset. Pasaribuan, Simanjutak. 1984. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung. Tarsito. Patmono Dewo, Soemiarti. 2000. Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta. Acuan Menu Pembelajaran Pada Taman Penitipan Anak. Jakarta. 2002. Depdikbud. .... Model Pengembangan Motorik Anak Pra Sekolah. 2002. Jakarta . Dirjen Olahraga Depdiknas. R. Moeslihatoen. 1999. Metode Pengajaran di TK. Jakarta. Rineka Cipta. Rimm, Sylvia. 2003. Mendidik Dan Menerapkan Disiplin pada Anak Pra sekolah (Pola Asuh Anak Masa Kini). Jakarta. Gramedia. Pustaka Utama. Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian kualitatif Dasar Dasar dan Aplikasi. Malang : YA3 Malang. Santoso, Soegeng. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Citra Pendidikan. Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat permainan Untuk PAUD. Jakarta. Grasindo. Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar PAUD. Universitas Negeri Yogyakarta. Undang-undang RI Nomor 2 tahun 1989. Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta. Depdikbud Jakarta.

cxxv

.2003. Undang- undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Semarang. C V Duta Nusindo. Yb. Suparlan, 1987, Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pengarang.

cxxvi

FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0-1 TAHUN


No Keterampilan Motorik Bermain dengan tangan 1 2 3 4 Mengamati mainan yang ada dalam genggaman Mencoba meraup suatu benda Melempar dan mengambil barang dilemparkan sambil diamati yang terjadi Menahan barang yang dipegangnya Memegang benda kecil dengan telunjuk dan ibu jari Menunjuk titik tertentu misalnya mata boneka. Membuka lembaran buku atau majalah Mengangkat kaki dan memainkan jari tangan di depan matanya Mengangkat kepala ketika ditengkurapkan Duduk dengan bantuan dan kepala tegak Mengangkat dada saat bertumpu pada tangan Duduk tanpa ditopang Mencoba berdiri sendiri dengan berpengangan Berjalan jika dipengangi / berpengangan Keterangan tingkat keterampilan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan : : : tengkurap dengan yang Tingkat Keterampilan

5 6

7 8 9

10 11 12

13 14 15

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

cxxvii

FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK ANAK USIA 1- 2 TAHUN

No 1. 2. 3. 4.

Keterampilan Motorik Meletakkan gelas di atas gelas Mencoret-coret Menyusun balok dua sampai tiga balok Mencoba makan sendiri dengan sendok atau membuka buku

Tingkat Keterampilan

5.

Senang mendengarkan musik dan mengikuti irama

6. 7. 8. 9. 10. 11.

Latihan berjalan tanpa dipegang Berjalan mantap Berjalan mundur satu sampai tiga langkah Berlari tanpa jatuh Naik turun tangga dengan berpegang Memanjat kursi orang dewasa, merangkak naik tangga

12.

Mulai meloncat dan melompat walau sederhana Keterangan tingkat keterampilan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan Perlu bantuan yang bersifat paksaan : : : :

FORMAT EVALUASI cxxviii

TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK ANAK PRA SEKOLAH USIA 2-3 TAHUN

No 1. 2. 3.

Keterampilan Motorik Meronce / merangkai manik-manik Mengaduk air di gelas dengan sendok Membuka tutup botol yang bergulir

Tingkat Ketrampilan

(membuka dengan memutar tutup botol) 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Menggambar garis lurus Menyusun balok tiga hingga lima buah Berjalan mantap Berjalan mundur Naik turun tangga Memanjat Melompat dengan dua kaki sekaligus berjingkat-jingkat 11. Belajar meniti

Keterangan tingkat keterampilan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan Perlu bantuan yang bersifat paksaan

: : : :

cxxix

FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK ANAK


USIA > 3-4 TAHUN

No 1. 2.

Keterampilan Motorik Meremas kertas Memakai dan membuka pakaian dan sepatu sendiri

Tingkat Keterampilan

3.

Menggambar garis lingkaran dan garis silang (garis tegak dan datar)

4.

Menyusun menara empat samapai tujuah balok

5.

Mengekspresikan motorikan tari dengan irama sederhana

6. 7.

Melempar bola Berjalan dengan baik (keseimbangan tubuh makin baik)

8.

Berlari dengan baik (keseimbangan tubuh makin baik)

9. 10. 11.

