You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Dalam mencapai tujuan pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi ketercapaian dari tujuan tersebut. Faktor faktor yang mempengaruhi ini satu dengan yang lainnya saling berkaitan, sehingga apabila faktor yang satu terabaikan maka hasil belajar itu sendiri menjadi tidak optimal. Faktor yang berpengaruh terhadap ketercapaian belajar yaitu : 1) faktor guru, 2) faktor siswa, 3) faktor sarana prasarana, dan 4) faktor lingkungan. Dari beberapa faktor diatas, salah satu yang sangat penting dalam belajar adalah obyek belajarnya itu sendiri yaitu faktor siswa. Tidak dapat disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan berbeda yang dapat dikelompokkan siswa berkemampuan tinggi, sedang, rendah. Seperti halnya perbedaan yang mencolok antara orang yang baru mempelajari sesuatu atau pemula dengan pakar ialah bahwa para pakar telah benar-benar menguasai keterampilanketerampilan dasar, sehingga mereka dapat menerapkannya dengan spontan dan tanpa difikirkan lagi, walau dalam situasi baru dan penuh tekanan atau beban. Perbedaan-perbedaan seperti itu menuntut perlakuan yang berbeda pula. Agar proses pengajaran lebih hidup dan menjalin kerjasama diantara siswa, maka proses pembelajaran dengan paradigma lama harus diubah dengan paradigma baru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir serta arah pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses

belajar mengajar akan dapat meningkatkan kerjasama diantara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus memiliki pengetahuan untuk mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Berbagai model pengajaran dapat digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Pada kesempatan ini penulis ingin memperkenalkan salah satu model pengajaran yang terfokus pada pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah yang disebut Direct Instruction. 2. Batasan Masalah Batasan masalah dilakukan agar objek kajian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok dari isi makalah. Oleh karena itu, penulis memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang terdiri dari : 1. Istilah dan pengertian 2. Landasan teoritik dan empirik model pengajaran langsung 3. Sintaks model pengajaran langsung 4. Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan model pengajaran langsung 5. Pelaksanaan model pengajaran langsung Selanjutnya, untuk memperdalam pemahaman mengenai model pengajaran langsung maka terlebih dahulu akan dijelaskan istilah dan pengertian model pengajaran langsung kemudian sintaks dari pengajaran lansung itu sendiri lalu pembahasan mengenai ketiga aspek berikutnya sebagai landasan pelaksanaan dan perencanaan model pengajaran langsung. C. Tujuan Penulisan Berdasarkan beberapa rumusan masalah yang diajukan oleh penulis dalam bagian sebelumnya, maka dapat diperoleh tujuan penulisan dari makalah ini, yakni sebagai berikut: 1. Istilah dan pengertian 2. Landasan teoritik dan empirik model pengajaran langsung Model Pengajaran Langsung atau

3. Sintaks model pengajaran langsung 4. Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan model pengajaran langsung 5. Pelaksanaan model pengajaran langsung.

D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai: Istilah dan pengertian Landasan teoritik dan empirik model pengajaran langsung Sintaks model pengajaran langsung Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan model pengajaran langsung Pelaksanaan model pengajaran langsung

2. Pembaca dapat mengetahui hal yang serupa dengan mahasiswa guna meningkatkan pengetahuan mengenai model pembelajaran khususnya pembelajaran langsung. 3. Sebagai bahan referensi dalam bidang Education untuk mahasiswa lain tentang model pembelajaran khususnya pembelajaran langsung.

