You are on page 1of 72

Fraktur Montegia Fraktur Galeazzi Fraktur Supracondyler Fraktur Colles Fraktur Smith

Fraktur Montegia adalah fraktur (discontinuitas) pada bagian proksimal ulna dan di sertai dislokasi caput radius (radioulnar joint).

Menurut Bado Fraktur Montegia dapat diklasifikasikan 4 tipe yakni : a. Tipe I Fraktur pada proksimal atau 1/3 tengah dari ulna dengan dislokasi anterior pada caput radius.

b. Tipe II Fraktur pada proksimal atau 1/3 tengah dari ulna dengan dislokasi posterior pada caput radius.

c. Tipe III Fraktur dari metafisis ulna dengan dislokasi lateral dari caput radius.

d. Tipe IV Fraktur pada proximal dan 1/3 tengah dari radius dan ulna dengan dislokasi anterior dari caput radius.

Biasanya penyebabnya adalah jatuh mengenai tangan dimana pada saat benturan tubuh memuntir, daya geraknya dapat dengan kuat mempronasikan lengan bawah. Caput radius dapat berdislokasi ke depan dan sepertiga proximal dari ulna bisa patah dan dapat melengkung ke depan. Kadang-kadang daya penyebabnya adalah hiperekstensi.

Deformitas ulna biasanya jelas tetapi caput radius yang berdislokasi dapat tersembunyi akibat adanya bengkak. Suatu tanda yg berguna adalah nyeri dan nyeri tekan sisi lateral siku disertai terdengar bunyi krepitasi.

Dari hasil foto biasanya didapatkan caput radius yang berdislokasi ke depan, dan terdapat fraktur pada sepertiga bagian atas ulna dengan perlengkungan ke depan. Kadang-kadang dislokasi radius dapat disertai dengan fraktur olecranon. Selain itu kadang-kadang dapat di temukan caput radius berdislokasi ke posterior dan fraktur ulna melengkung ke belakang. Pada kasus fraktur ulna yang terisolasi selalu diperlukan pemeriksaan sinar-X pada siku.

Indikasi untuk pengobatan dari fraktur Montegia didasarkan pada pola spesifik dari fraktur dan umur penderita.

Pada sebagian besar dari : Anak anak :Closed Reduction&Long Arm Cast Dewasa :ORIF

Closed reduction dengan mengunakan sedasi diberikan apabila kejadiannya sudah berlangsung 6-8 jam. Clossed reduction biasanya dilakukan dengan posisi supinasi, tetapi kadang memerlukan traksi dan penekanan langsung dari caput radius. Apabila closed reduction tidak berhasil maka akan segera di lakukan open reduction di kamar operasi. Penundaan reduksi dari caput radius dapat mengakibatkan kerusakan artikular secara permanen, cedera saraf atau keduanya.

Apabila terjadi open fraktur maka akan dilakukan operasi emergensi. Pada bado tipe I,III, dan IV dilakukan posterior long arm cast dengan posisi siku flexi 90 derajat dan supinasi penuh. Pada bado tipe II dilakukan posterior long arm cast dengan posisi siku flexi 70 derajat dan supinasi. Imobilisasi dapat dilakukan selama 6 minggu.

Malunion Malunion ulna tidak terlalu mengakibatkan kelemahan tetapi dapat menyebabkan caput radius tetap berdislokasi dan membatasi flexi siku. Nonunion Ruptur ligament Selama dislokasi caput radius dapat terjadi ruptur ligamen. Ligamen yang biasanya terkena adalah ligamen anulare dan ligamen collateral radial. Radiohumeral ankilosis Radioulnar sinostois

Fraktur sepertiga distal radius dengan dislokasi radioulnar joint distal. Fragmen distal angulasi ke dorsal.

Anteroposterior radiograf ini menunjukkan patah Galeazzi klasik: patah miring atau melintang pendek dari jari-jari dengan dislokasi dari ulna distal. Hasil dislokasi dari gangguan DRUJ (distal radio-ulna joint). Perhatikan ulna distal yang menonjol (ulna varians positif).

