Professional Documents
Culture Documents
GAM
OLEH SUTONO
ABSTRACT
In the ideal business, information technology strategic planning go hand in hand with business strattegis planning organization, the integration of Vision, mission and strategic alignment between business and information technology will be answering the need for data and information to support decision-making processes at all levels of the organization. Intense competition from various industry enterprises in Indonesia at present requires companies to continually improve its performance. Companies that are unable to adjust this situation will suffer a setback in his business, either directly or indirectly. Improved performance, among other ways, through changes made in the company's business processes. One of the concepts that can be applied is to perform business process reengineering (Business Process Reengineering), which is a radical change management techniques to business processes that take place that can improve the efficiency, effectiveness, quality, service, and reduce costs.
The purpose and scope of this journal is to analyze, study and discussion of process reengineering of business processes (Business Process Reengineering)
baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Peningkatan kinerja tersebut antara lain adalah melalui perubahan yang dilakukan dalam proses bisnis perusahaan. Salah satu konsep yang dapat diterapkan adalah dengan melakukan
strattegis bisnis organisasi, integrasi VISI ,misi dan strategis antara bisnis dan teknologi informasi akan menjawan
rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering), yaitu suatu teknik manajemen terhadap perubahan proses-proses yang bisnis radikal yang
kebutuhan data dan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan pada semua tingkat organisasi. Ketatnya persaingan industri dari berbagai perusahaan di Indonesia pada saat ini menuntut perusahaan untuk dapat terusmenerus meningkatkan kinerjanya.
berlangsung yang dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, kualitas,pelayanan, serta mengurangi biaya. Tujuan dan ruang lingkup dari jurnal ini adalah untuk menganalisa , studi dan pembahasan mengenai proses
Perusahaan-perusahaan yang tidak mampu untuk menyesuaikan keadaan ini akan mengalami kemunduran dalam bisnisnya,
I.
teratur, mulai dari mulai mengambil, menyusun , menyimpan sampai menyajikan data.
Sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari analisa terhadap sejarah datanya. Sebagai contoh sebuah pengamatan dari trand yang tidak biasanya dalam penjualan terhadap permintaan konsumen yang terdahulu dapat menjadi berguna untuk peramalan terhadap kebutuhan produksi. Data warehouse adalah koleksi terintegrasi dari data perusahaan yang orientasinya kepada pengambilan keputusan . Analisa terhadap data tidak dilakukan secara langsung pada dataware house , tetapi lebih pada tempat penyimpanan data khusus dan sering disebut dengan Hypercubus. Ini dimulai dari fakta bahwa kefektifan dari analisa adalah berhubungan terhadap kemampuan menggambarkan dan memanipulasi data yang factual berdasarkan kepada perbedaan dan terhadap pandangan yang bebas atau dimensional. PT. Gramedia Asri Media memiliki beberapa database yang tersebar di berbagai devisi diantaranya devisi penjualan, devisi pembelian, devisi penerimaan barang. Di bagian system informasi pada sebuah perusahaan yang salah satu kegiatannya adalah mengelola data system pelaporan dan terjadi suatu masalah. Masalah tersebut misalnya dalam pengolahan data pada sejumlah system pelaporan yang saling berhubungan, sehingga diperlukan suatu system yang
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut : 1. Bagaimana melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business Process
rekomendasi aplikasi yang strategis dan sangat potensial untuk dibangun guna mendukung organisasi pencapaian tujuan
1.3
Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering) ini adalah : 1. Melakukan bisnis Rekayasa ulang proses (Business Process
Reengineering)
sistem informasi
sehingga
dihasilkan
sistem
yang
informasi
data
yang
relevan
dengan
terintegrasi untuk memudahkan dan mempercepat proses bisnis 2. Menentukan bentuk rekomendasi
penelitian tesis ini diperoleh dengan cara literature reviews planning initiation,
current systems and technology, data architecture, technology architecture dan design 1. Literature reviews Berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan
Rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering) aplikasi yang strategis untuk mengintegrasikan sistem informasi kuhus nya untuk divisi gudang dan penjualan.
