You are on page 1of 4

Hydrophilic Ointment Pemerian 1.

Methylparaben ( Methylis Parabenum) Pemerian : serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih 2. Propylparaben (Propilys Parabenum) C10H12O3 Pemerian : Serbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa Kelarutan : sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol 95% P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida 3. Stearyl Alcohol (Stearylalcoholum) Pemerian : butiran atau potongan, licin, putih; bau khas lemah; rasa tawar Kelarutan : Sukar larut dalam etanol 95% P dan dalam eter P

Aturan umum pembuatan salep : Zat yang dapat larut dalam dasar salep dilarutkan bila perlu dengan pemanasan rendah. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep lebih dulu diserbuk dan diayak dengan derajat ayakan no. 100. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep yang lain. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, campuran tersebut harus diaduk sampai dingin. Salep harus homogen dan ditentukan dengan cara salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok yang kemudian akan menunjukkan susunan yang homogen. 1. Zat yang dapat larut dalam dasar salep. Camphora, mentholum, phenolum, thymolum, dan guayacolum lebih mudah dihaluskan dengan cara digerus dalam mortar dengan minyak lemak. Bila zat-zat

tersebut dicampurkan bersama-sama ke dalam salep, lebih mudah dicampur dan digerus dahulu agar meleleh lalu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit. Contoh resep :

R/ Camphorae Vaselin flav. S.ungt.Camphoratum

1 9

2. Zat yang mudah larut dalam air Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep yang dapat menyerap air. Setelah seluruh obat dalam air terserap, lalu ditambahkan bagian-bagian lain dari dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen. Contoh resep : R/ untuk melarutkan KI Kalii Iodid Lanolin Ungt.Simplex.ad m.d.s.ad us.ext. keterangan : Lanolin digunakan 3 16 30

3. Zat yang kurang larut atau tidak larut dalam dasar salep Zat-zat ini dihaluskan dulu dengan derajat halus serbuk pengayak no. 100. Setelah itu serbuk dicampur baik-baik dengan sama berat masa salep, atau dengan salah satu bahan dasar salep. Bila perlu bahan dasar salep tersebut dilelehkan dahulu, setelah itu sisa-sisa bahan-bahan yang lain ditambahkan sedikit demi sedikit sambil digerus dan diaduk hingga homogen. Pembuatan salep dengan asam borat tidak diizinkan dibuat dengan pemanasan. Contoh resep : R/ Zinci Vaselini albi m.d.s.ad us.ext.

Oxydi 9

Ayak ZnO dengan pengayak no. 100 dan ditimbang serbuk yang telah diayak tersebut 1 gram. Panaskan mortar dan stamfer dengan menuangkan air panas. Masukkan kurang lebih 1 gram Vaselin dalam mortar panas, diaduk dan digerus sampai homogeny.

Metode Pembuatan Salep Dalam Skala Lab dan Industri Pembuatan Salep Dalam pembuatan salep dibuat dengan dua metode umum, yaitu : 1. Metode pencampuran Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur dengan segala cara sampai sediaan yang homogen. 2. Metode peleburan Pada metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan melebur bersama-sama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada cairan yang sedang mengental setelah didinginkan. Bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir bila temperatur dari campuran 13 telah cukup rendah tidak menyebabkan penguraian atau penguapan dari komponen (Ansel, 1986). Peralatan yang dibutuhkan untuk pembuatan sediaan semi padat untuk skala kecil (laboratorium) maupun untuk skala besar (industri) pada prinsipnya sama. Perbedaannya hanya pada kapasitas alatnya, pada skala laboratorium kapasitas peralatannya lebih kecil. Dalam praktek yang lebih sederhana, pembuatan sediaan semipadat dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang umum terdapat di laboratorium seperti beaker glass, mortir, steamper, spatula, sumber panas, penangas air, cawan porselin, dan hand homogenizers.Dalam skala yang lebih besar atau skala industri, dapat menggunakan stirrers, agitators, heating kettles, homogenizers, electric mortar and pestle dan colloid mills. Secara umum, peralatan yang umumnya dibutuhkan dalam produksi sediaan semipadat dapat dibagi menjadi 3 macam: 1. Peralatan untuk memperkecil ukuran partikel 2. Peralatan untuk pencampuran 3. Peralatan untuk pengemasan Pengecilan ukuran partikel dibutuhkan untuk meningkatkan kelarutan, meningkatkan homogenitas dan memudahkan dalam pencampuran serta kenyamanan dalam penggunaan.Mekanisme pengecilan ukuran partikel dapat dilakukan dengan cara : 1. Impact : pengecilan ukuran partikel akibat tenaga tumbukan yang tiba-tiba yang tegak lurus pada permukaan partikel/aglomerat

2. Attrition : pengecilan ukuran partikel dengan mengaplikasikan tenaga parallel pada permukaa partikel. 3. Compression : pengecilan ukuran partikel dengan mengaplikasikan tenaga secara perlahan (lebih kecil dibandingkan impact) pada permukaan partikel (pada bagian pusat dari partikel) 4. Cutting: pengecilan ukuran partikel dengan mengaplikasikan pembagian/sharing partikel (memotong partikel)Penggunaan peralatan dalam pencampuran emulsi akan memberikan pengaruh terhadap stabilitasnya.

You might also like