Berlari di tempat Naik turun tangga tanpa berpengangan Melompat bergantian dengan satu kaki secara

12. 13.

Merayap dan merangkak lurus ke depan Melakukan contoh. senam dengan mengikuti

Keterangan tingkat ketrampilan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan

: : :

cxxx

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

cxxxi

FORMAT EVALUASI TINGKAT PERKEMBANGAN FISIK ANAK

USIA > 4-5 TAHUN


No 1. 2. 3. 4. 5. Menempel Mengerjakan teka- teki (puzzle) Menyusun potongan-potongan gambar ) Menjahit sederhana Makin terampil menggunakan jari tangan (mewarnai dengan rapi) 6. Mengisi pola sederhana (dengan sobekan kertas, dan stempel) 7. 8. Mengancingkan kancing baju Menggambar dengan motorik naik turun bersambung (seperti gunung atau bukti) 9. 10. 11. 12. 13. 14. Menarik garis lurus, lengkung, dan miring Mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi Melempar dan menangkap bola Melipat kertas Berjalan di atas papan titian (keseimbangan tubuh) Berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur, ke samping, di atas satu garis) 15. 16. 17 Memanjat dan bergelantungan (berayun) Melompati parit atau guling Melakukan senam dengan motoriknya sendiri : : Keterampilan Motorik Tingkat Keterampilan

Keterangan tingkat ketrampilan

Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan :

Perlu bantuan yang bersifat paksaan : cxxxii

KISI-KISI INSTRUMEN
PROFIL PEMBINAAN PENITIPAN ANAK USIA DINI DI TPA MELATI SEMARANG

NO A.

VARIABEL Pembinaan Penitipan Anak

SUB VARIABEL 1. Perencanaan

INDIKATOR a. Perencanaan kegiatan b. Isi program c. Bentuk pembinaan d. Metode pembinaan e. Motivaswi anak f. Motivasi orang tua g. Harapan TPA

ITEM A 1, 2, 3. B1 A4 A 5, 6. C2, 4 A 7. B6, 10 B 23, 24 C 1, 7, 11, 13 A 14. C15

2. Pengorganisasian

a. Susunan Kepengurusan b. Perekrutan Pengurus c. Perekrutan anak didik d. Jaminan kesejahteraan e. Lokasi f. Biaya

A 9. B2

A 17, 19 A 18. C12 A 20

C 8,9 C 10

3. Pelaksanaan

a. Persiapan sarana prasarana

A 11, 15. B15, 16

cxxxiii

b. Pengembangan kemampuan anak c. Waktu dan jadwal d. Tahap pembinaan e. Kemampuan pengasuh f. Interaksi dengan anak g. Kendala

C 6, B25, 26, 19 B 3, 4 C.3, 14 A 8. B9, 12 A 16. B7, 8. B 17, 18 C.6 A 10. B5 B 11. C5

4. Evaluasi .

a. Proses penilaian b. Komunikasi Hasil

A 12. B13 A 13. B14. B 20

c. Respon orang tua

B 21, 22

cxxxiv

Lembar Observasi Lingkungan Fisik Dan Fasilitas TPA

No

Nama Barang

Keberadaa n Ad a Tidak

Jml

Kondisi

Bai k

Bur uk

1.

Kelengkapan Ruangan Ruang Pembinaan Anak o R. Makan o R. Pemeriksaan Anak o R. Tidur o Kamar Mandi o R. Isolasi Sementara o R Bacaan /

Perpustakaan o R. Bermain o R. Mainan Halaman Ruang Perkantoran o R Pimpinan o R. Tata Usaha o R. Tunggu Orang Tua o R Serbaguna Administrasi Penyimpangan

cxxxv

Ruang Penunjang o R. Dapur o Kamar Mandi o R. Cuci/ Setrika o R. Penjaga Sarana Pendukung Meja, Kursi Karpet Almari 2. Rak Mainan TV/Radio Alat Tulis Kantor Telepon Mesin Ketik Sarana Air Bersih Kipas Angin Peralatan Belajar Peralatan Pendukung Pendukung Penyimpangan