BAB II PEMBAHASAN

A. Istilah dan Pengertian Pembelajaran Langsung Model Pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 1997). Dalam pembahasan serupa, terdapat istilah lain yang biasa dipakai untuk menyebutkan model pembelajaran langsung yakni diantaranya training model, active teaching model, mastery teaching, dan explicit instructions. Model pengajaran langsung ini dipilih agar dapat menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural (pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu) dan pengetahuan deklaratif (pengetahuan tentang sesuatu dan dapat diungkapkan dengan kata-kata) yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah, dan agar guru dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuaan siswa. Oleh karenanya, guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. Selain itu, dengan model pembelajaran langsung guru dapat

memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemndirian dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan. Tindakan dalam pembelajaran langsung dirancang untuk membuat sebuah lingkungan pendidikan yang berorientasi akademik dan terstruktur serta mengharuskan siswa untuk terlibat aktif saat pembelajaran. Adapun gambaran umum atau ciri-ciri dari model Pengajaran Langsung (dalam Kardi & Nur, 2005: 3) yang dapat digunakan untuk membedakan model pembelajaran langsung dengan model-model pembelajaran lainnya adalah sebagai berikut: 1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar.

2. 3.

Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran; dan Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

B. Landasan Model Pembelajaran Langsung Secara historis, beberapa aspek model pembelajaran langsung banyak diterapkan dan dikembangkan dalam prosedur pelatihan-pelatihan oleh dunia kemiliteran dan industri. Pengembangan model pembelajaran langsung dilandasi oleh latar belakang teoritik dan empirik tertentu. Diantaranya adalah ide-ide dari bidang analisis sistem, teori pemodelan sosial dan perilaku, serta hasil penelitian tentang keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya. Analisis Sistem Dalam sebuah proses pembelajaran sebagai suatu sistem, analisis sistem menekankan pada bagaimana pengorganisasian pengetahuan dan ketrampilan, dan bagaimana menguraikan secara sistematik ketrampilan kompleks dan ideide menjadi komponen-komponen sehingga dapat diajarkan secara berurutan. Gagne dan Leslie Briggs (1987) mengemukakan pandangannya tentang hal ini: Pembelajaran yang dirancang secara sistematik akan berpengaruh besar terhadap perkembangan individu. Beberapa pakar pendidikan

mengemukakan, bahwa pendidikan akan menjadi paling baik jika dirancang hanya untuk memberikan kesempatan kepada siswa memperoleh lingkungan belajar yang menunjang dan berkembang sesuai dengan kemampuan dan aktifitasnya sendiri tanpa adanya paksaan apapun. Kita menganggap hal tersebut merupakan pandangan yang keliru. Pembelajaran yang tidak diarahkan, menurut mereka, mungkin sekali membawa perkembangan banyak individu oleh karena satu dan lain hal menjadi tidak kompeten dalam mencapai kepuasan pribadi dan kehidupan masyarakat sekarang atau masa yang akan datang.

Teori Pemodelan Tingkah Laku. Teori belajar yang banyak memberikan sumbangannya pada model pembelajaran langsung adalah teori belajar sosial atau belajar melalui observasi yang menurut Arend disebut teori pemodelan tingkah laku. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford University, USA. Teori belajar ini dikembangkan untuk

menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting yang alami/lingkungan sebenarnya. Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku, lingkungan dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang

mempengaruhi persepsi dan aksi adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking), Hasil penelitian tentang keefektifan guru. Landasan penelitian dari model pembelajaran langsung dan berbagai komponennya, berasal dari bermacam-macam bidang. Meskipun demikian, data penunjang empirik yang palin jelas terhadap model pembelajaran langsung berasal dari penelitian tentang keefektifan guru yang dilakukan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Penelitian Stalling dan Kazkowitz (dalam Trianto, 2007: 32)

menunjukkan pentingnya waktu yang dialokasikan pada tugas (Time on task). Penelitian ini juga menyumbang dukungan empirik penggunaan pembelajaran langsung. Beberapa orang guru menggunakan metode-metode yang sangat terstruktur dan formal, sedangkan guru-guru yang lain menggunakan metodemetode yang informal. Stalling dan koleganya ingin mengungkapkan, manakah di antara program-program itu yang dapat berfungsi baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Prilaku guru-guru dalam 166 kelas yang diamati, siswa-siswa dites. Banyak hal yang dapat diungkap pada penelitian itu, namun ada dua hal yang sangat menonjol, yaitu alokasi waktu dan penggunaan tugas (kegiatan yang menggunakan metode pembelajaran langsung lebih berhasil dan memperoleh tingkat keterlibatan yang tinggi daripada mereka yang menggunakan metode-metode informal dan berpusat pada siswa.