Penyebab lazimnya adalah jatuh dengan posisi menumpu pada tangan, dan mungkin disertai daya rotasi.
Fraktur dan dislokasi Galeazzi terjadi akibat trauma langsung pada wrist, khususnya pada aspek dorsolateral atau akibat jatuh dengan outstreched hand dan pronasi forearm.

Fraktur radius pada sepertiga bagian bawah dan sendi radioulnar inferior bersubluksasi atau berdislokasi.

Ujung bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris.

Fraktur melintang atau oblik yang pendek ditemukan pada sepertiga bagian bawah radius, dengan angulasi atau tumpangtindih. Sendi radioulnar inferior bersubluksasi atau berdislokasi.

Konservatif Operatif

Prinsipnya dengan melakukan traksi ke distal dan mengembalikan posisi tangan yang berubah akibat rotasi. Posisi tangan dalam arah benar dilihat letak garis patahnya, 1/3 distal radius pronasi maka posisi seluruh lengan pronasi. Setelah itu dilakukan immobilisasi dengan gips di atas siku

Empat exposure dasar yang direkomendasikan : - Straight ulnar approach untuk fraktur shaft ulna. - Volar antecubital approach untuk fraktur radius proximal. - Dorsolateral approach untuk fraktur shaft radius, mulai dari kapitulum radius sampai 1/3 distal shaft radius. - Palmar approach untuk radius 1/3 distal.

Posisikan pasien terlentang pada meja operasi. Meja hand sangat membantu untuk memudahkan operasi. Torniquet dapat digunakan kecuali bila didapatkan lesi vaskuler. Expose tulang yang mengalami fraktur sesuai empat prinsip diatas. Reposisi fragmen fraktur seoptimal mungkin. Letakkan plate idealnya pada sisi tension yaitu pada permukaan dorsolateral pada radius, dan sisi dorsal pada ulna. Pada 1/3 distal radius plate sebaiknya diletakkan pada sisi volar untuk menghindari tuberkulum lister dan tendon - tendon extensor. Pasanglah drain, luka operasi ditutup lapis demi lapis.

Perawatan luka operasi pada umumnya. Drain dilepas 24-48 jam post operatif atau sesuai dengan produksinya. Elevasi lengan 10 cm di atas jantung. Mulai latihan ROM aktif dan pasif dari jari-jari, pergelangan tangan, siku sesegera mungkin setelah operasi.

Fisioterapi aktif ROM tangan, pergelangan dan siku. Buat x-ray kontrol 6 minggu dan 3 bulan sesudahnya. Penyembuhan biasanya setelah 16-24 minggu, selama itu hindari olahraga kontak dan mengangkat beban lebih dari 2 kilogram.

Tingkat komplikasi secara keseluruhan dalam pengobatan fraktur Galeazzi sekitar 40%. Komplikasi meliputi: Nonunion Malunion Cross union Kompartemen sindrom Atropi sudeck Trauma N. Medianus Refracture Ruptur tendo extensor sendi pergelangan tangan, pronasi, supinasi, fleksi palmar, pergerakan serta ekstensi

Kejadian fraktur supracondylus biasanya terjadi pada tulang yang imatur dan biasanya ditemukan pada dekade awal kehidupan. Fraktur supracondylus biasanya seing didapatkan pada anak-anak dimana fragmen distal dapat bergeser ke posterior atau ke anterior. Ada 2 tipe fraktur supracondylus yakni : extension type (terbanyak,96%) : fragmen distal displacement ke posterior. flexion type (4%) : fragmen distal displacement ke anterior.

Biasanya terjadi akibat jatuh dengan posisi tangan terentang dengan siku hiperekstensi sehingga dapat menyebabkan fraktur supracondylar tipe ekstensi. Cederanya terjadi akibat dari hiperekstensi atau fleksi. Apabila jatuh dengan posisi olecranon dan siku flexi dapat menyebabkan fraktur supracondylar tipe flexi.