Bimbingan Belajar o Alat Menghitung Mengukur 3. o Alat Melukis, Belajar Dan

Kerajinan Tangan

cxxxvi

o Fasilitas Audio Visual o Alat Permainan TekaTeki/ Puzzle o Alat Percobaan Peralatan Bermain Peran o Alat Pendukung Peran Keagamaan o Alat Pendukung Peran Kegiatan Dapur o Alat Pendukung Peran Binatang o Alat Pendukung Peran Profesi Medis o Alat Pendukung Peran Petani o Alat Pendukung Peran Untuk Boneka Peralatan Pendukung Sandiwara Pendukung

Permainan Motorik Kasar o Ayunan o Ban Bekas o Alat Pemanjat o Papan Luncuran o Arena Main Bola

cxxxvii

o Bantalan Berguling

Untuk

o Balok- Balok Ringan o Jungkat- Jungkit Peralatan Pendukung

Permainan Budaya o Gambar Pahlawan o Pakaian Adat Jawa o Mainan Tradisional o Lilin Malam Untuk

Melatih Jari- Jari o Boneka Khas Daerah Sarana perpustakaan o Buku Keagamaan o Buku kesehatan anak o Buku petunjuk

bimbingan anak o Buku cerita bergambar o Buku gambar alam dan lingkungan o Majalah anak Peralatan pendukung

permainan luar ruangan o Lapangan o Ayunan o Tanda- tanda lalu lintas

cxxxviii

o Kemah-kemahan o Papan plosotan o Jungkat- jungkit o Sepeda 5. o Ban bekas

6.

DOKUMENTASI PENELITIAN Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini di Taman Pengasuhan Anak Melati

cxxxix

1. Dokumentasi wawancara informan tenaga pengasuh

2. Foto peneliti bersama tenaga pengasuh dan anak didik TPA Melati

3. Kegiatan anak istirahat

cxl

4. Kegiatan bermain di luar ruangan

PEDOMAN WAWANCARA

cxli

A. Informan Pimpinan I. Identitas subyek 1. Nama 2. Tempat /Tgl lahir 3. Umur 4. Jenis Kelamin 5. Pendidikan terakhir 6. Pekerjaan 7. Alamat 8. Hari/ Tgl wawancara : : : : : : : :

II.

Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati 1. Kapan TPA Melati berdiri ? 2. Siapakah yang merencanakan pembinaan di TPA Melati ? 3. Bagaimanakah perencanaan pembinaan dilakukan ? 4. Bagaimanakah isi program pembinaan di TPA Melati ? 5. Bagaimanakah prinsip prinsip pembinaan yang dilakukan di TPA Melati ? 6. Bagaimanakah bentuk pembinaan Penitipan anak usia dini di TPA Melati ? 7. Apa metode pembinaan yang dilakukan di TPA Melati ? 8. Bagaimanakah proses pembinaan dilakukan ?

cxlii

9. Bagaimanakah susunan kepengurusan yang secara administratif tersusun di TPA Melati ? 10. Bagaimanakah anda melakukan interaksi dengan anak ? 11. Bagaimanakah persiapan sarana pembinaan di TPA Melati ? 12. Bagaimanakah cara penilaian dilakukan ? 13. Bagaimanakah lembaga mengkomunikasikan hasil pembinaan kepada orang tua anak didik ? 14. Bagaimanakah harapan TPA Melati setelah anak mengikuti pembinaan ? 15. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang disediakan oleh TPA Melati untuk pembinaan ini ? 16. Bagaimanakah kemampuan tenaga pengasuh dalam melaksanakan pembinaan terhadap anak usia dini ? 17. Bagaimanakah cara merekrut tenaga pengasuh ? 18. Bagaimanakah cara merekrut anak didik ? 19. Syarat apa saja yang ditentukan oleh lembaga dalam merekrut tenaga pengasuh? 20. Bagaimanakah lembaga memberikan jaminan kesejahteraan pengasuh ?

cxliii

PEDOMAN WAWANCARA

B. Informan Tenaga pengasuh I. Identitas subyek 1. Nama 2. Tempat Tgl lahir 3. Umur 4. Jenis Kelamin 5. Pendidikan Terakhir 6. Pekerjaan 7. Alamat 8. Hari/ Tgl wawancara : : : : : : : :

II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati 1. Siapa yang menyelenggarakan pembinaan penitipan anak di TPA Melati ? 2. Bagaimanakah susunan kepengurusan yang secara administratif yang tersusun di TPA Melati ? 3. Berapa lamakah waktu pembinaan dilakukan ? 4. Berapa lama pembina bertatap muka dengan anak dalam satu hari ? 5. Bagaimana cara pembina melakukan interaksi pada saat pembinaan ? 6. Pendekatan apa yang dilakukan pembina dalam pembinaan?