1.4
Batasan Masalah
landasan kegiatan penelitian. 2. Inisiasi perencanaan/Planning Initiation Berisi mengenai identifikasi dan
Batasan masalah yang diharapkan dari Rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering) ini adalah : 1. Business Process Reengineering Sistem
dokumentasi terhadap ruang lingkup, informasi Gudang dari penerimaan sasaran, barang peneriman pemodelan 2. Business Process Reengineering Sistem presentasi, dan rencana kerja. informasi Penjualan 3. Current Systems and Technology Berisi tentang katalog sumber daya 1.5 Metodologi informasi dan skema dari sistem dan teknologi yang telah ada. Metodologi penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus, analisis terhadap sasaran dan arahan pengembangan sistem informasi perguruan tinggi di mana yang akan digunakan, sampai dengan proses metodologi dan penentuan alat-alat visi, misi dan pemilihan
II.
LANDASAN TEORI
(b) Hand-off activities Aktivitas yang memindahkan aliran kerja dengan melewati hambatanfungsional,
Melakukan Konsep Rekayasa Ulang Proses Bisnis 2.1 Arti dan Tujuan Rekayasa
hambatan
Ulang Proses Bisnis ( Business Process Reengineering ) Rekayasa adalah proses dan ulang proses bisnis kembali perancangan mendasar memperoleh
departemental atau organisasional dan (c) Control activities yang tercipta untuk
aktivitas
berpikir proses
mengendalikan Hand-off activities. 2. Strategik and value added. Target utama rekayasa ulang proses bisnis adalah stratgei dan nilai tambah. Untuk memaksimalkan investasi tingkat dalam
(rethinking) kembali
(redesign)
secara
(fundamental)
untuk
perbaikan yang memuaskan atas kinerja perusahaan yang mencakup cost, quality, delivery, service, and speed dengan
pengembalian
rekayasa ulang, perusahaan mulai memfokuskan pada proses yang terpenting dalam perusahaan, yaitu tidak hanya strategi dan nilai tambah tetapi keseluruhan system, kebijakan dan struktur organisasi yang mendukung proses. 3. Optimization of work flow and productivity in organization, yaitu meningkatkan produktivitas,
pengukuran yang teliti atau kontemporer. Menurut Manganelli dan Klein (1994 : 7): Reengineering is the rapid and radical redesign of strategik, value-added business process and the systems, policies and organizational structures that support them to optimize the work flows and productivity in an organizatin.
pangsa pasar, pendapatan, tingkat Definisi rekayasa ulang ini memuat empat kata kunci, yaitu: 1. Process, yaitu serangkaian pengembalian investasi dan asset. Rekayasa ulang proses bisnis dapat diukur dari pengurangan biaya per unit. 4. Rapid, radical and redesign.
aktivitas yang mengubah masukan menjadi keluaran. Terdapat tiga aktivitas dalam proses yaitu: (a) Value-adding activities aktivitas untuk menghasilkan nilai tambah,
Rekayasa ulang harus dilaksanakan secara cepat dan radikal serta merancang kembali proses bisnis
untuk
menghilangkan
aktivitas
belajar
individu
dan
(12).
Pengembangan organisasi (renewing). Pada organisasi jasa terdapat tiga dimensi yang harus diperbaiki yaitu dimensi tenaga kerja, proses kerja dan teknologi (human dimension, work process dimension and technology dimension). Reengineering membantu perusahaan untuk kerja mengatasi secara
mencoba untuk memisahkan proses lama dengan proses baru tentang bagaimana mengorganisasikan bisnis. Hal dan ini
memperlakukan
mencakup penggantian metode lama dan mencari metode suatu baru untuk
menyelesaikan
pekerjaan.
halangan/hambatan
proses tertentu yang sudah mapan, dan tidak mampu menghasilkan strategi yang lebih luas lagi, sehingga harus diganti dengan transformasi.
memberikan kepuasan tertinggi pada pelanggan. Rekayasa ulang proses bisnis mencakup perancangan kembali proses bisnis untuk memperoleh
keuntungan dari potensi besar yang dimiliki perusahaan seperti komputer dan teknologi informasi. Tujuan rekayasa ulang proses
(pembingkaian kembali), restructuring (restrukturisasi), revitalizing (revitalisi) dan renewing (pembaharuan kembali). Terdapat duabelas kromosom (konsep) transformasi 4R tersebut pada
bisnis adalah perbaikan proses untuk meningktkan kepuasan total baik bagi pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Tujuan rekayasa ulang
proses bisnis menurut Andrews dan Stalick (1994 : 8) adalah sebagai berikut (1). Meningktkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang khusus serta
pengukuran target (reframing) (4). Model ekonomi usaha (5). Penataan infrastruktur (6). Perbaikan cara kerja (restructuring) (7). Fokus pemasaran dan penjualan (8). Perluasan usaha (9). Teknologi informasi (revitalizing)
mempertahankan produksi masal (2). Meningktkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan
memilih barang atau jasa perusahaan daripada Membuat perusahaan lebih pesaing mudah (3). dan
organisasi sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang saja.
menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan (4). Memutuskan batasan 2.2 Konsep Business Process
komunikasi, jaringan dan teknologi komputer (5). Mempercepat waktu respon kepada pelanggan,
perbaikan yang radikal dan mendasar bagi perusahaan karena metode ini menganalisa, menemukan kesalahan, serta merekayasa ulang proses-proses bisnis yang berlangsung dalam
pengembangan barang atau jasa dalam waktu siklus pabrik (6). Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari setiap
pelanggan serta menetapkan harga value-driven untuk pelanggan tanpa mengurangi Memperbaiki kemampuan memberikan perusahaan dan profitabilitas kualitas individu kontribusi (8). kerja (7). dan dalam pada
continuous improvement, karena konsep ini menganggap bahwa proses yang digunakan saat ini sudah tidak relevan lagi sehingga proses tersebut harus dibuang dan diganti dengan proses yang sama sekali baru.
Memperbaiki
2.3 Continous Improvement Menurut Maureen Weicherand friends (2004) kebanyakan kinerja dengan cara perusahaan, dalam terus-
memperbaiki organisasinya
improvement. Metode ini merupakan model perbaikan secara biasa. Berikut adalah langkah-langkah yang umum dilakukan dalam metode ini, yaitu : memperhatikan dan mencatat hal apa yang sedang dilakukan saat ini. Mengukur proses berdasar pada kehendak pelanggan. Melakukan proses berdasarkan pada kehendak pelanggan. Mengukur hasil dari proses baru. Meneliti dan mencatat perbaikan apa yang telah dilakukan. Lalu langkah-langkah ini terus diulangi sampai mencapai titik kepuasan tertentu yang diinginkan. Metode seperti ini menghasilkan perbaikan pada proses bisnis perusahaan yang
sifatnya gradual dan bertahap. Pada masa sekarang ini metode seperti ini agaknya sudah kurang tepat untuk digunakan lagi, ini terjadi karena ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan pesatnya perkembangan teknologi yang terjadi. Untuk menjawab kebutuhan yang ada, diperlukanlah suatu metode yang dapat memberikan solusi terbaik yang cepat dan mendasar bagi perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan perbaikan dalam kinerja bisnis mereka. Business Process Reengineering merupakan jawabannya.
2.4 Business
process
reengineering
dan Keberhasilan Business process reengineering 1. Bila Perusahaan Melakukan Business process reengineering Menurut Peppard dan Rowland (1995:40), saat yang tepat untuk
High
memutuskan kapan melakukan Business process reengineering untuk organisasi, tergantung pada sejumlah factor dan menggunakan framework yang dikembangkan oleh Nolan Norton and Company, seperti dikemukakan dalam Gambar 1. berikut :
Low
Risk Zone
High
Quadrant I : Survival
Business need
Business reengineering
Critical Zone
Quadrant II : Reconsider
Quadrant IV : Advantage Invent the new paradigm Focus on business case Leverage capabilities
Managed Zone
Low
High Low Readliness Sumber : Joe Peppard dan Philip Rowland (1995 : 40).