Klasifikasi fraktur supracondylus menurut Gartland dibagi menjadi : Type I Adalah nondisplaced. Fraktur hanya ditemukan garis patahan dari hasil pemeriksaan sinar-x. Type II Adalah didapatkan angulasi. Angulasi didapatkan dari pemeriksaan foto posisi lateral. Normalnya capitulum angulasi ke anterior sebesar 30 derajat. Type III Adalah completely displaced dimana hubungan antara kedua fragmen distal humerus terlepas. Pada tipe ini sering didapatkan pergeseran ke arah posteromedial.

Setelah jatuh, anak merasa nyeri dan siku bengkak, dan didapatkan deformitas-S pada siku dengan jelas. Kalau gerakan siku atau bahu dipaksakan sebelum konsolidasi, humerus dapat mengalami fraktur lagi. Kekakuan sendi dapat diminimalkan dengan aktifitas lebih awal.

Dengan sinar x didapatkan : Fraktur terlihat paling jelas pada pemeriksaan foto elbow lateral. Pada fraktur yang bergeser ke posterior maka pada fotonya ditemukan garis fraktur berjalan secara oblik ke bawah dan ke depan dan fragmen distal bergeser ke belakang dan miring ke belakang. Pada fraktur yang bergeser ke anterior maka pada fotonya ditemukan garis fraktur bersifat oblik dan lebih rendah di posterior, fragmen miring ke depan.

Skin Traksi : Karena risiko kompresi vaskular Skeletal Traksi : - Pin harus dimasukkan dalam keadaan steril. - Pin dimasukkan dari samping medial dan 2,5cm dari distal olecranon. - Pemasukkan pin dengan keadaan siku flexi untuk menghidari cedera saraf. - Penggunaan skeletal traksi pada fraktur ini biasanya lebih baik daripada skin traksi. Closed Reduction dan Cast

Pada fraktur supracondylus tipe 1 dilakukan immobilisasi pada siku dengan sudut 90 derajat dan light-weight splint atau cast dan tangan dibantu dengan sling. Setelah pemasangan selama 5-7 hari pasien diperiksa apakah ada pergeseran atau tidak. Pemasangan cast atau splint dipertahankan selama 3 minggu.

Pada fraktur dengan angulasi ke posterior dilakukan step-wise manover. Splint pertahankan selama 3 minggu. Setelah itu diperbolehkan melakukan fleksi siku aktif tetapi lengan tetap disangga dan ekstensi dihindari selama 3 minggu lagi.
Pada fraktur supracondylus tipe III dilakukan pemasangan wires kirschner.

A.Dini - Lesi pembuluh darah dan cedera saraf. - Akibat dari fraktur supracondylus dapat menyebabkan cerdera arteri brakialis dan cedera saraf medianus. B.Kronis Miositis osifikans, kekakuan sendi, malunion, dan cubitus varus.

Fraktur metafisis distal radius, biasanya terjadi pada 3 4 cm dari facies artikularis dengan angulasi volar dari apex fraktur (dinner fork deformity), pergeseran ke dorsal dari fragmen distal dengan diikuti pemendekan (shortening) radial. Keadaan ini dapat atau tidak disertai fraktur styloideus ulnae. Nama lain : Dinner fork Deformity.

Fraktur Colles terjadi pada penderita dengan riwayat jatuh dengan tangan terentang. Trauma yang terjadi merupakan trauma langsung yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah volar yang menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu terbalik.

Klinis : penonjolan pada punggung pergelangan tangan (ke arah dorsal) dan depresi di depan. Radiologis : didapatkan suatu fraktur transversal pada tulang radius kurang dari 2,5 cm dari pergelangan tangan, dan sering disertai patahnya processus styloideus ulnae.

1. Perubahan bentuk atau sudut lengan bawah tepat di atas pergelangan tangan. 2. Ketidakmampuan untuk menahan atau mengangkat benda berat. 3. Nyeri pada pergelangan tangan. 4. Pembengkakan tepat di atas pergelangan tangan.