Beberapa hasil penelitian tahun 1970-an, misalnya yang dilakukan oleh Stalling dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa guru yang memiliki kelas yang terorganisasikan dengan baik menghasilkan rasio keterlibatan siswa (Time task ratios) yang lebih tinggi daripada guru yang menggunakan pendekatan yang kurang formal dan kurang terstruktur. Observasi terhadap guru-guru yang berhasil, menunjukkan bahwa kebanyakan mereka

menggunakan prosedur pembelajaran langsung (Kardi dan Nur, 2000: 17)

C. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung 1. Sintaks Model Sintaks atau disebut juga pemfasean model merupakan penjelasan pengoperasian model (model in action). Sintaks dijelaskan dalam term-term deretan aktivitas yang disebut fase (phase). Setiap model pembelajaran memiliki sintaks atau fase-fase pengoperasian yang berbeda antara satu model pembelajaran dengan model pembelajaran yang lain. Menurut Bruce and Weil (1996) model pembelajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu: a. Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa 1) Menjelaskan Tujuan Guru mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswasiswanya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis atau membacakannya, atau menempelkan informasi tertulis pada papan buletin, yang berisi tahap-tahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat melihat keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap pelajaran itu. Hal ini dimaksudkan agar siswa mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu.

2) Menyiapkan Siswa Selain itu, guru berusaha menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya yang relevan dengan pokok bahasan yang dipelajari. b. Fase 2: Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkah-langkah demonstrasi efektif. 1) Menyampaikan informasi dengan jelas Kejelasan informasi atau presentasi yang diberikan guru kepada siswa dapat dicapai melalui perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran yang baik. Dalam melakukan presentasi guru harus menganalisis keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil selangkah demi selangkah. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi/presentasi adalah: Kejelasan tujuan dan poin-poin utama, yaitu menfokuskan pada satu ide (titik, arahan) pada satu waktu tertentu dan menghindari penyimpangan dari pokok bahsan/LKS; Presentasi selangkah demi selangkah; Prosedur spesifik dan kongkret, yaitu berikan siswa contoh-contoh kongkrit dan beragam, atau berikan kepada siswa penjelasan rinci dan berulang-ulang untuk poin-poin yang sulit; Pengecekan untuk pemahaman siswa, yaitu pastikan bahwa siswa memahami satu poin sebelum melanjutkan ke poin berikutnya, ajukan pertanyaan kepada siswa untuk memonitor pemahaman mereka tentang apa yang telah dipresentasikan, mintalah siswa mengikhtisarkan poin-poin utama dalam bahasan mereka sendiri, dan ajarkan ulang bagian-bagian yang sulit dipahami oleh siswa,

dengan penjelasan guru lebih lanjut atau dengan tutorial sesama siswa (Kardi dan Nur, 2000: 32). 2) Melakukan demonstrasi Pembelajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain. Tingkah laku orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa, sehingga perlu diingat bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena itu, agar dapat mendemonstrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya. c. Fase 3: Menyediakan latihan terbimbing Salah satu tahap penting dalam pembelajaran langsung adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan. Beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan adalah seperti berikut (Kardi dan Nur,2000:34). Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna. Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai

konsep/keterampilan yang dipelajari. Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practiced). Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan.

d. Fase 4: Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Pada pembelajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadangkadang disebut resitasi atau umpan balik. Hal ini dimaksudkan untuk

menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa. Beberapa pedoman dalam memberikan umpan balik efektif yang patut dipertimbangkan oleh guru seperti berikut (Kardi dan Nur, 2000: 38). Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan. Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik. Konsentrasi pada tingkah laku, dan bukan pada maksud. Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa Berikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar. Apabila memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar. Bantulah siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil. Mengajar cara memberikan umpan balik kepada diri sendiri dan bagaimana menilai keberhasilan kinerja sendiri. Ajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai kinerjanya sendiri. e. Fase 5: Memberikan kesempatan latihan mandiri Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pada pembelajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara mandiri. Kardi dan Nur (2000: 43) memberikan tiga panduan umum latihan mandiri yang diberikan sebagai pekerjaan rumah seperti berikut. Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan atau persiapan untuk pembelajaran berikutnya.

Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa, tentang tingkat keterlibatan yang diharapkan. Guru seharusnya memberikan umpan balik tentang pekerjaan rumah tersebut.

Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu: a. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan. b. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan

keterampilan yang telah dikuasai siswa. c. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh,

mendemontrasikan konsep dan sebagainya. d. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep. e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih

keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok. f. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan review terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan. g. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari. 2. Sistem Sosial Sistem sosial merupakan penjelasan tentang peranan guru dan peserta didik dan keterhubungan serta jenis norma-norma yang didukung. Dalam model

pembelajaran langsung diperlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati di pihak guru agar pembelajarannya efektif, pembelajaran langsung mensyaratkan tiap detail keterampilan atau isi didefinisikan secara seksama dan demonstrasi serta jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara seksama (Kardi dan Nur, 2000: 8). Menurut Kardi dan Nur (2000: 8-9), meskipun tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama melalui atensi

(memperhatikan), mendengarkan, dan resitasi (tanya jawab) yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor. Ini berarti bahwa lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik. 3. Prinsip Reaksi Prinsip-prinsip reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknya guru memandang peserta didik dan bagaimana merespon hal-hal yang dilakukan peserta didik. Dalam model pembelajaran langsung terhadap konsep-konsep yang perlu diperhatikan, yakni sebagai berikut: Menjelaskan tujuan pembelajaran. Memotivasi dan memusatkan perhatian siswa. Mendemonstrasikan dan menyajikan informasi setahap demi setahap. Merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik. Memberikan latihan mandiri berupa pekerjaan rumah. Menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil. Membantu siswa mengandalkan diri mereka sendiri. Melakukan penguatan.

Hal-hal tersebut di atas perlu diperhatikan dengan seksama oleh guru demi keberhasilan proses pembelajarannya.

4. Sistem Pendukung Sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan sebagai tambahan terhadap model yang berkaitan dengan pendukung keterampilan manusia, kapasitas dan fasilitas. Sistem pendukung ini meliputi media dan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran langsung. Media pembelajaran dimaksudkan untuk mempermudah siswa menerima konsepkonsep atau bentuk-bentuk materi yang harus diterimanya selama proses pembelajaran berlangsung. Media ini pula akan membantu guru dalam menarik perhatian siswa dalam materi ajar yang disampaikan. Contoh media yang sering digunakan ialah power point, alat peraga dan lain sebagaianya. Perangkat pembelajaran lain yang dapat digunakan oleh guru dalam model pembelajaran langsung ialah pemberian tugas kepada siswa baik berupa portofolio maupun berupa lembar kerja siswa (LKS). 5. Dampak Instruksional dan Pengiring Dampak instruksional dalam model pembelajaran langsung ialah efek atau hasil yang diharapkan akan dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Adapun dampak pengiring akan secara otomatis muncul ketika tujuan instruksionalnya telah dicapai. Model pembelajaran langsung ini diharapkan akan memunculkan efek-efek sebagai berikut: Dampak instruksional : Meningkatkan keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa. Membangun minat dan menimbulkan rasa ingin tahu Merangsang siswa untuk berpikir cepat.

Dampak pengiring : Meningkatkan kemampuan berfikir kritis. Meningkatkan kreativitas siswa. Melalui kesuksesan dan respon balik positif, dapat memperkaya penghargaan diri siswa.