Keterangan
menuju keberhasilan rekayasa ulang adalah mengenali kegagalan umum dan Kuadran I : Bertahan Hidup (survived) belajar mencegahnya. Untuk mencapai keberhasilan dalam Business process Mengindikasikan kritik untuk memperbaiki kinerja bisnis secepatnya. reengineering, terdapat beberapa Kuadran II : Meluncurkan (Launch) faktor kunci yaitu : vision, skills, incentives, resources dan action plan. Mengindikasikan kritik untuk memperbaiki kinerja. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari menginvestasikan untuk gambar pengembangan a. Vision. Visi adalah tentang apa yangdandikehendaki yang kemampuan Business process reengineering mengadakan usaha menyangkut : orang, produk, secepatnya. pelayanan, proses, fasilitas, kultur dan pelanggan. Setiap orang dalam Kuadran III : Mempertimbangkan Kembali (Reconsider ) organisasi harus mamapu mengerti, Mengindikasikan bahwa perusahaan sehat dan membutuhkan memahami, menjiwai sedikit dan menggambarkan visi Sebagian tersebut perbaikan yang dramatis di masa yang akan datang. sehingga semua tindakan dan perusahaan sebaiknya mempertimbangkan kembali mengadakan BPR keputusan selalu membawa dan berfokus pada perbaikan yang kontinu. perusahaan makin dekat pada visi yang telah ditentukan. KegiatanKuadran IV : Keuntungan (Advantage) kegiatan yang menyangkut visi antara : (1)desakan Menentukan Mengindikasikan bahwa meskipun tidak lain terdapat untuk strategi yang tepat (2) Menjelaskan perbaikan yang dramatis, namun merupakan suatu keuntungan strategic alasan mengapa dilakukan untuk mengambil inisiatif untuk melaksanakan BPR. Business process reengineering (3) Mengembangkan suatu cita-cita Dari setiap kuadran tersebut di atas, masa depan yang dipahami semua ternyata bahwa BPR tetap diperlukan orang. (4) Menentukan target yang dalam setiap kuadran terutama pada harus dicapai (5) Menjelaskan skuadran Survival dan Launch. hubungan antara usaha Business process reengineering dengan usaha yang sudah dilakukan dan (6) Membuat peta perubahan2.5 Faktor kunci keberhasilan dalam perubahan sampai pada tahap Business process reengineering akhir. b. Skills. Ketrampilan baik Hammer dan Champy (1995 : ketrampilan interpersonal maupun 198) mengatakan bahwa kunci ketrampilan teknik diperlukan agar keberhasilan dalam melakukan karyawan mampu melaksanakan rekayasa ulang terletak pada tugas-tugas dalam proses baru. Aktivitas yang dilakukan dalam pengetahuan dan kemampuan peningkatan ketrampilan antara melaksanakannya, bukan lain : (1) Mendidik pimpinan keberuntungan. Bila mengetahui puncak mengenai konsep dan aturan-aturannya dan menghindari implikasi Business process berbuat kesalahan, maka kemungkinan reengineering. (2) besar akan berhasil. Langkah pertama Menginventarisasi tipe
10
kepemimpinan yang dibutuhkan untuk melakukan proses baru. (3) Berfikir luas masa depan (4) Mengubah desain dan mengembangkan hal-hal dari luar ke dalam perusahaan (5) Memperoleh dukungan sarikat pekerja dan (6) Mengelola perbedaan atau konflik secara baik dan konstruktif. c. Incentives. Apabila karyawan dapat memahami dan merasakan perubahan secara drastis membawa perbaikan bagi karyawan, maka mereka dapat melakukan perubahan secara lebih baik. Beberapa hal yang menyangkut insentif anatara lain : (1) Perubahan harus dipimpin, disosialisasi dan dibuat target tertentu oleh pimpinan perusahaan (2) Tim manajemen bertanggung jawab atas keberhasilannya (3) Hilangkan rasa ketakutan (4) Memberi penghargaan dan pengakuan atas keberhasilan dan prestasi karyawan dan (5) Perubahan sikap dan budaya dengan sistem dan suri tauladan dari pimpinan perusahaan. d. Resources. Beberapa hal dan aktivitas dalam pengalokasian sumber daya antara lain (1) Komitmen manajemen puncak untuk melaksanakan perubahan (2) Paling sedikit 25% dari waktu manajemen puncak melaksanakan perubahan (3) Mengadakan pelatihan dan bimbingan dalam melaksanakan perubahan (4) Melakukan benchmarking dan (5) Memanfaatkan sumber daya seefektif dan efisien mungkin. e. Action plan. Action plan adalah perencanaan dari serangkaian aktivitas, penanggung jawab dan jadwal waktu serta target yang terinci.
III.
SISTEM
YANG
PROFIL PERUSAHAAN Gramedia, atau lengkapnya PT. Gramedia Asri Media adalah anak perusahaan Kelompok Kompas Gramedia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Februari 1970 dengan diawali dari satu toko buku kecil berukuran 25m di daerah Jakarta Barat dan sampai tahun 2002 telah berkembang menjadi lebih dari 80 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Produk yang ditawarkan pun saat ini tidak hanya terbatas pada buku dan alat tulis, tapi juga perlengkapan kantor, alat olahraga, kamera, kamus elektronik, DVD dan CD musik dan film, sampai alat musik. Mungkin karena menyasar konsumen pelajar dan mahasiswa, jadi diversifikasi produk-produk yang ditawarkan adalah yang dekat dengan dunia remaja. Secara garis besar, kelompok Gramedia Majalah terdiri dari tiga bagian, yaitu Bisnis, Redaksi dan Supporting. Bagian Bisnis terdiri dari Sirkulasi, Iklan dan Promosi. Redaksi terbagi dalam lima bagian, yaitu Media Wanita, Media Anak, Media Otomotif, Media Pria, serta Media Pengetahuan, Teknologi dan Umum. Sedangkan Bagian Supporting terdiri dari Anggaran, Pracetak, SDM, Umum, dan Teknologi Informasi. Salah satu nilai diferensiasi yang ditawarkan oleh Gramedia adalah adanya dukungan sistem teknologi informasi yang memberikan kemudahan bagi perusahaan dan konsumen. Bagi Gramedia sendiri, penerapan sistem teknologi informasi akan memberikan
11
gambaran tentang jumlah perputaran barang yang masuk dan keluar setiap saatnya. Hal ini bisa membantu perusahaan menjaga ketersediaan barang dan mencegah kekosongan. Di sisi konsumen, dukungan sistem teknologi informasi memberikan kemudahan untuk melacak buku yang dicari.