Klasifikasi Frykman Didasarkan pada keterlibatan artikulatio radiokarpal dan atau radioulnar serta ada tidaknya fraktur styloideus ulnae.

Klasifikasi Fraktur Colles menurut Frykman


TIPE I II III Fraktur radius ekstra artikuler Fraktur radius ekstra artikuler dengan fraktur ulna Fraktur radius intra artikuler melibatkan sendi radiokarpal URAIAN

IV
V

Fraktur radius intra artikuler melibatkan sendi radiokarpal disertai fraktur ulna distal
Fraktur radius intra artikuler melibatkan sendi radioulnaris distal

VI

Fraktur radius intra artikuler melibatkan sendi radioulnaris distal disertai fraktur ulna
distal

VII
VIII

Fraktur radius intra artikuler melibatkan sendi radiokarpal dan radio ulnaris distal.
Fraktur sendi radiokarpal dan radioulnaris distal disertai fragmen ulnaris

Lidstrom cit Roysam (1993), berdasarkan gambaran radiologis membagi fraktur Colles ke dalam empat tingkatan derajat keparahan pergeseran fragmen fraktur (derajat anatomis) dan kualitas reduksi, yaitu derajat I, II, III, dan IV sesuai beratnya deformitas meliputi angulasi ke dorsal dan pemendekan (shortening) tulang radius.

Derajat Keparahan Fraktur Colles menurut Lidstrom

Derajat

Deformitas

Tidak ada atau tidak bermakna. Angulasi dorsal < 00 atau shortening
< 3 mm

II III IV

Ringan. Angulasi dorsal 1 100 dan / atau shortening 3 6 mm Sedang. Angulasi dorsal 11 - 140 dan / atau shortening 7 - 11 mm Berat. Angulasi dorsal > 150 atau shortening > 11 mm

Konservatif Operatif

1.

2.

Bila tidak terjadi pergeseran : Reposisi tertutup diimmobilisasi dengan pemasangan gips bawah siku. Bila terjadi pergeseran : Reposisi tertutup dengan anesthesi lokal, regional, umum diimmobolisasi dengan gips bawah siku dengan posisi fragmen distal fleksi dan pronasi. Pada hari berikutnya anggota gerak atas elevasi dan jari jari sesegera mungkin melakukan latihan. Seminggu kemudian dilakukan pemotretan dengan sinar x kontrol untuk menilai apakah terjadi redisplacement. Gips dapat dilepas setelah 5-6 minggu.

Indikasi : 1. Bila fraktur pada daerah intraartikular dari radius distal. 2. Bila terjadi kerusakan hebat dari fragmen tulang (fraktur communitif yang sifatnya tidak stabil). Teknik operasi dapat dilakukan dengan memasang percutaneous pinning, K-wire, external fixation, ORIF (Open Reduction Internal Fixation).

Dini : Algodystrophy Kronis : 1. Neuropathy persisten dari N. Medianus, N. Ulnaris, dan N. Radialis. 2. Arthrosis radiocarpal dan radioulanar. 3. Malposition - malunion. 4. Ruptur tendon. 5. Unrecognized associated injuries. 6. Volkmanns ischaemia. 7. Finger stiffness. 8. Carpal tunnel syndrome. 9. Shoulder - hand syndrome.

Fraktur Smith adalah fraktur dari radius bagian distal yang lokasinya - 1 inch dari ujung distal radius dengan pergeseran fragmen distal ke depan (volar) dan ke atas disertai pergeseran ulna bagian distal ke belakang (dorsal). Nama lain fraktur Smith adalah Wrist Fracture, Broken Wrist, Flexion Fracture of The Radius.

Thomas (1957), mencoba membagi fraktur Smith ini menjadi 3 tipe : I. Fraktur Smith yang comminutive dan oblique. II. Fraktur Barton, yang disebut anterior fraktur tipe flexi marginal dengan dislokasi pergelangan tangan. III. Fraktur transversal yang disebut juga fraktur radius bagian distal yang tidak dengan tipe flexi kominutif.

Cedera ini paling sering ditemukan setelah seseorang jatuh dengan menumpu pada bagian belakang tangannya.