cxliv

7. Bagaimanakah pembina menyesuaikan isi program pembinaan dengan kebutuhan anak ? 8. Bagaimanakah pembina menyesuaikan isi program pembinaan dengan tahap perkembangan anak ? 9. Bagaimanakah tahap tahap kegiatan pembinaan di TPA Melati ? 10. Apa metode yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan ? 11. Kendala apa saja yang ditemui pembina saat menggunakan metode metode pembinaan ? 12. Bagaimanakah kegiatan rutin keseharian dalam pembinaan ? 13. Bagaimana penilaian yang anda lakukan dalam memantau

perkembangan anak ? 14. Bagaimana anda mengkomunikasikan hasil pembinaan baik kepada lembaga maupun kepada orang tua ? 15. Apa saja sarana belajar yang anda gunakan untuk pelaksanaan pembinaan ? 16. Apa saja alat belajar yang mendukung kegiatan yang dilakukan di TPA? 17. Usaha apa yang dilakukan pembina dalam berinteraksi dengan anak didik ? 18. Bagaimana cara pembina membimbing anak usia dini agar dapat terjalin interaksi antara anak dengan orang lain di sekitar ? 19. Bagaimana cara anak untuk berinteraksi dengan tenaga pengajar dan orang lain ?

cxlv

20. Bagaimana anda mengkomunikasikan perkembangan anak di TPA kepada orang tua ? 21. Bagaimanakah respon orang tua pada saat anda menunjukkan hasil perkembangan anak mereka ? 22. Bagaimanakah tanggapan orang tua pada pembinaan yang dilakukan oleh pembina ? 23. Bagaimana motivasi anak untuk mengikuti kegiatan di TPA Melati ? 24. Bagaimana kemampuan belajar anak ditinjau dari usia mereka ? 25. Bagaimana cara anak untuk berinteraksi dengan tenaga pengajar dan orang lain disekitar TPA Melati ? 26. Bagaimana sebayanya? reaksi anak ketika bermain dengan teman-teman

cxlvi

PEDOMAN WAWANCARA

C. Informan Orang tua I. Identitas subyek 1. Nama 2. Tempat Tgl lahir 3. Umur 4. Jenis Kelamin 5. Pendidikan Terakhir 6. Pekerjaan 7. Alamat 8. Hari/ Tgl wawancara : : : : : : : :

II. Profil Pembinaan Penitipan Anak Usia Dini Di TPA Melati 1. Mengapa anda memilih TPA Melati untuk menitipkan anak ? 2. Bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh pembina pada anak anda ? 3. Bagaimana waktu atau jadwal anda menitipkan anak anda ? 4. Bentuk pembinaan yang seperti apa yang anda harapkan di TPA Melati ? 5. Kesulitan apa saja yang anda hadapi selama menitipkan anak anda ? 6. Perubahan apa saja yang mencolok dari anak selama mengikuti pembinaan di TPA Melati ? 7. Anda mengetahui keberadaan TPA Melati dari siapa ? 8. Berapa jarak antara rumah anda dengan TPA Melati ?

cxlvii

9. Menurut anda bagaimana letak TPA Melati ? 10. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk menitipkan anak di TPA Melati ? 11. Berapa lama anda telah menitipkan anak anda di TPA Melati ? 12. Berapakah usia anak anda saat pertama kali anda titipkan di TPA Melati ? 13. Apa motivasi anda menitipkan anak anda di TPA ? 14. Bagaimana cara anda meluangkan waktu dalam memantau

perkembangan anak ? 15. Bagaimanakah harapan anda dengan menitipkan anak anda di TPA Melati ?

cxlviii

SATUAN KEGIATAN HARIAN


Hari Pukul 07.0008.00 Kegiatan Proses pemeriksaan umum Kemampuan Meningkatkan sosialisasi dan etika Sarana - Tempat cuci kaki tangan dan penyimpanan pakaian - Alat permainan luar