Hanya dengan memasukkan kata kunci berupa judul buku atau nama pengarang atau nama penerbit maka penjelajahan bisa dilakukan. Informasi itu pun lengkap dengan map tempat rak dimana buku tersebut diletakkan. Efektif, dan pastinya efisien.
3.2
12
3.3
MILESTONE LEVEL
KEPALA MARKETING Buat Daftar Rekomenda si Buku Submit Daftar Rekomendasi Buku Terima daftar Buku Pesanan Buat Daftar Pemesanan Buku Buat Daftar Pemesanan Buku
KEPALA GUDANG
KEPALA CABANG
SUPPLIER
MILESTONE LEVEL
KEPALA MARKETING Refisi Daftar Rekomendasi Buku
KEPALA GUDANG
No
SUPPLIER Terima Surat Pemesanan Buku Sediakan Buku Pesanan Kirim Buku Pesanan
13
MILESTONE LEVEL
KEPALA MARKETING Terima Daftar Buku
KEPALA GUDANG
KEPALA CABANG
SUPPLIER
3.4
HASIL LAMA
ANALISIS
SISTEM
2. Kepala gudang berfungsi untuk mengecek barang pesanan buku, bukan memeriksa stok persediaan yang seharusnya di lakukan oleh bagian sales dan bagian persediaan. 3. Pada diagram diatas tidak
Hasil analisa sistem lama adalah pada diagram handoff di atas tidak terlihat adanya sistem komputerisasi pada proses bisnis. Ada proses yang belum jelas tentang sistem penagalihan supplier
disertakan bagian data prosesing yang memproses pesanan buku untuk mengupdate stok barang di computer
terhadap barang yang sudah di kirim. Berikut adalah hasil detail analisa system pada diagram handoff di atas: 1. Proses lakukan pemesanan langsung buku oleh di
4. Tidak terlihat alur proses dari kepala gudang dalam memeriksa buku pesanan apakah sesuai
kepala
marketing padahal di lapangan ada bagian sales , tugas dari kepala marketing seharusnya adalah
dengan pesanan atau tidak. 5. Tidak terlihat proses penagihan supplier terhadap faktur yang
pemesanan buku.
14
sales, 3.5 CASE FOR ACTION Melihat hasil analisa diatas bahwa proses penjualan menjadi titik
spv
sales
hanya
melakukan otorisasi dari bagian sales. 2. Kepala gudang berfungsi mengecek barang pesanan yang di order 3. Perlu ada data processing untuk melakukan update stok kedata komputer
tumpu dalama proses bisnis di Gramedia, sehingga di perlukan perubahan sistem sebagai berikut : 1. Proses dilakuakan pemesanan oleh bagian
IV.