Gejala dari Fraktur Smith antara lain : 1. Perubahan bentuk atau sudut lengan bawah tepat di atas pergelangan tangan. 2. Ketidakmampuan untuk menahan atau mengangkat benda berat. 3. Nyeri pada pergelangan tangan. 4. Pembengkakan tepat di atas pergelangan tangan.

Konservatif Operatif

1. Mills (1957), telah menganjurkan cara manipulasi dari fraktur Smith dengan mengembalikan arah persendian seperti semula. Mills dan Thomas menyarankan cara mengunci fragmen pada tempatnya dengan posisi supinasi penuh. Immobilisasi dengan sirkuler gips di atas siku selama 5 6 minggu.

Plewer (1962), menganjurkan untuk mobilisasi setelah gips dibuka supaya cepat, sebab kalau kurang aktif akan mengakibatkan pergerakan pronasi yang terbatas dan terjadi kekakuan sendi tangan dan siku.

De Palma menganjurkan sebagai berikut Type I : Fraktur Smith dengan comminutive yang oblique dilakukan reduksi dengan traksi, manipulasi dan transfiksasi dengan pin.

Type II : Fraktur Barton atau disebut pula fraktur marginal anterior tipe fleksi. Di sini dilakukan reduksi dengan traksi dan manipulasi dengan anestesia umum. Penderita tidur telentang dan posisi siku tegak lurus, lengan bawah pada posisi pertengahan (mid position). Dilakukan traksi dengan alat Weinberg pada jari jari di atas siku yang diikatkan ke bawah meja. Selama traksi, dengan dua tangan diletakkan pada pergelangan tangan, lalu pergelangan tangan diletakkan dalam posisi dorsofleksi ringan dan lengan bawah dalam mid position, kemudian dipasang circuler gips dari bawah siku sampai tangan setinggi persendian metacarpo phalangeal. Sesudah itu alat traksi dilepas. Kontrol foto AP dan Lateral untuk melihat kedudukan tulang tersebut.

Type III : Fraktur Smith yang non comminutive, tipe fleksi. Di sini juga dilakukan reduksi dengan traksi dan manipulasi dengan anestesi umum dan lengan bawah posisi supinasi. Penderita tidur terlentang dan posisi siku tegak lurus lalu dilakukan traksi dengan alat Weinberg pada jari jari di atas siku yang diikatkan di bawah meja. Dengan dua tangan dimana jari jari II V diletakkan pada fragmen proksimal sebelah dorsal dan dua ibu jari menekan ke atas dan ke belakang pada fragmen yang distal sampai pergelangan tangan dalam posisi dorsofleksi dan deviasi ke arah ulnar. Lalu dipasang sirkuler gips dari bawah siku ke distal sampai setinggi persendian metacarpo phalangeal dan kemudian alat traksi dilepas. Sesudah reposisi dilakukan kontrol foto, bila kedudukan jelek, reposisi lagi.

Cauchoix, Dupare dan Potel (1960), menganjurkan pengobatan fraktur Smith dengan fiksasi dalam (internal fixation) dengan memakai plat kecil berbentuk T (Ellis Plate) dimana dua sekrup dipasang pada fragmen proximal sedangkan fragmen distal ditahan dengan kuat tanpa memakai sekrup.

Keuntungan : Hasilnya cukup memuaskan.

Sesudah operasi pergerakan dapat dilakukan dengan segera tanpa terjadi redisplacement dari fragmen yang mengalami fraktur. Di antara ke-3 tipe dari fraktur Smith, tipe Barton adalah yang paling memuaskan pada pengobatan dengan cara operasi ini, juga pada tipe yang lain cukup memuaskan.

1.

2.
3.

4.
5.

Kerusakan jaringan lunak : Yang penting di sini adalah kerusakan N.Medianus karena tekanan dari fragmen radius yang fraktur. Malunion : karena reposisi dan immobilisasi yang kurang baik. Non union. Osteoarthritis. Gangguan pronasi dan supinasi.

You might also like