08.0009.00

Kegiatan bebas diluar berjamur

09.3010.00

Kegiatan bermain dalam ruangan

Senin s/d Jumat

10.0011.00

Istirahat

11.0011.30 11.3012.30 12.3013.30 13.3015.30

Makan siang dan minum Kegiatan bebas

Istirahat Berbenah

Belajar sosialisasi, meningkatkan kesegaran jasmani Meningkatkan sosialisasi, komunikasi, kreativitas Relaksasi badan/ pengembangan fisik Pengembangan komunikasi, etika Kemampuan kognitif, moral etika, Pengembangan fisik Kemampuan sosialisasi dan melatih kemandirian

- Alat permainan dalam ruangan

- Tempat tidur, bantal, guling

- Peralatan makan

- Alat-alat permainan - Tempat tidur, bantal, guling - Peralatan yang dibawa anak dari rumah

cxlix

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA

No 1 2 3 4

Keterampilan Moral dan Nilai-nilai agama Bersenandung lagu agama Mengikuti bacaan doa Menirukan gerak ibadah Mendengarkan cerita tentang kebesaran Tuhan

Tingkat Pengembangan

5 6

Mengenal Nama Tuhan Menanyakan dan mengajukan rasa sayang, cinta kasih melalui belaian, rangkulan

7 8 9

Mengucapkan terima kasih Mengucapkan salam Mengucapkan kata-kata santun (maaf, tolong)

Nama anak Tempat/Tgl. Lahir

: :

Keterangan kemampuan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan : :

Perlu bantuan yang bersifat paksaan :

cl

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN FISIK


No 1 2 3 Keterampilan Fisik Berjalan Stabil Berjalan Mundur Naik-turun tangga dengan atau tanpa berpegangan 4 5 Memanjat Berjalan mengikuti jejak secara lurus atau melingkar 6 7 8 Berjalan tanpa jatuh Mengikuti gerakan binatang Menendang, menangkap, dan melempar bola dari jarak dekat 9 10 Melompat dengan dua kaki sekaligus Masuk kedalam lorong-lorong atau meja kursi atau kardus yang di susun 11 Membedakan permukaan 3 jenis benda melalui rabaan 12 13 14 Menunjuk mata boneka Merobek lurus Melipat kertas sembarang Tingkat Pengembangan

Nama anak Tempat/ Tgl. Lahir

: :

Keterangan kemampuan Dapat melakukan sendiri :

cli

Perlu bantuan Perlu bantuan tapi dipaksakan

: :

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN BAHASA


No 1 2 Keterampilan Bahasa Mengenal suara di sekitar Mengatakan dalam kalimat pendek 2-4 kata 3 4 5 6 Mengerti dan melaksanakan 1 perintah Mengajukan pertanyaan Menyebutkan nama benda Tertarik pada gambar dalam buku Tingkat Pengembangan

Nama anak Tempat/ Tgl. Lahir

: :

Keterangan kemampuan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan Perlu bantuan tapi dipaksakan : : :

clii

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN KOGNITIF


No 1 2 Keterampilan Kognitif Mengelompokkan benda yang sama Mengelompokkan ( lingkaran dan bujur sangkar) 3 4 5 6 7 Membedakan besar kecil Membedakan rasa Membedakan bau Mengulang bilangan 1,2,3,4,5 Mengelompokkan atau pengenalan warna Tingkat Pengembangan

Nama anak Tempat/ Tgl. Lahir

: :

Keterangan kemampuan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan : : :

Perlu bantuan tapi dipaksakan

cliii

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL


No 1 Keterampilan Sosial Emosional Mengenal etika makan dan jadwal makan teratur 2 3 Mulai dapat berbagi Mulai mahir menggunakan toilet (WC kamar mandi) 4 5 6 Dapat ditinggalkan oleh orang tuanya Dapat memilih kegiatannya sendiri Menunjukkan ekspresi wajar saat marah, sedih, takut 7 8 Menjadi pendengar yang baik Latihan membereskan alat permainan Tingkat Pengembangan

Nama anak Tempat/ Tgl. Lahir

: :

Keterangan kemampuan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan : : :

Perlu bantuan tapi dipaksakan

cliv

FORMAT EVALUASI TINGKAT PENGEMBANGAN SENI


No 1 2 3 Keterampilan Seni Mendengarkan musik dan mengikuti irama Bertepuk tangan dengan variasi Memukul benda-benda dengan tangan Tingkat Pengembangan

Nama anak Tempat/ Tgl. Lahir

: :

Keterangan kemampuan Dapat melakukan sendiri Perlu bantuan Perlu bantuan tapi dipaksakan : : :

clv

clvi

You might also like