PERSYARATAN PELANGGAN
PEMBELIAN
SUPPLIER
DATA PROCESSING
ADMINISTRASI
PENJUALAN
PRODUK / LAYANAN
15
INSPEKSI
ADMINISTRASI
PEMBELIAN
PEMBELIAN
RUMAH TANGGA
EDP
TERIMA PRODUK
SALES
EDP
PUSAT
CUSTOMER
HANDLING COMPLAIN
CUSTOMER
16
SUPPLIER
EDP
SELEKSI
EDP
EVALUASI SUPPLIER
SUPPLIER
PUSAT
PERENCANAAN STOCK
PENJUALAN
PENJUALAN
INFORMASI LAIN
17
ADMINISTRASI
PENJUALAN
PENJUALAN PUSAT
RUMAH TANGGA
CUSTOMER
E-COMMERCE
CUSTOMER
18
COUNTER COUNTER
EDP
PROSES TAGIHAN
EDP
SUPPLIER SUPPLIER
19
Pemasok
Bagian Sales
Supvervisor Sales
Bagian Purchasing
Yes
Bagian Warehouse
Bagian Labeling
Bagian Keuangan
20
Bagian Sales
Supvervisor Sales
Bagian Purchasing
Bagian Warehouse
Bagian Labeling
Bagian Keuangan
21
MILESTONE LEVEL
Pemasok
Menerima Otorisasi Kesesuain PO& Pengiriman Kirim Invoice Tagihan Pesanan
Bagian Sales
Display Buku
Supvervisor Sales
Bagian Purchasing
Bagian Warehouse
Bagian Labeling
Bagian Keuangan
4.5
22
MILESTONE LEVEL
Pemasok
Kirim Invoice Tagihan Pesanan Terima Teransfer Pembayaran
Bagian Sales
Supvervisor Sales
Bagian Purchasing
Bagian Warehouse
Bagian Labeling
Bagian Keuangan
23
4.5 EKTERNAL PROBLEM Untuk menganalisa masalah di luar yatu maslaha dengan
2. Pelatihan suvervisory
pembekalan manangen
untuk para Kepala Sales (Kepala Marketing) 3. Melakukan Purchasing 4. Mengarahkan semua pelatihan
pelangga (kepuasan pelanggan) maka perusahana menyediakan buku bad command dan good command. 1. Bad merupakan command catatan
bagian
mempunyai
keluhan pelanggan dan solusi yang di perbaiki oleh pihak manajemen 2. Good merupakan command catatan
4.7 Diagnostic Diagnostic merupakan kegiatan dimana para lini manajemen membahas permaslahan baik
pihak perusahaan 4.6 INTERNAL PROBLEM Selain melakukan maintenance pelanggan tetunya perusahaan mempunya yaitu problem internal karyawan Untuk
adalah kegiatan dimana semua permasalah baik ekternal dengan maupun bahas (berkaitan pelanggan) internal dan di di cari
dikalangan
perusahaan.
melayani pelanggan dengan baik maka perlu diadakan training misalnya 1. Peletihan pembekalan
solusinya 2. Progres Report adalaha kegiatan target membahas yang telah oleh
ditetapkan perusahaan
24
penumpang dengan menyederhanakan proses dan menyenangkan penumpang. 4.8 VISION 3. Tahapan dasar rekayasa ulang proses bisnis adalah rethink, redesign dan retool yang meliputi tahapan persiapan, identifikasi, visi, pemecahan dan transformasi dengan menggunakan dua puluh tujuh teknik manajemen. 4. Untuk mencapai keberhasilan dalam rekayasa ulang proses bisnis ada lima faktor kunci yaitu : vision, skills, incentives, resources dan action plan. Kegiatan Rekayasa ulang proses bisnis tetntunya tidak akan jika tidak
mencapai perusahaan
maksimal tersebut
mempunyai visi yag jelas. Dilihat dari proses bisnis yang baru maka perusahaan gramedia mempunyai visi sebgai berikut : 1. Menyediakan produk-produk buku unggulan yang Mempunyai unsur pendidikan dan informasi 2. Menyediakan produk unggulan yang mengandung unsur hiburan yang mendidik 3. Menyediakan Produk yang berbasis Ilmu pengetahuan
V.
KESIMPULAN 1. Rekayasa ulang proses bisnis merupakan salah satu pendekatan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif di tengah persaingan yang makin ketat. 2. Tujuan rekayasa ulang proses bisnis adalah perbaikan proses atau prosedur pelayanan untuk meningkatkan kepuasan total
25
DAFTAR PUSTAKA Andrew, Dorine C., dan Stalick, Susan K. (1994). Business reengineering : The Survival guide. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall, Inc. Hammer, Michael, dan Champy, James (1995). Rekayasa ulang perusahaan : Sebuah manifesto bagi resolusi bisnis. (Alih bahasa : Marcus Prihminto Widodo), Jakarta, Gramedia. Manganelli, Raymond L., dan Klein Mark M (1994). The reengineering handbook : A- Step-by-step guide to business transformation. United States of American Management Association (AMACOM). Nasution, M.N (2004). Manajemen mutu terpadu, cetakan ke tiga. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia. Peppard, Joe dan Rowland, Phillip (1995). The essence of business process reengineering, Hertfordshire. UK ; Prentice Hall International (UK) Limited.
26