D. Pelaksanaan Model Pembelajaran Langsung Sebagaimana halnya pelaksanaan pembelajaran pada umumnya, dalam pelaksanaan pembelajaran langsung guru perlu merencanakan proses

pembelajaran secara spesifik, mulai dari penentuan model, pemilihan materi, hingga proses evaluasi. Serangkaian kegiatan persiapan ini di awali dengan tugas-tugas perencanaan guru dan dilanjutkan dengan pelaksanaan proses pembelajaran. 1. Tugas-tugas perencanaan a. Merumuskan Tujuan Menurut Mager tujuan yang baik perlu berorientasi pada siswa yang spesifik, mengandung uraian yang jelas tentang situasi penilaian (kondisi evaluasi), dan mengandung tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan (kriteria keberhasilan). b. Memilih Isi Bagi guru pemula yang masih dalam proses penguasaan sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu (Kardi & Nur,2000:20). c. Melakukan Analisis Tugas Analisis tugas ini adalah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan oleh guru. d. Merencanakan Waktu dan Ruang Ada dua hal yang harus diperhatikan oleh guru: Memastikan bahwa waktu yang disediakan sepadan dengan bakat dan kemampuan siswa. Memotivasi siswa agar mereka tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal.

2. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Pengajaran langsung Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola pembelajaran secara umum. Meliputi tahapantahapan sebagai berikut: 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran serta menyiapkan siswa. Langkah ini bertujuan untuk menarik dan memusatkan perhatian siwa, serta memotivasinya. a. Menjelaskan indicator pencapaian hasil belajar. b. Menyiapkan siswa. Mereview hasil belajar yang telah dimiliki siswa yang relevan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari. 2. Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan. Guru melaksanakan presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Kunci keberhasilan kegiatan demonstrasi ialah tingkat kejelasan demostrasi informasi yang dilakukan dan mengikuti pola-pola demonstrasi yang efektif. 3. Menyediakan latihan terbimbing Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung ialah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa

menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru. 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi ini berarti, bahwa jika guru perlu berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan juga benar. Selain itu perlu diadakan Tanya jawab terarah untuk mengetahui sejuh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sedang di ajarkan. 5. Menyediakan latihan mandiri. Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang intensif, dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung Secara umum setiap model pembelajaran mempunyai kelebihankelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lainnya. Namun, selain mempunyai kelebihan-kelebihan pada setiap yang model merupakan pembelajaran juga ditemukan dari model

keterbatasan-keterbatasan

kelemahannya

pembelajaran itu sendiri. Berikut diuraikan kelebihan-kelebihan dan kelemahan Model pembelajaran langsung mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut: 1. Dalam model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa. 2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah sekalipun. 3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. 4. Model pembelajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5. Model pembelajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk

mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta. 6. Model pembelajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil. 7. Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. 8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. 9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik. 10. Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat. 11. Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik. 12. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa.

13. Model pembelajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur. Model pembelajaran langsung mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut: 1) Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat. 2) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula. 3) Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan. 4) Jika terlalu sering menggunakan model pembelajaran langsung akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri. 5) Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengembangan model pembelajaran langsung dilandasi oleh latar belakang teoritik dan empirik tertentu. Diantaranya adalah ide-ide dari bidang analisis sistem, teori pemodelan sosial dan perilaku, serta hasil penelitian tentang keefektifan guru dalam melaksanakan fungsinya. Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu 1) Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa, 2) Mendemonstrasikan Pengetahuan atau Keterampilan, 3) Menyediakan Latihan Terbimbing, 4) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik, 5) Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri. Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati di pihak guru agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan tiap detail keterampilan atau isi didefinisikan secara seksama dan demonstrasi serta jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara seksama. Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model pengajaran langsung memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai hasilnya.

B. Saran Banyak faktor yang mempengaruhi ketercapaian dari tujuan pembelajaran sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru harus memiliki

pengetahuan untuk mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Dengan adanya tuntutan tersebut maka pendidik sebaiknya mencari berbagai

referensi untuk memperdalam pemahaman mengenai pelaksanaan proses pembelajaran guna tercapainya tujuan optimal yang diharapkan. Dalam prakteknya, pendidik harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

You might also like